KAJIAN LITERATUR DAN Simulasi Kegagalan Bemper Mobil Berbahan Komposit Diperkuat Serat Alam artikel

Serat alam yang digunakan meliputi serat daun nanas Ananas Comosus L, dan resin yang digunakan jenis phenol formaldehida. Adapun dimensi bumper mobil yang akan didesain adalah, panjang 169.4 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 16.4 cm. Penelitian terbatas pada simulasi static test dan drop test pada desain bemper mobil terbuat dari bahan komposit berpenguat serat daun nanas dengan menggunakan software Solidworks 2014. Untuk mengetahui kemampuan maksimal dari bemper mobil yang menggunakan bahan komposit serat alam dengan melalui proses simulasi stress analysis dengan software Solidworks 2014 dan juga untuk mengetahui pendistribusian beban yang terjadi pada bemper mobil serta memprediksi letak critical point pada desain bemper tersebut. Mengembangkan alternatif bahan yang ringan, murah dan ramah lingkungan pada umumnya dan pengembangan penggunaan serat alam serat daun nanas untuk keperluan otomotif pada khususnya.

2. KAJIAN LITERATUR DAN

PEGEMBANGAN HIPOTESIS Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian sebelumnya Arbintarso, 2015 dengan judul “Tinjauan Komposit Diperkuat Serat Alam Sebagai Bahan Alternatif Untuk Bodi Mobil Urban Concept” dimana dibandingkan komposit dengan berbagai jenis serat alam yaitu serat daun nanas, serat rosela dan serat sabut kelapa. Serat daun nanas mempunyai sifat mekanis yang paling baik dari ketiga jenis serat tersebut. Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pertama untuk menganalisa kegagalan yang terjadi pada komposit berpenguat serat daun nanas jika dipergunakan sebagai bemper mobil. Kedua untuk mengembangkan simulasi pembebanan terhadap bemper mobil dengan bahan komposit berpenguat serat daun nanas sehingga dapat diketahui titik-titik kritikalnya. Komposit adalah suatu jenis bahan tunggal yang tersusun dari minimal dua unsur yang menghasilkan sifat yang berbeda terhadap sifat-sifat unsur penyusunnya. Pada umumnya komposit terdiri dari matrik sebagai bahan utama dan suatu jenis penguatan reinforcement yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Bila unsur penguat berupa serat fibre maka komposit tersebut dinamakan Komposit Diperkuat Serat. Komposit jenis ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu Carbon Fiber Reinforced Composite CFRC, Glass Fiber Reinforced Composite GFRC dan Natural Fiber Reinforced Composite NFRC. Dalam hal ini matrik yang digunakan adalah dari jenis polimer atau sering disebut dengan resin. Resin yang sering digunakan adalah dari jenis termoset yang dibentuk dari reaksi kimia dimana resin dan pengeras atau resin dengan katalis dicampur dan kemudian terjadi reaksi kimia yang searah non- reversibble membentuk produk yang keras. Sekali direaksikan, termoset tidak akan menjadi cairan kembali jika dipanaskan. Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat akan diperoleh sifat-sifat yang jauh lebih baik dari pada sifat resin maupun sifat serat secara terpisah. Matrik resin menyebarkan beban yang diterima kedalam setiap individu serat dan juga melindungi serat dari kerusakan karena abrasi dan benturan, sedangkan serat akan meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penggunaan sistem resin diperkuat serat memudahkan pencetakan bentuk-bentuk yang rumit, juga mempunyai ketahanan terhadap lingkungan korosif dengan berat jenis yang rendah, sehingga komposit diperkuat serat lebih unggul terhadap logam dalam banyak aplikasi teknik. Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakannya Kaw, 1997, yaitu: Fibrous Composites Komposit Serat merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu laminat atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat. Serat ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman. Laminated Composites Komposit La- minat, merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri. Particulate Composites Komposit Parti- kel, merupakan komposit yang menggunakan partikelserbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya Kekuatan komposit tidak tergantung dari interaksi mikroskopik antar molekul seperti yang biasa terjadi pada material lain. Kekuatan komposit terdiri dari serat, dan posisi serat dalam komposit itu sendiri apabila posisi serat dalam matrik hanya satu arah saja sesuai dengan arah serat. Akan tetapi komposit yang berkualitas tinggi adalah yang bisa melayani gaya dari segala arah, untuk memenuhi kebutuhan ini hendaknya serat diusahakan mengarah kesegala arah. Komposit tentu dipengaruhi oleh jenis serat dan panjangnya serat dan arah serat, dimana serat-serat itu diorientasikan paralel kepada arah pengujian untuk menunjukkan sifat mekanis terbaik. Selain hal diatas kekuatan dari komposit sangat ditentukan dari fraksi volume penyusunnya, yaitu jumlah masing-masing volume matrik dan serat, yang dirumuskan Gibson, 1994: � � = � � �� � + � � �� � ............. 1 � � + � � + � � = 1.................. 2 Sedang compact density ditentukan dengan persamaan rule of mixture: � � = � � �� � + � � �� � ............. 