4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Semen Ionomer Kaca
Semen ionomer kaca diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971, yang merupakan gabungan dari semen silikat dan semen polikarboksilat dengan
tujuan untuk mendapatkan sifat translusen, pelepasan fluor dari semen silikat dan kemampuan melekat secara kimia pada struktur gigi dari semen polikarboksilat. Sifat
utama semen ionomer kaca adalah kemampuannya untuk melekat pada enamel dan dentin tanpa ada penyusutan atau panas yang bermakna, mempunyai sifat
biokompatibilitas dengan jaringan periodontal dan pulpa, ada pelepasan fluor yang beraksi sebagai antimikroba dan kariostatik, kontraksi volume pada pengerasan
sedikit, koefisien ekspansi termal sama dengan struktur gigi.
1.2
2.1.1 Komposisi Semen Ionomer Kaca
Bahan semen ionomer kaca mengandung sejumlah komponen. Komposisi utamanya adalah bubuk aluminosilikat dan larutan asam poliakrilat.
9,10
Komposisi semen ionomer kaca terdiri atas :
1. Bubuk
Tabel 1. Komposisi Bubuk Semen Ionomer Kaca
9
Kimiawi Persen Berat
Silica 29.0
Alumina 16.6
Calcium Fluoride 34.3
Cryolite 5.0
Aluminium Fluoride 5.3
Aluminium Phosphate 9.8
2. Cairan
Asam poliakrilat yang paling banyak digunakan adalah kopolimer dari asam akrilik, asam itakonik, dan asam maleik.
10,11
Komposisi cairan semen ionomer kaca dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Komposisi Cairan Semen Ionomer Kaca
9
Kimiawi Persen Berat
Poly asam akrilik-asam itakonik 47.5
Air 47.5
Asam tartaric 5.0
2.1.2 Sifat-Sifat Semen Ionomer Kaca
2.1.2.1 Sifat Fisis
Kelarutan bahan semen ionomer kaca dalam waktu jangka panjang dapat disebabkan oleh asam atau abrasi mekanis. Hal ini tidak mengherankan mengingat
pengaplikasian utama semen ionomer kaca adalah untuk merestorasi lesi servikal non-karies seperti abrasi sikat gigi di daerah margin gingiva yang sangat potensial
terhadap serangan asam. Pada margin gingiva terjadi akumulasi plak dan lingkungan yang sangat asam berkembang karena pembentukan asam laktat.
11
Nilai kelarutan semen ionomer kaca yang direndam di dalam air lebih tinggi jika dibandingkan
dengan semen lain. Ketika semen ionomer kaca direndam dalam larutan asam 0,001 N lactid acid, nilai kelarutannya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan semen
lainnya.
9
Sifat lainnya yaitu daya tahan terhadap fraktur. Semen ionomer kaca lebih rentan terhadap keausan dibandingkan dengan komposit bila dikenai uji abrasi
dengan sikat gigi secara in vitro dan uji keausan oklusal. Sifat fisis, seperti kekerasan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain komposisi, manipulasi dan rasio bubuk
dan cairan.
1
Kekerasan adalah ketahanan suatu bahan terhadap deformasi dari tekanan yang diberikan kepadanya. Kekerasan semen ionomer kaca adalah 48 KHN.
10,12
Kekasaran adalah ukuran ketidakteraturan dari permukaan yang telah diproses akhir dan diukur dengan satuan mikrometer µm.
Kekasaran merupakan faktor yang penting terhadap pelaksanaan komponen-komponen mekanis karena
ketidakteraturan pada permukaan dapat menjadi daerah inti retakan dan korosi.
13
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bollen dkk 1997 dan Quirynen 1990 pada jurnal yang ditulis oleh Cristiane 2006 menyatakan bahwa kekasaran permukaan
dari bahan kedokteran gigi yang ideal adalah mendekati 0,2 µm atau kurang.
14,15
Sedangkan Willems dkk 1991 pada jurnal yang dikemukakan oleh Maria 2012 menyatakan bahwa kekasaran permukaan suatu restorasi yang dapat diterima harus
sama atau kurang dari kekasaran enamel yaitu 0.64 µm.
