TUGAS AKHIR SISTEM CENTRAL LOCK PADA TOYOTA KIJANG TYPE G 1TR FE

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM CENTRAL LOCK PADA TOYOTA KIJANG TYPE G 1TR-FE

Disusun untuk Memenuhi Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya

Oleh : AHMAD JUMARI

5211312012

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015


(2)

(3)

ii ABSTRAK

Ahmad Jumari, 2015, ”Sistem Central Lock pada Toyota Kijang Type G 1TR-FE”. Program Studi Teknik Mesin Diploma III, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dr.Hadromi, S.Pd, M.T.

Laporan tugas akhir ini bertujuan untuk 1) mengetahui konstruksi pada sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE. 2) mengetahui kerja sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE. 3) menganalisis indentifikasi sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE.

.Laporan tugas akhir ini menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode observasi yaitu dengan cara mengamati dan mengerjakan secara langsung proses pekerjaan pada saat pemeriksaan central lock dari awal hingga akhir. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yang berkaitan dengan topik tugas akhir dari buku, jurnal, dan internet. Sedangkan metode wawancara yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada dosen pembimbing laporan tugas akhir dan kepada dosen pembimbing lapangan pada saat melakukan pemeriksaan central lock.

Hasil yang diperoleh dari identifikasi central lock adalah diketahui komponen-komponen yang terdapat pada central lock antara lain motor listrik DC, roda gigi cacing, pegas pengembali, roda gigi, dan switch. Hasil lain yang diperoleh adalah pengukuran hambatan,tegangan,dan arus yang terdapat pada central lock tersebut. 1) Door lock motor pada Toyota Kijang type G 1TR-FE, menggunakan penggerak type motor DC karena arus yang dibutuhkan untuk menggerakkan motor sedikit dengan torsi yang besar, selain itu, untuk melakukan kanibalisasi juga banyak terdapat dipasaran. 2) Prinsip kerja sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE ditentukan oleh arah arus yang masuk ke door lock motor yang dikendalikan oleh integration relay. 3) Cara mengatasi gangguan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE yaitu dengan memeriksa connector, memeriksa rangkaian sistem central lock, memeriksa ada tidaknya massa dan memeriksa tegangan baterai. Saran yang diberikan pada laporan tugas akhir ini adalah perbaikan sistem central lock sebaiknya dilakukan dengan menganalisis secara runtut pada komponen-komponennya sehingga akan mempermudah dan mempersingkat waktu dalam melakukan pengecekan maupun perbaikan.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Sistem Central Lock pada Toyota Kijang Type G 1TR-FE”

Dalam membuat Tugas Akhir ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik.

2. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd. Kepala Jurusan Teknik Mesin.

3. Widi Widayat, S.T, M.T. Kepala Program Studi Diploma III Teknik Mesin. 4. Dr. Hadromi, S.Pd, M.T. Dosen Pembimbing.

5. Ahmad Mustamil Khoiron. Pembimbing Lapangan.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kasih dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini. Laporan ini masih kurang sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pikiran. Untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diperlukan.


(5)

iv

Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Penulis


(6)

v DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 2

C. Tujuan ... 2

D. Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Pengertian sistem central lock... 4

B. Komponen-komponen sistem central lock ... 5


(7)

vi

2. Door lock mechanism ... 8

3. Door lock control unit ... 11

4. Relay ... 12

5. Baterai ... 15

6. Jaringan kabel... 15

7. Fuse atau sekring... 16

8. Connector/soket ... 17

9. Kunci kontak ... 18

BAB III SISTEM CENTRAL LOCK TOYOTA KIJANG TYPE G 1TR-FE.. 19

A. Alat dan bahan ... 19

1. Alat ... 19

2. Bahan... 19

B. Proses langkah kerja pembongkaran sistem central lock ... 20

C. Hasil pemeriksaan ... 23

D. Pembahasan ... 37

BAB IV PENUTUP ... 44


(8)

vii

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Door lock actuator type selenoid ... 5

Gambar 2.2. Door lock actuator saat tertarik ... 6

Gambar 2.3 Door lock actuator saat tertekan ... 6

Gambar 2.4 Konstruksi pintu depan... 9

Gambar 2.5 Konstruksi pintu belakang ... 9

Gambar 2.6 Relay ... 12

Gambar 2.7 Transistor ... 13

Gambar 2.8 Baterai ... 15

Gambar 2.9 Jaringan kabel ... 16

Gambar 2.10 Fuse ... 17

Gambar 2.11 Kunci kontak ... 18

Gambar 3.1 Melepas baterai ... 20

Gambar 3.2 Melepas master switch ... 20

Gambar 3.3 Melepas interior ... 21

Gambar 3.4 Melepas baut door lock ... 21

Gambar 3.5 Melepas connector ... 22

Gambar 3.6 Melepas fuse ... 22

Gambar 3.7 Pengukuran pada terminal 2A-4 dengan body ground ... 23

Gambar 3.8 Pengukuran terminal 20-27 dengan body ground ... 24

Gambar 3.9 Pengukuran tahanan pada switch control ... 26

Gambar 3.10 Pemeriksaan hambatan pada switch control door ... 26


(10)

ix

Gambar 3.12 Pengukuran hambatan door lock kondisi saat lock ... 28

Gambar 3.13 Pengukuran tahanan pada switch buckle ... 29

Gambar 3.14 Pemeriksaan terminal 2D-4 dengan body ground ... 31

Gambar 3.15 Pemeriksaan door lock sisi pengemudi ... 31

Gambar 3.16 Pemeriksaan pintu belakang ... 32

Gambar 3.17 Pemeriksaan terminal D8-1 dengan terminal 2R-27 ... 34

Gambar 3.18 Pemeriksaan fuse DCC ... 34

Gambar 3.19 Pemeriksan terminal 2H-4 dengan body ground ... 35

Gambar 3.20 Pemeriksaan terminal P4-5 dengan body ground ... 36

Gambar 3.21 Komponen-komponen door lock motor ... 39


(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengukuran tegangan dan tahanan connector sisi wire hardness . 23

Tabel 3.2 Pengukuran tegangan pada connector... 25

Tabel 3.3 Pengukuran tahanan dari switch control ... 26

Tabel 3.4 Pemeriksaan wire hardness power window regulator dengan body ... 27

Tabel 3.5 Pemeriksaan door lock depan ASSY RH ... 28

Tabel 3.6 Pengukuran tahanan pada switch door lock dan unlock ... 29

Tabel 3.7 Pengukuran tahanan pada switch buckle ... 29

Tabel 3.8 Pemeriksaan wire hardness door lock depan RH dengan body .... 30

Tabel 3.9 Pemeriksaan pintu pengemudi,pintu penumpang,belakang RH LH ... 32

Tabel 3.10 Pemeriksaan pintu belakang ... 32

Tabel 3.11 Pemeriksaan wire hardness door lock ASSY – J/B(Integration relay) dengan body ... 33

Tabel 3.12 Mengukur hambatan pada fuse ... 35

Tabel 3.13 Pemeriksaan wire hardness door lock ASSY – J/B (Integration relay) Battery dengan body ... 36

Tabel 3.14 Pemeriksaan wire hardness power regulator master switch ASSY – J/B (Integration relay) dengan body ... 37


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat tugas dosen pembimbing Tugas Akhir ... 48 Lampiran 2 Lembar pengajuan Tugas Akhir ... 48


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan otomotif semakin tahun semakin berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sistem-sistem yang dipasang pada kendaraan khususnya mobil. Semua jenis mobil sekarang dilengkapi berbagai sistem penunjang demi kesempurnaan kerja dari kendaraan tersebut serta keamanan dan kenyamanan dalam berkendara.

Mobil sekarang tidak hanya engine saja teknologinya sangat canggih, tetapi juga dilengkapi dengan adanya penambahan electrical body yang selalu berkembang untuk mendukung dalam pengoperasian mobil tersebut. Sistem central lock sebagai salah satu bagian dari sistem electrical body memberikan kemudahan, keefisienan, keamanan serta praktis bagi pengemudi dalam mengunci dan membuka pintu mobil. Pengemudi hanya perlu menekan remote control untuk mengunci semua pintu mobil. Jadi dengan adanya sistem central lock ini pengemudi tidak perlu susah payah untuk mengunci satu persatu pintu mobil.

Sistem central lock terdiri atas komponen-komponen yang bersifat electrical maupun mekanik. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda berdasar pada kegunaannya. Komponen-komponen ini meliputi door lock actuator, door lock mechanism, door lock central control unit, door lock relay dan battery, sedangkan komponen pendukung adalah fuse atau sekring, connector, kabel dan lain-lain.


