Industri Paleolitik Pacitanian
Industri Paleolitik Pacitanian
Menutrut Bellwood (“Prasejarah Kepulauan Indo- Malaysia”, 2000), industri alat batu Pacitan termasuk kelompok “industri kapak perimbas-penetak” yang tersebar luas di Asia Tenggara, Cina dan India, dan sering dibedakan secara tegas dengan industri “kapak genggam” (Acheulian) di Eurasia bagian barat dan Afrika selama masa Homo erectus. Sebagaimana hasil penelitian para ahli, bahan bakunya adalah batuan tuf terkersikkan (silicified tuff), batugamping terkersikkan (silicified limestone) dan fosil kayu (kayu terkersikkan, silicified wood), dan batuan serpih dan serpihan. Batugamping terkersikkan dan tuf terkersikkan sangat diutamakan untuk peralatan mengingat sifatnya yang keras, tetapi retas jika dipukul sehingga memudahkan pembuatan alat. Batugamping kersikan ini juga disebut ‘chert’ atau ‘rijang’ dalam bahasa lokal. Batuan andesit yang
Peta penyebaran situs prasejarah yang menghasilkan temuan litik di daerah Punung-Pacitan. Sumber: H. Forestier (Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu – Prasejaarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur, 2007)
Song Terus, salah satu gua di area Pacitan yang pernah dihuni manusia purba. Di gua ini banyak ditemukan tinggalan perkakas terkubur dalam endapan lantai gua. Foto: Awang Harun Satyana.
pendapat tentang pembuatnya: Homo erectus, Plistosen dan Holosen di Indonesia. Universalisme manusia Wajak (Homo wadjakensis) atau Homo teknologi dan tipologi artefak litik, terutama untuk sapiens. Terdapat dua penyulit atas kasus ini: (1) Asia Timur dan Asia Tenggara, perlu dipertimbangkan. tidak ditemukannya fosil hominid atau manusia Dalam hal ini, satu hubungan yang jelas antara kapak pembuatnya, (2) penentuan posisi lapisan-lapisan perimbas-penetak dan pembuatnya datang dari batuan yang mengandung peralatan paleolitik di Kali daratan Cina yang peralatan paleolitiknya sebanding Baksoka tidak dapat dilakukan sebab semua artefak dengan alat-alat Pacitanian. Di situs gua di Zhou- ini ditemukan sebagai bahan rombakan di dasar atau
kou-dian, peralatan paleolitiknya dipastikan sebagai tebing sungai, sehingga umurnya belum diketahui produk Homo erectus pekinensis yang setara dengan dengan pasti.
Homo erectus khas Sangiran-Trinil yang berumur
Meskipun demikian, berdasarkan beberapa Plistosen Tengah.
Beberapa bentuk alat batu utama
kesebandingan regional, misal dari segi bentuk,
Pendapat yang menyatakan bahwa manusia Wajak
dari industri “Kapak Perimbas
dengan situs-situs lain di wilayah Pacitan, terutama sebagai pembuat budaya Pacitanian nampaknya tak
Penetak” Asia Tenggara. Keterangan
dengan situs Song Terus yang diteliti dengan detail bisa dipertahankan lagi. Sebab, berdasarkan umurnya
dari kiri atas searah jarum jam: Kapak Penetak, Serpih, Pahat
sampai lapisan tertua (300.000 tyl), diperkirakan yang maksimum 11.000 tyl manusia Wajak adalah
Genggam, Proto-Kapak Gemgam, dan Kapak Perimbas. Sumber: Movius, 1944 dalam Belwood (Prasejarah Kepulauan Indo- Malaysia, 2000), digambar ulang oleh Ayi Sacadipura.
sangat banyak terdapat di kawasan itu sangat jarang (Malaysia), Cabalwanian (Filipina), Chouchoutienian dipakai sebagai bahan baku tampaknya karena (Cina), dan Fingnoian (Thailand). Alat ini juga kualitasnya tak sebaik batuan terkersikkan.
terdapat di Eropa dan Afrika.
