NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BERTEMAN DENGAN KEMATIAN: CATATAN GADIS LUPUS KARYA SINTA RIDWAN DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ABSTRAK
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BERTEMAN
DENGAN KEMATIAN: CATATAN GADIS LUPUS KARYA SINTA
RIDWAN DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Oleh
Andreas Zulfikar

Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang
terkandung dalam novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus karya
Sinta Ridwan dan pembelajarannya di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Berteman Dengan
Kematian: Catatan Gadis Lupus karya Sinta Ridwan dan menilai layak atau
tidaknya novel ini sebagai bahan pembelajaran di SMA ditinjau dari aspek-aspek
pemilihan bahan ajar sastra. Yaitu, aspek kebahasaan, psikologis, dan latar
belakang budaya. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Data
bersumber dari Novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus karya
Sinta Ridwan, diterbitkan oleh Penerbit Ombak, Yogyakarta, cetakan ke III pada
bulan Oktober tahun 2011 ketebalan buku sebanyak xvi + 363 halaman.
Total terdapat 110 data mengenai nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel
Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus karya Sinta Ridwan, meliputi

Religius 11 data, Jujur 11 data, Toleransi 4 data, Disiplin 4 data, Kerja Keras 7
data, Kreatif 10 data, Mandiri 8 data, Demokratis 2 data, Rasa Ingin Tahu 16 data,
Semangat Kebangsaan 1 data, Cinta Tanah Air 2 data, Menghargai Prestasi 2 data,
Bersahabat 6 data, Cinta Damai 2 data, Gemar Membaca 4 data, Peduli Sosial 15
data, dan Bertanggung Jawab 5 data. Sedangkan nilai karakter Peduli Lingkungan
tidak ditemukan. Selanjutnya berdasarkan pendapat Sumardjo dan Saini (1997:
65), nilai-nilai pendidikan karakter yang telah ditemukan dikelompokan lagi
berdasarkan (1) apa yang diperbuat atau dilakukan para tokoh mencakup 24 data,
(2) ucapan-ucapannya (dialog) mencakup 10 data, (3) penggambaran sosial tokoh
mencakup 26 data, (4) berdasarkan pikiran-pikirannya 11 data, dan (5)
penerangan langsung dari pengarang mencakup 39 data.
Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Berteman Dengan Kematian: Catatan
Gadis Lupus karya Sinta Ridwan layak untuk dijadikan alternatif bahan ajar mata
pelajaran bahasa Indonesia di SMA khususnya kelas XI karena sudah memenuhi
kriteria dalam pemilihan bahan ajar sastra ditinjau dari aspek kebahasaan, aspek
psikologis, dan aspek latar belakang budaya.

Kata Kunci : Nilai Pendidikan Karakter, Novel, Pembelajaran.

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Berteman Dengan

Kematian: Catatan Gadis Lupus Karya Sinta Ridwan Dan
Pembelajarannya Di SMA

Oleh
Andreas Zulfikar

Skripsi
sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 1 Januari 1989.
Penulis anak kedua dari dua bersaudara, buah kasih dari Bapak
Hi. Iwan Syafri dan Ibu Ritha Chairani. Penulis menyelesaikan
jenjang pendidikan sekolah dasar di SD Al Azhar Bandar
Lampung pada tahun 2000, melanjutkan pendidikan di SLTP Abdurrahman Ibnu
Auf Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2003, dan kemudian melanjutkan di
SMA Negeri 12 Bandar Lampung lulus pada tahun 2006.

Penulis sempat terdaftar sebagai mahasiswa dan mengikuti perkuliahan selama
dua semester pada Program Studi D3 Perpajakan, Fakultas Ekonomi Bisnis,
Universitas Lampung pada tahun 2006. Kemudian, pada tahun 2007 penulis
mendaftar kembali sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, melalui jalur Seleksi Ujian Non SPMB.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Semarang, Yogyakarta,
dan Bali pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun 2011 penulis melaksanakan
program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Trisukses Natar,
Kabupaten Lampung Selatan.

PERSEMBAHAN


Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis
persembahkan skripsi ini kepada orang-orang terkasih.
1. Kedua orang tuaku, Hi. Iwan Syafri dan Dra. Ritha Chairani, M.Pd.I tercinta,
yang selalu menantikan keberhasilan penulis dan terima kasih atas segala
perjuangan, pengorbanan, kesabaran, kepercayaan, dan doa-doa yang tiada
henti bagiku, serta cinta yang telah diberikan untukku;
2. Ibu Hj. Sri Wardani, SH., yang selalu mendukung dan mendoakan penulis
untuk menyelesaikan skripsi, terima kasih atas segala cinta yang telah
diberikan untukku;
3. Kakak-kakakku beserta keluarganya, abang Syarif dan keluarga, batin Rahma
dan keluarga, kak Yuli (Almh), abang Kiki dan keluarga, teteh Tika dan
keluarga, dan batin Anggra yang selalu memberikan dukungan dan doadoanya, maaf jika selama ini belum bisa menjadi adik yang baik untuk kalian;
4. adikku satu-satunya, Muhammad Hijrah yang selalu menjadi penyemangat;
5. teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
telah membantu dan memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
karya tulis ini, serta;
6. almamater Universitas Lampung yang mendewasakanku dalam berpikir dan
bertindak.


