ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA (Studipada Perusahaan Tambang Tahun 2011-2015)

(1)

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT AFFECT AGAINST THE STRUCTURE OF CAPITAL ON THE COMPANY MINE LISTED ON THE STOCK EXCHANGES OF

INDONESIA

(study on the company mine years 2011-2015)

Oleh

TRI WAHYUNINGSIH 20130410310

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT AFFECT AGAINST THE STRUCTURE OF CAPITAL ON THE COMPANY MINE LISTED ON THE

STOCK EXCHANGES OF INDONESIA (study on the company mine years 2011-2015)

Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada fakultas ekonomi dan bisnis program studi Manajemen Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

TRI WAHYUNINGSIH 20130410310

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

Nomormahasiswa : 20130410310

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA (Studipada Perusahaan Tambang Tahun 2011-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 22 November 2016Materai, 6.000-,

Tri Wahyuningsih


(4)

Dan urusan yang disertaidenganDo’a, karenasesungguhnya

Nasibseseorangmanusiatidakakan

Berubahdengansendirinya

Tanpaberusaha ”.

“ Sesuatuakanmenjadikebanggaan,

Jikasesuatuitudkerjakan,

Dan bukanhanyadipikirkan.

Sebuahcita-citaakanmenjadikesuksesan,

Jikakitaawalidenganbekerjauntukmencapainya.

Bukanhanyamenjadiimpian”.


(5)

1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dalam segi apapun, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi dan pendidikan saya.

2. Ibu Alien Akmalia, S.E.,M.Sc. yang dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberikan masukan serta mendampingiselama proses penyelesaian skripsi ini 3. Personil kontrakan “srikandi pantura” dan semuateman-teman kost bapak parjono

yang telah mendukung dan member semangat untuk saya dalam menyelesaikan skripsi.

4. Wa Ode Sitty Atriana Hasim, teman seperjuangan pergi pagi pulang malam, teman berbagi keluh kesah, teman bersama korban skripsi. Dan teman sekost Atriana yang sudah memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Dan semua teman-teman Karib, teman-teman berjuang dalam pendidikan, SEMANGAT buat kita semua, semoga ilmu yang kita peroleh selama ini bermanfaat

untuk kedepannya, AMINNNNN.


(6)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang Penelitian ... 1

B. Batasan MasalahPenelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... ... 7

D. TujuanPenelitian ... 8

E. ManfaatPenelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. LandasanTeori ... 10

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 19

C. Hipotesis ... 24

D. Model Penelitian ... 28

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 29


(7)

D. TeknikPengumpulan Data ... 30

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

1. Variabel Dependen ... 30

2. Variabel Independen ... 31

BAN IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. GambaranUmumObyekPenelitian ... 39

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data... 46

C. pembahasan ... 61

D. Uji Koefisien Determinasi ... 65

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 67

C. KeterbatasanPenelitian ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

4.1 Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian ... 39

4.2 Daftar Perusahaan Sampel ... 40

4.3 Statistik Deskriptif ... 47

4.4 HasilUjiAnalisis Regresi Linear Berganda ... 51

4.5 HasilUjiNormalitas ... 53

4.6 HasilUjiMultikolinieritas ... 54

4.7 HasilUjiAutokorelasi ... 56

4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 57

4.9 Hasil Analisis Uji Parsial ... ... .58

4.10 Hasil Analisis Uji Simultan ... ... .61

4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... ... 65


(9)

(10)

(11)

periode 2011 sampai 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai 2015. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan

purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sehingga dalam penelitian terdapat 45 sampel yang sesuai dengan kriteria.

Hasil dari penelitian ini yaitu, profitabilitas berpengaruh negative dan signifikan, struktur asset berpengaruh positif dan signifikan, growth opportunity berpengaruh positif dan signifikan, dan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

Kata kunci: strukturmodal(DER), profitabilitas(ROA), struktur asset(PPEMVA),

growth opportunity(MVBVA), dandividen(DPR).

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine and analyze the effect of profitability, asset structure, growth opportunity, and dividends on capital structure on a mining company listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2011 to 2015. This study uses secondary data is data obtained from the Indonesia Stock Exchange, the sample in this study is a mining company listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2011 to 2015. the sampling technique in this study is based on purposive sampling means that sample in accordance with the criteria specified. Thus, in the study there were 45 samples that match the criteria.

The results of this study, namely, negative and significant profitability, asset structure and significant positive effect, growth opportunity ang significant positive effect, and dividens positive and significant impact on the capital structure.

Keywords: Capital structure (DER), profitability (ROA), asset structure (PPEMVA), growth opportunity (MVBVA) and dividends (DPR).


(12)

Ditengah iklim bisnis pada era ekonomi global sekarang ini, setiap perusahan diharuskan untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain. Pesatnya persaingan bisnis ini pula menuntut perusahaan untuk bisa lebih inovatif dan kreatif dalam menghasilkan produknya, agar mampu memepertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Hal ini juga memiliki tujuan lain yaitu agar perusahaan tersebut mampu mencapai tujuannya sehingga kemakmuran pemegang saham perusahaan dapat terpenuhi, dengan terpenuhinya kemakmuran pemegang saham diharapkan mampu memepertahankan kepercayaan investor untuk menginvestasikan sahamnya kepada perusahaan dan mampu menarik para investor lain untuk menginvestasikan sahamnya kepada perusahaan.

Perusahaan juga bisa melakukan cara lain yaitu dengan cara melakukan perluasan usahannya atau membuka cabang di tempat lain sehingga perusahaan tidak mudah di akuisisi oleh perusahaan lain dan pendapatan perusahaan semakin bertambah. Tidak terkecuali perusahaan tambang, semakin banyaknya perusahaan tambang yang bermunculan baik resmi maupun perusahaan tambang yang tidak resmi, hal ini menuntut suatu perusahaan tambang untuk mampu bersaing dengan perusahaan tambang lainnya. Apalagi sektor tambang merupakan sektor yang sensitif dengan kondisi perekonomian dunia. Terbukti, dengan adanya lonjakan harga minyak


(13)

dunia, saham-saham di sektor ini mengalami pertumbuhan yang signifikan dan banyak menjadi incaran investor (Bursa Efek dan Pasar Utang (2008) dalam Bram Hadiyanto dan Christian Tayana, 2010).

