MetodePenelitian T1 692009103 Full text

potensi pariwisata berupa warung, penjualan souvenir , penginapan, penitipan kendaraan, sewa kuda, sampai pemasaran hasil pertanian mereka.  Aspek sejarah Ditinjau dari bidang sejarah, Candi Gedongsongo pertama kali dipublikasikan oleh Raffles pada tahun 1804. Pada awal ditemukannya, candi ini hanya berjumlah tujuh candi. Namun penilitian terhadap tempat ini terus dilakukan hingga pada akhirnya, ditemukan candi ke 8 dan candi ke 9.Nama Gedongsongo sendiri diberikan oleh penduduk setempat untuk kompleks candi tersebut. Gedongsongo berasal dari bahasa Jawa, “g edong ” berarti rumah atau bangunan, “s ongo ” berarti sembilan. Jadi arti kata Gedongsongo adalah sembilan kelompok bangunan.  Aspek ekonomi Candi Gedongsongo menjadi asset wisata bagi Pemerintah Kabupaten Semarang dengan retribusi dari tiket wisatawa domestik maupun wisatawan mancanegara. Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan masyarakat

3. MetodePenelitian

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cyclic strategy atau disebut juga strategi berputar . Cyclic strategy pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya saja pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali untuk menampung umpan balik feed back sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim disebut loop . Tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1.Metode Cyclic strategy [9] Terdapat tahapan-tahapan dalam proses perancangan video advertorial Candi Gedongsongo sebelum menjadi video yang utuh dan layak ditonoton. Adapun bagan proses pembuatan video dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut: Tahap 3 Lanjutkembali Tahap 1 Tahap 2 Gambar 2.Bagan Alur Perancangan Latar belakang masalah berawal dari belum adanya media berupa video yang membahas khusus tentang objek wisata Candi Gedongsongo dari aspek sejarah dan kehidupan sosial masyarakat sekitar. Video ini dapat mengenalkan keunikan dan potensi yang terdapat di Candi Gedongsongo. Selain itu, video ini juga dapat digunakan sebagai media promosi pariwisata Candi Gedongsongo. Langkah kedua adalah melakukan observasi untuk mendapatkan data-data berupa data visual dan data verbal mengenai objek wisata Candi Gedongsongo. Observasi juga dilakukan terhadap beberapa video advertorial yang menggunakan teknik sinematografi dan memiliki nilai-nilai promosi pariwisata di dalamnya. Data visual didapat dengan cara mencari referensi beberapa video advertorial yang menggunakan teknik sinematografi dan memiliki nilai-nilai promosi pariwisata di dalamnya. Sedangkan data verbal untuk video advertorial ini didapat dari wawancara terhadap pengurus Candi Gedongsongo dan Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang. Selain itu data verbal juga diperoleh dari studi pustaka yang berkaitan dengan perancangan video advertorial. Setelah data-data terkumpul, dilanjutkan dengan konsep video ini yang dibagi menjadi tiga tema utama, yaitu sejarah Candi Gedongsongo, keunikan dari tiap-tiap candi di kawasan Candi Gedongsongo, dan hal-hal apa saja yang menunjuang pariwisata Candi Gedongsongo seperti wisata kuliner, souvenir , dan lain-lain. Storline merupakan penjelasan alur cerita sebuah video. Berikut merupakan sebuah storyline pada video advertorial Candi Gedongsongo. Storyline: Video ini diawali dengan video dengan objek beberapa candi yang berada di kawasan Candi Gedongsongo. Bagian ini digunakan sebagai opening sebelum masuk ke cerita. Pengambilan gambar beberapa candi dengan menggunakan teknik timelapse. Cerita sejarah candi Gedongsongo, letak geografis dan keunikan dari Candi Gedong I sampai dengan Candi Gedong V, wisata kuda, kolam rendam air panas yang terdapat di Candi Gedongsongo, kearifan masyaraat lokal Candi gedongsongo, menu kuliner andalan di objek wisata Candi Gedongsongo, souvenir yang dijual di Candi Gedongsongo, testimoni pengunjung Candi Gedongsongo dan dinas terkait. Setelah pembuatan storyline, kemudian tahap selanjutnya adalah pembuatan treatment . Treatment merupakan sebuah kerangka video yang diuraikan secara deskriptif seperti jenis shot dan waktu pengambilan gambar. Treatment berisi tentang rangkaian cerita yang nantinya akan dikerjakan. 1. Scene 1 : Opening menampilkan sekilas candi-candi. MLS, LS Int : day Mengambil gambar beberapa candi yang berada di kawasan Candi Gedongsongo. Bagian ini digunakan sebagai opening sebelum masuk ke cerita. Pengambilan gambar beberapa candi dengan menggunakan teknik timelapse . 2. Scene 2 Sejarah Candi Gedongsongo MS Int : day Mengambil gambar candi secara keseluruhan. Setelah itu dilanjutkan gambar Raffles dengan keterangan sebagai orang pertama yang mempublikasikan Candi Gedongsongo. Menampilkan wawancara mengenai sejarah, dengan pengurus Candi Gedongsogo. 