MOTO

“Perjalanan hidup adalah sebuah proses dan kematian adalah final.
Kematian adalah jodoh yang pasti datang mendampingi kita untuk
melangkah di kehidupan yang baru.”
(Sinta Ridwan)

“Pendidikan adalah upaya untuk memajukan budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan jasmani anak didik.”
(Ki Hajar Dewantara)

“Banyak orang yang merasa pintar,
tapi terlalu sedikit yang pintar merasa.”
(Keluarga Besar PS. Dikbatrasia)
(FKIP Universitas Lampung)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan, karunia,
rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua, terutama penulis dan keluarga.

Hanya kepada-Nya kembali segala sanjungan, kepada-Nya kami memohon
pertolongan dan ampunan, dan atas ridhonya sehingga penulis mampu menyusun
skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Karakter Dalam Novel Berteman Dengan
Kematian: Catatan Gadis Lupus karya Sinta Ridwan dan Pembelajarannya di
SMA dengan baik, yang merupakan persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis menyadari tidak dapat bekerja seorang diri
melainkan bekerja sama dengan berbagai pihak. Maka atas terselesaikannya
skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni,
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Lampung yang telah membimbing tugas ini hingga selesai;
2. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis;
3. Orangtua penulis yang tak henti-hentinya memberikan semangat, motivasi
dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi;
4. Keluarga besarku, kakak dan adikku yang tidak lelah dan bosan memberi
motivasi dan dukungan, baik dukungan material maupun dukungan
spiritual;


5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Lampung;
6. Sahabat-sahabat dan teman-teman terbaik;
7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga penulis
mampu menyelesaikan karya ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas ini serta
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya dalam
bidang Pendidikan Bahasa Indonesia.

Bandar Lampung, November 2015

Penulis

SANWACANA

Alhamdulillah, Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwataalla
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Berteman
Dengan

Kematian:

Catatan

Gadis

Lupus

Karya

Sinta

Ridwan

dan

Pembelajarannya di SMA ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai

gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak
berikut.
1. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku dosen pembimbing pertama
sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
banyak memberikan bimbingan, kritik, dan saran serta memotivasi,
membantu, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan
skripsi ini sampai selesai.
2. Drs. Ali Mustofa, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang telah banyak
memberikan bimbingan, kritik, dan saran serta memotivasi, membantu, dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.
3. Dr. Munaris, M.Pd., selaku pembahas yang telah banyak memotivasi,
membantu, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Dra. Ni Nyoman Wety Suliani, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang
telah membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.
6. Dr.

H.

Muhammad

Fuad,

M.Hum

Selaku

Wakil

Dekan

Bidang


Kemahasiswaan dan Alumni.
7. Seluruh dosen program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
8. Orangtua penulis ayahanda Hi. Iwan Syafri dan Ibunda Dra. Ritha Chairani,
M.Pd.I yang tak henti-hentinya senantiasa mencurahkan kasih sayang yang
tulus, cinta, doa, serta pengorbanan yang tiada henti-hentinya untuk
kebahagiaan dan kesuksesan anak-anaknya.
9. Ibunda Hj. Sri Wardani, SH., yang turut memberikan doa-doa ikhlasnya
kepada penulis agar segera menyelesaikan pendidikan.
10. Saudara-saudaraku, abang Syarif dan keluarga, batin Rahma dan keluarga,
abang Kiki dan keluarga, Almh. Kak Yuli, teteh Tika dan keluarga, serta batin
Anggra yang tidak lelah dan bosan memberi motivasi dan dukungan, baik
dukungan material maupun dukungan spiritual.
11. Adikku satu-satunya, M. Hijrah yang selalu memberikan senyum kecilnya
untuk keluarga.
12. Sahabat dan teman-teman terbaik. Adam Husein, ST., Adi Saputra, SP.,
Marzuki, SE., M. Zulkarnain, Amd., Septhian Van Palwa, S.Kom., Yoni
Riawan Pribadi, Amd., M. Rizwan, S.Pd., Angga Pria Wibawa, SP., Bayu
Nusantara Valwa, SH., Bidadari Ogika Eskabela, dan Antari Tarigan, ST.
13. Seluruh rekan-rekan Keluarga Kecil Batrasia NR 2007. Terima kasih atas
kebersamaan dan persaudaraan yang kita jalin sampai saat ini.
14. Rekan terbaik, Hamidi Rohim, S.Pd., Gr., Irmanto, S.Pd., Gr., dan Endriyan
Sumaili, S.Pd., Gr., yang tak lelah terus memberikan motivasi kepada penulis.
15. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia angkatan 2007 Reguler yang tak dapat penulis tuliskan satu persatu.

16. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia angkatan 2011 yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terima
kasih untuk kebersamaan kita yang singkat.
17. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Lampung yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.
18. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Lampung yang selalu bersama-sama menghabiskan hari
menunggu kelulusan. Yoga Irawan, S.Pd., M.Pd., Buyung, S.Pd., Roni
Mustofa, Nur Kholis, dan Sukesih Hermansyah, S.Pd.
19. Guru-guru serta para siswa di SMA Trisukses Natar, Lampung Selatan tempat
penulis melaksanakan praktik mengajar.
20. Rekan-rekan PPL penulis di SMA Trisukses Natar. Nizom, Anwar, Heru, Ira,
Heni, Yunita, Emi, Lia, Titis, dan Devi.
21. Ibu Eka Kurniawati yang telah memberikan bantuan serta saran kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
22. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam segala hal sehingga
penulis mampu menyelesaikan karya ini.
Semoga segala bantuan, bimbingan, motivasi, dan persahabatan yang telah
diberikan mendapatkan pahala serta balasan dari Allah Subhanahuwataallah.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Aamiin Yarobbal ‘Alamin.

Bandarlampung, November 2015
Penulis

Andreas Zulfikar

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................
i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................
v
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................
vii
MOTO .........................................................................................................
viii
SANWACANA ...........................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xv
I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................
1.4.1 Manfaat Teoretis ...................................................................
1.4.2 Manfaat Praktis .....................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................

1
6
6
6
6
7
7

II. LANDASAN TEORI
2.1 Hakikat Sastra .................................................................................
2.2 Nilai-Nilai Karya Sastra ..................................................................
2.3 Pengertian Novel .............................................................................
2.4 Tinjauan Mengenai Karakter ..........................................................
2.4.1 Tokoh ...................................................................................
2.4.2 Karakter ................................................................................
2.5 Pengertian Pendidikan Karakter ......................................................
2.6 Fungsi Pendidikan Karakter ............................................................
2.7 Tujuan Pendidikan Karakter ...........................................................
2.8 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .....................................................
2.8.1 Religius ...............................................................................
2.8.2 Jujur .....................................................................................
2.8.3 Toleransi .............................................................................
2.8.4 Disiplin ................................................................................
2.8.5 Kerja Keras .........................................................................
2.8.6 Kreatif .................................................................................
2.8.7 Mandiri ................................................................................
2.8.8 Demokratis ..........................................................................
2.8.9 Rasa Ingin Tahu ..................................................................
2.8.10 Semangat Kebangsaan ........................................................

8
10
12
13
13
15
17
18
19
20
21
22
22
23
23
24
24
25
25
25

2.8.11 Cinta Tanah Air ...................................................................
2.8.12 Menghargai Prestasi ............................................................
2.8.13 Bersahabat ...........................................................................
2.8.14 Cinta Damai ........................................................................
2.8.15 Gemar Membaca .................................................................
2.8.16 Peduli Lingkungan ..............................................................
2.8.17 Peduli Sosial ........................................................................
2.8.18 BertanggungJawab ..............................................................
2.9 Pendekatan Karya Sastra ................................................................
2.10 Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) ...............

25
26
26
27
27
27
28
28
29
30

III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ...........................................................................
3.2 Data dan Sumber Data ....................................................................
3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data .........................................

35
36
36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...............................................................................
4.2 Bahasan Penelitian ..........................................................................
4.2.1 Religius ...............................................................................
4.2.2 Jujur .....................................................................................
4.2.3 Toleransi .............................................................................
4.2.4 Disiplin ................................................................................
4.2.5 Kerja Keras .........................................................................
4.2.6 Kreatif .................................................................................
4.2.7 Mandiri ................................................................................
4.2.8 Demokratis ..........................................................................
4.2.9 Rasa Ingin Tahu ..................................................................
4.2.10 Semangat Kebangsaan ........................................................
4.2.11 Cinta Tanah Air ...................................................................
4.2.12 Menghargai Prestasi ............................................................
4.2.13 Bersahabat ...........................................................................
4.2.14 Cinta Damai ........................................................................
4.2.15 GemarMembaca ..................................................................
4.2.16 Peduli Lingkungan ..............................................................
4.2.17 Peduli Sosial ........................................................................
4.2.18 Bertanggung Jawab .............................................................
4.3 Kelayakan Novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis
Lupus karya Sinta Ridwan Sebagai Bahan Pembelajaran di
SMA ................................................................................................
4.3.1 Kelayakan Novel Berteman Dengan Kematian: Catatan
Gadis Lupus Karya Sinta Ridwan Ditinjau dari Aspek
Kurikulum ..............................................................................
4.3.2 Kelayakan Novel Berteman Dengan Kematian: Catatan
Gadis Lupus Karya Sinta Ridwan Ditinjau dari Aspek
Kesastraan ..............................................................................

38
39
39
43
45
46
49
50
53
55
56
58
60
62
64
65
67
70
70
74

76

76

79

V. PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................
5.2 Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

86
87

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Rangkuman Novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis
Lupus Karya Sinta Ridwan
.
2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Berteman Dengan
Kematian: Catatan Gadis Lupus Karya Sinta Ridwan.
3. Identifikasi Nilai-Nilai Karakter Dalam Novel Berteman Dengan
Kematian: Catatan Gadis Lupus Karya Sinta Ridwan
Berdasarkan pendapat Sumardjo dan Saini (1997: 65).
4. Silabus SMA Kelas XI Semester I

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara
imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya
berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan
merupakan suatu kenyataan sosial yang mencakup hubungan manusia dengan
masyarakat, hubungan manusia dengan alam, juga manusia dengan Tuhannya.
Dari rangkaian peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat tersebut, pengarang
menghasilkan sebuah karya satra kreatif dan imajinatif (Priyatni, 2010: 12).