Dalam proses persaingan bisnis tersebut perusahaan banyak membutuhkan dana yang besar. Tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan mencari sumber dana, yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dana bagi perusahaan. Sehingga Manajer keuangan perusahaan harus bisa memilih atau menentukan sumber dana atau proporsi sumber dana yang akan di ambilnya dengan tujuan penggunakan sumber dana tidak akan memberikan dampak yang negatif terhadap perusahaan. Adapun sumber dana yang bisa digunakan oleh perusahaan yaitu dana pihak internal yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan, dana ini bisa berasal dari laba yang ditahan atau dividen yang tidak di bagikan kepada pemegang saham. Selain dana dari pihak internal perusahaan juga bisa menggunakan dana dari pihak eksternal yaitu dana dari pihak ketiga perusahaan contohnya yaitu bank yang berupa kredit yang diterima oleh perusahaan atau dalam kata lain perusahaan berhutang kepada Bank.

Tolak ukur baik atau tidaknya suatu sumber dana atau keputusan pendanaan suatu perusahaan yaitu bisa di lihat dari posisi struktur modal perusahaan. struktur modal yaitu, keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, baik hutang jangka panjang atau hutang jangka pendek, saham preferen dan saham biasa yang akan digunakan oleh perusahaan (Farah Margaretha dan Aditya Rizky Ramadhan, 2010). Dengan penggunaan hutang


(14)

sebagai sumber dana bagi perusahaan, manajer keuangan perusahaan harus mampu menghitung dengan tepat proporsi penggunaan hutang dan modal sendiri, karena penggunaan hutang maupun modal sendiri akan memberikan dampak tersendiri bagi struktur modal perusahaan.

Akan tetapi ketika suatu perusahaan memutuskan untuk meningkatkan penggunaan hutang (Leverage), maka perusahaan ini dengan sendirinya akan meningkatkan risiko keuangan dan konsekuensinya. Sebaliknya perusahaan harus memperhatikan masalah pajak. Manajer perusahaan akan menentukan keputusan pendanaan bagi perusahaan akan menggunakan modal sendiri atau hutang. Biasanya manajer perusahaan akan menggunakan sumber dana hutang dengan mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dari hutang yaitu pertama,bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari utang. Kedua, pemegang utang

(debtholder) mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima (Lukas Setia Atmaja (2003)).

Struktur modal bisa dipengaruhi oleh profitabilitas,profitabilitas yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari proses produksinya. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan cenderung memiliki hutang dengan tingkat yang rendah, karena perusahaan memiliki modal yang melimpah dari hasil laba yang diperolehnya. Seperti halnya yang di nyatakan oleh Pecking Order Theory bahwa “Perusahaan dengan tingkat Profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan


(15)

perusahaan yang Profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Struktur asset juga mampu mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan, struktur asset yaitu suatu perbandingan struktur asset perusahaan dengan total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. semakin banyak asset yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan modal perusahaan.

Asset perusahaan sendiri bisa berupa asset tetap ataupun asset tidak tetap, asset tetap yaitu asset yang tidak habis sekali pakai atau asset yang bisa digunakan dalam jangka waktu lama, asset tetap ini bisa berupa gedung, alat produksi, investasi jangka panjang, atau bisa berupa asset tidak berwujud. Sedangkan asset tidak tetap yaitu asset yang habis dalam sekali pakai atau asset yang dapat digunakan hanya dalam jangka waktu pendek, asset tidak lancar ini bisa berupa kas, piutang, atau bahan baku dalam proses produksi. Asset yang dimiliki perusahaan akan memiliki dampak tersendiri bagi perusahaan, semakin banyak asset yang dimiliki perusahaan akan menarik banyak permintaan dari konsumen, dampak kepemilikan perusahaan terhadap asset tetap yang tinggi juga banyak memberikan pengaruh terhadap struktur modal perusahaan, karena asset tetap yang tinggi akan mempermudah perusahaan dalam mencari sumber dana dari luar dengan cara menjadikan asset tetap yang dimiliki di jadikan sebagai jaminan. Hal tersebut akan mempermudah perusahaan dalam mencari kepercayaan dari kreditur.

Faktor lain yang mempengaruhi Struktur Modal adalah growth opportunity yaitu peluang pertumbuhan usaha yang dimiliki oleh suatu perusahaan, dalam penelitian ini growth opportunity diperkuat dengan


(16)

investment Opportunity set, yang menjelaskan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan. investment Opportunity set

tidak hanya menunjukan pada peluang investasi tradisional seperti eksplorasi mineral tetapi pilihan pembelanjaan lainnya (Jogiyanto dalam Laila Asriyanti 2014). Peluang pertumbuhan bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dengan cara melakukan perluasan usaha, membuka cabang baru perusahaan. Atau bisa juga dilakukan dengan cara berinvestasi kepada perusahaan lain dengan harapan investasi tersebut akan mejadi salah satu sumber pemasukan atau sumber dana bagi perusahaan.

Faktor lain adalah dividen, yaitu kompensasi yang diterima oleh pemegang saham disamping capital gain. Dimana Manajer perusahaan biasanya akan mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau akan di tahan guna untuk di investasikan kembali kepada perusahaan. Pembagian keuntungan tersebut kepada pemegang saham biasanya disebut dengan kebijakan dividen. Kebijakan dividen yang tinggi menandakan suatu perusahaan mampu memenuhi kesejahteraan pemegang saham, hal tersebut dapat meningkatkan investasi dari para investor, sehinga hal ini mempengaruhi modal perusahaan.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang meneliti dengan topik struktur modal banyak perbedaan dalam hasil penelitiannya diantaranya yaitu penelitian dari I Made Sucita Wijaya dan I Made Karya Utama yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal, Akan


(17)

tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Seftianne yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Perbedaan hasil penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh hasni yusrianti (2013) yang menyatakan bahwa struktur asset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herdiawan Rudi Pradana, Fachrurozie dan Kiswanto (2013) yang menyatakan bahwa struktur asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.

Perbedaan hasil dari penelitian terdahulu juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Hasni Yusrianti (2013) yang menyatakan bahwa Growth Opportunity berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, hal ini tidak sejalan dengan penellitian yang dilakukan oleh Rita Puji Astuti yang menyatakan bahwa Growth Opportunity tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Sumani (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang menyatakan bahwa dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian replikasi ekstensi dari penelitian Hasni Yusrianti yang berjudul Pengaruh tingkat profitabilitas, struktur asset, dan

growth opportunity terhadap Struktur Modal pada perusahaan Manufaktur yang telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia, perbedaan penelitian ini


(18)

dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menambahkan dividen sebagai variabel independen dan perusahaan tambang merupakan objek pada penelitian ini.

B. Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Telah diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal diantaranya yaitu profitabilitas, struktur asset,growth opportunity, dan dividen namun karena adanya banyak perbedaan ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu dan masih kurangnya penelitian variabel lain yang mempengaruhi struktur modal. Sehingga munculah masalah yang harus diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal, jadi kesimpulan selanjutnya yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?

2. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara struktur asset terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?

3. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara growth opportunityterhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?


