Anak yang “mudah” anak yang secara umum Anak yang “sulit”  anak dengan temperamen Anak yang “lambat untuk pemanasan”  anak

• Temperamen: sesuatu yang menentukan seseorang, secara biologis dasar untuk mendekati atau bereaksi terhadap individu atau situasi. • Banyak anak akan jatuh pada 1dari 3 kategori temperamen, “mudah”, “sulit” dan “lamban”.

1. Anak yang “mudah” anak yang secara umum

bertemperamen bahagia, irama biologis yang reguler, dan kesiapan untuk menerima pengalaman baru.

2. Anak yang “sulit”  anak dengan temperamen

pemarah, irama biologis, yang tidak biasa, dan respons emosional yang intens.

3. Anak yang “lambat untuk pemanasan”  anak

yang umumnya bertemperamen ringa, tapi ragu-ragu menerima pengalaman baru. • Pola temperamen muncul sebagian besar bawaan dan memiliki basis biologis. • Mereka sebenarnya stabil, tapi bisa dimodifikasi melalui pengalaman. • Kebaikan yang sesuai antara temperamen anak dan tuntutan lingkungan membutuhkan penyesuaian. • Perbedaan lintas budaya pada temperamen mungkin merefleksikan praktek perawatan pada anak. • Praktik merawat anak dan peran pengasuh beragam di seluruh dunia. • Hal ini tergantung pandangan budaya terhadap sifat alamiah infant dan kebutuhannya. • Peran keluarga yang paling penting dalam perkembangan awal kepribadian adalah dari peran ayah dan ibu. • Infant memiliki kebutuhan yang kuat untuk kedekatan dengan ibu, kehangantan, responsif, begitu juga perawatan fisik. • Peran ibu tidak hanya memberi makan kepada anak, tetapi termasuk memberikan kenyamanan kontak tubuh secara dekat • Masa menjadi ayah adalah konstruksi sosial. Peran sebagai ayah berbeda di berbagai budaya. • Contoh: suku Huhot, Mongolia, laki-laki hampir tidak pernah memegang infant dan akan melakukannya jika ibu tidak ada. Ayah lebih berinteraksi dengan toddler. • Di US, keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak meningkat karena ibu bekerja di luar rumah. • Gender: signifikansi untuk menjadi laki-laki atau perempuan. • Gender berdampak pada bagaimana individu terlihat, menggerakkan badan, bekerja, berpakaian, dan bermain. • Gender memengaruhi apa yang mereka pikir tentang diri mereka sendiri dan apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka. Laki-laki VS Perempuan 1. Sedikit lebih panjang, berat, dan kuat 2. Lebih rentan mulai dari pembuahan 3. Lebih aktif di awal pranatal 4. Memiliki otak 10 lebih besar saat lahir. 5. Pada usia 17 bulan cenderung bermain lebih agresif 1. Kurang reaktif terhadap stres 2. Lebih mungkin untuk hidup di periode infancy Persamaan • sensitif untuk menyentuh • cenderung untuk tumbuh gigi, duduk, berdiri, berjalan di umur yang sama perempuan jauh sebelum perilaku mereka dibedakan oleh gender, dan bahkan sebelum mereka bisa bicara. • Studi habituasi menyatakan: bayi berusia 6 bulan merespons berbeda pada suara laki-laki dan perempuan. • Bayi usia 6-12 bulan dapat membedakan perbedaan wajah laki-laki dan perempuan, berdasar pada rambut dan pakaian. • Bayi usia 19 bulan mulai menggunakab label gender seperti “mommy” dan “daddy”. • Bayi usia 2 tahun mulai mengasosiasikan tipe gender pada mainan, boneka dengan wajah gender yang sesuai. • Anak usia 25 bulan laki-laki mengimitasi tugas laki- laki mencukur teddy bear; perempuan mengimitasi tugas perempuan memasak • Orang tua di AS mulai memengaruhi kepribadian anak laki-laki dan perempuan sangat dini. • Ayah mempromosikan gender typingproses sosialisasis ketika anak di usia dini mempelajari peran gender yang sesuai Bronstein, 1998. • Ayah memperlakukan anak laki-laki dan perempuan lebih berbeda dari pada ibu Ayah VS Ibu 1. Lebih banyak bicara dan menghabiskan banyak waktu dengan anak laki-laki pada usia 2 tahun 2. Bermain lebih kasar dengan anak laki-laki dan menunjukkan sensitivitas pada anak perempuan 1. Lebih banyak bicara, suportif ke anak perempuan Isu-Isu Perkembangan di Masa Infancy • Bagaimana infant mendapatkan