Dalam menganalisis dan mengapresiasi sebuah karya sastra diperlukan
pemahaman diri seorang pembaca. Untuk memahami seluk beluk karya sastra,
perlu adanya apresiasi yang mendalam dari pembaca untuk memahaminya. Di
antara berbagai lapisan pembaca dan penikmat karya sastra, siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA) merupakan pelajar yang memiliki minat dan daya
membaca terhadap karya sastra cukup baik.

Melalui pembelajaran apresiasi satra, guru membantu siswa menemukan makna
dari apa yang dibacanya. Dengan membaca karya sastra, diharapkan siswa dapat
memperoleh pengertian yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal
nilai-nilai, dan mendapatkan ide-ide baru. Salah satu upaya untuk meningkatkan

2

daya apresiasi siswa terhadap karya sastra adalah dengan menghadapkan siswa
secara langsung pada bentuk-bentuk karya sastra, misalnya novel.

Novel sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia imajinatif yang berisi tentang
kehidupan yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya seperti alur, tokoh
dan penokohan, latar, sedut pandang, tema dan amanat. Unsur-unsur tersebut
sangat menentukan tercapainya suatu karya sastra yang baik dan memiliki nilai
seni yang tinggi. Novel sebagai hasil cipta manusia menyajikan banyak hal yang
menambah pengetahuan pembaca. Hal tersebut bisa didapat jika pembaca telah
membaca novel dengan keseluruhan, bukan hanya membaca sinopsis novel saja.

Dalam sebuah novel, biasanya pembaca akan dihadapkan pada sejumlah
permasalahan yang dihadirkan oleh pengarang. Terkait dengan keseluruhan isi
cerita dalam novel tersebut, dan pembaca dapat mengambil nilai-nilai
pembelajaran dari permasalahan yang disajikan di dalam novel.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMA, karya sastra (novel) yang
akan digunakan sebagai bahan ajar hendaknya melalui proses pemilihan.
Perkembangan karya sastra saat ini telah menunjukan banyak peningkatan.
Semakin banyak karya sastra dengan kisah beragam yang dapat dinikmati. Karyakarya tersebut diciptakan oleh pengarang dengan mengangkat cerita kehidupan
berdasarkan pengalaman batin dan luasnya pengetahuan yang mereka miliki.

Pada dasarnya dalam memilih bahan pembelajaran, penentuan jenis, dan
kandungan materi sepenuhnya terletak di tangan guru. Untuk itu, guru bahasa
Indonesia di SMA harus lebih jeli dalam memilih bacaan sastra yang akan

3

dijadikan bahan ajar. Akan sangat baik jika karya satra (novel) yang hendak
dijadikan bahan ajar selain bisa memenuhi tuntutan materi juga memberikan
pengalaman dan pengajaran yang bermanfaat bagi peserta didik, sehingga
pembelajaran sastra yang berlangsung di kelas tidak hanya membentuk
kepribadian yang bermoral.
Sejak tahun 2010, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional
mencanangkan penerapan pendidikan karakter bagi semua tingkat pendidikan,
baik sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Program ini dicanangkan bukan tanpa
alasan. Sebab, selama ini dunia pendidikan dinilai kurang berhasil dalam
mengantarkan generasi bangsa menjadi pribadi-pribadi yang bermartabat.
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang mampu
mempengaruhi karakter peserta didik (Elkind dalam Aunillah, 2011: 21). Dalam
hal ini, guru membantu membentuk watak peserta didik agar senantiasa positif.
Pendidikan karakter memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral atau
akhlak. Dalam penerapan pendidikan karakte, faktor yang harus dijdikan sebagai
tujuan adalah terbentuknya kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia
yang baik.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas, secara garis besar, karya sastra
(novel) yang hendak dijadikan bahan ajar bagi peserta didik hendaknya berisikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa.
Dalam hal ini, peran guru SMA dalam pemilihan bahan ajar sastra akan
menentukan pencapaian keberhasilan siswa. Keberhasilan yang dimaksud dalam
hal ini bukan hanya keberhasilan membentuk kecerdasan peserta didik dalam

4

mengapresiasi sastra, akan tetapi juga membentuk karakter peserta didik sehingga
menjadi pribadi yang bermoral. Dengan demikian kejelian guru dalam memilih
novel yang akan dijadikan bahan ajar sastra sangatlah dibutuhkan.
Terkait dengan pembelajaran sastra di sekolah, materi menganalisis nilai-nilai
dalam novel merupakan bagian dari pembelajaran sastra si Sekolah Menengah
Atas (SMA). Dalam silabus KTSP jenjang SMA kelas XI semester pertama
terdapat standar kompetensi membaca yakni memahami berbagai hikayat, novel
Indonesia/novel terjemahan. Adapun kompetensi dasarnya adalah menganalisis
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/novel tejemahan.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, peneliti menganalisis nilai-nilai
pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Berteman Dengan Kematian;
Catatan Gadis Lupus karya Sinta Ridwan dan pembelajarannya di SMA. Hal ini
sesuai dengan tujan pembelajaran sastra. Yaitu siswa mampu menikmati,
menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Depdiknas, 2006: 1).
Alasan peneliti memilih novel Berteman Dengan Kematian; Catatan Gadis Lupus
karya Sinta Ridwan sebagai subjek penelitian adalah ;
1. menggunakan bahasa yang mudah dipahami karena sama seperti bahasa
yang dipakai dalam kehidupan siswa sehari-hari.
2. terdapat pesan moral dan nilai-nilai pendidikan karakter yang baik yaitu
mengajarkan kita harus senantiasa berusaha dan berdoa serta pantang
menyerah untuk mencapai tujuan yang kita harapkan.

