55 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 Pasal 108 ayat
5 menjelaskan bahwa bagi perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas wajib memiliki paling sedikit 2 dua anggota Dewan Komisaris. Oleh karena itu, jumlah anggota
Dewan Komisaris di Indonesia bervariasi disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan.
Di Indonesia sendiri jumlah Dewan Komisaris paling banyak tiga dan lima orang Regar, 2000.
2.1.5.4.2. Dewan Komisaris Independen
Keberadaan dewan komisaris belum memberikan jaminan terlaksananya prinsip-prinsip Corporate Governance, khususnya mengenai perlindungan terhadap
investor. Untuk mendorong implementasi GCG, dibuatlah sebuah organ tambahan dalam struktur perseroan. Organ tambahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
penerapan GCG di dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia Surya dan Yustivandana, 2006.
Organ-organ tambahan tersebut antara lain adalah dewan komisaris independen dan komite audit.
Surya dan Yustivandana 2006 menjelaskan bahwa dewan komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang
saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi
pengelolaan perusahaan. Komisaris independen diharapkan dapat menciptakan
56 keseimbangan kepentingan berbagai pihak, yaitu pemegang saham utama, direksi,
komisaris, manajemen, maupun pemegang saham publik. Keberadaan dewan komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral
terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi. Keberadaan dewan komisaris independen telah diatur dalam peraturan BEJ yang mewajibkan perusahaan yang
sahamnya tercatat di BEJ untuk memiliki dewan komisaris independen sekurang- kurangnya 30 dari seluruh jajaran anggota dewan komisaris Peraturan BEJ tanggal
19 Juli 2004 dikutip dari Surya dan Yustivandana, 2006. Beberapa kriteria lainnya tentang dewan komisaris independen adalah sebagai berikut:
1. Komisaris Independen tidak memiliki saham baik langsung maupun tidak
langsung pada emiten atau perusahaan publik; 2.
Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan emiten atau pemegang saham mayoritas dari perusahaan tercatat yang bersangkutan;
3. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan direktur
danatau komisaris lainnya dari perusahaan tercatat yang bersangkutan; 4.
Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan;
5. Komisaris Independen harus berasal dari luar emiten atau perusahaan publik;
6. Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal;
57 7.
Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS. Komisaris independen bersama dewan komisaris memiliki tugas-tugas
utama meliputi Surya dan Yustivandana, 2006: 1.
Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha; menetapkan
sasaran kerja; mengawasi pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta memonitor penggunaan modal perusahaan, investasi, dan penjualan aset. Tugas ini terkait
dengan tanggung jawab serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen accountability;
2. Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci dan penggajian
anggota Dewan Direksi, serta menjamin suatu proses pencalonan anggota Dewan Direksi yang transparan trancparency dan adil fairness;
3. Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat
manajemen, anggota Dewan Direksi dan anggota Dewan Komisaris, termasuk penyalahgunaan asset dan manipulasi transaksi perusahaan. Tugas ini memberikan
perlindungan terhadap hak-hak para pemegang saham fairness; 4.
Memonitor pelaksanaan governace, dan melakukan perubahan jika diperlukan; 5.
Memantau proses keterbukaan dan efektivitas komunikasi dalam perusahaan untuk menyediakan tersedianya informasi yang tepat waktu dan jelas.
58
2.1.5.4.3. Komite Audit