(14)

2

2

Perkembangan mobil Toyota Kijang type G 1TR-FE telah banyak dipasarkan, sehingga pengetahuan mengenai perawatan dan perbaikannya sangatlah penting untuk dipelajari. Salah satu pengetahuan tersebut adalah mengenai perawatan dan perbaikan pada sistem central lock-nya. Melihat kondisi tersebut saya tertarik untuk mempelajari konstruksi, cara kerja dan mengindentifikasi dari sistem central lock pada Toyata Kijang type G 1TR-FE. Untuk itu dalam tugas akhir ini penulis memberi judul : Sistem Central Lock pada Toyota Kijang Type G 1TR-FE.

B.Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana konstruksi sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE?

2. Bagaimana kerja sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE? 3. Bagaimana analisis indentifikasi sistem central lock pada Toyota Kijang type

G 1TR-FE dan bagaimana cara mengatasinya?

C.Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui konstruksi pada sistem central lock pada Toyota Kijang

type G 1TR-FE.

2. Untuk mengetahui kerja sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE.


(15)

3

3. Untuk menganalisis indentifikasi sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE.

D.Manfaat

Manfaat yang dapat diambil setelah melakukan penelitian dan penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Dapat dijadikan referensi saat mengindentifikasi sistem cental lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE.

2. Memperoleh wawasan cara mengatasi ganguan-gangguan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE.

3. Memperoleh wawasan cara pemeriksaan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE


(16)

4 BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi Sistem Central Lock

Menurut Buntarto (2015:31) ”Central lock merupakan suatu sistem pengaman pintu mobil (kunci pintu mobil) yang digerakkan secara electric (menggunakan motor listrik) dan diatur secara elektronik oleh control module, sehingga dapat dioperasionalkan secara terpusat (sentral). Jika pintu utama dibuka maka semua pintu mobil akan terbuka”.

Sistem central lock adalah salah satu bagian dari sistem electrical body yang memberikan kemudahan, keefisienan, keamanan bagi pengemudi dalam mengunci dan membuka pintu mobil. Sistem ini juga dapat memberikan kemudahan karena dapat mempermudah bagi pengemudi dalam mengunci semua pintu mobil. Sistem ini juga dapat memberikan keefisienan bagi pengemudi karena dengan adanya sistem pengemudi lebih dapat menghemat waktu dalam mengunci semua pintu mobil yaitu hanya dengan menekan remote control semua pintu dapat terkunci. Sistem ini dapat juga sebagai keamanan pada mobil karena tujuan dari adanya sistem central lock pada mobil adalah sebagai pengaman mobil itu sendiri, khususnya dari pencurian.

Dewasa ini sistem central lock telah mengalami perkembangan, yang dahulu manual sampai otomatis. Sebelum adanya sistem central lock, untuk mengunci dan membuka pintu pengemudi harus melakukannya satu persatu pada tiap pintu mobil, sehingga sangat merepotkan pengemudi. Setelah adanya sistem


(17)

5

ini pengemudi menjadi lebih praktis dalam mengunci pintu mobil sebab dengan hanya menekan remote control semua pintu bisa terkunci atau terbuka.

B. Komponen-komponen Sistem Central Lock

Komponen pada sistem central lock terdiri atas door lock actuator, door lock mechanism, door lock control unit, baterai serta komponen-komponen pendukung lainnya.

1. Door lock actuator

Door lock actuator adalah komponen dari sistem central lock yang berfungsi untuk menggerakkan (menarik dan mendorong) locking link yang terhubung dengan door lock.

Type-type door lock actuator adalah sebagai berikut:

a. Door lock actuator type penggerak solenoid yang berfungsi sebagai penggerak door lock actuator, seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

Gambar. 2.1 Door lock actuator type solenoid ( Huda , 2010;10)

Gambar 2.2 dan gambar 2.3 merupakan cara kerja door lock actuator type solenoid. Bila arus masuk melalui elektromagnet dalam satu arah, maka permanen


(18)

6

magnet akan terbangkit dan bergerak maju, menyebabkan plunger (yang menempel pada magnet permanen) juga bergerak dalam arah yang sama, mengunci pintu, proses ini ditunjukkan dengan gambar 2.2. Bila arah arus terbalik, maka magnet permanen dan plunger bergerak dalam arah yang berlawanan, membuka kunci pintu, proses ini ditunjukkan dengan gambar 2.3.

Gambar. 2.2 Door lock actuator saat tertarik ( Huda , 2010;10)

Gambar 2.3 Door lock actuator saat tertekan ( Huda , 2010;10)


(19)

7

b. Door lock actuator type penggerak motor ; sebuah motor listrik kecil sebagai penggeraknya. Gerakan rotasi motor diubah ke dalam gerakan linier yang diperlukan untuk bergerak mengunci atau membuka oleh rack and pinion mashes.

Komponen-komponen dari door lock actuator adalah sebagai berikut: 1) Motor

Pada door lock actuator menggunakan motor DC sebagai penggeraknya. keunggulan motor DC adalah dapat diubah arah putarannya dengan mengubah arah arus listriknya.

2) Gears (acental)

Komponen ini berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor menuju ke pinion mashes.

3)Pinion mashes

Pinion mashes tertaut dengan rack mashes yang menyatu dengan armature rod. Dengan adanya pertautan tersebut maka pinion mashes dapat menggerakkan armature rod.

4) Armature rod

Armature rod berfungsi untuk menggerakkan locking link. 5) Changeover contact (saklar)

Changeover contact hanya terdapat pada door lock actuator pada posisi pintu pengemudi saja. Changeover contact bekerja berdasarkan gerakan dari armature rod. Saat armature rod bergerak pada posisi lock maka saklar juga


(20)

8

pada posisi lock begitu juga sebaliknya saat armature bergerak pada posisi unlock, saklar juga akan berada pada posisi unlock.

6) Kabel kontak / kabel saklar

Kabel saklar terdiri dari tiga kabel. Satu kabel dihubungkan dengan massa dan dua kabel yang lain dihubungkan dengan door lock control unit.

7) Kabel motor

Kabel motor berfungsi untuk mengalirkan arus menuju ke motor.

Door lock actuator type penggerak solenoid dan door lock actuator type penggerak motor mempunyai kelebihan dan kekurangan, yang pertama door lock actuator type solenoid kelebihannya konstruksi sederhana,harganya lebih murah, dan responnya tinggi, sedangkan kekurangannya, cepat mengalami kerusakan karena pada magnet sering benturan dengan dinding bagian depan actuator serta jarang dipakai pada mobil-mobil jepang. Kebanyakan dipakai pada mobil-mobil eropa. Sedangkan door lock actuator type penggerak motor kelebihannya torsi lebih besar dan mudah diatur dengan torsi kecil sampai sedang,dan kekurangannya konstruksinya lebih rumit dari pada penggerak type solenoid dan harganya lebih mahal,karena konstruksinya lebih mahal.

2. Door lock mechanism

Door lock mechanism berfungsi untuk mengoprasikan sistem pengunci manual, sedangkan fungsi door lock mechanism dalam central lock adalah sebagai aktualisasi dari kerja door lock actuator. Door lock mechanism dalam sistem central lock adalah sebagai aktualisasi dari kerja door lock actuator. Pada gambar 2.4 merupakan door lock mechanism pintu depan beserta bagian-bagianya, yang


(21)

9

terdiri dari locking knob, insideand outside handle, lock cylinder, opening control link, locking link door lock danstiker. Pada gambar 2.5 merupakan door lock mechanism pintu belakang beserta bagian-bagiannya. Komponen pada door lock mechanism pintu depan dan pintu belakang sama.

Gambar 2.4 Konstruksi pintu depan ( Huda , 2010;10)

Gambar 2.5 Konstruksi pintu belakang ( Huda , 2010;10)


(22)

10

Komponen-komponen dari door locking mechanism adalah sebagai berikut; 1) Locking knob

Locking knob berfungsi untuk menekan locking link yang terhubung dengan door lock. Khusus untuk pintu sisi pengemudi, locking knob juga berfungsi sebagai penekan saklar yang akan mengontrol sistem pengunci semua pintu. 2) Locking link

Locking link dihubungkan dengan locking knob dan armature rod dari door lock actuator. Locking link berfungsi untuk mengoperasikan door lock (mengunci atau membuka kunci) berdasarkan penekanan pada locking knob dan door lock actuator.

3) Locking cylinder

Locking cylinder berfungsi untuk mengoprasikan door lock (mengunci dan membuka kunci) dari luar.

4) Door lock

Door lock atau pengunci pintu berfungsi sebagai pengkait antara pintu dengan striker dan juga sebagai pengunci dan pengkait antara pintu dengan striker. 5) Door outside handle

Door outside handle berfungsi untuk membuka pintu dari luar dengan membebaskan perkaitan antara door lock dengan striker. Antara door outside handle dan door lock dibungkan oleh opening control link.

6) Door inside handle

Door inside handle mempunyai fungsi yang sama dengan door outside handle, hanya saja door inside handle dioprasikan dari dalam kendaraan.


