TEMA DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ABSTRAK

TEMA DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL DI BAWAH
LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM
DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Oleh
ANARIA GUNANI

Penelitian ini menganalisis tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit
Jakarta karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA. Tema dan penokohan
merupakan unsur penting dalam sebuah karya sastra khususnya novel. Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan tema, teknik pelukisan tokoh, jenis-jenis
tokoh, dan pembelajarannya di SMA.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Sumber data penelitian adalah novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur
Alam. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis teks.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema yang terdapat dalam novel Di Bawah
Langit Jakarta karya Guntur Alam yaitu tema mayor dan tema minor. Tema
mayor dalam novel ini adalah semangat juang untuk tetap bersekolah dan tema
minor novel ini adalah kemiskinan dan pengorbanan. Dalam menggambarkan

watak-watak tokoh dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam
pengarang menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik. Pada teknik
dramatik hanya ditemukan tujuh teknik dari delapan teknik, yaitu teknik cakapan,
teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik
reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, dan teknik pelukisan latar, sedangkan
teknik pelukisan fisik tidak ditemukan. Tokoh-tokoh dalam novel Di Bawah
Langit Jakarta terbagi menjadi tokoh utama, tokoh tambahan, tokoh protagonis,
tokoh antagonis, tokoh sederhana, tokoh statis, dan tokoh dinamis. Namun, tidak
ditemukan tokoh kompleks, tokoh berkembang, tokoh tipikal, dan tokoh netral.
Pembelajaran novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam dapat
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Kata kunci : model pembelajaran kooperatif, penokohan, STAD.

TEMA DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL DI BAWAH
LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM
DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Oleh
ANARIA GUNANI


Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pugung Penengahan, Kecamatan Lemong,
Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung pada tanggal 26
Oktober 1992, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari
Abdullah Satir dan Nuryati.
Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah TK Bambang, Kecamatan

Lemong, Kabupaten Pesisir Barat diselesaikan pada tahun 1999. Pendidikan di SD
Negeri 1 Bambang, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat diselesaikan
pada tahun 2005. Pendidikan di SMP Negeri 1 Lemong, Kecamatan Lemong,
Kabupaten Pesisir Barat diselesaikan pada tahun 2008. Pendidikan di SMA
Negeri 1 Lemong, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat diselesaikan
pada tahun 2011.

Selanjutnya pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur
PMPAP. Pada tahun 2014, penulis melakukan PPL di SMA Negeri 1 Lemong,
Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat dan KKN Kependidikan
Terintegrasi Unila di Desa Pugung Penengahan, Kecamatan Lemong, Kabupaten
Pesisir Barat.

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan rasa bahagia atas nikmat yang diberi
Allah subhanahuwataala, kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang
yang paling berharga dalam hidupku.

1.

Ayahanda dan Ibunda tercintaku, Bapak Abdullah Satir dan Ibu Nuryati yang
tak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, mendidik dengan penuh cinta,
dan berdoa dengan keikhlasan hati untuk keberhasilanku menggapai cita-cita
serta selalu menanti keberhasilanku.

2.

Saudara perempuan dan kedua adikku tersayang, Laili Desyanti, Ringgon
Saka Putra, dan Rangga Humara yang telah memberikan doa dan dukungan
dalam menuntut ilmu serta menanti keberhasilanku.

3.

Sepupuku yang sudah kuanggap seperti bapak, Wirta Raytomi yang selalu
memberikan semangat, motivasi, dan finansial hingga saya menjadi seperti
saat ini.

4.


Lelaki bak sendi pada buku-buku jemariku, Fadly Putra Mayondra yang telah
memberikan semangat, dukungan, doa, serta menanti keberhasilanku..

5.

Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan almamater tercinta yang mendewasakanku dalam berpikir,
bertutur, dan bertindak serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

6.

Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah mendewasakanku.

MOTO
Sesunggguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah : 6)
Sesunggguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
(Q.S. Ar-Ra d : 11)


SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi
yang berjudul “Tema dan Penokohan dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta
Karya Guntur Alam dan Pembelajarannya di SMA” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Universitas Lampung.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tentu telah banyak menerima
masukan, arahan, bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak.
Sehubungan dengan hal itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak berikut.
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni.
3. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa

dan


Sastra

Indonesia

serta

sekaligus

Pembahasyang

telah

memberikanbimbingan, masukan, saran, danbantuan kepada penulis.
4. Prof. Dr. H. Karomani, M.Si. selaku Pembimbing I atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, arahan,dan motivasi yang
diberikan selama penyusunan skripsi ini.

ix
5. Dr.


Edi

Suyanto,

M.Pd.

selaku

Pembimbing

IIatas

kesediaandan

keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, arahan,dan motivasi yang
diberikan selama penyusunan skripsi ini.
6. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, masukan, nasihat, dan motivasi kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.
8. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA Negeri 1Lemong, Kecamatan Lemong,
Kabupaten Pesisir Barat.
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku Batrasia Angkatan 2011,Wulan sari, Neli
Yana, Trie Utami, Nurria Marfi Atun, Hilda Fatah Asih Amrillah, Surya Agus
Cahyanti, Prastiwi Jayanti, Vincencia Dwi Indra Astuti, Revina Fitria, Erni
Rahayu, Arantika Arvi Suwardi, Devi Kusmitha Sari, Gita Andriana, S.Pd.,
Moli Ridodo, S.Pd., Anggun Setiana, S.Pd., Ni luh Eka Wahyuni, Elisa
Novitasari, Ayu Mayasari, S.Pd., dan lain-lain yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang
kalian berikan selama ini.
10. Teman-teman Batrasia angatan 2011 kelas A dan B terima kasih atas
kebersamaannya selama ini.
11. Teman-teman KKN Kependidikan Terintegrasi (Agus Sugiarto, Ahmad
Farhan, Dwi Waluyo Beni, Khairul Anwar, Komang Mega Susanti, Nurul
Fadhilla Tsani, Made Okta Sri Rahayu, Ridho Putra Sandi, S.Pd., dan Sariah
Harahap) di Desa Pugung Penengahan, Kecamatan Lemong, Kabupaten
Pesisir Barat.

x

12. Bapak, Ibu, dan teman-temanku di Kosan Wisma Rizki, Kampung Baru,
Bapak Nurdin, Ibu Rohaya, Mbak Lilis Suryana, Mbak Lusiana Simamora,
S.Pd., Mbak Icha Sagala, S.A.B., Dewi Nurhidayati, Seri Simamora, Ajeng
(Menik), Puspita Wulandari, Hevi Selvina, Saputri Ratu Panghuni, Lailatul
Muniroh, Laila Indriyani, Yeni Rismayani, dan Reza Kindi Rusadi.
13. Seluruh keluarga besarku yang telah menyelipkan senyum dan doa untuk
keberhasilanku.
14. Kepada semua pihak yang ikut berperan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah subhanahuwataala membalas segala keikhlasan, amal, dan
bantuansemua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi
dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aamiin.

Bandarlampung, Juli 2015

Anaria Gunani

DAFTAR ISI


ABSTRAK .....................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
MOTO ............................................................................................................
PERSEMBAHAN ..........................................................................................
SANWACANA ..............................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
xi
xiii
xiv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................

1
6
7
8
8

II. LANDASAN TEORI
2.1 Prosa ..........................................................................................................
2.2 Pembelajaran Sastra di SMA ...................................................................
2.2.1 Pembelajaran Novel di SMA ..........................................................
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Novel di SMA ..........................
2.2.3 Model Pembelajaran Novel di SMA ................................................
2.3 Tema ........................................................................................................
2.3.1 Pengertian Tema ..............................................................................
2.3.2 Jenis-Jenis Tema ..............................................................................
2.3.3 Cara Menemukan Tema ..................................................................
2.4 Tokoh dan Penokohan ..............................................................................
2.4.1 Pengertian Tokoh dan Penokohan ...................................................
2.4.2 Jenis-Jenis Tokoh .............................................................................
2.4.3 Teknik Pelukisan Tokoh ..................................................................
2.5 Skenario Pembelajaran Novel di SMA ......................................................

9
10
10
27
30
38
38
40
43
44
45
46
55
68

xii
III.
3.1
3.2
3.3
3.4

METODE PENELITIAN
Metode .....................................................................................................
Sumber Data .............................................................................................
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................
Teknik Analisis Data ................................................................................

74
75
75
76

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ......................................................................................................... 78
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 79
4.2.1 Tema dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya
Guntur Alam .................................................................................... 79
4.2.1.1 Tema Mayor dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta
Karya Guntur Alam .......................................................... 79
4.2.1.2 Tema Minor dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta
Karya Guntur Alam ........................................................... 81
4.2.2 Penokohan dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta
Karya Guntur Alam ........................................................................ 84
4.2.2.1 Teknik Pelukisan Tokoh dalam Novel Di Bawah Langit
Jakarta Karya Guntur Alam ................................................ 84
4.2.2.2 Jenis-Jenis Tokoh dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta
Karya Guntur Alam ............................................................. 130
4.2.3 Pembelajaran Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya
Guntur Alam ................................................................................... 146
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................................. 161
5.2 Saran ........................................................................................................ 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Instrumen Penyusunan Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran .................

17

2.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................

23

2.3 Kegiatan Pembelajaran Mengidentifikasi Tema dan Penokohan dalam
Novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ......................

70

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia pada Tingkat SMA Kelas X Kurikulum 2013 ............. 165
2. Tabel Tema dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya
Guntur Alam ............................................................................................. 168
3. Tabel Penokohan dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya
Guntur Alam .............................................................................................. 172

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan
pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul
karena permasalahan manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat di
sekitarnya, manusia dengan alam, manusia dengan dirinya sendiri serta manusia
dengan Tuhannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa problematika manusia merupakan
inspirasi terwujudnya karya sastra.

Karya sastra pada hakikatnya mempunyai beberapa jenis. Menurut genrenya karya
sastra dibagi menjadi tiga, yakni prosa (fiksi), puisi, dan drama. Dari ketiga jenis
genre tersebut penulis hanya memfokuskan pada prosa (fiksi).

Prosa (fiksi)

merupakan sebuah karya naratif yang mengangkat cerita kehidupan seorang tokoh
fiksional dengan lingkungan disekitarnya.

Salah satu bentuk prosa fiksi adalah novel. Novel merupakan prosa yang panjang,
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang
disekelilingnya dengan menonjolkan watak setiap pelaku. Novel dibangun oleh
dua unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
adalah unsur yang membangun cerita dari dalam seperti tema, alur, latar, tokoh

2

dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat, sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari luar, seperti nilai budaya,
nilai pendidikan, nilai agama, dan lain-lain.

Salah satu unsur yang memengaruhi novel menjadi menarik yaitu tema dan
penokohan. Tema merupakan pokok persoalan dalam sebuah karya sastra dan
tema juga menjadi landasan utama pengarang ketika akan membuat sebuah cerita.
Tokoh yang memiliki karakter sehingga membuat cerita semakin hidup di mata
pembaca. Melalui unsur tersebut dapat diketahui bagaimana pengarang
menggambarkan tokoh-tokoh dalam ceritanya. Penokohan yang baik ialah
penokohan yang berhasil menggambarkan tokoh-tokoh dan mengembangkan
watak dari tokoh-tokoh tersebut yang mewakili tipe-tipe manusia yang
dikehendaki. Perkembangannya haruslah wajar dan dapat diterima berdasarkan
hubungan kausalitas (Esten, 2013: 27).

Alasan peneliti memilih novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam
sebagai subjek penelitian adalah.
(1) Novel Di Bawah Langit Jakarta mengandung nilai edukatif, dengan penuh
motivasi, semangat, kerja keras,dan optimisme, untuk maju dan tidak kenal
menyerah demi meraih cita-cita.
(2) Novel ini sangat khas dan memiliki nilai sastra yang memukau, mengangkat
perjalanan seorang anak dengan nostalgia yang menyentuh, bahasa yang
mudah dipahami, menarik, dan sangat inspiratif, serta kisahnya menggelora
semangat untuk mewujudkan impian sekaligus memberikan keyakinan bahwa
kesungguhan akan membuahkan keberhasilan.

3

(3) Novel ini mengandung pesan moral yang sangat kuat yaitu mengajarkan
bahwa pentingnya sebuah usaha untuk selalu berjuang keras dengan
kesungguhan, kedisiplinan, sabar, ikhlas, dan selalu berdoa untuk mencapai
cita-cita.
(4) Novel ini mengangkat perjalanan hidup seorang tokoh yang mampu
memberikan kekuatan atau motivasi bagi pembaca untuk tidak putus asa
dalam hidup dan menjadikan diri lebih bermanfaat untuk diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama.

Di Bawah Langit Jakarta menceritakan kisah seorang anak yang bernama
Sugiharto yang mempunyai mimpi luar biasa untuk melanjutkan belajar di SMA
dan bercita-cita menjadi menteri. Sugiharto menjalani kehidupan remajanya dalam
keterbatasan dan kemiskinan. Karena faktor ekonomi Sugiharto akhirnya
dititipkan orangtuanya kepada Bi Karminah dan Paman Sukir agar Ugi tetap
bersekolah dan mencapai cita-citanya.

Novel ini sangat erat kaitannya dalam dunia pendidikan dan sangat cocok
dibelajarkan kepada peserta didik karena novel ini menceritakan tentang seorang
anak yang berjuang keras untuk tetap memeroleh pendidikan yang lebih baik
sehingga novel ini memberikan sumbangan baru dalam dunia pendidikan,
mengajarkan kepada kita untuk tetap semangat dalam meraih pendidikan yang
lebih baik walau dalam segala keterbatasan. Namun dengan kerja keras dan
kemauan yang besar apapun bisa kita capai.

Novel Di Bawah Langit Jakarta ini ditulis oleh Guntur Alam. Guntur Alam gemar
menulis cerita pendek dan cerita-ceritanya sudah dimuat di beberapa media massa

4

seperti Kompas, Tempo, JawaPos, Femina, Nova, dan lain-lain. Guntur Alam
sudah menerbitkan beberapa novel, salah satunya JURAI-Kisah Anak-Anak Emak
di Setapak Impian yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2013.

Berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMA, salah satu karya yang diajarkan di
SMA adalah novel. Karya sastra yang akan digunakan sebagai bahan ajar aspekaspek intrinsik harus melalui proses pemilihan. Hal itu disebabkan semakin
meningkatnya perkembangan karya sastra yakni semakin banyak karya sastra
dengan kisah atau cerita yang beragam. Karya sastra yang akan digunakan sebagai
bahan ajar aspek-aspek intrinsik harus memiliki manfaat bagi peserta didik,
seperti membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,
mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto,
2005: 16).

Dalam membelajarkan sastra juga khususnya mengenai tema dan penokohan,
seorang pendidik juga harus memperhatikan aktivitas belajar siswa di kelas karena
aktivitas belajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun, ternyata
kebanyakan aktivitas belajar siswa di kelas masih tergolong kurang aktif. Hal ini
dapat disebabkan metode pembelajaran guru yang masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional. Biasanya seorang guru hanya menjelaskan materi
dengan cara-cara yang sederhana. Hal ini membuat siswa merasa bosan dan
kurang aktif. Untuk menyelesaikan masalah tersebut pendidik dapat menggunakan
model pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran kooperatif.

Slavin (2005: 8) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa untuk

5

bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Tujuan pembelajaran
kooperatif adalah memberikan peserta didik pengetahuan, konsep, kemampuan,
dan pemahaman yang mereka butuhkan sehingga peserta didik dapat menjadi
masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi (Slavin, 2005: 33). Salah
satu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah model pembelajaran
kooperatif yang membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang berjumlah 4-5
orang yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda yaitu kemampuan, ras, jenis
kelamin dan lain-lain.

Kajian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan Kurikulum 2013 mata
pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMA. Adapun Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) Kelas X pada Silabus oleh peneliti yaitu Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah dan Kompetensi Dasar (Kemampuan
Bersastra) 3.7 Mengidentifikasi tema, amanat, tokoh, alur, latar, sudut pandang,
amanat, dan tema cerita hikayat yang disampaikan secara langsung atau melalui
rekaman.

6

Tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam,
berupa persoalan yang dialami tokoh pada setiap peristiwa dan tokoh yang
berperan serta bagimana cara pengarang menggambarkan sifat yang dialami oleh
tokoh dalam novel tersebut. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat memahami
penokohan yang terdapat dalam cerita tersebut dan dapat meneladani sifat-sifat
baik yang dimiliki tokoh, serta mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang
disampaikan melalui tema dan penokohan yang bernilai moral baik (positif) dan
tidak mencontoh penokohan yang bernilai tidak baik (negatif). Selanjutnya,
analisis tersebut dikaitkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
pembelajaran sastra di SMA mengenai tema dan penokohan dalam cuplikan novel
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan masalah pada penelitian ini
yaitu “Bagaimanakah tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta
karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA?” Adapun rincian masalah
tersebut sebagai berikut.
1. Bagaimanakah tema dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur
Alam?
2. Bagaimanakah penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur
Alam, yang terdiri atas
a. bagaimanakah teknik pelukisan tokoh dalam novel Di Bawah Langit
Jakarta karya Guntur Alam?

7

b. bagaimanakah jenis-jenis tokoh dalam novel Di Bawah Langit Jakarta
karya Guntur Alam?
3. Bagaimanakah model pembelajaran sastra, khususnya tema dan penokohan di
SMA dengan menggunakan novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur
Alam?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan penokohan dalam novel Di Bawah
Langit Jakarta karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA. Adapun rincian
dari tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan tema dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur
Alam.
2. Mendeskripsikan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya
Guntur Alam yang terdiri atas
a. mendeskripsikan teknik pelukisan tokoh dalam novel Di Bawah Langit
Jakarta karya Guntur Alam;
b. mendeskripsikan jenis-jenis tokoh dalam novel Di Bawah Langit Jakarta
karya Guntur Alam.

3. Mendeskripsikan model pembelajaran sastra, khususnya tema dan penokohan
di SMA dengan menggunakan novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur
Alam.

8

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan
praktis. Manfaat penelitian ini sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Memberikan manfaat terhadap perkembangan ilmu bahasa dalam kajian unsur
intrinsik novel khususnya dalam bidang tema dan penokohan.
b. Menambah referensi penelitian, khususnya tentang tema dan penokohan
sehingga memberikan sumbangan sebagai bahan pemikiran bagi para peneliti
selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Memberikan gambaran, wawasan, dan pengetahuan bagi pembaca tentang tema
dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam.
b. Memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
dalam hal pemilihan bahan ajar.
c. Membantu guru bidang studi Bahasa Indonesia untuk mencari alternatif bahan
pembelajaran sastra, khususnya di tingkat SMA.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut.
1. Subjek dalam penelitian ini adalah novel Di Bawah Langit Jakarta karya
Guntur Alam.
2. Fokus dalam penelitian ini adalah tema dan penokohan dalam novel Di Bawah
Langit Jakarta karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA.

9

II. LANDASAN TEORI

Landasan teori berisikan teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian.
Dengan adanya teori-teori akan memperkokoh pemahaman sebelum melakukan
penelitian. Dalam bab ini terdapat prosa, pembelajaran prosa (novel) di sekolah,
tujuan dan manfaat pembelajaran novel, model pembelajaran novel, pengertian
tema, jenis-jenis tema, cara menemukan tema, pengertian tokoh dan penokohan,
jenis-jenis tokoh, teknik pelukisan tokoh, dan skenario pembelajaran novel di
SMA.

2.1 Prosa
Prosa dalam pengertian kesastraan disebut juga fiksi (fiction). Istilah fiksi dalam
pengertian ini berarti cerita rekaan (cerkan) atau cerita khayalan (Nurgiyantoro,
1988: 2). Abrams (1981: 61) dalam Nurgiyantoro (1988: 2) menyebutkan bahwa
fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan pada kebenaran.

Altenbernd dan Lewis (1966: 14) dalam Nurgiyantoro (1988: 2-3) mengemukakan
bahwa fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun
biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan
hubungan-hubungan antar manusia.

10

Berdasarkan pendapat para pakar, penulis menyimpulkan bahwa prosa (fiksi)
adalah suatu karya yang menyarankan pada cerita yang bersifat rekaan, yaitu
cerita yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.

Prosa (fiksi) sangat penting dalam kehidupan karena mempunyai beberapa
manfaat, yaitu (1) memberikan hiburan, (2) mengisi waktu luang, (3) memberikan
informasi yang berhubungan dengan pemerolehan nilai-nilai kehidupan, (4)
memperkaya pandangan atau wawasan kehidupan sebagai salah satu unsur yang
berhubungan dengan pemberian arti maupun peningkatan nilai kehidupan manusia
itu sendiri, dan (5) dapat memperoleh dan memahami nilai-nilai budaya dari
setiap zaman yang melahirkan cipta sastra itu sendiri.

Selain itu juga, prosa (fiksi) bertujuan untuk memberikan hiburan kepada
pembacanya. Wellek & Warren (1956: 212) dalam Nurgiyantoro (1988: 3)
menyatakan bahwa membaca sebuah karya fiksi berarti menikmati cerita,
menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin.

2.2 Pembelajaran Sastra di Sekolah
Subbab ini terdiri atas tiga hal, yaitu pembelajaran novel, tujuan dan manfaat
pembelajaran novel, dan model pembelajaran novel di SMA. Berikut ini
penjelasan mengenai hal-hal yang dimaksud.

