9 menemukan kebijakan yang seyogyanya yang diharapkan,
yang ideal di masa yang akan datang. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian adalah
pendekatan perundang-undangan
statute approach;
pendekatan konsep
conceptual approach
; dan pendekatan perbandingan
comparative approach
.
11
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumen. Data sekunder berupa
bahan-bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian terdiri dari:
1. Bahan hukum primer: a.
Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang berkaitan
dengan ketentuan-ketentuan
penyelesaian perkara tindak pidana dan ketentuan-ketentuan di bidang
lingkungan hidup b.
Peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan mediasi penal di Negara: Albania, Amerika, Argentina,
Belanda, Belgia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Portugal, Selandia Baru dan Swedia
c. Instrumen internasional
2. Bahan hukum sekunder: Rancangan Undang-undang;
Jurnal-jurnal hukum; Media massa cetakelektronik yang
11
Bandingkan: Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif
, Bayumedia Publishing, Surabaya, 2005, hal. 444
10 memuat tulisan-tulisan pakar hukum yang berkaitan
dengan lingkungan hidup, penyelesaian konflik menurut hukum adat, ADR dan mediasi penal
3. Bahan non-hukum yang terdiri dari kamus dan
ensiklopedia Dalam
melakukan pengumpulan
data sekunder
khususnya berkenaan dengan bahan hukum yang berkaitan dengan mekanisme penyelesaian konflik berdasarkan hukum
adat, diperlukan
data pendukung
untuk memperkuatmemperjelas data sekunder. Data pendukung
dimaksud diperoleh melalui wawancara mendalam dengan narasumber . Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian untuk penulisan disertasi ini adalah teknik analisis yang bersifat kualitatif
12
, yakni analisis yang mengutamakan kedalamankualitas data, bukan dari banyaknya jumlah data.
Analisis kualitatif ini digunakan dalam mengkaji data sekunder, dengan menggunakan logika berfikir deduktif.
12
Analisis ini dilakukan pada data yang tidak bisa dihitung, bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun ke
dalam suatu struktur klasifikatoris. Analisis ini tidak menggunakan alat bantu statistika, karena data yang dikumpulkan bersifat deskriptif dalam
bentuk kata-kata yang diperoleh dari hasil wawancara, memorandum maupun dokumen resmi. Lihat:Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial
dan Hukum
, Granit, Jakarta, 2004, hal. 47-48
11 Logika berfikir deduktif dilakukan dalam memaparkan
dan menjelaskan secara rinci dan mendalam, untuk mengungkapkan konsepide dasar mediasi penal sebagai
alternatif penyelesaian perkara tindak pidana lingkungan hidup; dan menyusun konstruksi mediasi penal sebagai alternatif
penyelesaian perkara tindak pidana lingkungan hidup yang
ideal dalam sistem hukum di Indonesia.
II. PEMBAHASAN
A. Justifikasi