(19)

4. Apakah terdapat pengaruh posistif signifikan antara dividen terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh struktur asset terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh growth opportunity terhadap Struktur Modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dividen terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

E. Manfaat Penelitian

Dilakukannya penelitian ini mempunyai dua manfaat yaitu manfaat secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memperkuat teori tentang struktur modal. Manfaat secara praktik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mempertimbangkan keputusan perusahaan dalam


(20)

memecahkan permasalahan yang di hadapi perusahaan dalam keputusan pengambilan pendanaan.


(21)

1. Struktur Modal.

Struktur modal yaitu, keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, baik hutang jangka panjang atau hutang jangka pendek, saham preferen dan saham biasa yang akan digunakan oleh perusahaan Margaretha dan Ramadhan, (2010). Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang struktur modal yaitu diantaranya:

Teori pendekatan Modiglani dan Miller. Teori MM tanpa pajak teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modiglani dan Miller (Teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Teori MM yang kedua yaitu teori dengan pajak yang menyatakan bahwa teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Dimana perussahaan yang menggunakan sumber dananya dari hutang akan mendapatkan keuntungan karena Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga dari hutang bisa dipakai sebagai pengurang pajak.

Teori Trade-of dalam struktur modal menurut Trade-off theory

yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari


(22)

tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”.

Teori Pecking Order Menurut Myers (1984), Pecking Order Theory menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki Sumber dana internal yang berlimpah.” Sehingga perusahaan akan mengutamakan penggunaann dananya dari dana internal. Dalam Pecking Order Theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal.

Teori keagenan (Agency Approach) menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah konsep free-cash flow. Biasanya ada kecenderungan manager ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free-cash flow, karena Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manager akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga. (Setiawan, 2011)

Teori asimetri dan signaling, teori asimetri menyatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (seperti investor). Investor, yang merasa mempunyai informasi yang lebih


(23)

sedikit, akan berusaha menginterprestasikan perilaku manajer. Dengan kata lain, perilaku manajer, termasuk dalam hal menentukan struktur modal, bisa dianggap sebagai signal oleh pihak luar (investor).

Teori asimetri memiliki dua model informasi sebagai berikut. Menurut Myers dan Majluf (1977), menyatakan bahwa ada asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar. Manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan pihak luar. Yang selanjutnya yaitu menurut Signaling (Ross, 1977) teori ini mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. (Mamduh M.hanafi (2014)).

2. Profitabilitas.

Profitabilitas yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari proses produksinya. Setiap perusahaan ataupun usaha lainnya akan selalu menginginkan perolehan profitabilitas yang tinggi, karena Profitabilitas penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitablitas menunjukan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitablitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitablitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Pengukuran profitabilitas dapat menggunakan beberapa indikator seperti laba operasi, laba bersih, tingkat


(24)

pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. (Hermuningsih, 2013).

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, laba perusahaan juga merupakan elemen dalam menentukan nilai perusahaan. Profitabilitas bisa diukur diantaranya menggunakan analisis Return On Asset atau Return On Equity. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Sedangkan ROE secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dan dividen saham preferen (biaya saham preferen) Mamduh M.Hanafi (2009).

3. Struktur Asset.

Struktur Asset yaitu suatu perbandingan asset tetap perusahaan dengan total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dimana asset yang dimiliki perusahaan bisa berupa asset tetap maupun asset lancar, asset tetap yaitu asset yang memiliki jangka waktu pemanfaatan yang lama, sedangkan asset lancar yaitu asset yang memiliki jangka waktu penggunaan pendek atau asset yang habis dalam satu kali pemakaian. Struktur asset sangat diperhatikan oleh pihak manajemen karena


(25)

perusahaan yang memiliki aset tetap yang tinggi akan memiliki permintaan yang tinggi pula dari konsumen, sehingga perusahaan dengan aset tetap yang tinggi harus memperhatikan kebutuhan dana dan karena tingginya permintaan dari konsumen biasanya perusahaan akan mencari sumber dana dengan hutang.

Asset tetap yang dimiliki perusahaan akan memberikan dampak tersendiri bagi perusahaan, karena tingginya kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan mencari sumber dana dari luar yaitu salah satunya dengan cara berhutang dengan pihak luar. Adapun setiap penggunaan hutang perusahaan pasti akan memerlukan jaminan yang digunakan oleh perusahaan untuk menarik kepercayaan pihak penghutang dalam memberikan pinjaman dananya kepada perusahaan. Dalam keadaan seperti ini asset tetap perusahaan akan memberikan manfaat yang besar karena asset tetap yang dimiliki perusahaan akan sangat mudah di jadikan jaminan untuk meyakinkan pihak pemberi hutang kepada perusahaan .

4. Growth Opportunity.

Growth Opportunity, yaitu suatu perusahaan yang memiliki peluang untuk melakukan pertumbuhan usahanya.Dalam penelitian ini

Growth Opportunity diperkuat dengan invesment opportunity set, yaitu luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan biasanya akan melakukan perluasan usaha dengan cara investasi dengan tujuan hasil dari investasi


(26)

bisa menambah pemasukan dana bagi perusahaan, ataupun melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain untuk mengisi kekosongan pada perusahaannya. Perusahaan-perusahan yang memiliki pertumbuhan yang cepat sering kali harus meningkatkan aktiva tetapnya. Dengan demikian, perusahan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana dimasa mendatang dan juga lebih banyak menahan laba-laba yang diperoleh perusahaan (Hermuningsih, 2013).

Peluang tingginya suatu perusahaan dalam melakukan investasi akan mendorong perusahaan untuk melakukan investasi dengan berbagai pertimbangan, diantaranya keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam investasi yaitu investasi merupakan potensi sumber dana yang panjang bagi perusahaan, karena dari investasi perusahaan akan memperoleh laba dalam jangka waktu panjang, dalam berinvestasi berarti perusahaan juga akan memiliki sumber dana yang tetap.

5. Dividen.

Dividen yaitu keuntungan yang diterima oleh pemegang saham di samping capital gain. Suatu manajer perusahaan mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: pertama, penghasilan bersih dibagikan kepada para pemegang saham perusahan dalam bentuk dividen. Kedua, penghasilan bersih di investasikan kembali keperusahaan sebagai laba yang ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (Earning After Tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian di investasikan kembali. Artinya manajemen


(27)

harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen (Lukas Setia Atmaja, 2003).Pembuatan keputusan tersebut disebut dengan kebijakan dividen (Dividen Policy).

Ada beberapa teori yang membahas tentang kebijakan dividen, yaitu:

a. “Dividen tidak relevan” dari MM.

Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Pernyataan ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang “ lemah” seperti: 1) Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional,

namun pada kenyataanya pasar modal yang sempurna sulit ditemui. 2) Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan

saham baru, akan tetapi pada kenyataanya biaya emisi saham baru pasti ada.