5

3. mampu membeikan motivasi bagi siswa untuk menjadi pribadi yang lebih
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya agar lebih bermanfaat
untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama.

4. novel ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Sinta Ridwan,
dimana dia adalah seorang odapus. Odapus sendiri adalah istilah yang
dipakai untuk menyebut orang yang mengidap penyakit lupus.
Dari segi isi novel ini melukiskan kisah seorang gadis kelahiran Cirebon, 11
Januari 1985 yang mengalami begitu banyak masalah di hidupnya, mulai dari
keluarganya, teman-temannya dan pada akhirnya dia harus menerima bahwa dia
pengidap penyakit lupus. Namun, dia tak mau larut meratapi nasibnya, dia sadar
bahwa ada hidup yang harus dia lewati. Ada mimpi yang harus dia wujudkan, dia
tak mamu membuang mimpi-mimpinya di tong sampah kehidupan. Walau dengan
penyakit di tubuhnya, dia berusaha menjadi seseorang yang berguna untuk orang
lain, dia berusaha membiayai kuliah pascasarjananya dan adiknya, dia hanya ingin
penyakitnya tidak menjadi halangan untuk dia. Berdasarkan uraian di atas, penulis
tertarik untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam
novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus karya Sinta Ridwan dan
kelayakannya sebagai bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Pada penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini, yakni penelitian
yang dilakukan oleh Shelia Kara pada tahun 2012 dengan judul penelitian NilaiNilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Surat Kecil Untuk Tuhan karya Agnes
Danovar dan Kelayakannya sebagai Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
di SMA Kelas XI. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa novel Surat Kecil

6

Untuk Tuhan karya Agnes Danovar layak untuk dijadikan sebagai salah satu
alternatif bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA khususnya pada
kelas XI, hal ini berdasarkan kriteria pemilihan bahan pembelajaran sastra yang
ditinjau dari aspek kurikulum dan aspek kesastraan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang
terdapat dalam novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus karya
Sinta Ridwan dan kelayakannya sebagai bahan pembelajaran di SMA?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter
dalam novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus karya Sinta
Ridwan dan menilai layak atau tidaknya novel ini sebagai bahan pembelajaran di
SMA ditinjau dari aspek-aspek pemilihan bahan ajar sastra. Yaitu, aspek
kebahasaan, psikologis, dan latar belakang budaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis
sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti. Adapun
manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan terutama dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia dan landasan atau dasar sumber informasi bagi

7

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan di dalam
novel, serta memperkuat teori-teori di bidang mata pelajaran bahasa Indonesia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada guru mengenai
nilai-nilai pendidikan karakter yang tedapat dalam novel Berteman Dengan
Kematian: Catatan Gadis Lupus karya Sinta Ridwan sebagai bahan pembelajaran
di SMA.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus karya Sinta
Ridwan.
2. nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Berteman Dengan
Kematian: Catatan Gadis Lupus karya Sinta Ridwan. Yaitu: Religius, Jujur,
Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin
Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi,
Bersahabat, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli
Sosial, dan Bertanggung Jawab.
3. kelayakan novel Berteman Dengan Kematian: Catatan Gadis Lupus karya
Sinta Ridwan sebagai alternatif bahan ajar di Sekolah Menengah Atas
(SMA) ditinjau dari aspek-aspek pemilihan bahan ajar sastra. Yaitu, aspek
kebahasaan, psikologis, dan latar belakang budaya.

8

BAB II
LANDASAN TEORI

Sebelum melakukan pembahasan penelitian, peneliti akan memaparkan teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini. Teori-teori yang dikemukakan berupa
pendapat yang didasarkan oleh penemuan dan penelitian terdahulu yang di
dukung data dan argumentasi. Penelitian tentu membutuhkan sebuah landasan
teori agar mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pengetahuan yang tepat.
2.1 Hakikat Sastra
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata sastra adalah “karya tulis yang
jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti
keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya”. Karya sastra berarti
karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang
indah. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi,
sosial, maupun intelektual, dengan caranya yang khas. Pembaca sastra
dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra sesuai dengan wawasannya
sendiri.
Wellek dan Warren (1989: 299) menyebutkan bahwa sastra merupakan karya
yang menyajikan kehidupan, dan kehidupan merupakan sebagian kenyataan
sosial. Kenyataan sosial ini berbentuk homologi, atau merupakan kesamaan
struktural antara bangunan nyata dan bangunan imajiner dalam novel

9
Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam
menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra. Jelasnya faktor yang
menentukan adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan bahasa sebagai
medianya. Berkaitan dengan maksud tersebut, sastra selalu bersinggungan dengan
pengalaman manusia yang lebih luas daripada yang bersifat estetik saja. Sastra
selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi, dan agama.
Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan dalam karya sastra.

Sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya.
Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-ketegangan (suspense).
Dalam ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. Adakalanya
dengan membaca sastra kita terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan.
Dalam keterlibatan itulah kemungkinan besar muncul kenikmatan estetis.
Menurut Luxemburg dkk (1989) sastra juga bermanfaat secara rohaniah, dengan
membaca sastra kita memperoleh wawasan yang dalam tentang masalah
manusiawi, sosial, maupun intelektual dengan cara yang khusus.

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sastra adalah hasil
cipta manusia dengan menggunakan media bahasa tertulis maupun lisan, bersifat
imajinatif, disampaikan secara khas, dan mengandung pesan yang bersifat relatif.

Tokoh lain berpendapat sastra adalah prosa naratif yang bersifat imajiner, namun
biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan
hubungan-hubungan

antar

manusia.

Pengarang

mengemukakan

hal

itu

berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan (Altenderbernd
dan Lewis dalam Nurgiantoro, 1994: 2).

10
2.2 Nilai-Nilai Karya Sastra
Sastra akan memiliki manfaat di dalam kehidupan manusia jika didukung dengan
kegiatan apresiasi sastra. Tentunya sastra sebagai institusi sosial yang
menggunakan bahasa sebagai medianya harus diapresiasi jika kita ingin
mendapatkan manfaatnya. Proses apresiasi terhadap karya sastra dapat berjalan
secara optimal apabila dilakukan secara benar. Apresiasi terhadap karya sastra
dapat dicapai apabila pembaca merasakan keterlibatan jiwa dengan karya sastra
itu, dapat menikmati berbagai aspek karya sastra, menghargai kemampuan teknis
penulis dalam menentukan gagasan, dan dapat menentukan relevansi karya sastra
dengan kehidupan pembaca. Dengan merasakan relevansi itu maka pembaca akan
dapat menyadari kebermaknaan karya sastra itu dalam kehidupan.

Karya sastra juga merupakan cerminan kehidupan manusia, dari karya sastra kita
dapat mengambil pelajaran karena di dalamnya terdapat ajaran moral, estetika,
dan berbagai hal yang menyangkut tata pergaulan sesama umat manusia. Nilainilai yang terkandung dalam karya sastralah yang dapat dijadikan pelajaran.
Karya yang baik akan memiliki keseimbangan antara unsur hiburan dan pelajaran
yang terdapat di dalamnya. Semua disajikan dengan baik dan terintegrasi dengan
semua unsur intrinsik yang ada. Jika antara unsur hiburan dan nilai dalam karya
sastra tidak seimbang, maka karya sastra tidak mampu membuat membantu
kualitas pribadi pembacanya. Hal tersebut akan terjadi jika hanya unsur hiburan
yang ditonjolkan dalam suatu karya sastra. Namun, jika unsur nilainya saja yang
ditekankan, maka pembaca akan merasa jenuh karena pembaca tidak menemukan

11
hal menarik di dalam karya tersebut, melainkan hanya merasa terdoktrin dengan
nasihat atau ajaran di dalamnya.
Masih banyak nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra. Menurut Frankena
(dalam Kaelan, 2010: 87), nilai atau “Value” termasuk bidang kajian filsafat.
Persoalan-persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat
yaitu filsafat nilai. Filsafat juga sering diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai.
Istilah nilai di dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak
yang artinya keberhargaan atau kebaikan, dan kata kerja yang artinya suatu
tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.
Dalam Dictionary of Sociology and Related Sciences dikemukakan bahwa nilai
adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok. Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat
pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya
ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu (Kaelan, 2010: 87).
Dalam Kosasih (2012: 46), dikemukakan bahwa nilai adalah sesuatu yang
penting, berguna, atau bermanfaat bagi manusia. Semakin tinggi kegunaan suatu
benda, maka semakin tinggi pula nilai dari benda itu. Sebaliknya, rendah
kegunaan suatu benda maka semakin rendah pula nilai itu. Bernilai tidaknya suatu
benda atau yang lainnya ditentukan oleh sudut pandang tertentu.
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu,
untuk selanjutnya mengambil keputusan. Keputusan nilai dapat selanjutnya
mengatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak

12
baik, religius atau tidak religius. Hal ini dihubungkan dengan unsur yang ada pada
manusia, yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa, dan kepercayaan. Sesuatu itu dikatakan
memiliki nilai apabila sesuatu itu berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai
astetis), baik (nilai moral), religius (nilai agama) (Darmodiharjo, dkk, 1991: 50).
Manusia yang mengadakan penilaian terhadap sesuatu yang bersifat rohaniah
menggunakan budi nuraninya dengan dibantu oleh inderanya, akalnya,
perasaannya, kehendaknya, dan oleh keyakinannya. Sampai sejauh mana
kemampuan dan peranan alat-alat bantu ini bagi manusia dalam menentukan
penilaiannya tidak sama bagi manusia yang satu dengan yang lain. Jadi,
bergantung kepada manusia yang mengadakan penilaian itu (Darmodiharjo, dkk,
1991: 51-52).
Nilai-nilai tersebut tergantung pada titik tolak dan sudut pandang masing-masing.
Dalam penelitian ini, nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel yang menjadi
sorotan utama penelitian.
2.3 Pengertian Novel
Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Novel juga suatu bentuk dari sebuah karya
sastra, novel merupakan kisah atau cerita fiksi dalam bentuk tulisan/kata-kata dan
memiliki unsur instrinsik dan juga unsur ekstrinsik. Sebuah novel biasanya
mengisahkan/menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan juga sesamanya. Dalam sebuah novel, biasanya si pengarang
berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan si pembaca kepada berbagai