16
Permukaan yang halus sangat penting tidak hanya untuk pasien melainkan juga untuk jangka panjang suatu
restorasi, estetik yang baik, oral hygiene dan perlekatan plak.
15
2.1.2.2 Sifat Mekanis
Restorasi semen ionomer kaca dapat diselesaikan sekitar tiga sampai delapan menit, lalu akan mengeras dan berwarna translusen. Kekuatan kompresif
semen ionomer kaca sekitar 200 MPa dengan kekuatan fleksural sekitar 5 – 40 MPa
yang diperoleh setelah 24 jam pengadukan. Kekuatan kompresif dipengaruhi oleh perbandingan bubuk dan cairan, secara perlahan kekuatannya meningkat setelah satu
tahun di dalam mulut menjadi dua kali sekitar 400 MPa . Untuk meningkatkan kekuatan kompresif dapat dilakukan penambahan partikel-partikel metal seperti emas
dan perak.
1
2.1.2.3 Sifat Optis
Semen yang baik bersifat translusen seperti porcelen atau semen silikat. Pada awalnya semen ionomer kaca bersifat kurang translusen bila disesuaikan dengan
enamel. Oleh karena itu, semen ini belum dapat mengalahkan resin komposit bila digunakan pada labial yang luas.
1
Translusen semen ini kemudian diperbaiki sehingga cukup memuaskan untuk restorasi estetis bila digunakan secara tepat. Opasitas atau
nilai kontras semen ionomer kaca bervariasi antara 0,45 – 0,80 tergantung dari
komposisi dan distribusi ukuran partikel.
12
2.1.2.4 Sifat Kimia
Ikatan semen ionomer kaca dengan jaringan gigi merupakan ikatan secara fisiko-kimia. Ikatan ini menghasilkan adaptasi yang rapat antara semen ionomer kaca
dengan tepi kavitas yang artinya semen ionomer kaca dapat menyebabkan penutupan margin yang rapat dan tidak bocor mengurangi marginal leekage . Adanya sifat
adhesi, semen ini dapat digunakan untuk memperbaiki kekurangan kontur akibat erosi atau abrasi pada leher gigi tanpa harus melakukan preparasi gigi.
10
Semen ionomer kaca dapat mencapai perlekatan yang maksimal dengan enamel dan dentin. Ikatan semen ionomer kaca pada enamel dua kali lebih besar
daripada ikatannya dengan dentin. Oleh karena itu untuk menambah ikatannya pada jaringan, gigi harus bersih dari pelikel dan debris. Di samping itu, harus dilakukan
surface pretreatment dentin conditioning yang tujuannya untuk menambah sifat adhesi dentin.
10,11
Semen ionomer kaca memiliki sifat hidrofilik yang menyebabkan bahan ini mampu berikatan dengan dentin yang selalu dalam keadaan sedikit basah, juga
memiliki sifat antikariogenik karena mengandung ion fluor yang dilepaskan secara teratur dan terus menerus sehingga dapat melindungi struktur di sekitar kavitas gigi
terhadap terjadinya karies sekunder.
11,13
2.1.2.5 Sifat Biologis
Berdasarkan penelitian klinis jangka panjang ditemukan bahwa semen ionomer kaca mempunyai sifat anti-karies yaitu dengan jalan melepaskan fluor.
Sebagian besar penelitian histologi menunjukkan bahwa semen ionomer kaca relatif biokompatibel. Semen ini menimbulkan reaksi pulpa yang lebih besar daripada
semen oksida seng-eugenol, tetapi umumnya lebih kecil dari semen seng fosfat.
1
Mc. Lean dan Wilson 1974 menyatakan bahwa semen ionomer kaca tidak mengiritasi pulpa atau jaringan lunak yang lain, maka semen ini merupakan bahan
yang biokompatibilitas dan tahan terhadap asam.
