Pengertian Pola Asuh Permisif Orang Tua

17 akan mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan dirinya dan mempunyai keinginan untuk memilih aktivitas-aktivitasnya sendiri. Namun anak yang golongan ekonomi rendah juga lebih kreatif karena anak dapat mandiri dalam mengembangkan kreativitas yang dimilikinya 3. Urutan dalam keluarga Anak dengan urutan kelahiran yang berbeda akan memperlihatkan kemampuan kreatif yang berbeda-beda. Anak yang lahir ditengah atau anak yang lahir berikutnya dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir diurutan pertama. Anak yang lahir dengan urutan pertama biasanya diarahkan untuk mengikuti harapan-harapan orang tua, sebaliknya anak tunggal lebih banyak diberi kesempatan dalam mengembangkan dirinya.

2.1.4 Pengukuran Kreativitas

Pada penelitian ini Kreativitas siswa diukur dengan menggunakan skala kreativitas dimana aspek-aspek penyusunannya menggunakan aspek kreativitas dari Guilford 1975 yaitu fluency, fleksibility, orisinility, elaboration. Subjek diminta merespon sejumlah pernyataan dengan memilih lima buah pilihan jawaban yang paling sesuai sampai yang paling tidak sesuai dengan dirinya.

2.2 Pola Asuh Permisif

2.2.1 Pengertian Pola Asuh Permisif Orang Tua

Pola asuh permisif yaitu orang tua yang serba memperbolehkan anak dan memberikan pengawasan yang longgar serta menghindari adanya pemberian 18 hukuman kepada anak. Orang tua yang permisif merupakan karakeristik yang tingkat kehangatannya tinggi akan tetapi kontrol terhadap anak yang rendah. Penerimaan dari orang tua terlihat dengan cara mereka yang selalu mengikuti apa yang dirasakan anak, yang diinginkan dan apa saja yang diperbuat dari anak. Pola asuh permisif mempunyai ciri-ciri tidak ada aturan yang ketat dari orang tua, tidak ada pengendalian dan pengontrolan serta tuntutan kepada anak dan anak diberikan kebebasan membuat keputusannya untuk dirinya sendiri. Hal ini diwujudkan dengan adanya kontrol yang rendah dari orang tua terhadap anak. Dalam pola asuh permisif anak harus belajar sendiri untuk berprilaku sosial yang baik. Orang tua yang permisif tidak terlalu banyak terlibat dalam setiap pengambilan keputusan dari anaknya, apapun yang terbaik menurut anak akan mereka ikuti. Mereka mengijinkan anak untuk mengatur aktivitasnya sendiri dan sebisa mungkin akan menghindari pengendalian terhadap anaknya. Interaksi orang tua dengan pola asuh permisif merupakan pola asuh orang tua bagi anak yang meliputi proses mendidik, membimbing, mendisiplinkan dan melindungi anak untuk mencapai kedewasaan yang sesuai dengan norma-norma yang ada pada masyarakat karena merupakan hal yang penting. Dalam gaya pengasuhan permisif, kontrol yang rendah dari orang tua mengakibatkan anak terlalu bebas dalam menentukan arah hidupnya dan berekspresi sesuatu dengan keinginanya. Baumrind 1971 menemukan bahwa tipe pola asuh permisif merupakan suatu tipe pola asuh orang tua yang mengacu pada sikap orang tua yang terlampau bermurah atau baik hati dalam mendidik anak-anaknya dan terkadang cinderung untuk lebih mematuhi permintaan anak-anaknya. Orang tua permisif memiliki 19 persepsi yang tidak realistis atas anak mereka. Orang tua permisif melihat anak mereka lebih didominasi oleh desakan ego dan permitif. Orang tua permisif memberikan kebebasan pada anak dalam perwujudan implus tetapi tidak mengajarkan atau mendukung kontrol diri dan aturan diri terkait dengan ketidakmatangan dan ketergantungan dalam diri anak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kehangatan orang tua terhadap anak yang tinggi. Menurut Baumrind, seorang pakar parenting berpendapat bahwa ada cara terbaik untuk mengasuh anak. Dia dipercaya bahwa orang tua tidak boleh terlalu menghukum dan tidak terlalu peduli. Sebaiknya orang tua menyusun aturan bagi anak dan disaat yang sama bersifat membimbing dan mengasuh. Baumrind dalam Tan, 2004 menyatakan bahwa ada empat bentuk gaya pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua yaitu 1. Authoritative Karakteristik yang pengasuhan dengan tingkat kehangatannya orang tua terhadap anak yang tinggi dan kontrol orang tua terhadap anak tinggi. Orang tua menetapkan peraturan dengan tegas dan standar. Anak-anak dari orang tua Authoritative menunjukkan hasil