(23)

11

7) Opening control link

Opening control link berfungsi membebaskan perkaitan antara door lock dengan stiker. Komponen ini bekerja berdasarkan kerja outside handle dan inside handle.

8) Stiker

Stiker menempel pada body kendaraan. Stiker dikait oleh door lock agar pintu biasa terkait atau terkunci.

9) Kunci pengaman anak-anak (child lock)

Kunci pengaman anak-anak didesain agar pada saat kunci diposisikan lock maka pintu biasa dibuka dari dalam. Cara kerja sistem ini adalah dengan mematikan fungsi dari inside handle sehingga yang bekerja hanya out side handle. Kunci pengaman anak-anak hanya terdapat pada pintu bagian belakang saja.

3. Door lock control unit

Semua arus yang menggerakkan door lock actuator disuplay oleh baterai akan tetapi dibawah control dari door lock control unit. Door lock control unit sering juga disebut door lock control relay. Kenyataanya komponen ini lebih dari sekedar relay karena didalamnya dilengkapi dengan dua buah relay yang dikontrol oleh beberapa sirkuit elektronik .

Komponen-komponen dari door lock control unit adalah sebagai berikut: a. Relay

Gambar 2.6 merupakan cara kerja relay adalah suatu saklar yang dikendalikan oleh arus listrik (Bishop, 2002:55). Saklar ini dapat membuka dan


(24)

12

menutup karena dioperasikan oleh suatu magnet listrik. Fungsi relay secara umum adalah untuk memperpanjang umur switch karena dengan adanya relay, switch tidak perlu mengalirkan arus listrik yang terlalu besar yang dapat mengakibatkan terbakarnya pada kontak switch tersebut, switch hanya perlu mengalirkan arus listrik kecil yang dibutuhkan untuk membangkitkan coil pada relay. Relay juga berfungsi untuk memperkecil penurunan/kehilangan tegangan. Pada door lock control unit, fungsi relay itu sendiri adalah menghubungkan dan memutuskan arus yang menuju ke door lock actuator secara otomatis serta untuk memperpanjang umur switch door lock. type relay berdasarkan kontruksi saklarnya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6 Relay ( Riyawan,2015;8) b. Transistor

Transistor adalah suata alat semi konduktor yang dapat digunakan sebagai amplifikasi (penguat), switching (pemutus dan penghubung sirkuit), stabilisator tegangan dan juga sebagi modulasi isyarat (signal). Pada door lock actuator unit transistor berfungsi sebagai amplifikasi (penguat) tegangan untuk mengaktifkan


(25)

13

relay. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang disatu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainya.

Transistor terdapat dalam dua variasi, yaitu NPN dan PNP. Transistor NPN tersusun dari semi konduktor type-P yang diapit oleh semi konduktor type-N, sedangkan transistor PNP tersusun dari semi konduktor type-N yang diapit oleh semikonduktor type-P. Pada transistor NPN dan PNP tegangan diberikan pada arah yang berlawanan. Perbedaan tersebut terlihat dalam grafik dibawah. Pada transistor NPN, tanda panah menuju ke emitter, sedangkan pada transistor PNP, tanda panah menjauhi emitter.

Gambar 2.7 Transistor ( Riyawan,2015;8)

Gambar 2.7 merupakan cara kerja dari transistor PNP apabila arus perangsang mengalir dari baris emitter arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor. Tanda panah menunjukkan arah arus listrik dalam transistor, sedangkan Transistor NPN apabila arus perangsang mengalir dari emitor ke basis maka arus dapat mengalir dari emitor ke kolektor. Pada door lock control unit menggunakan dua buah transistor type NPN. Alasanya karena sistem kelistrikan pada kendaraan


(26)

14

di indonesia mengacu pada aliran arus listrik dari positive ke negative baterai. Pada transistor type NPN apabila ada arus basis menuju ke emitor (massa) maka arus dari kolektor yang lebih besar akan mengalir menuju ke emitor, sehingga dapat disimpulkan bahwa arus listrik akan mengalir ke massa, sehingga type ini tidak cocok digunakan.

c. Timer IC

Timer IC (IC waktu) merupakan suatu rangkaian yang dapat beroperasi pada dua mode yaitu monostabil (satu keadaan stabil) atau astabil (tidak mempunyai keadaan stabil). Monostabil adalah salah satu jenis operasi dan timer 555 yang menghasilkan waktu tunda yan akurat dari mikro detik sampai jam. Astabil adalah salah satu jenis dari timer 555 yang menghasilkan gelombang kotak dengan duty cycle variable (Malvino, 2004:388).