1,2
Sifat biokompatibilitas semen ionomer kaca mencakup : Kontinuitas antara semen ionomer kaca dengan permukaan luar gigi yang baik
dapat mencegah microleakage dan terbentuknya plak. Toleransi pulpodentinal organ terhadap semen ionomer kaca.
2.1.3 Jenis-Jenis Semen Ionomer Kaca
Tipe I : Luting Cement
Semen ionomer kaca jenis ini sangat disukai karena baik terhadap pulpa, mengikat ke struktur gigi, dan melepaskan fluor.
17
Tipe II : Restorative Cement
Semen ionomer kaca sebagai bahan restorasi tidak digunakan pada daerah yang menerima tekanan kuat karena tensile strength yang
lemah. Digunakan sebagai bahan restorasi untuk lesi servikal non- karies misalnya abrasi sikat gigi karena semen ini dapat
ditempatkan tanpa harus membuang jaringan gigi untuk mendapatkan ikatan mekanis yang berfungsi untuk menahan restorasi.
17
Tipe III : Lining and Bases Cement
Sebagai lining, semen ini digunakan sebagai pelindung pulpa dari perubahan temperatur, bahan kimia restorasi lain dan asam etsa.
Semen ini mengandung sedikit bubuk dan diaplikasikan selapis tipis. Sedangkan sebagai base digunakan untuk menggantikan dentin yang
hilang yang pengaplikasiannya lebih tebal dari liner dan memiliki kadar bubuk yang lebih banyak dan kuat secara fisik.
17
2.2 Pasta Gigi Anak
Menurut Webster, dentrifice berasal dari kata dens gigi dan fricare menggosok . Secara sederhana, dentrifice diartikan sebagai campuran atau bahan
yang digunakan bersama sikat gigi untuk membersihkan seluruh permukaan gigi atau secara singkat disebut pasta gigi. Pasta gigi biasanya berbentuk pasta dan ada juga
dalam bentuk tepung, gel atau cairan yang beredar di pasaran.
4,18
Fungsi utama pasta gigi adalah membantu sikat gigi dalam membersihkan permukaan gigi dari pewarnaan gigi dan sisa-sisa makanan dan fungsi sekundernya
untuk memperkilat gigi, mempertinggi kesehatan gingiva serta untuk mengurangi bau mulut, dan diharapkan suatu saat nanti akan tercipta pasta gigi yang akan megurangi
atau mencegah terbentuknya kalkulus yang dapat menyebabkan gingivitis.
4,18
Fungsi pasta gigi anak adalah membantu proses pencegahan karies pada gigi sulung dan juga
menjaga kesehatan gingiva anak.
7
2.2.1 Komposisi Pasta Gigi Anak
Penyusun pasta gigi anak secara garis besar dapat digolongkan menjadi: senyawa pembersih, senyawa pembentuk busa, zat pembasah, senyawa pengikat,
aroma dan bahan-bahan tambahan lain misalnya pewarna. Zat yang umum digunakan sebagai senyawa pembersih antara lain: CaCOr, CaHPOa, Ca3PO43 dan Na-
metaphosphat. Senyawa-senyawa abrasif dipakai sekitar 15-50 dalam komposisi pasta gigi. Zat pembusa bersifat menurunkan tegangan permukaan, sehingga pasta
gigi dapat terserap melalui pori-pori pada permukaan gigi dan akhirnya bahan aktif dalam pasta gigi dapat bekerja efektif melepaskan kotoran-kotoran yang menempel.
Zat pembusa ada 2 jenis yaitu sabun dan detergent sintetis. Pemakaian humectant dalam komposisi sekitar 10-30. Beberapa humectant yang dipakai adalah gliserin,
propilenglikol, sorbitol. Masing-masing humectant ini mempunyai kelebihan tersendiri, misalnya: gliserin: memberikan rasa manis; propilenglikol: sangat baik
dipakai untuk pasta gigi dengan berat jenis tinggi; sorbitol: viskositasnya tinggi sehingga membentuk pasta gigi yang sangat plastis. Detergent sintetis yang sering
dipakai adalah Na-lauryl sulfat, Mg-lauryl sulfat, campuran dari larutan monoetanol