3 Dimana :  c = Tegangan tarik komposit  m = Tegangan tarik matrik  m = Fraksi volume matrik  c = Berat jenis komposit  m = Berat jenis matrik  f = Berat jenis fiber  f = Tegangan tarik serat  f = Fraksi volume serat  v = Fraksi volume voids rongga Salah satu faktor penting yang menen- tukan karakteristik dari komposit adalah perbandingan matrik dan penguatserat. Perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk fraksi volume serat V f atau fraksi berat serat W f . Namun, formulasi kekuatan komposit lebih banyak menggunakan fraksi volume serat. Menurut Roe dan Ansel 1985, fraksi volume serat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: � � = [� � − ��−�� �� ] � � ................. 4 Jika selama proses pembuatan komposit diketahui massa komposit M C , serat M f dan matrik M m , serta berat serat dan matrik, maka fraksi volume dan fraksi massa serat dapat dihitung dengan persamaan Kaw 1997. Serat alam utamanya terdiri dari: selulosa cellulose, hemiselulosa hemicellulose, pektin pectin dan liknin lignin. Prosentase dari masing masing pembentuk serat alam tersebut bervariasi tergantung dari jenis seratnya. Variasi tersebut dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan dan panenannya. Selulosa adalah suatu semikristal polisakarid polysaccharide dan merupakan komponen utama dalam serat alam Westman, dkk. 2010. Serat alam yang berasal bukan dari kayu didominasi jenis ilalang 30, bambu 10, kelapa 7, rami 6 dan jerami 6 Youngquist, dkk. 1994. Tanaman nanas Ananas comosus selain menghasilkan buah nanas juga menghasilkan serat yang berasal dari daunnya. Serat daun nanas telah banyak digunakan sebagai bahan baku tekstil dan mempunyai kekuatan tarik dua kali lebih tinggi dibandingkan serat kaca Mujiyono dan Didik, 2009. Serat daun nanas adalah salah satu jenis serat alam yang berasal dari tumbuhan yang diperoleh dari daun tanaman nanas. Bentuk daun nanas menyerupai pedang yang meruncing diujungnya dengan warna hijau kehitaman dan pada tepi daun terdapat duri yang tajam. Tergantung dari spesies atau varietas tanaman, panjang daun nanas berkisar antara 55 sampai 75 cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal daun antara 0,18 sampai 0,27 cm Daulay, dkk. 2014. Daulay, dkk. 2014 menyimpulkan bahwa serat daun nanas sebagai penguat komposit meningkat secara signifikan, dimana kekuatan bentur maksimal diperoleh pada variasi ukuran partikel 100 mesh pada rasio matriks dan pengisi 9010 yaitu sebesar 12,3425 KJm2 ~120 MPam berada di atas kekuatan lentur epoksi murni yaitu sebesar 9,5061 KJm2. Bemper merupakan bagian paling ujung depan dan ujung belakang dari sebuah mobil yang di desain khusus untuk mengurangi dampak kerusakan pada bagian-bagian mobil saat terjadi tabrakan serta melindungi pengendaranya. Bemper depan dan belakang menjadi sebuah bagian standar pada semua mobil semenjak tahun 1925. Desain bemper yang akan dipakai dalam simulasi ini dengan dimensi panjang 169.4 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 16.4 cm, seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Desain 3D Bemper. Menurut Huston 1987 Gaya F merupakan tarikan atau dorongan. Efek atau konsekuensi dari gaya tersebut tergantung pada seberapa keras atau seberapa besar tarikan atau dorongannya, arah dari tarikandorongan tadi, dan letak posisi gaya tersebut bekerja. Ketiga efek tadi bisa juga disebut dengan “karakteristik” yang mendefinisikan sebuah gaya. Dengan karakterik-karakteristik tersebut, gaya bisa disajikan dengan bentuk vektor. Gaya benturan yang akan diberikan ke bumper nantinya diletakkan di sisi kanan kiri bumper serta bagian depan bumper, arah gaya benturan berbentuk anak panah seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 2. Letak Gaya Benturan Pada Bagian Depan Bumper. Gambar 3. Letak Gaya Benturan Pada Bagian Sisi Kiri Bumper

3. METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Simulasi Pembebanan Impak Pada Helmet Sepeda Material Komposit Busa Polimer Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit.

8 60 73

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 40 PHR YANG DIPERKUAT SERAT Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 5 15

TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 3 7

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 30 PHR YANG DIPERKUAT SERAT RAMI UNTUK Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 PHR Yang Diperkuat Serat Rami Untuk Komponen Otomotif.

0 3 19

TUGAS AKHIR Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 PHR Yang Diperkuat Serat Rami Untuk Komponen Otomotif.

0 2 20

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 30 PHR YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 Phr Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 3 19

PENDAHULUAN Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 Phr Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 6 5

Studi Mengenai Sifat Mekanis Komposit PLA Diperkuat Serat Rami

0 0 7

KINERJA KOMPOSIT BERBAHAN DASAR SERAT PI

0 0 16