3) Tidak ada pajak, namun pada kenyataannya pajak pasti ada.

4) Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah, namun pada kenyataanya kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah.

Ada beberapa ahli yang menentang pendapatan MM tentang dividen adalah tidak relevan dengan menunjuk bahwa adanya biaya emisi saham baru akan mempengaruhi nilai perusahaan. Beberapa ahli menyoroti asumsi tidak adanya pajak. Jika ada pajak maka


(28)

penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains daripada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui atau dinikmati. Dengan kata lain, investor lebih untung karena dapat menunda pembayaran pajak.

b. Teori “The Bird In The Hand”

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividen yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Akan tetapi teori ini dianggap salah oleh Modigliani dan Miller karena mereka beranggapan bahwa pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaam yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama.

c. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy, Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah daripada saham dengan dividend yield rendah, capital gains


(29)

yieldtinggi. Jika pajak atas dividen lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.

d. Teori “Signaling Hypotesis”

Teori ini menyatakan bahwa Ada bukti empiris yang menyatakan jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Menurut MM bahwa suatu kenaikan dividen diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dimasa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang.

e. Teori “Clientele Effect”

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu divident payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan (Lukas Setia Atmaja, 2003).


(30)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Hasni Yusrianti yang berjudul “pengaruh tingkat profitabilitas, struktur aset, dan growth opportunity

terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang telah Go Public Di BEI (2013)”. Yang menyatakan bahwa profitabilitas, struktur aset, dan

growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh I Putu Andre Sucita Wijaya dan I Made Karya Utama yang berjudul “pengaruh profitabilitas,struktur aset, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal serta harga saham (2010-2012)”. Menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal, struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal, dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Novita Roikhatul Amalia dan Eko Agus Alfianto yang berjudul “pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverage yang listing di BEI periode (2009-2013)”. Penelitian ini menyatakan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Linda Wimelda dan Aan Marlinah yang berjudul “variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor non keuangan (2008-2010)”. Yang menyatakan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, kepemilikan manajerial dan struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur


(31)

modal, sedangkan likuiditas, kesempatan pertumbuhan, dividen, investasi dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Seftianne yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur (2011)”. Yang menyatakan bahwa Growth Opportunity dan ukuran perushaan berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan manajerial dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Meidera Elsa Dwi Putri yang berjudul “pengaruh profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI (2012)”.yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Bram Hadianto dan Christian Tayana yang berjudul “pengaruh risiko sistematika, struktur aktiva, profitabilitas dan jenis perusahaan terhadap struktur modal Emiten sektor pertambangan:pengujian Hipotesis static-Trade Off (2010)”. Yang menyatakan bahwa risiko sistematika, profitabilitas dan jenis perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Ghia Ghaida Kanita yang berjudul “pengaruh struktur aktiva dan


(32)

profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman (2014)”. Yang menyatakan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Herdiawan Rudi Pradana, Fachrurozie, dan Kiswanto yang berjudul “pengaruh risiko bisnis, struktur aset, ukuran dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal (2013)”. Yang menyatakan bahwa risiko bisnis, struktur aset dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Gede Nicko Sabo Adiyana dan Putu Agus Ardiana yang berjudul “pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan tingkat likuiditas pada struktur modal”. Yang menyatakan bahwa ukuran perusahan, pertumbuhan aset, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif dan signifikan pada struktur modal, sedangkan risiko bisnis berpengaruh negatif tidak signifikan pada struktur modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Jeny Anwar, Rita Andini, SE, MM dan Kharis Raharjo ,SE, M.Si,AK yang berjudul “pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, struktur kepemilikan dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-1013”. Yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, risiko binsis


(33)

berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal (2010)”. Yang menyatakan bahwa pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal, dan dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Sumani yang berjudul “analisis struktur modal dan beberapa faktor yang mempengaruhi pada perusahaan manufaktur di BEI (2012)”. Yang menyatakan bahwa kebjakan dividen,tingkat profitabilitas, dan leverage operasi berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yaang dilakukan Nadzirah,Fridayana Yudiaatmaja dan Wayan Cipta yang berjudul “pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal (2016)”. Yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Yeni Astiti yang berjudul “pengaruh


(34)

profitabilitas dan struktur aset terhadap struktur modal pada perusahaan

property and Real estate yang terdaftar di BEI”. Menyatakan bahwa profitabilitas dan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Vitriasari dan Iin Indarti yang berjudul “pengaruh stabilitas penjualan, struktur aktiva dan tingkat pertumbuhan terhadap struktur modal”. Yang menyatakan bahwa stabilitas penjualan dan tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Yusralaini, Hardi dan Septi Dwiani yang berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI”. Yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan institutional ownership memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, sedangkan Struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Rita Puji Astuti yang berjudul “pengaruh profitabilitas, size, Growth Opportunity dan struktur aktiva terhadap struktur modal Bank”. Yang menyatakan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan size dan Growth Opportunity tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Dari beberapa penelitian terdahulu terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini yaitu perbedaan pada variabel yang diteliti dan objek


(35)

yang diteliti, pada penelitian terdahulu kebanyakan meneliti pada perusahan manufaktur sedangkan penelitian ini meneliti pada sektor pertambangan. C. Hipotesis

1. Hubungan Profitabilitas dengan Struktur Modal.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dari proses produksinya, selama periode tertentu. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan memilki modal yang melimpah sehingga kemungkinan perusahaan akan memiliki tingkat hutang yang rendah. Seperti yang telah dijelaskan pada Pecking Order Theory menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat Profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Sehingga perusahaan akan lebih mengutamakan penggunaan sumber dana internalnya di banding menggunakan sumber dana eksternal.

Penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Nadzirah, Yudiaatmaja dan Cipta (2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.maka hipotesis yang akan diajukan yaitu:

H1: profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal


(36)

2. Hubungan struktur asset dengan struktur modal.

Struktur asset yaitu suatu perbandingan struktur asset perusahaan dengan total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Jenis asset yang dimiliki perusahaan yaitu biasanya berbentuk asset tetap ataupun asset lancar, asset tetap yaitu asset yang mempunyai daya guna yang tinggi atau lama sehingga memberikan manfaat yang tinggi bagi perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan asset yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang dalam struktur modalnya, daripada perusahaan yang pertumbuhan asset nya rendah. Adanya pertumbuhan asset berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi, dimana penambahan tersebut berarti juga penambahan biaya bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan asset maka, perusahaan semakin memerlukan biaya atau dana agar perusahaan dapat terus beroperasi. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan, pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan (Lukas, 2003). Pemenuhan kebutuhan akandana tersebut dapat diperoleh melalui akumulasi penyusutan aktiva tetap, maupun dengan laba ditahan (Andi Kartika, 2016).