13
macam gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung di dalam
novel tersebut.
Virginia Wolf mengatakan bahwa “sebuah roman atau novel ialah terutama sekali
sebuah eksplorasi atau suatu kronik penghidupan; merenungkan dan melukiskan
dalam bentuk tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran, atau tercapainya gerak
gerik manusia.” (dalam Lubis dalam Tarigan, 2011: 167). Menurut H.E. Batos
“sebuah roman, pelaku-pelaku mulai dengan waktu muda, mereka menjadi tua,
mereka bergerak dari sebuah adegan ke sebuah adegan yang lain, dari suatu
tempat ke tempat lain.” (dalam Lubis dalam Tarigan, 2011: 167).
Sedangkan menurut Nurgiantoro, novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan
sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia
imajinatif, yang dibangn melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa,
plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya
tentu saja juga bersifat imajinatif. Novel dapat mengemukakan sesuatu secara
bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih deril, dan lebih
banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks.
Novel merupakan karya sastra yang memiliki kesatuan yang utuh. Kesatuan yang
utuh itu dibangun oleh unsur-unsur yang saling terpadu. Unsur-unsur pembentuk
novel salah satunya ialah tokoh dan penokohan atau bisa di sebut pula karakter.
2.4 Tinjauan Mengenai Karakter
2.4.1 Tokoh
Tokoh atau pelaku cerita (character), (Abrams dalam Nurgiantoro, 1994: 165),
adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang

14
oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu
seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan pengertian tokoh dalam karya sastra
khususnya prosa cerita (novel, cerpen, hikayat, dongeng). Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa yang namanya tokoh dalam karya sastra adalah sosok yang
benar-benar mengambil peran dalam cerita tersebut. Atau kalau kita buat sebuah
perbandingan, jika naskah tersebut akan dimainkan atau difilmkan, sosok tersebut
membutuhkan aktor (pemain).

Dengan melihat definisi di atas, kita dapat melihat bahwa tokoh dalam cerita
memiliki variasi fungsi atau peran mulai dari peran utama, penting, agak penting,
sampai sekedar penggembira saja. Perbedaan peran inilah yang menjadikan tokoh
mendapat predikat sebagai tokoh utama (sentral), tokoh protagonis, antagonis,
peran pembantu utama (tokoh andalan), tokoh tidak penting (figuran), dan tokoh
penggembira (lataran). Jadi yang dimaksud dengan tokoh adalah individu
ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakukan dalam
berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula
berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan,
amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.
Seorang tokoh cerita dikatakan wajar, relevan, jika mencerminkan dan
mempunyai kemiripan dengan kehidupan manusia sesungguhnya (lifelike). Tokoh
cerita hendaknya bersifat alami, memiliki sifat lifelikeness, ”kesepertihidupan”,
paling tidak itulah harapan pembaca. (Nurgiantoro, 1994: 167-168).

15
2.4.2 Karakter
Secara terminologi (istilah), karakter diartikan sebagai sifat manusia pada
umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah
sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau
sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat.
Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia
mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.
Definisi ini diambil dari “The stamp of individually or group impressed by nature,
education or habit. Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi
pekerti, sehingga karakter bangsa identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti
bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi
pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak atau
kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang tidak baik.
Elfidri berpendapat bahwa karakter anak adalah kualitas mental atau kekuatan
moral, akhlak atau budi pekerti yang merupakan kepribadian khusus yang harus
melekat kepada anak-anak bangsa ini. Menurut Elfidri, karakter terbagi atas
empat, yaitu.
a) karakter lemah, dapat ditemukan seperti penakut, tidak berani
mengambil resiko, pemalas, cepat kalah, dan beberapa jenis lainnya.

16
b) karakter kuat, dapat ditemukan seperti tangguh, ulet, mempunyai daya
juang yang kuat serta pantang mengalah/menyerah.
c) karakter jelek, misalnya licik, egois, serakah, sombong, tinggi hati
(snoobish), pamer, atau suka ambil muka, dan sebagainya.
d) karakter baik, misalnya jujur, terpercaya, rendah hati, amanah dan
sebagainya.
Soemarno Soedarsono berpendapat tentang kepribadian, karakter dan temperamen
memiliki kesamaan, dimana kepribadian adalah totalitas kejiwaan yang
menampilkan sisi yang didapat dari keturunan (orang tua dan leluhur) dan sisi
yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman hidup dan lingkungannya (Soemarno
Soedarsono, 2002: 49). Menurut Soemarno Soedarsono, sisi yang menonjol yang
banyak didapat dari faktor keturunan (leluhur, orang tua yang bersifat genetik)
berwujud dalam bakat, kecerdasan dan temperamen. Dalam hal ini temperamen
merupakan sesuatu yang sulit untuk. Sisi yang diperoleh dari pendidikan serta
yang dibentuk dan diperoleh dari pengalaman hidup berwujud dalam
pengetahuan, keterampilan dan watak. Watak ini dapat diubah, agar menjadi
pribadi unggul yang efektif, pribadi harus memiliki watak terpuji.
Freud mengatakan di dalam buku Integrasi Psikologi dengan Islam, tentang
Watak adalah “a system of strifing with underlie behavior” artinya sistem upaya
yang melandasi prilaku (Soemarno Soedarsono, 2002: 50). Dalam pandangan lain,
Erich Fromn menyatakan bahwa watak adalah;
“Alasan-alasan yang disadari atau tidak disadari mengapa seorang
memiliki tindakan-tindakan tertentu.”
“Setiap pribadi adalah unik dan memiliki tipe-tipe tertentu, watak yang
memberikan peran dan fungsi terhadap tingkah laku seseorang.”

