wilayah kerjanya, dan jika ada kantor pertanahannya disitulah dianggap sebagai tempat kedudukannya dan disamping itu diberi dia tenggang waktu
satu tahun untuk memilih, dan jika dia tidak memilih salah satu dari daerah tersebut, maka dianggap dia telah memilih kantor pertanahan di daerah
kerjanya dan atas daerah kerja lainnya setelah satu tahun tidak lagi berwenang. Sedangkan dalam masa peralihan yang lamanya 1 satu
tahun PPAT yang bersangkutan berwenang membuat akta mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas satuan rumah Susun yang terletak di
Wilayah Daerah KabupatenKota yang baru maupun yang lama.
4. Tugas Pokok dan Kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 mengatur tentang Tugas Pokok dan Kewajiban Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT
adalah sebagai berikut : 1. PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran
tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu;
2. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah sebagai berikut:
a. Jual Beli; b. Tukar Menukar;
c. Hibah; d. Pemasukan ke dalam perusahaan inbreng;
e. Pembagian Harta Hak Bersama; f. Pemberian Hak Guna Bangunan Hak Pakai atas tanah Hak Milik;
g. Pemberian Hak Tanggungan; h. Pemberian Kuasa Membebankan Hak Tanggungan.
Selanjutnya menurut Pasal 101 Peraturan MenagrariaKBPN No.3 Tahun 1997, ditentukan bahwa dalam pembuatan akta PPAT harus dihadiri oleh
para pihak yang melakukan perbuatan hukum atau kuasanya. Pembuatan akta PPAT harus juga disaksikan oleh 2 dua saksi yang memenuhi syarat
sebagai sakti. Tugas dan fungsi saksi disini adalah untuk menyaksikan mengenai kehadiran para pihak atau kuasanya, Keberadaan dokumen
yang ditunjukkan dalam pembuatan akta tersebut. PPAT juga wajib untuk membacakan akta kepada para pihak yang
menghadap dan memberikan penjelasan tentang isi dan maksud akta tersebut dibuat dan prosedur pendaftaran yang harus dilaksanakan.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, yaitu pembuatan akta-akta tanah, PPAT juga mempunyai kewenangan membuat akta otentik
mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya. Untuk PPAT Khusus hanya berwenang
membuat kata mengenai perbuatan hukum yang disebut secara khusus dalam penunjukkannya.
Jadi PPAT hanya berwenang untuk membuat akta-akta PPAT berdasarkan penunjukannya sebagai PPAT, di sesuatu wilayah dan perbuatan-
perbuatan hukum tertentu Mengenai bentuk akta PPAT ditetapkan oleh Menteri sebagaimana
dalam Pasal 21 PP No.371998, sebagai berikut : 1
Akta PPAT dibuat dengan bentuk yang ditetapkan oleh Menteri;
2 Semua jenis akta PPAT diberi satu nomor urut yang berulang
pada tahun takwin; 3
Akta PPAT dibuat dalam bentuk asli dalam 2 dua lembar, yaitu : a. Lembar pertama sebanyak 1 satu rangkap disimpan oleh
PPAT bersangkutan, dan b. Lembar kedua sebanyak 1 satu rangkap atau lebih menurut
banyaknya hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang menjasi obyek perbuatan hukum dalam akta
yang disampaikan kepada Kantor Pertanahan untuk keperluan pendaftaran, atau dalam hal akta tersebut
mengenai pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan, disampaikan kepada pemegang kuasa untuk dasar
pembuatan akta Pemberian Hak Tanggungan, dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dapat diberikan salinannya.
5. Hak dan Kewajiban Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT