Regenerasi Katalis Lokasi Penelitian

dalam reaksi katalitik. Pengotoran kokas pada katalis sistem logam pengemban dapat mengakibatkan: 1 pembelokan jalan masuk reaktan ke situs aktif katalis, 2 penutupan total pada komponen logam aktif sehingga keseluruhan komponen logam terdeaktivasi, dan 3 penyumbatan mikropori dan mesopori katalis sehingga jalan masuk reaktan ke pori terhalangi Bartholomew, 2001. Beberapa fenomena deaktivasi katalis tersebut akan mengakibatkan penurunan stabilitas, selektivitas, dan aktivitas katalis. Guichard et al. 2009 melakukan penelitian tentang pengaruh deaktivasi, aktivasi, dan regenerasi katalis NiCoMoPAl 2 O 3 . Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab utama katalis Co-Mo-PAl 2 O 3 terdeaktivasi adalah pembentukan kokas coke, sedangkan deaktivasi katalis Ni-Mo-PAl 2 O 3 disebabkan oleh segregasi promotor.

2.8 Regenerasi Katalis

Kemampuan untuk meregenerasi katalis tergantung pada kapasitas katalis tersebut untuk diaktivasi kembali. Deaktivasi yang disebabkan oleh peracunan poisoning dan sintering secara irreversibel biasanya tidak berhasil diregenerasi. Beberapa racun dapat dibersihkan dengan cara pemanasan kimia atau oksidasi tetapi yang lainnya tidak dapat dibersihkan tanpa merusak katalis Trisunaryanti et al., 2002. Dari beberapa penyebab deaktivasi, hanya deaktivasi akibat pengotor fouling karena pembentukan karbon dan coke saja yang mudah diregenerasi Trisunaryanti et al., 2002. Regenerasi dilakukan melalui pengaliran gas gas flow hidrogen, oksigen atau uap air Trisunaryantiet al., 2002. Pada penelitian Rodiansono dan Trisunaryanti 2005, aktivitas katalis NiMoZ mengalami penurunan setelah pemakaian berulang-ulang karena pembentukan kokas pada permukaannya. Regenerasi katalis NiMoZ dapat dilakukan dengan cara melakukan oksidasi dan reduksi kembali pada temperatur 400 C. Katalis NiMoZ hasil regenerasi menghasilkan aktivitas dan selektivitas yang hampir sama dengan katalis baru pada uji aktivitas reaksi hidrorengkah sampah plastik. Selain itu, Trisunaryanti dan Emmanuel 2009 menyebutkan bahwa proses regenerasi katalis dengan gas O 2 pada temperatur 500 C selama 1 jam mampu mengurangi kokas dan meningkatkan aktivitas katalis. Sedangkan penelitian Yao et al. 2008 menyebutkan bahwa katalis deaktivasi dapat diregenerasi dengan mengalirkan gas H 2 pada suhu 400 C selama 2 jam. Proses regenerasi mampu mengurangi kokas yang mengendap dipermukaan katalis. Selain itu, proses regenerasi mampu meningkatkan hasil konversi. Dengan demikian, regenerasi katalis dengan menggunakan proses oksidasi dan reduksi secara berurutan disinyalir dapat mengurangi kokas secara lebih signifikan. 20 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas Negeri Semarang UNNES, Universitas Gadjah Mada UGM, dan Universitas Islam Indonesia UII. Preparasi dan uji aktivitas katalis dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik UNNES. Uji karakterisasi katalis dengan X-Ray Diffractometer XRD di lakukan di Lab Kimia UGM dan analisis produk reaksi dengan Gas Chromatography- Mass Spectroscopy GC-MS dilakukan di Laboratorium Instrumen UII. Untuk analisis produk dengan Gas Chromatography GC, Atomic Absorption Spectroscopy AAS, dan karakterisasi porositas katalis dengan gas sorption analyzer NOVA 1200e Quantachrome dilakukan di Laboratorium Kimia Instrumen UNNES, sedangkan karakterisasi morfologi katalis dengan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy SEM-EDX dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi P3G Bandung.

3.2 Variabel Penelitian