kepercayaan di dunia mereka dan membentuk kelekatan, dan bagaimana infant dan pemberi pengasuhan membaca sinyal non verbal dari masing-masing? • Berdaasrkan Erickson, infant di awal hingga 18 bulan berada di tahap pertama perkembangan kepribadian, basic trsust mistrusttahap pertama perkembangan psikososial Erickson, infant mengembangkan perasaan bahwa individu atau objek di dunianaya bisa dipercaya. • Bayi butuh mengembangkan keseimbangan antara trust dan mistrust. harapan. • Jika mistrust mendominasi, anak akan memandang dunia sebagai tempat yang tidak bersahabatdan tidak diprediksidan akan memiliki masalah dalam pembentukan hubungan. Mengembangkan Kelekatan • Kelekatan: timbal balik; ikatan yang bertahan di antara 2 orangkhususnya antara infant dan pengasuhmasing- masing berkontribusi pada kualitas hubungan. • Pandangan evolusioner  kelekatan memiliki nilai adaptif untuk bayi, memastikan bahwa psikososial mereka dan kebutuhan fisik terpenuhi MacDonald, 1998. • Teori etologi infant dan orang tua memiliki kecenderungan biologis saling menjalin kelekatan, dan kelekatan mendukung bayi bertahan hidup. 1terjaminbayi mungkin menangis atau protes ketika pengasuh pergi, tapi mampu mendapatkan kenyamananyang dibutuhkan; 2penghindaranbayi yang jarang menangis ketika berpisah dari pengasuh utama dan menolak kontak saat paengasuh kembali; 3ambivalen resistenbayi menjadi cemas sebelum pengasuh utama pergi, kekesalan yang ekstrem selama ketiadaan pengasuh; 4tidak teratur salah-arahbayi teratur tampkanya kehilangan strategi kohesif untuk menghadapai stress dari situasi asing.. Peran dari Temperamen • Pola kelekatan dapat tergantung pada temperamen bayi, begitu juga dengan kualitas pengasuhan. Hal ini dapat memiliki implikasi jangka panjang. • Temperamen mungkin merupakan dampak tidak langsung dari kelekatan, tetapi juga merupakan dampak tidak langsung melalui dampak pada orang tua. • Kecemasan semacam ini muncul selama bagian kedua dari 1 tahun, dan muncul terkait dengan temperamen dan situasi. • Kecemasan pada figur asing: kehati-hatian pada individu ataupun tempat asing, yang muncul pada beberapa infant selama paruh kedua pada tahun pertama. • Kecemasan akan perpisahan: distres yang ditunjukkan oleh seseorang, biasanya pada infant, ketika pengasuh yang familier pergi. • Contoh: bayi yang dulunya bersahabat pada orang asing, pergi bersama, melanjutkan ocehan bahagia selama ada orang disekelilingnya. Pada saat usia 8 bulan, dia akan memamlingkan kepala saat ada 1 orang mendekati dan melolong saat orang tuanya mencoba meninggalkan dia dengan babysitter. • Memori orang tua terhadap kelekatan pada masa anak- anak akan memengaruhi kelekatan dia pada anak- anaknya. • Kelekatan terjamin berpengaruh pada kompetensi emosional, sosial, dan kognitif. Semakin anak merasa terjamin kelekatannya pada pengasuh dewasa, anak cenderung lebih mengembangkan hubungan dengan orang lain. • Antara usia 3-5 tahun, anak dengan kelekatan terjamin cenderung lebih ingin tahu, kompeten, empati, tangguh, dan percaya diri. • Regulasi saling menguntungkan: proses saat infant dan pengasuh mengkomunikasikan kondisi emosional pada masing-masing dan memberikan respons yang sesuai. • Regulasi saling menguntungkan memungkinkan bayi untuk bermain dan berperan aktif dalam regulasi kondisi emosional mereka. • Contoh: di usia 1 bulan, bayi menatap dengan penuh perhatian ke wajah ibunya. Di bulan ke 2, ketika ibu tersenyum pada bayi, dia membalas senyum. Pada bulan ke 3, bayi tersenyum lebih dahulu mengundang ibunya untuk bermain. Referensi Sosial • Referensi sosial: memahami situasi yang ambigu dengan melihat persepsi orang lain terhadap hal tersebut. • Dalam referensi sosial, 1 individu membentuk pemahaman bagaimana bereaksi dalam situasi yang ambigu, membingungkan, dan asing, dengan mencari dan menginterpretasikan persepsi orang lain terhadap hal tersebut. • Referensi sosial telah diamati