Pada door lock control unit menggunakan timer IC type monostabil yang berfungsi untuk menghidupkan transistor. Alasan pemakaian type ini karena pada type monostabil menghasilkan waktu tunda yang akurat sehingga cocok untuk mendukung kerja dari door lock control unit yang membutuhkan keakuratan dalam mengatur kerja dari door lock actuator. Cara kerjanya yaitu jika transistor I dalam kondisi jenuh, kolektornya akan mendekati nol. Ini berarti tidak ada arus basis yang mengalir pada transistor II. Sebagai hasilnya, transistor II akan dalam keadaan cut off, menghasilkan tegangan kolektor tinggi. Tegangan kolektor tinggi ini menghasilkan arus basis besar yang akan membuat transistor I dalam kondisi jenuh.


(27)

15

4. Baterai

Gambar 2.8 menjelaskan tentang baterai yang dibentuk oleh sejumplah sel listrik yang disambungkan satu sama yang lain (Bishop, 2002:11). Sel-sel ini terhubung sedemikian rupa sehingga membentuk tegangan (output) yang diinginkan. Sel-sel tersebut mengandung asam sulfat sebagai elektrolit yang menghasilkan tegangan (output) 2- 2,2 volt tiap selnya. Pada sistem central lock baterai berfungsi sebagai penyuplai utama semua arus yang dialirkan ke sistem ini.

Gambar 2.8 Baterai ( Dokumentasi ) 5. Jaringan Kabel

Pada gambar 2.9 menunjukkan cara kerja dari jaringan kabel (wiring harmess) adalah sekelompok kabel dan kawat yang masing-masing terisolasi, menghubungkan komponen-komponen, serta melindungi komponen lainnya seperti sirkuit dan sebagainya. Semuanya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah dihubungkanya antara komponen-komponen kelistrikan dari suatu kendaraan.


(28)

16

Gambar 2.9 Jaringan kabel ( Riyawan,2015;8) 6. Fuse atau Sekring

Pada gambar 2.10 menerangkan tentang fuse merupakan komponen utama pelindung sirkuit berfungsi untuk mencegah rusaknya komponen-komponen kelistrikan akibat arus yang berlebihan karena terjadi hubungan singkat atau konsleting. Masing-masing komponen kelistrikan mempunyai sekring sendiri, tetapi ada juga yang disambung secara paralel yaitu satu sekring dipakai dua komponen. Sekring dibuat sedemikian rupa supaya mudah dalam memeriksa dan memasang serta melepasnya.

Sebuah sekring berisi seutas kawat yang sangat tipis terbuat dari bahan logam campuran khusus yang dapat meleleh pada suhu yang relatif rendah (Bishop, 2002:21). Apabila arus yang mengalir melewati sekring terlalu besar, panas akan dihasilkan dengan sangat cepat sehingga kawat sekring meleleh dan mengakibatkan terputusnya rangkaian. Biasanya sekring berbentuk memanjang dan dibungkus kaca sebagai pelindung. Kedua ujungnya merupakan terminal sekring yang ditutup dengan logam. Terminl ini dihubungkan kerangkaian kelistrikan.


(29)

17

Gambar 2.10 Fuse ( Riyawan,2015;8)

Fuse dapat dikelompokkan dalam dua type yaitu type cartridge (tabung) dan type blande.

a. Fuse type cartridge

Fuse type cartridge banyak digunakan karena pada type ini dirancang lebih kompak dengan menggunakan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang sehinga mempermudah dalam pengamatan. Nilai besarnya arus pada sekring type cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup kaca yang tertera angka penunjuk kapasitas sekring.

b. Fuse type blande

Fuse type blande dikenal dengan type U yang lebih ringan dan mudah untuk menggantikanya. Nilai besarnya arus ditentukan oleh warna dari rumahnya serta juga dapat dilihat angka yang ada pada sisi atau fuse.

7. Connector / Soket

Connector atau soket digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antara dua jaringan kabel atau antara sebuah jaringan kabel dan sebuah komponen.


(30)

18

connector diklasifikasikan dalam male connector dan female connector karena bentuknya berbeda.

8. Kunci kontak

Gambar 2.11 menunjukkan rangkaian kelistrikan mobil kunci kontak (KK) berfungsi untuk menyambung dan memutus arus aliran listrik dari baterai ke sistem pengapian, sistem penerangan, sistem pengisian, sistem AC dan sistem lain yang membutuhkan arus listrik. Pada sistem central lock , kunci kontak berfungsi untuk mentransmisikan sinyal ON, ACC atau LOCK ke saklar utama central lock. Sinyal ini dipakai hanya untuk mengontrol fungsi key-off dari central lock.

