KELOMPOK 10 Penduduk Usia Lanjut dan Pem
Penduduk Usia Lanjut dan
Pembangunan Ekonomi
HARA | LOREN | YULIANTI
Jumlah
Penduduk
Lansia terus
Meningkat
• Diperkirakan mulai
tahun 2010 akan
terjadi ledakan
jumlah penduduk
lanjut usia
Berdampak •
pada berbagai
Aspek
Kehidupan
Pengertian
• Salah satu indikator
Meningkatnya keberhasian
pembangunan =
Usia Harapan
Tantangan
Hidup
Pembangunan
Lansia adalah penduduk
yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas
(UU No 13 tahun 1998
ttg Kesejahteraan Lanjut
Usia)
Sosial, ekonomi,
kesehatan (karena
alamiah maupun
penyakit)
• Menerapkan
Pemberdayaan Pola Hidup
Sehat Sejak
Lansia
Dini
Penduduk Lansia Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Sensus Penduduk 2010)
3,500,000
3,000,000
Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk
lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang
sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8
juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang
menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di
dunia
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
PRESENTASE PENDUDUK LANSIA
500,000
0
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95+
SULSEL; 9.31%
Jenis Kelamin Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan
SULUT; 9.44%
Provinsi dengan usia harapan hidup
yang lebih tinggi juga mempunyai
jumlah penduduk lanjut usia yang
lebih banyak. Suatu wilayah disebut
berstruktur tua jika persentase
lanjut usianya lebih dari 7 persen
SUMBAR; 9.02%
LAMPUNG; 8.04%
JATENG; 10.78%
NTT; 8.34%
NTB; 8.07%
DIY; 14.47%
BALI; 10.91%
JATIM; 11.61%
Permasalahan Penduduk Usia
PENDIDIKAN
Lanjut
Indikator
Pendidikan tertinggi
yang ditamatkan
Angka buta huruf
lanjut usia
Jika dibandingkan antar jenis
kelamin, angka buta huruf
lanjut usia perempuan jauh
lebih tinggi dibandingkan lakilaki, yaitu 17,32 persen
berbanding 42,07 persen.
Tidak berbeda dengan angka
buta huruf penduduk secara
Sebagian besar penduduk
lanjut usia tidak/belum
pernah sekolah dan tidak
tamat SD. Jika
dibandingkan antar jenis
kelamin, pendidikan
tertinggi yang ditamatkan
lanjut usia perempuan
secara umum lebih rendah
dibandingkan lanjut usia
laki-laki.
Permasalahan Penduduk Usia
KESEHATAN
Lanjut
ada kecenderungan angka
kesakitan lanjut usia mengalami
peningkatan dari tahun ke
tahun
Lansia yang
sakit-sakitan
Beban Keluarga
Beban
Masyarakat
Beban
Pemerintah
Beban dalam
Pembangunan
Permasalahan Penduduk Usia
EKONOMI
Lanjut
TPA
K
Masih cukup tinggi
meskipun
kesenjangan antar
jenis kelamin masih
cukup tinggi
ALASAN LANSIA
MASIH BEKERJA:
ekonomi yang tidak
mencukupi, karena
ingin tetap aktif dan
mandiri
TPAK lansia laki-laki
mencapai 72,26%,
sedangkan
perempuan 37,83%
(tahun 2007)
ALASAN LANSIA TIDAK
BEKERJA: kesehatan
yang memburuk, karena
norma setempat, sarana
dan prasarana fisik untuk
lansia bekerja kurang
memadai, lansia ingin
menikmati pensiun
STATUS SOSIAL-EKONOMI GOLONGAN
PENDUDUK TUA
Terdapat suatu kekhawatiran di antara para pakar
bahwa golongan penduduk lansia, utamanya yang
berada di belahan Berkembang, akan semakin
memburuk kondisi hidupnya di masa-masa mendatang.
Penjelasan teoritik tentang kekhawtiran ini sebenarnya bertolak
dari suatu keyakinan bahwa proses modernisasi --yang notabene
menjadi fenomena global-- cenderung membawa akibat
menurunnya kondisi para penduduk tua (Cowgill and Holmes,
1972; Cowgill, 1974, 1980 dan 1986).
