METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

menyimpulkan bahwa serat daun nanas sebagai penguat komposit meningkat secara signifikan, dimana kekuatan bentur maksimal diperoleh pada variasi ukuran partikel 100 mesh pada rasio matriks dan pengisi 9010 yaitu sebesar 12,3425 KJm2 ~120 MPam berada di atas kekuatan lentur epoksi murni yaitu sebesar 9,5061 KJm2. Bemper merupakan bagian paling ujung depan dan ujung belakang dari sebuah mobil yang di desain khusus untuk mengurangi dampak kerusakan pada bagian-bagian mobil saat terjadi tabrakan serta melindungi pengendaranya. Bemper depan dan belakang menjadi sebuah bagian standar pada semua mobil semenjak tahun 1925. Desain bemper yang akan dipakai dalam simulasi ini dengan dimensi panjang 169.4 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 16.4 cm, seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Desain 3D Bemper. Menurut Huston 1987 Gaya F merupakan tarikan atau dorongan. Efek atau konsekuensi dari gaya tersebut tergantung pada seberapa keras atau seberapa besar tarikan atau dorongannya, arah dari tarikandorongan tadi, dan letak posisi gaya tersebut bekerja. Ketiga efek tadi bisa juga disebut dengan “karakteristik” yang mendefinisikan sebuah gaya. Dengan karakterik-karakteristik tersebut, gaya bisa disajikan dengan bentuk vektor. Gaya benturan yang akan diberikan ke bumper nantinya diletakkan di sisi kanan kiri bumper serta bagian depan bumper, arah gaya benturan berbentuk anak panah seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 2. Letak Gaya Benturan Pada Bagian Depan Bumper. Gambar 3. Letak Gaya Benturan Pada Bagian Sisi Kiri Bumper