Gambar 2.11 Kunci kontak ( Riyawan,2015;8)


(31)

45

45 BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Dari penulisan laporan tugas akhir diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Door lock motor pada Toyota Kijang type G 1TR-FE, menggunakan

penggerak type motor DC karena arus yang dibutuhkan untuk menggerakkan motor sedikit dengan torsi yang besar, selain itu untuk melakukan kanibalisasi juga banyak terdapat dipasaran.

2. Prinsip kerja sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE ditentukan oleh arah arus yang masuk ke door lock motor yang dikendalikan oleh integration relay.

3. Cara mengatasi gangguan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE yaitu dengan memeriksa connector, memeriksa rangkaian sistem central lock, memeriksa ada tidaknya massa dan memeriksa tegangan baterai.

B. Saran

Dari laporan diatas maka saran yang dapat diambil dan perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut :

1. Sistem central lock hendaknya dilakukan pemeriksaan secara berkala yaitu melakukan pemeriksaan terhadap baterai sebagai penyuplai semua arus listrik terhadap sistem ini. Pemeriksaan ini bisa juga dilakukan tiap hari untuk mengetahui ketinggian cairan elektrolit, jika kurang maka segera isi sampai


(32)

46

2. pada batas yang tertera pada baterai. Selain itu juga disarankan untuk pengecekan baterai secara berkala untuk memastikan bahwa baterai yang digunakan itu masih dalam keadaan baik. Apabila terjadi kerusakan kecil pada sistem central lock maka segera diperbaiki supaya tidak terjadi kerusakan yang lebih serius.

3. Perbaikan sistem central lock sebaiknya dilakukan dengan menganalisis secara runtut pada komponen-komponennya sehingga akan mempermudah dan mempersingkat waktu dalam melakukan pengecekan maupun perbaikan. Pemeriksaan tersebut diawali dengan memeriksa kondisi baterai yang dilanjutkan ke komponen-komponen berikutnya seperti yang seprti yang telah dijelaskan pada bab-bab sampai ditemukan kerusakan yang terjadi pada sistem tersebut.

4. Pada saat melakukan pemeriksaan door lock motor secara langsung pada baterai, sebaiknya hubungkan dahulu terminal positif baterai lalu terminal negatif baterai dengan terminal-terminal door lock motor. Kontak antara terminal negatif baterai dengan salah satu terminal door lock motor jangan terlalu lama, yaitu untuk menghindari arus yang berlebih yang dapat merusak motor pada door lock motor.


(33)

47

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Fundamental of Electricity Step 2. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor.

Anonim, 2004, Toyota Kijang Innova Electrical Wiring Diagram Seri KUN 40 Seri TGN 40, 41, Penerbit PT, Toyota-Astra Motor, Jakarta,

Anonim, 2004, Toyota Pedoman Reparasi Kijang Innova Diagnosa Seri TGN 40, 41 Seri KUN 40, Volume 2, Penerbit PT, Toyota-Astra Motor, Jakarta Anonim. 2007. Electrical-body And Chassis Section 8. Tokyo: Isuzu Motors

Limited.

Buntarto dkk, 2015, Sistem Alarm, Central Door Lock, dan Power Window Mobil, Penerbit PT, Pustaka Baru, Jakarta

Huda, Zuntarno, 2010, Kontruksi, Cara Kerja dan Trouble shooting Sistem Central Lock Isuzu Panther, Tugas Akhir, Universitas Negeri Semarang, Semarang,

Prasetyo, Wayan Reza Yuda Ade, 2011, Sistem Central Lock pada Mitsubishi LancerGTi- 1,8i ,Tugas Akhir, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Prasetyo, Andri. 2006. Sistem Central Lock pada Suzuki Baleno. Tugas Akhir.

Semarang: UNNES.

Zuhal dan Zhanggischan, 2004, Prinsip Dasar Elektronik, Penerbit PT, Bumi Aksara, Jakarta,


(34)

48

DAFTAR LAMPIRAN


(1)

Gambar 2.10 Fuse ( Riyawan,2015;8)

Fuse dapat dikelompokkan dalam dua type yaitu type cartridge (tabung) dan type blande.

a. Fuse type cartridge

Fuse type cartridge banyak digunakan karena pada type ini dirancang lebih kompak dengan menggunakan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang sehinga mempermudah dalam pengamatan. Nilai besarnya arus pada sekring type cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup kaca yang tertera angka penunjuk kapasitas sekring.

b. Fuse type blande

Fuse type blande dikenal dengan type U yang lebih ringan dan mudah untuk menggantikanya. Nilai besarnya arus ditentukan oleh warna dari rumahnya serta


(2)

connector diklasifikasikan dalam male connector dan female connector karena bentuknya berbeda.