Rincian tentang kaitan antara modernisasi –yang dicirikan ke
dalam bentuk teknologi kesehatan, teknologi ekonomi,
urbanisasi, dan pendidikan-- dan penurunan status golongan
lansia ini disajikan pada gambar berikut:
Penduduk LANSIA DAN MODERNISASI
Variabel Intervensi
Aspek Menonjol dari Modernisasi
Teknologi
Kesehatan
Umur Panjang
Penuaan
Penduduk
Kompetisi
Generasi
Teknologi
Ekonomi
Penduduk
Perkotaan Baru
Pelopor Muda
Pekerjaan dr
Usia Usang
Pengunduran
Diri
Etos Kerja
Ketergantungan
Migrasi
Pernikahan
Neolokal
Segregasi
Perumahan
Mobilitas
Sosial
Status Inversi
Jarak Sosial
Urbanisasi
Segregasi
Sosial
Kultus Muda
Pendidikan
Keaksaraan,
Pendidikan Massa,
Pelatihan teknis
Sumber: Cowgill 1980:72
Anak lebih
berpendidikan dari
orang tua
Inversi Status
Segregasi
Intelektual dan
Moral
Status yang lebih
rendah dari usia
Di dunia berkembang,
daya tarik model Cowgill
ini utamanya
menyangkut dua isu
berikut: dampak
modernisasi terhadap
struktur organisasi dan
terhadap pemberian
perawatan golongan
tua.
Sementara itu, di
masyarakat Barat, isu
utama terfokus pada
pemahaman tentang
struktur keluarga—yang
disebut-sebut sangat
individualistis—dalam
kaitannya dengan
pemberian perawatan
golongan lansia.
Berbagai kritik yang
berasal dari
berbagai kubu ini
setidaknya dapat
menguak secara
jernih
permasalahan
seputar penduduk
lansia.
IMPLIKASI KEBIJAKAN DI ABAD
PENDUDUK TUA
Lansia merupakan dua kesatuan fakta—sosial dan biologi.
Sebagai suatu fakta sosial, lansia merupakan suatu
proses penarikan diriseseorang dari berbagai status
dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik,
pertambahan usia dapat berarti semakin melemahnya
manusia secara fisik dan kesehatan.
Martin (1990a) Mengatakan bahwa status sosial-ekonomi lansia
tidak sepenuhnya ditentukan oleh bentuk kebersamaan tempat
tinggal dengan keluarga dekat (coresidence Alt offsprings). Karena
itu, kehidupan golongan penduduk lansia sangat relevan dipahami
dari dan/atau terkait-erat dengan berbagai kharakteristik sosialekonomi yang melekat pada diri golongan lansia itu sendiri.
Pembangunan Ekonomi
HARA | LOREN | YULIANTI
Jumlah
Penduduk
Lansia terus
Meningkat
• Diperkirakan mulai
tahun 2010 akan
terjadi ledakan
jumlah penduduk
lanjut usia
Berdampak •
pada berbagai
Aspek
Kehidupan
Pengertian
• Salah satu indikator
Meningkatnya keberhasian
pembangunan =
Usia Harapan
Tantangan
Hidup
Pembangunan
Lansia adalah penduduk
yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas
(UU No 13 tahun 1998
ttg Kesejahteraan Lanjut
Usia)
Sosial, ekonomi,
kesehatan (karena
alamiah maupun
penyakit)
• Menerapkan
Pemberdayaan Pola Hidup
Sehat Sejak
Lansia
Dini
Penduduk Lansia Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Sensus Penduduk 2010)
3,500,000
3,000,000
Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk
lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang
sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8
juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang
menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di
dunia
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
PRESENTASE PENDUDUK LANSIA
500,000
0
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95+
SULSEL; 9.31%
Jenis Kelamin Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan
SULUT; 9.44%
Provinsi dengan usia harapan hidup
yang lebih tinggi juga mempunyai
jumlah penduduk lanjut usia yang
lebih banyak. Suatu wilayah disebut
berstruktur tua jika persentase
lanjut usianya lebih dari 7 persen
SUMBAR; 9.02%
LAMPUNG; 8.04%
JATENG; 10.78%
NTT; 8.34%
NTB; 8.07%
DIY; 14.47%
BALI; 10.91%
JATIM; 11.61%
Permasalahan Penduduk Usia
PENDIDIKAN
Lanjut
Indikator
Pendidikan tertinggi
yang ditamatkan
Angka buta huruf
lanjut usia
Jika dibandingkan antar jenis
kelamin, angka buta huruf
lanjut usia perempuan jauh
lebih tinggi dibandingkan lakilaki, yaitu 17,32 persen
berbanding 42,07 persen.
Tidak berbeda dengan angka
buta huruf penduduk secara
Sebagian besar penduduk
lanjut usia tidak/belum
pernah sekolah dan tidak
tamat SD. Jika
dibandingkan antar jenis
kelamin, pendidikan
tertinggi yang ditamatkan
lanjut usia perempuan
secara umum lebih rendah
dibandingkan lanjut usia
laki-laki.
