Dari segi pendidikan yang telah ditempuh oleh para buruh pabrik ini baik buruh laki-laki maupun buruh perempuan, apakah dapat mempengaruhi jenis
pekerjaan yang dapat dilakukannya atau penempatan buruh tergantung dari pihak pabrik akan diposisikan pada bagian apa. Skill atau keahlian yang dimiliki
seorang buruh, apakah dapat mempengaruhi jumlah upah yang diperoleh. Buruh Pabrik Teh “2 tang” yang sebagian besar perempuan ini apakah
sebagian besar masih berstatus lajang atau sudah berumah tangga. Apabila buruh perempuan tersebut sudah berkeluarga, dapatkah buruh perempuan membagi
waktunya dalam pekerjaannya sebagai buruh di Pabrik Teh “2 Tang” dengan kewajibannya di dalam berumah tangga sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-
anaknya. Dari uraian tersebut di atas mengenai tingkat pendidikan yang ditempuh,
jenis pekerjaan yang dilakukan, pembagian jam kerja, upah atau penghasilan yang diterima, dan beban keluarga yang dimilki buruh pabrik tersebut, timbul keinginan
penulis untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Profil Buruh Pabrik Teh “2 Tang” di Slawi, Kabupaten Tegal Studi Tentang Perspektif Gender
Pada Buruh Perempuan”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1.2.1. Bagaimana profil buruh laki-laki dan perempuan dilihat dari tingkat
pendidikan, pembagian jam kerja, upah, beban keluarga dan jenis pekerjaan yang dilakukan di Pabrik Teh “2 Tang”, Slawi?
1.2.2. Apa sajakah yang menjadi faktor pendorong dan penghambat buruh perempuan dalam bekerja di Pabrik Teh “2 Tang”, Slawi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang timbul dari uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.3.1. Mengetahui profil buruh laki-laki dan perempuan dilihat dari tingkat pendidikan, pembagian jam kerja, upah, beban keluarga dan jenis
pekerjaan yang dilakukan di Pabrik Teh “2 Tang”, Slawi. 1.3.2. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat buruh perempuan bekerja di
Pabrik Teh “2 Tang”, Slawi.
1. 4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memiliki kepentingan dengan masalah yang diteliti, yaitu :
1.4.1. Bagi buruh perempuan sebagai masukan untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi buruh perempuan. Disamping itu juga untuk menghilangkan diskrimisasi yang masih sering dialami oleh buruh
perempuan yang bekerja di perusahaan. 1.4.2.
Bagi Pabrik Teh “2 Tang” memberi sumbangan teoretis berupa tambahan khasanah keilmuan, utamanya tentang kesetaraan gender dalam pembagian
kerja. Skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menetapkan kebijaksanaan untuk memecahkan masalah diskriminasi pada buruh perempuan terutama di tempat penelitian.
1.4.3. Bagi peneliti sebagai sarana menimba pengalaman dalam menganalisa
fakta dilapangan dan menerapkan konsep-konsep dan teori-teori yang relevan, khususnya yang berkaitan dengan kesetaraan gender dan
diskriminasi terhadap perempuan.
1.5. Penegasan Istilah
1.5.1. Pengertian Profil
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, terdapat pengertian atau definisi dari kata “profil” yaitu:
1 Pandangan dari samping tt wajah orang; nomina
2 Lukisan gambar orang dr samping; sketsa biografis; nomina
3 Grafik atau ikhtisar yg memberikan fakta tentang hal-hal khusus nomina
dalam http:www.kamusbesar.com31198profil. Profil yang diteliti disini meliputi tingkat pendidikan, upah, pembagian
jam kerja, jenis pekerjaan dan beban keluarga yang harus di tanggung oleh buruh Pabrik Teh “2 Tang”.