17
“Watak harus dicari dalam corak hubungan seseorang dengan
lingkungannya, baik dengan lingkungan benda (asimilasi) maupun
dengan lingkungan sesama manusia (sosialisasi).
Dari uraian tentang watak menurut Erich Fromn di atas dapat disimpulkan bahwa
pribadi seseorang menampilkan dua sisi, yaitu sisi yang diperoleh dari faktor
genetik dan sisi yang di dapat dari faktor pengalaman hidup atau hasil pendidikan
yang diperoleh.
Berdasarkan pemaparan mengenai karakter yang dikemukakan oleh para pakar di
atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pengertian karakter adalah watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti. Dengan demikian karakter dapat
disamakan dengan akhlak yang melekat pada diri seseorang yang di dapat dari
keturunan (orang tua dan leluhur) dan dari sisi yang diperoleh dari pendidikan,
pengalaman hidup dan lingkungannya.
2.5 Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter
pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran
individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilainilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil.
Menurut David Elkind dan Freddy Sweet, Ph.D. (dalam Fathurrohman, 2013: 15),
yang dimaksud dengan pendidikan karakter adalah sesuatu yang dilakukan oleh
guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Dalam hal ini, guru
membantu membentuk watak peserta didik agar senantiasa positif. Oleh karena
itu, guru harus memperhatikan caranya berprilaku, berbicara, ataupun

18
menyampaikan materi, bertoleransi, serta berbagai hal terkait lainnya. Adapun T.
Ramli (dalam Fathurrohman, 2013: 15) menyatakan bahwa pendidikan karakter
memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral atau akhlak. Dalam
penerapan pendidikan karakter, faktor yang harus dijadikan sebagai tujuan adalah
terbentuknya kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia yang baik, dan
hal itu sama sekali tidak terikat dengan angka dan nilai. Dengan demikian, dalam
konteks pendidikan di Indonesia, pendidikan karakter ialah pendidikan nilai,
yakni penanaman nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa Indonesia.
Secara singkat, pendidikan karakter bisa diartikan sebagai sebuah bantuan sosial
agar individu itu dapat bertumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup
bersama dengan orang lain dalam dunia. Pendidikan karakter bertujuan
membentuk setiap pribadi menjadi insan yang berkeutamaan. Pendidikan karakter
sebagai sebuah pedagogi memiliki tujuan agar setiap pribadi semakin menghayati
individualitasnya, mampu mengagapai kebebasan yang dimilikinya sehingga ia
dapat semakin bertumbuh sebagai pribadi maupun sebagai warga negara yang
bebas dan bertanggungjawab moral integral atas kebersamaan hidup dengan yang
lain di dalam dunia.
2.6 Fungsi Pendidikan Karakter
Dalam mengembangkan sebuah kurikulum, pemerintah telah memikirkan secara
matang fungsi kurikulum yang akan diberlakukan. Seperti fungsi pendidikan
karakter yang tengah gencar diberlakukan pada saat ini. Adapun tiga fungsi
pendidikan karakter yang dicanangkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut.

19
1) Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi
pribadi berprilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap
dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.
2) Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung
jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.
3) Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermatabat (Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010: 7).
2.7 Tujuan Pendidikan Karakter
Seperti halnya dengan kurikulum yang telah berlaku sebelumnya, pendidikan
karakter memiliki tujuan tersendiri dalam pengembangannya. Berikut beberapa
tujuan pendidikan karakter yang akan dicapai.
1) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa.
2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius.
3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab

Dokumen yang terkait

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata dan Pemilihannya sebagai Bahan Ajar di SMA

0 11 64

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

5 50 56

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Anak Sejuta Bintang Karya Akmal Nasery Basral Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Di SMP Negeri 3 Gabus.

0 2 12

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Anak Sejuta Bintang Karya Akmal Nasery Basral Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Di SMP Negeri 3 Gabus.

0 1 14

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.

0 2 18

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Habibie Dan Ainun Karya Bacharuddin Jusuf Habibie.

0 0 15

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL HABIBIE DAN AINUN Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Habibie Dan Ainun Karya Bacharuddin Jusuf Habibie.

6 49 17

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL MUALAF KARYA JOHN MICHAELSON.

0 1 136

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

0 1 130

Nilai-nilai pendidikan dalam novel Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi - USD Repository

0 15 136