3. METODE PENELITIAN

Sebagai dasar awal perlu dilakukan studi pustaka yang terkait dengan komposit berpenguat serat daun nanas khususnya hasil penelitian sebelumnya tentang sifat mekanis komposit diperkuat serat daun nanas- Arbintarso 2015 dan karakterisasi bemper mobil. Desain bemper mobil dibuat dengan referensi dari blueprint mobil Isuzu Elf NKR 55 Microbus. Tahap kedua desain pengujian dibuat dengan berbasis simulasi yaitu drop test dan static test. Kegagalan yang terjadi pada bemper dianalisa dengan variabel kecepatan mobil. Software solidworks 2014 digunakan untuk menguji kegagalan bemper berdasarkan konsep drop test dan static test. Pengujian pembebanan kritis diwujudkan melalui grafis dengan menggunakan warna yang menyolok untuk titik-titik kritikal dimana komposit mengalami kegagalan diatas kemampuan bahan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses mendesain bemper ini meng- gunakan perangkat lunak Solidworks 2014. Salah satu keunggulan dari Solidworks 2014 adalah Graphic User Interface GUI yang mudah untuk dipelajari, sehingga proses mendesain menjadi lebih cepat. Bemper mobil yang didesain mengambil referensi dari blueprint mobil Isuzu Elf NKR 55 Microbus, seperti pada Gambar 4. Gambar 4. Blueprint Mobil Isuzu Elf NKR 55 Microbus. Evolution Ltd, 2015 Dalam simulasi static test, diskenariokan kendaraan Isuzu Elf NKR 55 Microbus yang dalam kondisi diamrest dan di tabrak oleh kendaraan yang sama persis. Sedang un- tuk simulasi drop test, kejadian hampir sama dengan kasus dari static test, letak per- bedaannya pada kasus ini adalah meng- gunakan satu kendaraan Isuzu Elf NKR 55 Microbus yang melaju dan menabrak tembok yang kuat dan berat tidak bergerak ketika ditabrak. Penentuan gaya berdasarkan kecepatan yang terjadi, dengan mengkonversikan nilai gaya F = mVt baik untuk static dan drop test, waktu t yang diperkirakan terjadi adalah selama 1 detik, dan hasil simulasi untuk static test dapat dilihat pada Tabel 1. Penekanan sifat yang ditinjau adalah perpindahan mm, regangan maksimum yang bakal terjadi, dan tegangan MPa maksimum yang terjadi pada bemper. Tabel 1. Hasil simulasi static test. Kecepat an V kmj Gaya F kN Perpin- dahan max mm Regang an max Tegang an max MPa 40 57,11 8,59 0,018 75,10 70 99,94 15,04 0,031 131,42 100 142,78 21,48 0,045 187,74 130 185,61 27,92 0,058 244,06 Sedangkan hasil simulasi drop test, dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Hasil simulasi drop test. Kec. Benturan kmj Perpin- dahan max mm Regangan max Tegangan max MPa 40 6,03 0,007 69,71 70 10,54 0,012 129,09 100 15,10 0,016 189,54 130 19,70 0,021 244,72 Gambar 5. di bawah ini menunjukkan letak area kritis daerah yang mempunyai potensi kerusakan tertinggi saat dikenai gaya pada bemper mobil yang ditunjukkan dengan warna merah dengan nilai tegangan maximumnya adalah 75,10 MPa untuk kecepatan 40 kmj. Gambar 5. Hasil tegangan dengan pembebanan 57,11 kN. Letak area kritis pada bemper mobil yang ditunjukkan dengan warna merah dengan nilai perpindahan maksimumnya adalah 8,59 mm untuk kecepatan 40 kmj seperti terlihat pada Gambar 6.. Gambar 6. Hasil perpindahan dengan pembebanan 57,11 kN. Sedangkan Gambar 7. menunjukkan letak nilai regangan tertinggi pada bemper mobil yang ditunjukkan dengan warna merah dengan nilai 0,018 untuk kecepatan 40 kmj. Gambar 7. Hasil regangan dengan pembebanan 57,11 kN. Gambar 8. menampilkan perbandingan nilai tegangan maksimum yang dihasilkan pada simulasi static dan drop test. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua hasil tes tersebut. Gambar 8. Perbandingan tegangan maksimum. Gambar 9. menampilkan perbandingan nilai perpindahan maksimum yang dihasilkan pada simulasi static dan drop test. Nilai perpindahan maksimum pada static test lebih tinggi dibanding drop test, hal ini dipengaruhi oleh momentum yang terjadi dimana kondisi static test mempunyai nilai perbandingan momentum e 1 dan drop test e = 1. Gambar 9. Perbandingan nilai perpindahan maksimum. Gambar 10. Memperlihatkan perbanding- an nilai regangan maksimum yang dihasilkan pada simulasi static dan drop test. Pada static test, regangan cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan kecepatan ken- daraan, sedang pada drop test, tidak signi- fikan terjadi perubahan dengan kenaikan kecepatan benturan. Gambar 10. Perbandingan nilai regangan maksimum. Berdasarkan data kemampuan komposit berpenguat serat alam sebesar ~120 MPam, dan dari simulasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bemper menggunakan serat alam mampu menahan benturan dengan kecepatan 40 kmjam namun kurang dari 70 kmjam.

5. KESIMPULAN

Dokumen yang terkait

Simulasi Pembebanan Impak Pada Helmet Sepeda Material Komposit Busa Polimer Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit.

8 60 73

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 40 PHR YANG DIPERKUAT SERAT Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 5 15

TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 3 7

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 30 PHR YANG DIPERKUAT SERAT RAMI UNTUK Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 PHR Yang Diperkuat Serat Rami Untuk Komponen Otomotif.

0 3 19

TUGAS AKHIR Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 PHR Yang Diperkuat Serat Rami Untuk Komponen Otomotif.

0 2 20

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 30 PHR YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 Phr Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 3 19

PENDAHULUAN Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 Phr Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 6 5

Studi Mengenai Sifat Mekanis Komposit PLA Diperkuat Serat Rami

0 0 7

KINERJA KOMPOSIT BERBAHAN DASAR SERAT PI

0 0 16