Seperti yang sudah dijelaskam oleh Bambang (2008 : 298) dalam putri (2012), perusahaan yang sebagian besar aktivanya berasal dari aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang.


(37)

Asset tetap yang dimiliki perusahaan akan memberikan manfaat yang tinggi dalam keadaan tersebut karena asset tetap perusahaan akan mudah dijadikan jaminan perusahaan dalam peminjaman dana. Penelitian yang dilakukan oleh Meidera Elsa Dwi Putri (2012) yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ni Putu Yeni Astiti yang menyatakan bahwa struktur asset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Maka hipotesisi yang akan diajukan yaitu:

H2: Struktur aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal

3. Hubungan Growth Opportunity dengan struktur modal.

Growth Opportunity, adalah suatu perusahaan yang memiliki peluang untuk melakukan pertumbuhan usahanya. Didalam penelitian ini

Growth Opportunity diperkuat dengan investment opportunity set, yaitu kesempatan atau peluang perusahaan untuk melalukan investasi. Perusahaan yang memiliki kesempatan pertumbuhan ataupun peluang untuk berinvestasi akan selalu berusaha melakukan perluasan usaha dan meningkatkan produksi maupun berinvestasi, dengan pertimbangan manfaat yang diterima oleh perusahaan dalam berinvestasi salah satunya yaitu dengan berinvestasi perusahaan akan memiliki sumber modal dalam jangka panjang dan sumber modal tetap bagi perusahaan. sehingga perusahaan akan memerlukan sumber dana yang tinggi untuk mencapai


(38)

peningkatan perusahaan. perusahan yang memiliki kesempatan pertumbuhan yang tinggi akan memiliki hutang yang tinggi pula.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Seftianne dan Handayani (2011), yang menyatakan kesempatan pertumbuhan memiliki pengaruh terhadap struktur modal, penelitian yang dilakukan oleh Hasni Yusrianti (2013) juga menyatakan bahwa Growth Opportunity

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Maka hipotesis yang akan diajukan yaitu:

H3: Growth Opportunity berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

4. Hubungan dividen dengan struktur modal.

Dividen, yaitu kompensasi yang diterima oleh pemegang saham disamping capital gain. Perusahaan dengan pembagian dividen tinggi akan mampu menarik investor lain. Akan tetapi semakin banyaknya investor yang menginvestasikan modalnya diperusahaan akan mendorong perusahaan untuk selalu meningkatkan produksinya sehingga perusahaan akan membutuhkan modal yang tidak sedikit dan semakin banyaknya investor akan meningkatkan pula dana yang harus digunakan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham, sehinga perusahaan akan melakukan hutang untuk memenuhi kebutuhan dananya. Sehinga perusahaan dengan pembiayaan dividennya yang tinggi akan memiliki hutang yang tinggi pula.


(39)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumani (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif siginifikan terhadap struktur modal. Maka hipotesis yang akan diajukan yaitu:

H4: Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal

D. Model Penelitian

PROFITABILITAS

STRUKTUR ASSET

GROWTH OPPORTUNITY

DIVIDEN

STRUKTUR MODAL H1

(-) H2

(+)

H3

(+)

H4 (+)


(40)

Sampel atau subyek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015, serta perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangannya per 31 Desember.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak ketiga, atau data laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. kriteria-kriteria perusahaan yang diteliti dalam penelitian sebagai berikut:

1. Perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak keluar selama Periode penelitian yaitu tahun 2011-2015

2. Perusahaan yang membagikan dividen kepada para pemegang saham 3. Perusahaan yang mengalami laba berturut-turut dan tidak mengalami

kebangkrutan selama periode 2011-2015

4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember.


(41)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari mendokumentasikan data yang telah di publikasikan di Bursa Efek Indonesia.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Definisi Variabel Penelitian.

Definisi operasional menunjukan ukuran atau proksi dari suatu variabel.variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2008) dalam Mega Barokatul Fajri,(2015).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel independent. Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini variabel independent terdiri dari Profitabilitas, Struktur Asset, Growth Opportunity dan Dividen. Sedangkan variabel dependennya adalah Struktur Modal.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing variabel: a. Variabel dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang di jelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain (variabel independen). Variabel yang digunakan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah Struktur Modal yaitu perbandingan antara modal sendiri atau modal


(42)

perusahaan yang berasal dari hutang jangka panjang dari pihak ketiga. Atau bisa disebut bahwa Struktur modal adalah perhitungan proporsi antara hutang dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan untuk membiayai produksinya.

Struktur modal dalam penelitian ini di ukur menggunakan perbandingan antara total hutang jangka panjang yang dimiliki perusahaan terhadap total modal sendiri (shareholder’s equity). Pengukuran Struktur modal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sumani (2012), Wimelda dan Marlinah) yang mengukur Struktur modal dengan cara membandingkan antara Total Hutang Jangka panjang terhadap Total Modal Sendiri.

Struktur Modal = � �� � � �

ℎ ℎ ’ � (Yusrianti, 2013) b. Variabel Independen

1) Profitabilitas

Profitabilitas yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari proses produksinya. Dalam penelitian ini Profitabilitas diukur menggunakan Rasio ROA (Return On Asset). Return On Asset (ROA) merupakan salah satu perbandingan antara laba bersih setelah pajak selama satu tahun berjalan dengan total aktiva yang dimiliki pada akhir tahun (Marpung dan Hadianto,2009) dalam Titie Kharisma Ayu,2013. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne (2011), dan


(43)

penelitian yang dilakukan oleh Amalia dan Alfianto yang mengukur Profitabilitas dengan rumus:

ROA = � ℎ (Seftianne,2011)

2) Struktur Asset

Struktur aset merupakan cerminan dari dua komponen aset tetap secara garis besar dalam komposisinya yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar merupakan asset yang habis dalam sekali pakai atau asset yang hanya dapat digunakan dalam jangka pendek. Sebaliknya aset tetap merupakan aset berwujud tidak habis dalam sekali pakai atau asset yang dapat digunakan dalam jangka waktu panjang. Dalam penelitian ini struktur asset diukur menggunakan PPE/BVA atau property, plant,and equipment yaitu jumlah asset tetap yangdimiliki perusahaan.Rasio PPE/BVA digunakan dengan dasar pemikiran PPE/BVA bahwa aset tetap mampu menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan di mana perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik akan meningkatkan aset tetapnya.

