Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data

35 3. Tingkat Kesukaran Sudijono 2008 menyatakan bahwa suatu tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Perhitungan tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut Keterangan: TK : tingkat kesukaran suatu butir soal J T : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh I T : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran sebagai berikut : Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Nilai Interpretasi 0,00 ≤ TK 0,30 Sangat sukar 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang 0,70 TK ≤ 1,00 Sangat mudah Sudijono 2008 Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir tes yang memiliki tingkat kesukaran sedang yaitu 5 soal sedang, 1 soal sangat sukar, 7 soal sangat mudah. Data hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran A.7. 4. Daya Pembeda Untuk menghitung daya pembeda data terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Dari 36 siswa diambil 18 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas 36 dan 18 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah. Kamo To dalam Noer 2010 mengungkapkan menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus: Keterangan: DP : Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu JA : Rata-rata kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : Rata-rata kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : Skor maksimum butir soal yang diolah Penafsiran interpretasi nilai daya pembeda butir tes digunakan kriteria menurut Sudijono 2008 dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi Negatif ≤ DP ≤ 0,10 Sangat Buruk 0,10 DP ≤ 0,19 Buruk 0,20 DP ≤ 0,29 Agak Baik, Perlu direvisi 0,30 DP ≤ 0,49 Baik DP ≥ 0,50 Sangat Baik Kriteria daya pembeda yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir tes memiliki daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,3. Berdasarkan perhitungan hasil uji coba diperoleh hasil daya pembeda yang disajikan dalam Tabel 3.4.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Accelerated Learning terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

3 26 0

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PQ4R UNTUK MENANAMKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

0 6 64

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 2 TAKENGON.

0 1 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 2 TAKENGON.

1 2 38

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MTSN TANJUNG PURA.

0 6 36

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP.

0 5 52

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA BERBANTUAN GEOBOARD.

0 3 34

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PENDEKATAN REALISTIK DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI SMP NEGERI 5 MEDAN.

2 11 47

PENGARUH BAHAN AJAR MATEMATIKA BERKARAKTER PADA MATERI LIMAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN DISPOSISI SISWA SMP.

0 0 39

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP | Karya Tulis Ilmiah

0 0 11