Teorema Pythagoras Tripel Pythagoras Teorema Proyeksi Segitiga Miring

A. Teorema Pythagoras dan Teorema atau Topik lain yang Terkait dengan Teorema Pythagoras

1. Teorema Pythagoras

Dalam segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring samadengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya. Jika dalam sebuah segitiga siku-siku, a dan b masing-masing menyatakan panjang kedua sisi siku-sikunya, dan c menyatakan panjang sisi miringnya, maka berlaku : c 2 = a 2 + b 2 Gambar 1 2. Kebalikan teorema Pythagoras. Jika dalam suatu segitiga, kuadrat panjang salah satu sisinya samadengan jumlah kuadrat panjang kedua sisinya yang lain, maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku.

3. Tripel Pythagoras

Perangkat a, b, c dari tiga bilangan asli disebut tripel Pythagoras, jika kuadrat dari bilangan yang terbesar samadengan jumlah kuadrat dua bilangan yang lain. Jika pada tripel Pythagoras a, b, c, ketiga elemennya berupa bilangan asli yang faktor persekutuan terbesarnya adalah 1, maka a, b, c disebut tripel Pythagoras primitif. 3, 4, 5, 5, 12, 13 adalah contoh dua tripel Pythagoras primitif, sedang 15, 20, 25, 10, 24, 26 masing-masing bukan tripel Pythagoras primitif.

4. Teorema Proyeksi Segitiga Miring

Dari teorema Pythagoras dapat diturunkan teorema proyeksi pada segitiga miring, yaitu segitiga yang bukan segitiga siku-siku.

a. Teorema Proyeksi untuk Sisi di depan Sudut Lancip

1. Dalam suatu segitiga, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan sudut lancip samadengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain, dikurangi dengan dua kali hasilkali panjang salah satu sisi dengan panjang proyeksi sisi lain ke sisi tersebut. Diketahui: Perhatikan Gambar 2. , 90 A m , AB CD o p panjang proyeksi AC pada AB . Berlaku: a 2 = b 2 + c 2 – 2cp. a c b C ‘ b t a ‘ p c – p A D B ‘ c

b. Teorema Proyeksi untuk Sisi di depan Sudut Tumpul

Dalam suatu segitiga, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan sudut tumpul samadengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain, ditambah dengan dua kali hasilkali panjang salah satu sisi dengan panjang proyeksi sisi lain ke sisi tersebut. Diketahui: Perhatikan Gambar 3. , 90 A m , AB CD o p panjang proyeksi AC pada perpanjangan AB proyeksi AC pada AB Berlaku: a 2 = b 2 + c 2 + 2cp. Gambar 3 Berarti jika dalam suatu segitiga panjang semua sisinya diketahui, kita dapat menghitung panjang proyeksi sebuah sisi pada sisi yang lain. Latihan 1. 1. Selidikilah segitiga yang dideskripsikan ukuran sisi-sisinya berikut, merupakan segitiga lancip, siku-siku, ataukah tumpul: a. ABC, AB = 4, BC = 8, AC = 10 b. PQR, PQ = 6, QR = 9, PR = 8 c. KLM, KL = 5, LM = 14, KM = 15 2. Pada ABC, AB = 13, BC = 20, AC = 21. Hitunglah panjang proyeksi sisi B C ke sisi AB dan ke sisi A C

5. Teorema Stewart