Perusahaan dengan asset tetap yang tinggi akan memiliki permintaan yang tinggi sehingga perusahaan akan melakukan peningkatan produksinya yang membutuhkan banyak dana sehingga perusahaan akan mencari dana dari luar, dimana asset tetap yang tinggi memiliki manfaat bagi perusahaan dalam pencarian dana dari luar yaitu asset tetap bisa digunakan sebagai


(44)

jaminan dalam hutang bagi perusahaan. PPE/BVA dihitung menggunakan rumus:

PPEMVA=( , + )

3) Growth Opportunity

Growth Opportunity yaitu peluang pertumbuhan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dimana dalam penelitian ini

Growth Opportunity diperkuat dengan Investment Opportunity Set

(IOS) merupakan pilihan kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atauproyek yang memiliki net present value positif. Sehingga IOS memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan karena IOS merupakan keputusan investasidalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsiinvestasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhiGrowth Opportunity suatu perusahaan. IOS (investment opportunity set )

didefinisikan sebagai kombinasi antar aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan

net present value positif.

Dalam penelitian ini perhitunganya menggunakan rasio Market Value to Book of Assets. Rasio ini mencerminkan pertumbuhan perusahaan yang dinyatakan dalam harga pasar. Rasio MV/BVA mencerminkan peluang investasi yang dimilikiperusahaan, semakin tinggirasio MV/BVA semakin besar


(45)

asset perusahaan yangdigunakan oleh perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai IOS perusahaan. Perusahaan dengan nilai IOS yang tinggi akan selalu terdorong utnuk melakukan peningkatan produksinya guna memaksimalkan pemanfaatan peluang pertumbuhan yang dimiliki perusahaan. Sehingga hal ini menyebabkan perusahaan membutuhkan dana yang tinggi di masa yang akan datang, dan tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan mencari dana dari luar unutuk memenuhi kebutuhan dananya. Pemilihanproksi dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Anugrah (2009) dalam Nurul Hidayah (2015). Proksi MVBVA ini dihitung dengan rumus:

� −

� �

+ (

�ℎ �

)

4) Dividen

Dividen atau bisa disebut kebijakan dividen merupakan kebijakan perusahaan dalam membagikan laba yang di peroleh perusahaan. Manajer perusahaan biasanya memberikan kebijakan membagikan dividen tinggi kepada pemegang saham atau manajer perusahaan akan menahan laba tersebut guna diInvestasikan kembali kepada perusahaan untuk menambah modal bagi perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal yang akan datang. Kebijakan dividen ini dihitung menggunakan DPR yaitu dengan cara Dividend per Share perusahaan dibagi dengan


(46)

mengacu dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) dan Sumani (2012). Yang menghitung Dividen dengan rumus:

DPR = � ℎ

�� ℎ (Sumani, 2012) 2. Alat atau teknik analisis data.

a. Alat Analisis

Penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda sebagai alat untuk mengukur variabel bebas terhadap variabel keputusan struktur modal. Rumus dari perhitungan dalam penelitian ini yaitu: Y = a + b1 ROA+ b2 SA + b3 GROWTH+ b4 DPR + ei

keterangan:

Y = Struktur Modal (DEBT) ROA = Profitabilitas

SA = Struktur Aktiva GROWTH = Growth Opportunity DPR = Dividen

a = Konstanta

b1…b5 = Koefisien Regresi ei = Variabel Gallat/ Residual b. Uji Asumsi Klasik

(a) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas dilakukan yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara beberapa atau semua variabel yang


(47)

menjelaskan dalam model regresi. Jika di dalam model penelitian terdapat Multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model penelitian yaitu:

1. melihat nilai t hitung (nilai signifikansi), R2 dan F ratio. Jika R2 tinggi, nilai F ratio tinggi, sedangkan sebagian besar atau seluruh koefisien tidak signifikan (nilai t hitung rendah). 2. Menentukan koefisien korelasi antara independent variable

yang satu dengan independent variable yang lain. Jika antara dua independent variable memiliki korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,09) maka di dalam model regresi terdapat multikoleniaritas.

3. Melihat variance inflation faktor (VIF) yaitu faktor pertambahan ragam. Apabila VIF tidak disekitar nilai 1 maka tidak terjadi gejala multikoleniaritas, tetapi jika VIF melebihi 1 maka terjadi multikoleniaritas (Alni Rahmawati, Fajarwati, Fauziah, 2014).

(b) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui terjadinya gangguan yang muncul dalam regresi yang mempunyai Varian yang tidak sama. Salah satu cara untuk mendeteksi masalah Heteroskedastisitas adalah dengan Uji Park. Hasil perhitungan


(48)

dilakukan dengan Uji t. Kriteria pengujiannya adalah apabila signifikansi > α = 0,05, maka antara variabel bebas tidak terkena heteroskedastisitas terhadap nilai residual lain, atau varians residual model regresi ini adalah homogen. Demikian sebaliknya. (c) Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan periode sebelumnya. Masalah autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena gangguanpada suatu perusahaan cenderung mempengaruhi gangguan pada perusahaan yang sama pada periode berikutnya. Untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi akan digunakan pengujian Durbin-Watson (Ghozali, 2005 dalam Achmad Eko Prasetyo 2015).

(d) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian Data yang Normal dapat dilakukan dengan menggunakan Uji kolmogorov-smirnov, dasar pengambilan pengujian ini yaitu:

Jika nilai signifikan > 0,05, maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.


(49)

c. Pengujian statistik

Uji Statistik dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh derajat pengaruh dari masing-masing variabel yang terdapat pada model yang telah diteliti. Pengujian pertama yang dilakukan yaitu Uji F. Dilakukannya Uji F ini pada dasarnya yaitu bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari 2 (dua) variabel independent atau lebih secara simultan (bersama) terhadap variabel dependent.

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji F Jika Nilai signifikansi < α = 0,05 maka Variabel Independent (bebas) secara simultan berpengaruh terhadap variabel Dependent (terikat). Sebaliknya, jika nilai signifikansi > α = 0.05 maka Variabel independent (bebas) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent (terikat). Pengujian yang selanjutnya yaitu menggunakan Uji t yaitu, pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (x) secara parsial (sendiri) berpengaruh signifikan terhadap variabel (y). Dasar pengambilan keputusan untuk Uji t parsial dalam analisis regresi yaitu:

Jika nilai signifikansi < nilai α = 0,05 maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, sebaliknya jika nilai signifikansi >nilai α = 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.


(50)

Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahan tambang yaitu perusahaan yang bergerak pada jenis kegiatan penambangan yaitu proses pengambilan material-material yang dapat di manfaatkan dari perut bumi yang memiliki nilai ekonomis. Dalam penelitian ini pengambilan sampel pada perusahaan tambang menggunakan beberapa kriteria, adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

TABEL 4.1

Tabel Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian

No KRITERIA

1. Perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai 2015

2. Perusahaan tambang yang membagikan dividen kepada para pemeganag saham

3. Perusahaan tambang yang mengalami laba berturut-turut dan tidak mengalami kebangkrutan selama periode penelitian yaitu tahun 2011 sampai 2015

4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember.