1.5.2. Buruh
Pengertian buruh pada saat ini di mata masyarakat awam sama saja dengan pekerja, atau tenaga kerja. Padahal dalam konteks sifat dasar pengertian
dan terminologi diatas sangat jauh berbeda. Secara teori, dalam kontek kepentingan, di dalam suatu perusahaan terdapat 2 dua kelompok yaitu
kelompok pemilik modal owner dan kelompok buruh, yaitu orang-orang yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam
proses produksi. Dalam teori Karl Marx tentang nilai lebih, disebutkan bahwa kelompok
yang memiliki dan menikmati nilai lebih disebut sebagai majikan dan kelompok yang terlibat dalam proses penciptaan nilai lebih itu disebut Buruh. Dari segi
kepemilikan kapital dan aset-aset produksi, dapat kita tarik benang merah, bahwa buruh tidak terlibat sedikitpun dalam kepemilian aset, sedangkan majikan adalah
yang mempunyai kepemilikan aset. Dengan demikian seorang manajer atau direktur disebuah perusahaan sebetulnya adalah buruh walaupun mereka
mempunyai embel-embel gelar keprofesionalan. Buruh berbeda dengan pekerja, pengertian pekerja lebih menunjuk pada
proses dan bersifat mandiri. Bisa saja pekerja itu bekerja untuk dirinya dan menggaji dirinya sendiri pula. Contoh pekerja ini antara lain petani, nelayan,
dokter yang dalam prosesnya pekerja memperoleh nilai tambah dari proses penciptaan nilai tambah yang mereka buat sendiri. Istilah tenaga kerja
dipopulerkan oleh pemerintah orde baru, untuk mengganti kata buruh yang mereka anggap kekiri-kirian dan radikal.
Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang bisa atau tidaknya seseorang yang bukan pekerjaburuh untuk menjadi anggota atau pemimpin
Serikat PekerjaBuruh maka harus dilihat batasan istilah pekerjaburuh atau Serikat PekerjaBuruh dalam peraturan perundang-undangan negara kita.
Batasan istilah buruhpekerja diatur secara jelas dalam Pasal 1 angka 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi:
” Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat ”.
Mengenai pekerjaburuh perempuan diatur dalam Pasal 76 Undang- Undang No. 13 Tahun 2003, sebagai berikut:
1 Pekerjaburuh perempuan yang berumur kurang dari 18 delapan belas tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d. 07.00.
2 Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s.d07.00. 3 Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan antara pukul 23.00 s.d. 07.00
wajib: a. Memberikan makanan dan minuman bergizi;
b. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja. 4 Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi buruh perempuan
yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 s.d pukul 05.00. 5 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan ayat 4 diatur dengan
keputusan menteri. Buruh dalam penelitian ini lebih di khususkan pada buruh yang bekerja di
Pabrik Teh “2 Tang” di Kabupaten Tegal, baik buruh laki-laki maupun buruh perempuan yang nantinya akan di analisis dari segi gendernya.
1.5.3. Perspektif Gender
Pengertian gender perlu dibedakan dari seks. Seks mengandung arti perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dengan perempuan sebagai makhluk yang
secara kodrat memiliki fungsi-fungsi organisme yang berbeda. Laki-laki memiliki jakun, bersuara berat, sperma dan penis yang berfungsi sebagai alat reproduksi.
Perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran-saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki alat vagina, mempunyai alat menyusui,
dan sebagainya alat-alat biologis tersebut tidak dapat di pertukarkan. Perbedaan gender sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak
melahirkan berbagai ketidakadilan gender Gender Ineguratics. Namun yang menjadi persoalan adalah ternyata perbedaan gender telah melahirkan
ketidakadilan bagi laki-laki dan terutama bagi perempuan Fakih, 2000: 12. Perspektif gender dalam penelitian ini memfokuskan pada profil
perempuan yang bekerja sebagai buruh di Pabrik Teh “2 Tang” yang nantinya akan dibandingkan juga dengan profil buruh laki-lakinya. Aspek yang diteliti
meliputi jenis pekerjaan, upah, pembagian jam kerja, tingkat pendidikan, dan juga beban keluarga yang ditanggung.
10
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu