Pemegang Hak Cipta Pengertian Hak Cipta

14 3 Karya alat peraga berupa : Alat Peraga, yang dibuat untuk kepentingan Pendidikan dan Imu Pengatahuan. 4 Karya Seni Rupa berupa : Lukisan, Gambar, Ukiran, Kaligrafi, Pahatan, Patung, Seni terapan berupa, Kerajinan Tangan. 5 Karya seni music berupa : Lagu atau Musik dengan atau tanpa Teks termasuk Karawitan dan Rekaman Suara. Jelas bahwa Lagu dan Musik juga dapat merupakan Ciptaan yang diberikan perlindungan Hak Cipta. 6 Karya tampilan dan Siaran berupa : drama, Tari Koreografi, Pewayangan, Pantomim, pertunjukan, Konser, Film. 7 Karya Seni Gambar berupa : Fotografi, sinematografi, Seni Batik, Peta dan Arsitektur. 8 Karya Pengalihwujudan berupa : Terjemahan, Ssduran, Bunga Rampai dan Karya Pengalihwujudan. Sumber : Undang-Undang Hak Cipta, Nomor. 19 Tahun 2002. Pasal 12

c. Pemegang Hak Cipta

Setiap pencipta adalah Pemilik Hak Cipta kecuali jika diperjanjikan lain dalam hubungan kerja. Menurut Undang-undang Hak Cipta Psl 5-9, yang dimaksud dengan Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari pencipta atau pihak lain menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut sebagaiman yang dimaksud oleh pasal 1 butir 4 UUHC Indonesia. 15 Menurut Vollmar, setiap mahkluk hidup mempunyai apa yang disebut wewenang berhak, yaitu kewenangan untuk membezit mempunyai hak-hak dan setiap hak tertentu subjek haknya sebagai pendukung hak tersebut. Setiap ada hak tentu ada kewajiban. Setia pendukung hak dan kewajiban disebut subjek hokum yang tersiri atas manusia natuurlijk Person dan badan hukum Rechtspersoon. Mahadi Hal. 7-11, Hak Milik Intelektual, Tahun 1997 menyebutkan. “Setiap ada subjektentu ada objek, kedua-keduanya tidak lepas satu sama lain, melainkan ada relasi hubungan, ada hubungan antara yang satu dengan yang lain”. Selanjutnya beliau mengatakan hubungan itu namanya eigendomreth atau hak milik. Selanjutnya menurut Pitlo, sebagaimana dikutip oleh Mahadi Hal. 300 UUHC No. 19 Tahun 2002 menyebutkan bahwa, “disatu pihak ada seseorang atau kumpulan orang badan hukum , yakni subjek hak , dan pada pihak lain ada benda, yaitu objek hak.” Dengan kata lain kalau ada sesuatu hak maka haru ada benda, objek hak, tempat hak itu melekat dan harus pula ada sesuatu hak maka harus ada benda, objek hak, tempat hak itu melekat dan harus pula ada orang subjek yang mempunyai hak itu. Jadi jika kita kaitkan dengan hak cipta, maka yang menjasi subjeknya ialah pemegang hak yaitu pencipta atau orang atau badan hokum, yang secara sah memperoleh hak untuk itu. Yaitu dengan jalan pewarisan, hibah, wasiat atau pihak lain dengan perjanjian, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Pasal 3 UHC Indonesia. Sedangkan yang menjadi objeknya ialah benda yang dalam hal ini adalah hak cipta, sebagai benda immaterial. 16 Selanjutngan siapa saja yang dimaksud dengan pencipta itu, dalam hal ini Pasal 5 sampai dengan Pasal 9 UHC Indonesai memberikan jawaban sebagai berikut. Kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai pencipta adalah: a. Orang yang namanya terdaftar dalam Daftar umum ciptaan pada Direktorat jenderal; atau b. Orang yan namanya disebut dalam ciptaan atau diumumkan sebagai pencipta pada suatu ciptaan pasal 5 1. Kecuali terbukti sebaliknya, pada ceramah yang tidak menggunakan bahan tertulis dan tidak pemberitahuan siapa penciptanya, maka orang yang berceramah dianggap sebagai pencipta ceramah tersebut, pasal 5 2. Jika suatu ciptaan terdiri dari beberapa bagian tersendiri yag diciptakan oleh dua orang atau lebih, maka yang dianggap sebagai pencipa ialah orang yang memimpin serta mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan itu, atau dalam hak tkidak ada orang tersebut yang dianggap sebagai pencipta, adalah orang yang menhimpunnya dengan tidak mengurangi hak cipta masing-masing atas bagian ciptaannya itu, pasal 6. Jika suatu ciptaan yang dirancang seseorang dieujudkan dan dikerjakan oleh orang lain dibawah pimpinan dan pengawasan orang yang merancang, Pencptanya adalah orang yang merancang, ciptaannya itu, pasal 7. Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam lingkungan pekerjaannya, Pemegang Hak Cipta adalah pihak yang untuk dan dalam dinasnya ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan 17 tidak mengurangi hak penciptaanya apabila penggunaan ciptaan itu diperkuas sampai keluar hubungan dinas pasal 8 1. Ketentuan sebagaima dimaksud dalam ayat 1 beraku pula bagi ciptaan yang dibuat pihak lain berdasarkan pesanan yang dilakukan dalam hubungan dinas, pasal 8 2. Jika suatu ciptaan dibuat salam hubungan kerja atau berdasarkan pedanan, maka pihak yang membuat karya cipta itu dianggap sebagai Pencipta dan Pemegang Hak Cipta, kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua pihak, pasal 8 3. Yang dimaksud dengan Hubungan Dinas adalah Hubungan kepegawaian antara pegawai negeri dengan instansinya, sedangkan hubungan kerja di lembaga swasta, penjelasan pasal 8. Jika suatu badan hukum mengumumkan bahwa ciptaan berasal daripadanya dengan tidak menyebut sesorang sebagai pencipta, badan hukum tersebut dianggap sebagai penciptanya, kecuali jika terbukti sebaliknya, pasal 9. Demikianlah kita lihat siapa-siapa yang dianggap sebagai pencipta menurut Undang-undang Hak Cipta Indonesia UUHC. Selanjutnya mengenai Negara sebagai pemegang hak cipta, dalam hal itu ketentuan Pasal 3 ayat 2 menyatakan; Bahwa hak cipta dapat beralih atau dialihkan baik seluruh maupun sebagian karena: a. Pewarisan. b. Hibah. c. Wasiat. d. Perjanjian tertulis atau. e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan 18 Pasal 10 ayat 4 menyebutkan, “Hak cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, diatur dengan peraturan Pemerintah. Pasal 11 UHC Indonesia menyebutkan lasi satu sebab hak cipta itu dipegang oleh Negara sebagai subjeknya yakni apabila suatu ciptaan tidak diketahui penciptanya dan ciptaan itu belum diterbitkan belum dipublikasikan, penulis. Namun Negara dalam hak ini memposisikan dirinya sebagai “pelindung” terhadap hak yang dimiliki oleh penciptanya. Manakalah penciptanya diketahui kemudian hari Negara akanmenyerahkannya kembali, jadi Negara berperan sebagai pelindung kepentingan hukum pencipta yang tidak diketahuinya it. Ketentuan ini adalah merupakan penyesuaian dengan artikel 15 4 Konvensi Bern. Namun khusus terhadap suatu ciptaan yang telah diterbitkan, tetapi tidak diketahui penciptanya, atau pada ciptaan tersebut terdapat nama samara penciptanya, maka penerbitlah yang memegang hak cipta tersebut, tetapi untuk kepentingan hukum penciptanya. Peristiwa seperti diuraikan diatas dapat saja terjasi. Khususnya pada masa perang. Benyak pengarang yang merahasiakan namanya dan memunculkan nama samarannya. Saat ini Indonesiapun banyak ditemui lagu-lagu khususnya lagu daerah yang tidak diketahui dengan jelas penciptanya. Kesulitan dalam praktek penegakan hukum justru ada pihak tertentu yang mengklaim sebagai penciptanya, pada hal sesungguhnya bukanlah yang bersangkutan penciptanya. Akhirnya terjasi proses saling mengklaim, dan kedua belah pihak sulit untuk menunjukkan bukti autentik dan bukti fisik bahwa masing-masing dari mereka adalah pencipta lagu yang dimaksud. 19 Oleh karena itu, dalam keadaan seperi itu negaralah yan akan mengklaim, untuk kepentingan pencipta yang sesungguhnya, walaupun pada akhirnya bisa saja pencipta yang sesungguhnya itu tidak pernah dapat ditemukan oleh sesuatu sebab. Dalam ketentuan sebelumnya, terhadap hak cipta yang tidak diketahui siapa penciptanya, hak itu diambil oleh Negara. Ternyata kemudian redaksi seperti itu tidak lagi ditemukan dalam Undangan- undangan Nomor. 7 Tahun 1987 dan diteruskan dalam Undang-undang Nomor. 12 Tahun 1997 dan Undang-undangan sekaran UU no. 19 Tahun 20020. Alasan penghapusannya adalah: 1. Sesuai denngan fisik hak cipta sebagai hak perorangan yang lebih bersifat pribadi dan tidak berwujud seyogyanya memang tidak perlu ada ketentuan serupa itu 2. Sekiranya negara memang memerlukan, cukup ditempuh dengan cara mekanisme yang lazim dikenal dengan “Copulsory Lisensing” yang sekarang dianut dan diatur dalam Undang-undang hak cipta Indonesia terakhir. 3. Apabila sesuatu ciptaan memang memiliki arti penting antara lain bagi atau dari segi kebijaksanaan di bidang pertahanan dan kemanan negara, untuk itu dapat ditentukan pelanggaran untuk mengumumkan ciptaan tersebut. Walaupun bukan pencipta, negara adalah pemegang Hak Cipta atas karya : a. Peniggalan sejarah, prasejarah, dan benda budaya nasional b. Hasil kebudayaan rakyat yangmenjadi milik bersama dipelihara dan dilindungi oleh negara dan negara hanya Pemegang Hak Cipta terhadap luar negeri. 20 c. Ciptaan yang tidak diketahui penciptanya dan ciptaan itu belum diterbitkan Didalm Pasal 1 UUHC Undang-undang Hak Cipta, diadakan perubahan untuk menegaskan status daripada hak cipta, jika pencipta karya pencipta tidak diketahui dan juga belum diterbitkan atau tidak terbit seperti ,lazimnya dalam karya tulis, karya music ciptaan tersebut belum diterbitkan dalam bentuk buku, atau belum direkam. Dalam hal ini maka karya cipta yang bersangkutan dipegang oleh negara untuk melindungi hak cipta bagi kepentingan penciptanya, sedangkan apabila karya tersebut berupa karya tulis dan telah diterbitkan maka hak cipta dipegang oleh penerbit. Penerbit juga dianggap pemgan hak cipta atau ciptaan yang diterbitkan dengan menggunakan nama samara penciptanya.

B. Funsi dan Sifat Hak Cipta