Permasalahan Penduduk Usia
KESEHATAN
Lanjut
ada kecenderungan angka
kesakitan lanjut usia mengalami
peningkatan dari tahun ke
tahun
Lansia yang
sakit-sakitan
Beban Keluarga
Beban
Masyarakat
Beban
Pemerintah
Beban dalam
Pembangunan
Permasalahan Penduduk Usia
EKONOMI
Lanjut
TPA
K
Masih cukup tinggi
meskipun
kesenjangan antar
jenis kelamin masih
cukup tinggi
ALASAN LANSIA
MASIH BEKERJA:
ekonomi yang tidak
mencukupi, karena
ingin tetap aktif dan
mandiri
TPAK lansia laki-laki
mencapai 72,26%,
sedangkan
perempuan 37,83%
(tahun 2007)
ALASAN LANSIA TIDAK
BEKERJA: kesehatan
yang memburuk, karena
norma setempat, sarana
dan prasarana fisik untuk
lansia bekerja kurang
memadai, lansia ingin
menikmati pensiun
STATUS SOSIAL-EKONOMI GOLONGAN
PENDUDUK TUA
Terdapat suatu kekhawatiran di antara para pakar
bahwa golongan penduduk lansia, utamanya yang
berada di belahan Berkembang, akan semakin
memburuk kondisi hidupnya di masa-masa mendatang.
Penjelasan teoritik tentang kekhawtiran ini sebenarnya bertolak
dari suatu keyakinan bahwa proses modernisasi --yang notabene
menjadi fenomena global-- cenderung membawa akibat
menurunnya kondisi para penduduk tua (Cowgill and Holmes,
1972; Cowgill, 1974, 1980 dan 1986).
Rincian tentang kaitan antara modernisasi –yang dicirikan ke
dalam bentuk teknologi kesehatan, teknologi ekonomi,
urbanisasi, dan pendidikan-- dan penurunan status golongan
lansia ini disajikan pada gambar berikut:
Penduduk LANSIA DAN MODERNISASI
Variabel Intervensi
Aspek Menonjol dari Modernisasi
Teknologi
Kesehatan
Umur Panjang
Penuaan
Penduduk
Kompetisi
Generasi
Teknologi
Ekonomi
Penduduk
Perkotaan Baru
Pelopor Muda
Pekerjaan dr
Usia Usang
Pengunduran
Diri
Etos Kerja
Ketergantungan
Migrasi
Pernikahan
Neolokal
Segregasi
Perumahan
Mobilitas
Sosial
Status Inversi
Jarak Sosial
Urbanisasi
Segregasi
Sosial
Kultus Muda
Pendidikan
Keaksaraan,
Pendidikan Massa,
Pelatihan teknis
Sumber: Cowgill 1980:72
Anak lebih
berpendidikan dari
orang tua
Inversi Status
Segregasi
Intelektual dan
Moral
Status yang lebih
rendah dari usia
Di dunia berkembang,
daya tarik model Cowgill
ini utamanya
menyangkut dua isu
berikut: dampak
modernisasi terhadap
struktur organisasi dan
terhadap pemberian
perawatan golongan
tua.
Sementara itu, di
masyarakat Barat, isu
utama terfokus pada
pemahaman tentang
struktur keluarga—yang
disebut-sebut sangat
individualistis—dalam
kaitannya dengan
pemberian perawatan
golongan lansia.
Berbagai kritik yang
berasal dari
berbagai kubu ini
setidaknya dapat
menguak secara
jernih
permasalahan
seputar penduduk
lansia.
IMPLIKASI KEBIJAKAN DI ABAD
PENDUDUK TUA
Lansia merupakan dua kesatuan fakta—sosial dan biologi.
Sebagai suatu fakta sosial, lansia merupakan suatu
proses penarikan diriseseorang dari berbagai status
dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik,
pertambahan usia dapat berarti semakin melemahnya
manusia secara fisik dan kesehatan.
Martin (1990a) Mengatakan bahwa status sosial-ekonomi lansia
tidak sepenuhnya ditentukan oleh bentuk kebersamaan tempat
tinggal dengan keluarga dekat (coresidence Alt offsprings). Karena
itu, kehidupan golongan penduduk lansia sangat relevan dipahami
dari dan/atau terkait-erat dengan berbagai kharakteristik sosialekonomi yang melekat pada diri golongan lansia itu sendiri.