pada bayi usia 12 buan. Isu-Isu Perkembangan dalam Masa Toddler Batita • Kapan dan bagaimana perasaan diri akan muncul, dan bagaimana toddler berlatih otonomi dan mengembangkan standar untuk perilaku sosial yang bisa diterima? • Transformasi infant ke toddler terlihat tidak hanya pada keterampilan fisik dan kognitif, tetapi juga bagaimanan anak mengekspresikan kepribadian mereka dan berinteraksi dengan yang lain. Tumbuhnya Rasa Mengenai Diri • Konsep diri adalah citra kita tentang diri kitakeseluruhan gambaran kemampuan dan sifat-sifat. • Rasa terhadap diri muncul antara 4-10 bulan saat infant mulai menerima perbedaan antara diri dan orang lain dan untuk mengalami rasa sebagai agen dan diri koheren. • Munculnya kesadaran dirikesadaran pengetahuan mengenai diri sebagai sesuatu yang berbeda, makhluk yang bisa diidentifikasididasarkan pada munculnya perbedaan persepsi antara diri dan orang lain. • Kesadaran diri dapat diuji dengan mempelajari apakah infant mengenali citra mereka sendiri. • Ketika anak mengenali diri sendiri, dia melihat preferensi untuk melihat diri mereka sendiri pada video citra daripada citra dari anak lain pada usia yang sama Nielsen, Dissanayake, Kashima, 2003. • Konsep diri terbentuk pada rasa persepsi diri dan berkembang di usia 15-24 bulan dengan kemunculan kesadaran diri dan rekognisi diri. Perkembangan Otonomi • Erikson 1950 mengidentifikasi tahap kedua dari perkembangan kepribadian, yaitu otonomi vs malu dan raguanak mencapai keseimbangan antara menentukan nasib sendiri dan kontrol dari orang lain. • Di budaya Amerika, budaya negativisme adalah manifestasi normal dari pergantian kontrol eksternal ke kontrol internal. • Sesuai dengan kematangan anak mereka didorong untuk mendapatkan kemandirian dari orang dewasa. • Contoh: toilet training • Sosialisasi: perkembangan dari kebiasaan, keterampilan, nilai-nilai, dan motif yang dibagi oleh anggota kelompok sosial yang profuktif dan bertanggung jawab. • Sosialisasi menggantungkan pada internalisasi dari standar yang disetujui secara sosial, dimulai dnegan terbentuknya regulasi diri. • Sosialisasi bertumpu pada internalisasiproses sosialisasi ketika anak menerima standar sosial untuk melakukan berbagai hal seperti yang dia mau. Membentuk regulasi diri • Regulasi diri: kontrol independen terhadap perilaku untuk memahami harapan sosial. • Regulasi diri adalah fondasi dari sosialisasi dan hal ini terhubung dengan semua domain perkembanganfisik, kognitif, emosional, dan sosial. • Sebelum anak bisa mengontrol perilaku, anak membutuhkan kemampuan meregulasi atau mengontrol, proses atensional mereka dan untuk memodulasi emosi-emosi negatif Eisenberg, 2000. • Perilaku ini di bawah payung fungsi eksekutif rangkaian proses mental yang mengontrol dan meregulasi perilaku orang lain. • Hati nurani: standar internal dari perilaku, yang biasanya mengontrol perilaku seseorang dan menghasilkan ketidaknyamanan emosional ketika dilanggar. • Sebelum anak dapat mengembangkan hati nurani, mereka butuh menginternalisasi standar moral. • Pendahulu dari hati nurani adalah kepatuhan yang berkomitmen pada tuntutan pengasuh. • Toddler yang menunjukkan kepatuhan berkomitmen cenderung lebih siap menginternalisasi aturan orang dewasa daripada yang menunjukkan kebutuhan situasional. Faktor dalam Suksesnya Sosialisasi • Cara-cara orang tua melakukan sosialisasi pada anak dan kualitas hubungan orang tua-anak membantu memprediksi bagaimana sulit atau mudahnya sosialisasi terjadi. • Anak yang menunjukkan kerjasama reseptif dapat menjadi partner aktif dalam sosialisasi. • Praktek pengasuhan, temperamen anak, kualitas hubungan orang tua anak, serta faktor budaya dan sosio-ekonomi dapat berdampak pada mudah dan suksesnya sosialisasi. KONTAK DENGAN ANAK LAINNYA • Bagaimana infant dan toddler berinteraksi dengan saudara dan anak lainnya?

1. Saudara Kandung • Hubungan saudara memainkan peran yang berbeda dalam