Media Massa Analisa Lokasional Media dan Kegiatan Komunikasi

34 pemilihan lokasi permukiman, traveller, rekreasional, atau lokasi toko dan taman, dilakukan berdasarkan informasi dan media melalui sesuatualat yang bergerak yang seseorang peroleh merupakan titik awal critical point dalam mengambil keputusan tersebut. Selama dekade terakhir, geografi mencurahkan perhatiannya pada lokasi kegiatan komunikasi, dengan gerakan arus informasi, dan dengan efek tingkah laku komunikasi yang telah muncul dan diakui sebagai variabel penting.

B. Analisa Lokasional Media dan Kegiatan Komunikasi

Media massa dan media interpersonal diorganisasi oleh industri-industri dan menurut sebagian ahli geografi, mereka dapat diuji dengan cara yang sama dengan menganalisa lokasi industri baja atau beberapa aktivitas lain. Keberadaan kategori informasi dan kontrol aktivitas merupakan aspek yang sangat menarik. Kantor pusat perusahaan dan aktivitas quarternary informasi lain seperti bank dan perusahaan asuransi yang fungsinya sangat penting, mempunyai distribusi keruangan, yang merupakan elemen penting dari geografi manusia.

1. Media Massa

Tidak ada satupun media massa yang mempersoalkan dan memiliki analisis lokasional yang detail hingga sekarang. Diskusi tentang industri percetakan dan penerbitan yang paling luas adalah studi Gustafon 1959, yang mana dokumen-dokumen aglomerasi industrinya kuat di Kota New York. Penerbitan telah lebih awal muncul di kota Boston dan Philadelpia, tetapi sesudah tahun 1900, New York dianggap mengomandani posisi dalam industri. Satu hal yang diperoleh dari studi Gustafon adalah diperolehnya suatu pandangan dalam tingkah laku lokasional dari lembaga percetakan, penerbitan, dan surat kabar. Media massa elektronik telah berkembang lebih baik. Donald K. Innis Yunior, berusaha meneliti problem-problem yang disebabkan oleh alam yang mengisi ruang media penyiaran 1953-1960 dimana lingkungan permukiman yang pada awalnya mendukung suatu stasiun radio penyiaran atau televisi yang meruangmengudara secara terbatas, terjadi secara acak. Ukuran rata-rata kota-kota dengan stasiun penyiaran lebih kecil di daerah permukiman tidak padat daripada di daerah permukiman padat, sebab terdapat masalah gangguan penerimaan ketika channelband penyiaran ditempati oleh banyak stasiun. Juga kota berukuran kecil yang banyak memiliki stasiun radio penyiaran kondisi 35 channelband-nya akan berhimpit. Masyarakat di daerah yang jarang penduduk permukimannya akan lebih mendengar stay tune daripada masyarakat di daerah yang penduduknya padat. Terjadi kecenderungan ketika radio dan televisi telah berdifusi secara menasional, kota-kota besar berusaha mempertahankan penerimaan gelombang radio dan televisi, dengan pusat-pusat stasiun penyiaran yang lebih kecil setelah kota-kota lebih besar Bell, 1965. Kecenderungan kedua adalah bahwa inovasi gagasan, gaya hidup, cara berfikir, dan lain-lain telah diadopsi oleh masyarakat ketika media elektronik telah menjalar di seluruh negeri. Hasil analisis Barry 1970 menyimpulkan bahwa televisi telah mendifusi kota-kota di suatu negara secara hirarki. Hal yang menarik adalah adanya ketegangan tensions antara kebutuhan untuk membangun negara dan jaringan internasional untuk kedamaian dan kecepatan aliran informasi, dan kebutuhan bersama untuk pemberitaan kejadian-kejadian lokal wilayah. Pada media elektronik, ketegangan ini berdampak pada afiliasi jaringan kerja lokal dengan nasional. Afiliasi lokal menyediakan program nasional untuk pemirsanya mendekati atau hampir sama dengan informasi lokal. Ketegangan spatial yang sama berdampak pada struktur industri surat kabar

2. Media Interpersonal