2.2.1 Pembelajaran Novel di SMA
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009: 57). Dalam

11

pembelajaran melibatkan beberapa unsur, seperti manusia, material, fasilitas,
perlengkapan, serta prosedur. Manusia yang terlibat dalam pembelajaran terdiri
atas siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Materia dalam
pembelajaran meliputi buku-buku, papan tulis, spidol atau kapur, fotografi, slide,
fil, audio, dan videotape. Fasilitas dan perlengkapan meliputi ruangan kelas,
perlengkapan audio, visual, dan komputer. Dalam pembelajaran memiliki
prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar,
ujian, dan sebagainya.

Pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa belajar.
Dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan proses yang berisi
seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan dua pengertian ini, pada dasarnya pembelajaran adalah serangkaian
aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dalam
bimbingan, arahan, serta motivasi dari seorang guru (Abidin, 2013: 3).

Sementara itu, pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu proses belajar
yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam rangka mengembangkan keterampilan
berbahasa yang dimiliki oleh siswa. Keterampilan berbahasa tersebut terdiri atas
empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini
sesuai dengan pendapat Abidin (2013: 5) yang mengemukakan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilakukan oleh siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah memiliki dua komponen yakni
pembelajaran bahasa dan pembelajaran sastra. Pembelajaran prosa (novel) masuk

12

ke dalam pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra adalah suatu pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia dan
merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional. Salah satu tujuan tersebut
yakni membentuk manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kreativitas.

Dalam

Kurikulum

2013, pembelajaran Bahasa

Indonesia menggunakan

pendekatan berbasis teks. Teks yang dimaksud yaitu teks sastra dan teks
nonsastra. Teks sastra terdiri atas teks naratif dan teks nonnaratif. Contoh teks
naratif yakni cerita pendek dan prosa, sedangkan contoh teks nonnaratif seperti
puisi.

Pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran secara lebih intens, kreatif, dan mandiri. Guru melibatkan peserta
didik secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik
diharapkan dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan
mengobservasi,

mempertanyakan,

mengasosiasikan,

menganalisis,

dan

menyajikan hasil analisis secara memadai.

Melalui pendekatan saintifik, guru dapat membangkitkan keingintahuan peserta
didik akan sebuah karya sastra. Karya sastra dihidupkan dalam pembelajaran.
Dengan demikian, pembelajaran akan menjadi menarik, menantang, serta
memotivasi peserta didik untuk terus menggali yang ada dalam suatu karya sastra.

13

Salah satu warisan kebudayaan bangsa Indonesia adalah sastra Indonesia. Sebagai
ahli waris peserta didik harus mengenal, memahami, dan menghargai sastra
miliknya. Dalam dunia pendidikan, sastra Indonesia dipelajari di sekolah
meskipun pada kenyataanya sastra bukan merupakan bidang studi yang berdiri
sendiri. Pembelajaran sastra kedudukannya masih menumpang atau menjadi
bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran sastra sangat penting
bagi peserta didik karena berhubungan dengan kehidupan. Sastra juga dapat
memberikan kenikmatan dan keindahan. Sastra Indonesia secara umum dapat
dipakai sebagai cermin, penafsiran, pernyataan, atau kritik kehidupan bangsa.

Pembelajaran sastra harus berjalan dengan baik agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk mewujudkannya, pembelajaran sastra
melibatkan guru sastra atau pihak yang mengajarkan sastra dan peserta didik
sebagai subjeknya. Dalam hal ini, guru bertugas untuk mengarahkan peserta didik
dalam pembelajaran sastra. Guru diharapkan mampu untuk menyajikan
pengajarannya dengan penuh tanggung jawab. Untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar, guru dapat menggunakan sumber belajar yang berhubungan dengan
sastra seperti buku kumpulan puisi, cerpen, novel dan lain-lain. Pemilihan materi
pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini adalah materi pembelajaran
tentang unsur intrinsik berupa tema dan penokohan dalam karya sastra, khususnya
novel.

Pembelajaran yang akan direncanakan juga memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi
harapan dan tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan salah

14

satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada
pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang mencakup tiga
kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Berdasarkan ketetapan Peraturan Menteri dapat
dideskripsikan bahwa perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang sekurang-kurangnya memuat tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan persiapan yang harus
dilakukan guru sebelum mengajar. persiapan tersebut dapat diartikan persiapan
tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun,
lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau
terlibat secara penuh. Kunandar (2009: 262) mengatakan bahwa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan per-

15

kembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih (Permendikbud
no.65, 2013: 5-6).

Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah,
memperlancar, dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar; (2) dengan
menyusun rencana pembelajaran secara professional, sistematis dan berdaya guna,
maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi
program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.

Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih
terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana
pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh
karena itu, rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya bersifat luwes(fleksibel)
dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikannya dengan respon
siswa dalam proses pembelajaran sesungguhnya.

Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran menurut Permendiknas nomor 65
(2013: 7-8) tentang standar proses terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;

16

e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,
dan penutup;
m. penilaian hasil belajar disesuaikan dengan indikator dan mengacu kepada
standar penilaian.

Berikut tabel instrumen penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

17

Tabel 2.1 Instrumen Penyusunan Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran

No

Komponen
Pemahaman Guru

A.

Identitas Mata
Pelajaran/tema

B.

Perumusan Indikator

C.

Perumusan Tujuan
Pembelajaran

D.

Pemilihan Materi Ajar

E.

Pemilihan Sumber
Belajar

F.

Pemilihan Media
Belajar

G.

Model Pembelajaran

H.

Skenario
Pembelajaran

I.

Penilaian

Indikator
1. Terdapat : satuan pendidikan,kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema
pelajaran, jumlah pertemuan
1. Kesesuaian dengan KD, KI, dan SKL.
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan
kompetensi yang dikembangkan.
3. Kesesuaian dengan muatan aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.
2. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai.
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
3. Kesesuaian dengan alokasi waktu
1. Kesesuaian dengan KD dan KI
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan
pendekatan pembelajaran saintifik (pendekatan
berbasis proses keilmuan)
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
1. Kesesuaian dengan KD dan KI.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan
pembelajaran saintifik (pendekatan berbasis proses
keilmuan).
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan pendekatan pembelajaran saintifik
(pendekatan berbasis proses keilmuan)
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas dan proporsional.
2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific
3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi
4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi
1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik
2. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian
kompetensi
3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal

Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan
Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.

Selanjutnya, prinsip-prinsip penyusunan RPP menurut Permendiknas nomor 65
(2013: 6) harus memerhatikan prinsip, sebagai berikut.

18

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran sangatlah berkaitan dengan aktivitas belajar dan
peserta didik, karena pada proses pembelajaran tersebutlah pendidik dan peserta
didik saling berinteraksi agar dapat mencapai KD yang telah ditetapkan. Adapun
persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menurut
Permendiknas nomor 65 (2013: 8), yakni:

19

1. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
a. SD/MI : 35 menit
b. SMP/MTs : 40 menit
c. SMA/MA : 45 menit
d. SMK/MAK : 45 menit
2. Buku Teks Pelajaran
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
3. Pengelolaan Kelas
a. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai
dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik.
c. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti
oleh peserta didik.
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik.
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
h. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

20

i. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus
mata pelajaran; dan
j. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.

Mulyasa (2013: 125) menyatakan dalam menyukseskan implementasi Kurikulum
2013 kegiatan awal pembelajaran mencakup pembinaan keakraban dan pre-tes.

21

2. Kegiatan Inti
Mulyasa (2013: 127) mengatakan kegiatan inti pembelajaran antara lain
mencakup penyampaian informasi, membahas materi standar untuk membentuk
kompetensi dan karakter peserta didik, serta melakukan tukar pengalaman dan
pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang
dihadapi bersama. Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik/
tematik terpadu/ saintifik /inkuiri dan penyingkapan (discovery)/pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah
proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran ber-orientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.

b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerap-kan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar
dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan
aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik

22

individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata
pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk
melakukan proses pengamatan

hingga penciptaan. Untuk mewujud-kan

keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerap-kan modus
belajar berbasis penyingkapan/ penelitian (discovery/ inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).

3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

23

Dalam melaksanakan pembelajaran, yakni pada kegiatan pendahuluan/awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir/penutup terdapat komponen-komponen
pemahaman guru dan indikator yang harus dicapai. Berikut dipaparkan dalam
tabel instrumen pelaksanaan pembelajaran.

Tabel 2.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

No

Komponen Pemahaman Guru

A.

Kegiatan Pendahuluan

1.

Apersepsi dan Motivasi

Indikator

a. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang
dengan pengalaman peserta didik atau
pembelajaran sebelumnya.
b. Mengajukan pertanyaan menantang.

c. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
d. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan tema.
2.