Adapun perusahaan yang sesuai dengan kriteria di atas selama tahun periode 2011 sampai 2015 yaitu berjumlah 9 perusahaan, daftar


(51)

perusahaan yang masuk dalam penelitian bisa dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:

TABEL 4.2

Daftar Perusahaan Sampel

No Nama Perusahan Kode

1. Golden Energy Mines Tbk GEMS 2. Vale Indonesia Tbk INCO 3. Indo Tambangraya Megah

Tbk

ITMG

4. Resource Alam Indonesia Tbk

KKGI

5. Samindo Resources Tbk MYOH 6. Tambang Batubara Bukit

Asam (Persero) Tbk

PTBA

7. Radiant Utama Interinsco Tbk

RUIS

8. Timah (Persero) Tbk TINS

9. PT Toba Sejahtra TOBA

Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 5 periode penelitian x 9 perusahaan = 45 jumlah sampel penelitian.

1. Sejarah singkat perusahaan

a. Perusahaan Golden Energy Mines Tbk (GEMS)

britama.com, Golden Energy Mines Tbk (GEMS) didirikan dengan nama PT Bumi Kencana Eka Sakti tanggal 13 Maret 1997 dan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 2010. GEMS berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza, Menara II, Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin Kav. 51, Jakarta 10350 – Indonesia.


(52)

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Golden Energy Mines Tbk, yaitu: Golden Energy And Resources Limited (dahulu bernama United Fiber System Limited) (induk usaha) (67%) dan GMR Coal Resources Pte. Ltd. (30%).

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan GEMS bergerak dalam bidang pertambangan melalui penyertaan pada anak usaha dan perdagangan batu bara serta perdagangan lainnya. Pada tahun2014 GEMS memproduksi 6,58 juta ton dengan volume penjualan sebesar 9juta ton. Adapun penjualan batubara GEMS 59,99% untuk di ekspor dan sisanya 40,01% untuk domestik.

b. Perusahaan Vale Indonesia Tbk (INCO)

Britama.com, Vale Indonesia Tbk ( dahulu International Nickel Indonesia Tbk)(INCO) sisirikan tanggal 25 juli 1968 dan memulai kegiatan usaha komersialnyapada tahun 1978/ kantor pusat INCO terletak di The Energy Building lt.31 , SCBD lot 11A, jl.Jend.sudirman kav. 52-53, Jakarta 12190. Pabrik INCO berlokasi di Sorowako, Sulawesi Selatan.

Berdasarkan ruang Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INCO adalah dalam ekplorasi dan penambangan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel beserta produk mineral terkait lainnya. Saat ini INCO menambang bijih nikel dan memprosesnya menjadi nikel dalam matte (produk


(53)

yang digunakan dalam pembuatan nikel rafinasi) dengan penambangan dan pengelolaan terpadu di Sorowako – sulawesi. c. Perusahaan Indo Tambangraya Megah Tbk

Britama.com, Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) didirikan tanggal 02 september 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988. Kantor pusat ITMG berlokasi di Pondok Indah Office Tower III, Lantai 3, Jln.Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah Kav.V-Ta, Jakarta Selatan 12310 – Indonesia. Induk usaha Indo Tambangraya Megah adalah Banpu Minerals Singapore Pte.Ltd. sedangkan Induk usaha utama ITMG adalah Banpu Public Company Limited, sebuah perusahaan yang didirikan di kerajaan Thailand.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ITMG adalah berusahan dalam bidang pertambangan, pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan, perindustrian dan jasa. Kegiatan itama ITMG adalah bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-pihak berelasi. Anak usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri penambangan batubara dan perdagangan batubara.

d. Perusahaan Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)

Britama.com, Resource Alam Indonesia Tbk (dahulu Kurnia Kapuas Utama Tbk) (KKGI) didirikan tanggal 08 juli 1981 dengan


(54)

nama PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat KKGI berdomisili di Gedung Bumi Raya Utama, Jl. Pembangunan I No. 3, Jakarta dan pabrik berlokasi di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dengan pontianak, Kalimantan Barat serta palembang, Sumatra Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KKGI adalah menjalankan usaha dibidang pertambangan, perhutanan,

pertanian,perkebunan,peternakan,perikanan,perindustrian,pengangk utan, dan perdagangan umum. Kegiatan utama KKGI adalah bergerak dibidang industri high pressure laminate dan melaminelaminated particle boards serta pertambangan batubara melalui anak usahanya.

e. Perusahaan Samindo Resources Tbk (MYOH)

Britama.com, samindo Resorce Tbk (dahulu Myoh Technology Tbk) (MYOH) didirikan dengan nama PTMyohdoctom Indonesia tanggal 15 Maret 2000 dan memulai kegiatan komersialnya pada bulan Mei 2000. Kantor pusat MYOH berdomisili di Menara Mulia lantai 16, Jl.Jend. Gatot Subroto Kav 9-11 Jakarta 12930 – Indonesia, sedangkan Anak Usaha berlokasi di DS. Batu Kajang, Kec. Batu Sopang, Kab. Paser, Propinsi


(55)

Kalimantan Timur (Kaltim). Induk usaha dan induk usaha terakhir Samindo Resource Tbk adalah Samntan Co. Ltd.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MYOH adalah bergerak dalam bidang investasi, pertambangan batubara serta jasa pertambangan (sejak tahun 2012). Saat ini, kegiatan usaha utama Samindo adalah sebagai perusahaan investasi. Kemudian melalui anak usaha Samindo menjalankan usaha, yang meliputi: jasa pemindahan lahan penutup, jasa produksi batubara, jasa pengangkutan batubara dan jasa pengeboman batubara.

f. Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) Britama.com, Tambang Batubara Bukit Asam (persero) Tbk atau dikenal dengan nama Bukit Asam (persero) Tbk (PTBA) didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat Bukit Asam berlokasi di Jl.Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan dan kantor korespondensi.

Berdasarkan Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi,pengolahan, pemurnian,pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain. Pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain


(56)

dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya, dan pengembangan perkebunan.

g. Perusahaan Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS)

Britama.com, Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) didirikan 22 Agustus 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984. Kantor pusat RUIS berlokasi di Jalan Kapten Tendean No. 24. Mampang Prapatan, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan RUIS terutama bergerak dibidang pertambangan minyak dan penyedia jasa penunjang untuk industri migas (minyak dan gas) dari hulu sampai hilir seperti: jasa kontruksi, operasional dan pemeliharaan; jasa lepas pantai, jasa pengujian tak rusak; jasa inspeksi dan sertifikasi; dan jasa penunjang lainnya.

h. Perusahaan Timah (Persero) Tbk (TINS)

Britama.com, Timah (persero) Tbk (TINS) didirikan pada tanggal 02 agustus 1976. Kantor pusat TINS berlokasi Jl. Jenderal Sudirman 51 pangkal pinang 33121, Bangka, Indonesia dan kantor perwakilan (korespondensi) teletak di Jl. Medan Merdeka Timur No.15 Jakarta 10110 – Indonesia serta memiliki wilayah operasi di provinsi kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara serta Cilegon, Banten.