Menurut Movius (Early man and Pleistocene Siapakah Pembuat Paleolitik Pacitanian?
stratigraphy in South and East Asia, 1944), kelompok
Sebagai suatu budaya paleolitik yang mendunia,
Pacitanian secara umum dapat dibedakan menjadi alat-alat Pacitanian masih tetap menjadi teka- alat-alat serpih dan alat-alat batu inti (core tools). teki tentang siapakah pembuatnya. Terdapat tiga Teknik perolehan bahan baku sangat menarik. Balok-balok besar batuan kersikan ditemukan di lembah Baksoka dan manusia prasejarah tampaknya memukulkan batu pada balok-balok batuan ini untuk memperkecil ukurannya. Beberapa serpih besar dipakai sebagai bahan untuk menghasilkan alat serpih dan bilah yang lebih kecil. Ukuran serpih-serpih sangat bervariasi dari yang paling besar (gigantolith) sampai yang paling kecil.
Kapak perimbas dicirikan oleh tajaman yang
Gambar tiga subspesies Homo erectus di Indonesia yang hidup antara 1,5 – 0,1 juta tahun yang lalu (tyl). Dari kiri ke kanan: tipe arkaik hidup antara
dibentuk melalui pangkasan monofasial (satu muka)
1,5-1,0 juta tyl, tipe tipikal 0,9-0,3 juta tyl, dan tipe progresif 0,2-0,1 juta tyl. Pembuat paleolitik Pacitanian diduga sejenis dengan Homo erectus
dari sisi ujung (distal) ke arah pangkal (proksimal) progresif. Sumber: H. Widianto (Budaya Pacitanian: Milik Siapa?, dalam Simanjuntak, T., Handini, R., Prasetyo, B., ed., 2004), digambar ulang hanya
rekonstruksi wajah (tanpa tengkoraknya) oleh Ayi Sacadipura.
untuk menciptakan sisi tajaman yang membulat, lonjong, atau lurus. Kapak penetak dicirikan oleh pangkasan bifasial (dua muka), juga dari bagian ujung ke arah pangkal alat. Sering pemangkasan dilakukan berselang-seling ke masing-masing bidang sehingga menciptakan tajaman berliku.
bahwa umur paleolitik Kali Baksoka adalah lebih Homo sapiens. Manusia Wajak sezaman dengan Pahat genggam memiliki bentuk persegi dengan sisi
tua dari 300.000 tyl. Karena itu, kemungkinan munculnya ras Australomelanesid dan Mongolid tajaman tegak lurus pada sumbu panjang alat. Proto
pembuatnya adalah Homo erectus progresif yang di Indonesia yang umumnya menghuni gua-gua. kapak genggam banyak terbuat dari serpih besar dan
Manusia Wajak, sesuai periode sejarah kebudayaan, dikerjakan hanya pada bidang atas untuk membuat
hidup di akhir Plistosen Tengah hingga awal Plistosen
harusnya sebagai pembuat peralatan serpih bilah dan bentuk pahat genggam meruncing.
Akhir.
alat-alat tulang, bukan kapak perimbas-penetak. Untuk mengkaji lebih tepat lagi tentang pembuat n Peralatan Pacitanian merupakan bagian dari untuk menciptakan bentuk-bentuk simetris, dari Kali Baksoka, terbuat
Kapak genggam sebagai salah satu alat khas paleolitik, dicirikan oleh pangkasan bifasial pada sebagian besar atau seluruh permukaan alat
dan pendukung budaya Pacitanian ini diperlukan
Penulis adalah Spesialis Utama di SKK Migas
kompleks kapak perimbas-penetak yang tersebar dari batugamping kersikan. Sumber: Bartstra (Contributions to the study
evaluasi yang lebih tajam tentang teknologi dan of the Palaeolithic Patjitan culture, Java, Indonesia, 1976), digambar dan penggiat komunitas Geotrek Indonesia.
di Asia Timur seperti Soanian (Punjab), Tampanian ulang oleh Ayi Sacadipura.
tipologi. Ini dilakukan melalui korelasi budaya
Mendaki
Gede