Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Perusahaan Dengan Rasio Keuangan Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya memiliki tujuan yang sama
dalam menjaga kelangsungan hidup usahanya, yakni memperoleh laba. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan modal kerja untuk
melaksanakan kebutuhan investasi dan kegiatan operasional perusahaan seharihari.Dari kegiatan operasional tersebut diharapkan perusahaan mendapatkan
pemasukan kembali dalam jangka waktu pendek melalalui penjualan ataupun
hasil produksinya. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengoptimalkan dan
memanfaatkan potensi yang dimilikinya terutama yang berkaitan dengan modal
kerja.
Dalam praktiknya secara umum, modal kerja perusahaan dibagi dalam dua
jenis, yaitu modal kerja kotor dan modal kerja bersih. Modal kerja kotor adalah
semua komponen yang ada di aset lancar secara keseluruhan dan sering disebut
modal kerja.Artinya mulai dari kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan,
dan asetlancar lainnya. Nilai total komponen asetlancar tersebut menjadi jumlah
modal kerja yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja bersih
merupakan seluruh komponen asetlancar yang dikurangi dengan seluruh total
kewajiban lancar (utang jangka pendek). Utang lancar meliputi utang dagang,
utang wesel, utang bank jangka pendek (satu tahun), utang gaji, utang pajak, dan


Universitas Sumatera Utara

utang lancar lainnya (Kasmir, 2009:252). Modal kerja juga dapat didefenisikan
sebagai jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai
dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut (Djarwanto, 2004:88).
Untuk dapat mencabai laba ataupun keuntungan yang maksimal adalah
dengan menggunakan modal kerja secara efisien. Oleh karena itu manajemen
modal kerja yang efisien sangat diperlukan dalam perusahaan sebagai syarat
pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Kekurangan modal kerja akan
membuat perusahaan kehilangan pendapatan dan keuntungannya karena tidak
dapat meneruskan produksi dan penjualannya. Perusahaan juga akan dihadapkan
pada kesulitannya dalam membayar kewajiban lancarnya (utang jangka pendek)
tepat pada waktunya dan akan mengalami masalah likuiditas. Keadaan tersebut
dapat mengakibatkan kegagalan pada perusahaan tersebut. Keadaan buruk yang
sama juga akan terjadi jika perusahaan mengalami kelebihan modal kerja karena
hal ini menunjukkan adanya dana yang tidak produktif sehingga mengurangi
kesempatan perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal.
Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam
komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi

kas.Periode perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan
modal kerja tersebut.Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat
perputaran modal kerjanya dan dalam hal ini perusahaan dapat dikatakan efisien
dalam penggunaan modal kerjanya.

Universitas Sumatera Utara

Analisa terhadap sumber dan pengelolaan modal kerja dalam perusahaan
merupakan hal sangat penting. Dengan menganalisa efisensi penggunaan modal
kerja dapat diketahui bagaimana kebijakan yang ditempuh perusahaan dalam
mengoperasikan modal kerjanya. Untuk menganalisa efisiensi penggunaan modal
kerja diperlukan laporan keuangan.Laporan keuangan yang erat kaitannya dengan
analisa ini diantaranya adalah neraca dan laporan laba rugi. Di dalam neraca
terdapat aset yang mencerminkan hasil keputusan investasi dan pasiva mengenai
hasil keputusan pendanaan, sedangkan dari perhitungan laba rugi dapat dilihat
sejauh mana efektivitas penggunaan aset untuk mendukung penjualan dan
seberapa efisien laba yang diperoleh dapat dipergunakan untuk memberi imbalan
kepada para pemilik dana dan sebagai sumber dana untuk investasi.
Salah satu cara untuk untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja
adalah dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Salah satu

model analisis yang lazim digunakan adalah analisis rasio. Rasio keuangan
digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan
(Kasmir:2009). Adapun rasio keuangan yang berkaitan dengan penggunaan modal
kerja diantaranya adalah rasio likuiditas dan rasio aktivitas.
Rasio likuiditas merupakan

rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Rasio likuiditas atau sering
juga disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa likuidnya suatu perusahaan (Kasmir, 2009:110).
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan

Universitas Sumatera Utara

piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari (Kasmir, 2009:114).
Dalam penelitian ini, peneliti mencari beberapa referensi dari beberapa
penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya.Jurnal yang ditulis oleh