3. Scene 3 Candi Gedongsongo sebagai peninggalan kerajaan HinduFS, CU Int : day Mengambil gambar sebuah candi dan relief yang masih terdapat pada bangunan candi. Relief ini menunjukan ciri khas dari peninggalan agama Hindu, selain itu juga dapat diketahui informasi lainnya seperti kerajaan dan taun pembuatan. 4. Scene 4 menjelaskan letak dan keunikan Candi Gedong I sampai Candi Gedong VFS, LS, CU Int : day Mengambil gambar candi dari bagian bawah sampai atas dari tiap-tiap candi. Candi Gedong I yang terletak paling bawah memiliki bangunan terbesar, Candi Gedong II terdiri dari satu candi induk dan satu candi perwara, Candi Gedong III yang masih terlihat arca di ke empat sisi candi, Candi Gedong IV terdiri dari 11 reruntuhan candi dan satu candi induk yang masih utuh, Candi Gedong V teridiri dari satu candi induk dan dua reruntuhan candi perwara. 5. Scene 5 Jasa sewa kudaFS, CU Int : day Wisata kuda yang terdapat di Candi Gedongsongo. Mengambil gambar kuda-kuda yang berada di kandang, orang yang berprofesi sebagai penyedia jasa kuda, kerumunan orang bersama kuda, dan wawancara. 6. Scene 6 Lokasi kolam rendam air panas LS, FS, MS Int : day Menceritakan kolam rendam air panas. Diawali dengan suasana kolam rendam air panas, letak kolam, dan manfaat berendam di air panas. Setelah itu menceritakan sumber air panas yang berasal dari belerang gunung Ungaran. Belerang juga dipercaya penduduk sekitar dapat menyebuhkan berbagai penyakit terutama penyakit kulit. 7. Scene 7 Kearifan lokal masyarakat sekitar Candi Gedongsongo LS, MCU Int : day Menceritakan kearifan penduduk lokal yang menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan. Menggambarkan kerumunan warga yang sedang gotong royong dalam menyeklesaikan sebuah pekerjaan. 8. Scene 8 Menceritakan kuliner andalan di objek wisata Candi GedongsongoFS, CU Int : day Menceritakan wisata kuliner di Candi Gedongsongo. Sate kelinci merupakan menu andalan yang terdapat di kawasan ini. Sate kelinci memiliki tekstur daging yang lebih lembut dan lebih empuk dari pada sate ayam. Mengambil gambar aktivitas penjual dan proses memasak sate kelinci. 9. Scene 9 Pedagang Souvenir FS, CU Int : day Menceritakan souvenir apa saja yang dijual di Candi Gedongsongo. Menggambarkan gantungan kunci, tas, dan souvenir lainnya yang memiliki ciri khas Candi Gedongsongo. 10. Scene 10 Testimoni pengunjung MCU Int : day Wawancara pengunjung dan dinas terkait mengenai objek wisata Candi Gedongsongo. 11. Scene 11 Menggambarkan rangkuman dari video ini CU Int : day Menampilkan beberapa cuplikan scene sebelumnya yang digabung dalam satu frame . Frame dibagi menjadi empat bagian yang menampilkan tema keindahan alam, sosial masyarakat, dan candi itu sendiri. Storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya. Storyboard dibuat untuk mempermudah proses shooting atau pengambilan gambar. Storyboard video advertorial “Gedongsongo” dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4.Storyboard Video Advertorial Tahap perancangan selanjutnya setelah pembuatan storyboard adalah produksi video atau pengambilan gambar. Proses pengambilan gambar dikerjakan sesuai treatment maupun s toryboard yang telah dibuat sebelumnya. Setelah pengambilan gambar dan stock video yang diperlukan, kemudian tahap selanjutnya adalah melakukan penggabungan dengan menggunakan software editing video. Video yang sudah ada digabungkan untuk bisa menyambung antara satu video dengan yang lainya sehingga menjadi sebuah video.Terlihat pada Gambar 5. Gambar 5.Editing Penggabungan Video Gradding merupakan proses pemberian tone warna pada sebuah video. Pemberian tone warna berguna agar tidak terjadi perbedaan warna pada video, selain itu gradding juga dapat memberikan kesan tertentu sesuai yang diinginkan. Seperti yang terlihat pada Gambar 6. Gambar 6.Pengaturan Tone Warna Dari Setiap Iklan Setelah melakukan tahap memberikan tone pada video kemudian berada di tahapan e diting backsound . Pada umumnya penggunaan backsound dalam video advertorial sangat minimal dibandingkan video fiksi. Backsound berfungsi untuk membangun emosi penonton. Backsound yang dipilih adalah musik Gamelan Bali karena memiliki kesamaanan budaya Hindu di dalamnya. Terlihat pada Gambar 7. Gambar 7.Editing Backsound Setelah pemberian backsound pada video ini tahap selanjutnya adalah dubbing . Dubbing merupakan kegiatan perekaman suara yang digunakan sebagai narasi dalam sebuah video advertorial. Terlihat pada Gambar 8. Gambar 8. Dubbing Perekaman Suara Narasi

4. Hasil Implementasi dan Pengujian