yang positif, gaya pengasuhan positif yang mendorong anak untuk berkembang tapi masih membatasi dan mengontrol tindakan anak. Biasanya pola pengasuhan ini disebut pola pengasuhan demokratis, perbincangan tukar pendapat diperoleh dan orang tua bersikap membimbing dan mendukung. Anak seringkali berprilaku kompeten secara sosial, mereka cenderung mandiri, tidak cepat puas, mudah bergaul. Remaja dengan orang tua 20 authoritative berhubungan dengan perkembangan anak yang positif, keterlibatan dalam pembelajaran sekolah baik, kepercayaan diri yang baik. 2. Authoritarian Orang tua otoriter dengan kehangatan orang tua terhadap anak yang rendah dan kontrol orang tua terhadap anak yang tinggi. Mereka menetapkan standar perilaku yang mutlak. Gaya pengasuhannya bersifat membatasi dan menghukum dimana hanya ada sedikit percakapan antara orang tua dan anak. Orang tua otoriter memerintahkan anak untuk mengikuti petunjuk mereka dan menghormati mereka. Mereka membatasi dan mengontrol anak mereka dengan cara tidak mengijinkan mereka berbicara banyak. Anak dari orang tua otoriter seringkali berprilaku secara tidak kompeten secara sosial. Mereka cenderung cemas menghadapi situasi sosial tidak bisa membuat inisiatif untuk berkreativitas dan memiliki keahlian komunikasi yang buruk. 3. Permisif Karakteristik pengasuhan yang kehangatannya orang tua terhadap anak yang tinggi sedangkan kontrolnya orang tua terhadap anak yang rendah. Anak-anak dari orang tua permisif selalu menerima apapun yang dilakukan anak dan memberikan kebebasan pada anak. Anak cenderung tidak taat, memberontak, remaja dengan orang tua yang permisif cenderung lebih kreatif. Baumrind dalam Tan, 2004 menyatakan bahwa pola asuh permisif dan kreativitas merupakan suatu hal yang saling berhubungan. Penerapan pola asuh permisif menjadikan seseorang lebih kreatif. Kontrol yang rendah dari orang tua menyebabkan anak 21 terlalu bebas untuk berekspresi dan melakukan kegiatan yang disukai serta di dukung dengan adanya perhatian yang tinggi dari orang tua siswa. 4. Neglectful Pola pengasuhan yang tingkat kehangatannya orang tua terhadap anak rendah dan kontrol orang tua terhadap anak rendah. Remaja yang dengan pola asuh neglectful menunjukkan pengendalian emosi yang buruk disekolah, kekurangan tujuan dalam jangka yang panjang dan rentang untuk terlibat dalam tindakan kenakalan. Tabel 2.1 Karakteristik Pola Asuh Orang Tua Authoritative Authoritarian Permisif Neglectful Warmth Tinggi Rendah Tinggi Rendah Control Tinggi Tinggi Rendah Rendah Sumber : Tan, 2004 Kehangatan atau Warmth berarti terlibat dan tertarik dalam kegiatan anak mendengarkan anak dan menjadi suportif. Hal ini mengacu pada jumlah kontrol orang tua terhadap anak misalnya harapan terhadap perilaku anak. Sejauhmana orang tua memberlakukan standart dan aturan terhadap anak. Kehangatan menggambarkan keterbukaan dan ekspresi kasih sayang orang tua terhadap anak. Orang tua yang domain pada aspek ini menunjukkan sikap ramah, memberikan pujian dan memberikan semangat ketikan anak mengalami masalah. hal ini dibuat agar anak lebih mudah menerima dan menginternalisasikan standar nilai yang diberikan oleh orang tua. Sebaliknya orang tua yang tidak domain pada aspek ini akan menunjukkan perilaku seolah-olah mereka tidak mencintai dan bahkan 22 menolak kehadiran anak. Hal ini membuat anak tidak perlu mencintai orang tuanya dan mudah mengalami stress. Kontrol mengacu pada derajat dimana orang tua membuat tuntutan terhadap anak. Hal ini diwujudkan oleh orang tua melalui bagaimana mereka memberikan batasan-batasan, menetapkan tuntutan dan harapan serta menunjukkan kekuasaannya pada anak. Kontrol orang tua ini berfungsi sebagai pelindung atau pencegah bagi anak dari perilaku-perilaku negatif. Orang tua menerapkan kontrol dalam tingkat relatif rendah akan kurang menuntut tanggung jawab anak dan memberikan kebebasan pada anak untuk mengeksplorasi lingkungannya secara tak terbatas. Orang tua menerapkan kontrol dalam tingkatan tinggi akan membatasi kebebasan remaja dengan menentukan banyak tuntutan yang disertai dengan pengawasan yang ketat. Sebaliknya kontrol yang diberikan secara tidak menentu akan bersifat sangat kaku Baumrind dalam Tan, 2004.

2.2.2 Dimensi Pola Asuh Permisif