Penyampaian Kompetensi dan
Rencana Kegiatan

B.

Kegiatan Inti

1.

Penguasaan Materi Pelajaran

e. Mengecek prilaku awal (entry behavior)
a. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
peserta didik (interaksi KI 3 dan KI 4, yang
berimplikasi pada pengembangan KI 1 dan KI
2).
b. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya,
individual, kerja kelompok, dan melakukan
observasi.

a. Kemampuan menyesuaikan materi dengan
b.
c.
d.

2.

Penerapan Strategi Pembelajaran
yang Mendidik

a.
b.

tujuan pembelajaran.
Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan, perkembangan
Iptek , dan kehidupan nyata.
Mengelola pembahasan materi pembelajaran
dan pengelaman belajar dengan tepat.
Menyajikan materi secara sistematis (mudah
ke sulit, dari konkret ke abstrak)
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut.

c.
d. Mengelola kelas (memelihara disiplin dan
suasana kelas).

e. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual.

f. Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif,

24

No

3.

Komponen Pemahaman Guru

Penerapan pendekatan
pembelajaran saintifik
(pendekatan berbasis proses
keilmuan)

Indikator
sebagai dampak pengiring hasil pembelajaran
(nurturant effect atau suasana kondusif yang
tercipta dengan sendirinya (hidden curriculum).
g. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan.
a. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.

b. Memancing peserta didik untuk menanya.
c. Memberikan pertanyaan peserta didik untuk
menalar (proses berpikir yang logis dan
sistematis).
d. Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.

e. Menyajikan kegiatan peserta didik untuk
mengomunikasikan.
4.

Penerapan Pembelajaran Tematik
Terpadu/Tematik Intramata
pelajaran (IPA/IPS di SMP),
Pembelajaran berbasis mata
Pelajaran

a. Menyajikan pembelajaran sesuai tema/materi
pokok.

b. Menyajikan pembelajaran dengan memadukan
c.
d.

5.

Pemanfaatan Sumber
Belajar/Media dalam Pembelajaran

a.
b.

berbagai muatan kurikulum sesuai dengan
karakteristik pembelajarannya.
Menyajikan pembelajaran yang memuat
komponen karakteristik terpadu.
Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif
dan menyenangkan.
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
sumber belajar pembelajaran.
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media pembelajaran.
Menghasilkan pesan yang menarik.

c.
d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
sumber belajar pembelajaran.

e. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
6.

Pelibatan Peserta Didik dalam
Pembelajaran

media pembelajaran.
a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
(mental, fisik, dan sosial) melalui interaksi
guru, peserta didik, sumber belajar.
b. Merespon positif partisipasi peserta didik.

c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik.

d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif.

e. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme
peserta didik dalam belajar.
7.

Penggunaan Bahasa yang Benar
dan Tepat dalam Pembelajaran

a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar.

b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan
C.

Penutup pembelajaran

benar.
a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan m

Dokumen yang terkait

KAJIAN RELIGIUS NOVEL DI BAWAH LANGIT KARYA OPIK ‘TOMBO ATI’ DAN TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY

0 8 13

TOKOH DAN PENOKOHAN PADA NOVEL “SYAHADAT DARI NEGERI SUTRA’’KARYA FITRI NURHATI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

16 110 75

PENOKOHAN DALAM NOVEL KALOMPANG KARYA BADRUL MUNIR CHAIR DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

5 21 59

PENOKOHAN DALAM NOVEL TENGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA DAN RANCANGAN PEMBELAJARAN DI SMA

0 6 42

ASPEK ETOS KERJA PADA TOKOH UTAMA NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Aj

0 3 15

ASPEK ETOS KERJA PADA TOKOH UTAMA NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Aj

0 3 12

PENDAHULUAN Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 2 5

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT KARYA OPICK DAN TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY: Aspek Sosial dalam Novel Di Bawah Langit Karya Opick dan Taufiqurrahman Al-Azizy : Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 12

PENDAHULUAN Aspek Sosial dalam Novel Di Bawah Langit Karya Opick dan Taufiqurrahman Al-Azizy : Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 6 38

BAB III DESKRIPSI FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA GUNTUR SOEHARJANTO A. Tujuan Pembuatan Novel dan Film 99 Cahaya di Langit Eropa - PESAN DAKWAH DALAM FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA GUNTUR SOEHARJANTO (ANALISIS TEUN A VAN DIJK) - Raden Intan Re

0 0 18