Landasan Sosiologis Negara Kesatuan Republik Indonesia

2.6 Landasan Sosiologis Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia adalah suatu negara yang multikultur yang memiliki keanekaragaman budaya, bahasa, suku, ras, agama, dan golongan.Indonesia juga mempunyai 17.508 pulau yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.Selo Soemardjan mengungkapkan bahwa saat disiapkannya Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila tampaknya pemimpin bangsa telah menyadari realitas keanekaragaman kebudayaan yang terdapat di tanah air.Realitas ini tidak dapat diabaikan dan secara rasional harus diakui adanya.Founding fathersmenyadari bahwa keragaman yang dimiliki bangsa merupakan realitas yang harus dijaga eksistensinya dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

Keanekaragaman budaya Indonesia dilengkapi oleh keanekaragaman lain yang ada pada tatanan hidup masyarakat baik perbedaan ras, suku, agama, dan bahasa serta golongan politik, semuanya terhimpun dalam suatu ideologi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika .Kansil dan C. Kansil menyatakan bahwa persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi

kesatuan dan persatuan bangsa. 29 Sehingga Bhineka Tunggal Ika bukan hanya sebagai slogan dan lambang sebagaimana terdapat dalam pita yang dicengkram oleh lambang

Garuda, namun merupakan wujud persatuan bangsa Indonesia. Mahfud MD berpandangan bahwa pada hakikatnya sejak awal founding fathers bangsa Indonesia telah menyadari keragaman bahasa, budaya, agama, suku dan etnis kita. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultur, maka bangsa Indonesia menganut semangat Bhineka Tunggal Ika, hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan

persatuan yang menjadi kehendak rakyat kebanyakan. 30 Berangkat dari pernyataan di atas, begitu banyak fenomena sosial yang meliputi

Indonesia baik pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Melihat dari berbagai peristiwa sejarah dimana Indonesia memiliki begitu banyak bahasa, daerah, golongan, suku, ras, agama, dan budaya, namun pada 28 Oktober 1928 para pemuda

Kansil dan C. Kansil, dalam Gina Lestari, Bhineka Tunggal Ika : Khasanah Multikultural Indonesia

di Tengah Kehidupan SARA , Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta, Vol. 28, No. 1, Februari 2015, hlm. 35. 30 Mahfud MD, dalam Ibid.

dan pemudi bangsa mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia begitu banyak diliputi perjuangan mempertahankan NKRI dari berbagai rongrongan kelompok separatis yang berusaha mengubah dasar negara beserta bentuknya bahkan berbagai upaya dari kelompok radikal, namun dengan semangat persatuan Indonesia tetap kokoh berdiri menjunjung NKRI.

Perkembangan zaman tentunya membawa dampak pada kehidupan sosial, globalisasi dan modernisasi masuk ke Indonesia dengan membawa beberapa budaya baru.Meskipun sedikit banyak masyarakat telah terpengaruhi, sejauh ini Pancasila masih membuktikan sistem filtrasi terhadap berbagai kebudayaan yang pada akhirnya persatuan dan kesatuan termasuk bentuk negara sendiri masih bertahan hingga saat ini.

Bukti nyata semangat persatuan dalam kehidupan sosial dan bernegara saat ini adalah dianutnya sistem demokrasi yang bersumber pada nilai musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan semangat kekeluargaan.Indonesia telah lama berdiri dengan multikutural namun semua itu tetap dapat teratasi dan Indonesia tetap memegang kokoh serta konsisten mempertahankan bentuk negara kesatuan.Karena pada dasarnya kehendak bersatu adalah kehendak rakyat Indonesia dan rakyat masih tetap ingin mempertahankan NKRI dan Pancasila. Yang kemudian diikat oleh sebuah aturan yang sifatnya pokok atau mendasar yakni Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30, bahwa terhadap segala bentuk ancaman rakyat berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dengan sistem rakyat semesta, di mana TNI sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Esensi dari negara kesatuan sendiri terletak pada Ontologytentang hakikat manusia sebagai subjek pendukung negara menurut paham negara kesatuan. Negara bukanlah sebuah organisasi dari perseorangan atau individu manusia akan tetapi terbentuk berdasarkan fitrah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat negara adalah masyarakat itu sendiri.Karena masyarakatlah yang menyelenggaraan negara demi mencapai tujuan negara itu sendiri. Dalam konteks negara kesatuan Indonesia yang terdiri dari begitu banyak pulau, bahasa, suku, etnis, agama, ras, dan budaya, masyarakat tetap menyatakan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa meskipun dengan letak geografis wilayah yang berbeda tetap Esensi dari negara kesatuan sendiri terletak pada Ontologytentang hakikat manusia sebagai subjek pendukung negara menurut paham negara kesatuan. Negara bukanlah sebuah organisasi dari perseorangan atau individu manusia akan tetapi terbentuk berdasarkan fitrah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat negara adalah masyarakat itu sendiri.Karena masyarakatlah yang menyelenggaraan negara demi mencapai tujuan negara itu sendiri. Dalam konteks negara kesatuan Indonesia yang terdiri dari begitu banyak pulau, bahasa, suku, etnis, agama, ras, dan budaya, masyarakat tetap menyatakan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa meskipun dengan letak geografis wilayah yang berbeda tetap