Nunuk Herawati dan Nika Aprilia Sahanti (2009) dengan judul ”Analisis Efisiensi
Penggunaan Modal kerja Perusahaan Dengan Rasio Keuangan Pada PT. Gudang
Garam, Tbk Tahun 2005-2009” menunjukkan bahwa dilihat dari rasio
aktivitasnya, PT. Gudang Garam, Tbk menunjukkan kondisi perputaran modal
kerja yang buruk, untuk itu perusahaan perlu lebih meningkatkan penjualan dan
menekan biaya-biaya yang akan digunakan. Sementara diukur dari rasio
likuiditasnya, penggunaan modal kerja pada perusahaan ini sebagian besar belum
dapat dikatakan efisien. Perusahaan harus meningkatkan lagi nilai current ratio
dan quick ratio dengan memperbesar aset lancar dan mengurangi investasi dalam
persediaan.
Devina Jovita Rumui (2011) meneliti dengan judul “Analisis Perbandingan
Modal Kerja sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Dana
antara PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT Mayora Indah, Tbk”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa dilihat dari rasio likuiditas, PT Mayora Indah,
Tbk memiliki kemampuan lebih besar daripada PT Indofood Sukses Makmur
dalam memenuhi kewajiban lancarnya.Sementara dilihat dari rasio aktivitasnya,
PT Mayora Indah, Tbk memiliki efisiensi dalam penggunaan modal kerjanya.
Tofiah (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Efisiensi
Penggunaan Modal Kerja Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Pada


Universitas Sumatera Utara

PT. Kalbe Farma Tbk”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis
modal kerja dilihat dari rasio likuiditas maupun rasio aktivitas, menunjukkan
bahwa perusahaan PT Kalbe Farma, Tbk mengalami likuiditas yang baik.
Sedangkan pada rasio aktivitasnya dalam keadaan kurang baik.
Penelitian yang dilakukan Ema Nurhidaya (2012) dengan judul “Analisis
Efisiensi Modal Kerja Untuk Meningkatkan Profitabilitas(Studi kasus Pada
Distributor Pupuk Sugih Waras di Ponorogo)”.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perputaran modal kerja UD.Sugih Waras Ponorogo dapat dikatakan efisien
meskipun dari segi perputaran persediaan tidak efisien, tetapi pada perputaran
modal kerja sudah efisien sehingga perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas.
Sutini (2012) meneliti dengan judul “Analisis Efisiensi Penggunaan Modal
Kerja Dalam Usaha Meningkatkan Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Unit
Desa (KUD) Pandan Wangi Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyer
Tahun 2006-2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja
pada KUD Pandan Wangi belum efisien dilihat dari rasio aktivitas, rasio
likuiditas, maupun rasio solvabilitasnya. Rasio rentabilitas menunjukkan KUD
tidak efisien dalam menghasilkan laba.
PTPN III (Persero) Medan adalah salah satu dari 14 BUMN Perkebunan

yang bergerak dalam bidang perkebunan, pengolahan,dan pemasaran hasil
perkebunan. Perusahaan memiliki11 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah
sebesar555 ton tandan buah segar per jam dan 8 pabrik karetdengan kapasitas olah
sebesar 200 ton karet keringper hari. Produk utama Perusahaan, antara lain:
Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel), dan Karet. Kegiatan

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan antara lain mencakup budidayadan pengolahan tanaman kelapa sawit
dan karet.
PTPN III sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)atau Non Listed
mempunyai modal dasar perseroan yang diinvestasikan oleh pemerintah yang
digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan.
Kinerja keuangan atas kebijakan modal kerja PTPN III (Persero) Medan
dapat diketahui dengan melakukan analisis rasio keuangan. Untuk itulah peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Efisiensi Penggunaan
Modal Kerja Perusahaan Dengan Rasio Keuangan Pada PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1.

Bagaimana efisiensi penggunaan modal kerja pada PTPN III (Persero)
Medan dilihat dari rasio likuiditasnya?

2.

Bagaimana efisiensi penggunaan modal kerja pada PTPN III (Persero)
Medan dilihat dari rasio aktivitasnya?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja pada PTPN III (Persero)
Medan dilihat dari rasio likuiditasnya.

Universitas Sumatera Utara


2.

Untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja pada PTPN III (Persero)
Medan dilihat dari rasio aktivitasnya.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ataupun masukan
untuk kebijakan-kebijakan perusahaan khususnya mengenai efisiensi
penggunaan modal kerja perusahaan.

2.

Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi serta
menjadi referensi sebagai bahan tambahan untuk melakukan penelitian

serupa di masa yang akan datang.

3.

Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan wawasan
berfikir khususnya dalam bidang keuangan khususnya mengenai efisiensi
penggunaan modal kerja perusahaan.

Universitas Sumatera Utara