8. Kunci kontak

Gambar 2.11 menunjukkan rangkaian kelistrikan mobil kunci kontak (KK) berfungsi untuk menyambung dan memutus arus aliran listrik dari baterai ke sistem pengapian, sistem penerangan, sistem pengisian, sistem AC dan sistem lain yang membutuhkan arus listrik. Pada sistem central lock , kunci kontak berfungsi untuk mentransmisikan sinyal ON, ACC atau LOCK ke saklar utama central lock. Sinyal ini dipakai hanya untuk mengontrol fungsi key-off dari central lock.

Gambar 2.11 Kunci kontak ( Riyawan,2015;8)


(3)

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Dari penulisan laporan tugas akhir diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Door lock motor pada Toyota Kijang type G 1TR-FE, menggunakan

penggerak type motor DC karena arus yang dibutuhkan untuk menggerakkan motor sedikit dengan torsi yang besar, selain itu untuk melakukan kanibalisasi juga banyak terdapat dipasaran.

2. Prinsip kerja sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE ditentukan oleh arah arus yang masuk ke door lock motor yang dikendalikan oleh integration relay.

3. Cara mengatasi gangguan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE yaitu dengan memeriksa connector, memeriksa rangkaian sistem central lock, memeriksa ada tidaknya massa dan memeriksa tegangan baterai.

B. Saran


(4)

2. pada batas yang tertera pada baterai. Selain itu juga disarankan untuk pengecekan baterai secara berkala untuk memastikan bahwa baterai yang digunakan itu masih dalam keadaan baik. Apabila terjadi kerusakan kecil pada sistem central lock maka segera diperbaiki supaya tidak terjadi kerusakan yang lebih serius.

3. Perbaikan sistem central lock sebaiknya dilakukan dengan menganalisis secara runtut pada komponen-komponennya sehingga akan mempermudah dan mempersingkat waktu dalam melakukan pengecekan maupun perbaikan. Pemeriksaan tersebut diawali dengan memeriksa kondisi baterai yang dilanjutkan ke komponen-komponen berikutnya seperti yang seprti yang telah dijelaskan pada bab-bab sampai ditemukan kerusakan yang terjadi pada sistem tersebut.

4. Pada saat melakukan pemeriksaan door lock motor secara langsung pada baterai, sebaiknya hubungkan dahulu terminal positif baterai lalu terminal negatif baterai dengan terminal-terminal door lock motor. Kontak antara terminal negatif baterai dengan salah satu terminal door lock motor jangan terlalu lama, yaitu untuk menghindari arus yang berlebih yang dapat merusak motor pada door lock motor.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Fundamental of Electricity Step 2. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor.

Anonim, 2004, Toyota Kijang Innova Electrical Wiring Diagram Seri KUN 40 Seri TGN 40, 41, Penerbit PT, Toyota-Astra Motor, Jakarta,

Anonim, 2004, Toyota Pedoman Reparasi Kijang Innova Diagnosa Seri TGN 40, 41 Seri KUN 40, Volume 2, Penerbit PT, Toyota-Astra Motor, Jakarta Anonim. 2007. Electrical-body And Chassis Section 8. Tokyo: Isuzu Motors

Limited.

Buntarto dkk, 2015, Sistem Alarm, Central Door Lock, dan Power Window Mobil, Penerbit PT, Pustaka Baru, Jakarta

Huda, Zuntarno, 2010, Kontruksi, Cara Kerja dan Trouble shooting Sistem Central Lock Isuzu Panther, Tugas Akhir, Universitas Negeri Semarang, Semarang,

Prasetyo, Wayan Reza Yuda Ade, 2011, Sistem Central Lock pada Mitsubishi LancerGTi- 1,8i ,Tugas Akhir, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Prasetyo, Andri. 2006. Sistem Central Lock pada Suzuki Baleno. Tugas Akhir.

Semarang: UNNES.

Zuhal dan Zhanggischan, 2004, Prinsip Dasar Elektronik, Penerbit PT, Bumi Aksara, Jakarta,


(6)

DAFTAR LAMPIRAN