(57)

Berdasarkan Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan TINS meliputi bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama TINS adalah produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran (banka tin (kadar Sn 99,9%), tin solder dan tin chemical). Selain itu melalui anak usahanya, TINS menjalankan kegiatan usaha, yaitu penambangan mineral non-timah (batubara) dan bidang usaha berbasis kompetensi seperti sektor konstruksi dan rumah sakit (Rumah Sakit Bakti Timah).

i. Perusahaan PT Toba Sejahtra (TOBA)

TobaBara.com, PT Toba Sejahtra (Toba Sejahtra), perusahaan induk Toba Bara, adalah sebuah kelompok usaha milik swasta yang bergerak di bidang energi dan perkebunan. Didirikan pada tahun 2004 oleh Jenderal (Purn.) Luhut B. Pandjaitan, yang memegang saham mayoritas, memiliki 4 bisnis utama: batubara, minyak dan gas, pembangkit listrik, dan perkebunan.

B. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Analisis Deskriptif .

Pengambilan Analisis deskriptif data dalam penelitian ini yaitu dari tahun periode 2011 sampai 2015 yaitu sebanyak 45 data penelitian. deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang dipakai dalam penelitian


(58)

ini adalah nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal, dan empat variabel independen yaitu profitabilitas, struktur asset, growth opportunity dan dividen. Data statistik deskriptif variabel yang menunjukan nilai-nilai perhitungan dari variabel penelitian dapat di lihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

TABEL 4.3 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.Deviation DER ROA PPEMVA MVBVA DPR Valid N (listwish) 45 45 45 45 45 45 .03 .01 .14 .16 .00 1.37 .47 1.75 1.30 1.56 .7711 .1469 .7424 .8160 .9716 .44683 .14586 .49442 .40583 .62356

Sumber: statistik deskriptif (lampiran 1)

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 45 sampel data dari periode tahun 2011 sampai 2015 menghasilkan rata-rata dari masing-masing variabel penelitian berada pada angka positif.

Berdasarkan tabel 4.3menunjukan bahwa variabel profitabilitas memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 45,hasil perhitungannya menunjukan bahwa nilai rata-rata sebesar 0,1469 dengan nilai standar


(59)

devisiasi sebesar 0.14586. dan nilai minimun dari rasio profitabilitas sebesar 0.01 dengan nilai maksimum sebesar 0,47. Hal tersebutmenunjukan bahwa rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel mampu memperoleh laba bersih sebesar 0,14 persen dari total pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode produksi. Dalam hal ini laba bersih yang diterima oleh perusahaan masih terbilang kecil, sehingga perusahaan dapat lebih meningkatkan produksinya,dengan tujuan akan menghasilkan pendapatan yang diterima perusahaan semakin tinggi. Dengan semakin tingginya laba yang diterima perusahaan akan mampu mengurangi pemakaian sumber dana perusahaan dari hutang.

Struktur asset dalam penelitian ini dilihat dari asset tetap dibandingkan dengan nilai pasar dari kewajiban perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar. Dari hasil perhitungan statistik deskriptif pada tabel 4.3 nilai struktur asset yang memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 45, hasil perhitungannya menunjukan nilai rata-rata sebesar 0.7424 dengan standar deviasi sebesar 0.49442. dan batasan nilai minimum dalam variabel struktur asset sebesar 0.14 dengan nilai maksimum sebesar 1.75. Hal tersebut menunjukan bahwa rata-rata perusahaan yang di jadikan sampel penelitian menggunakan asset tetapnya sebesar 0.74 persen dari total asset yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini penggunaan asset tetap dalam perusahaan sudah cukup tinggi, sehingga menunjukan perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan aktiva tetapnya untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Disamping itu asset tetap yang dimiliki


(60)

suatu perusahaan juga bisa digunakan sebagai jaminan bagi perusahaan dalam mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal.

Growth opportunity dalam penelitian ini diperkuat dengan peluang investasi atau investment opportunity set yang dilihat dari perhitungan antara aset dengan saham dibagi dengan total asset yang dimiliki perusahaan, pada tabel 4.3 nilai growth opportunity dengan jumlah sampel (N) sebanyak 45, memiliki nilai rata-rata sebesar 0.8160 dengan standar deviasi 0.40583. Sedangkan batasan nilai minimum dalam variabel

growth opportunity 0.16 dan nilai maksimum sebesar 1.30. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki peluang untuk melakukan investasi sebesar 0.81 persen. Dalam hal ini peluang investasi yang dimiliki perusahaan lumayan tinggi, sehingga perusahaan diusahakan bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan mempertimbangkan banyak manfaat yang diterima perusahaan dari hasil investasi.

Dividen dalam penelitian ini dilihat dari dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dibagi keuntungan perlembar saham. Dari hasil perhitungan statistik deskriptif pada tabel 4.3 nilai dividen yang memiliki sampel (N) sebanyak 45, menunjukan bahwa nilai rata-rata sebesar 0.9716 dengan standar deviasi sebesar 0.62356. Dan batasan nilai minimum dalam variabel struktur asset sebesar 0.00 dengan nilai maksimum sebesar 1.56. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan sampel membagikan dividen kepada pemegang sahamnya sebesar 0,97 persen dari keuntungan


(61)

yang diterima perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian membagikan dividen kepada pemegang saham cukup tinggi, sehingga diperkirakan perusahaan mampu menarik para investor untuk berinvestasi, adapun keadaan tersebut akan mendorong perusahaan untuk selalu melakukan peningkatan produksi sehingga perusahaan akan membutuhkan dana yang tinggi.

Tabel 4.3 menunjukan bahwa selama periode penelitian dengan jumlah sampel (N) sebanyak 45, variabel struktur modal yang diukur menggunakan struktur modal yang merupakan rasio total hutang jangka panjang di bagi modal sendiri, memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.7711 dengan standar deviasi sebesar 0.44683. Dan batasan minimun dari variabel struktur modal sebesar 0.03 dengan nilai maksimum sebesar 1.37. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian dalam menentukan sumber dana untuk pendanaan perusahaan cukup baik, karena nilai rata-rata dan standar deviasi berada dalam batasan nilai minimum dan maksimum struktur modal perusahaan. Dimana perusahaan dalam pemenuhan pendanaannya bisa menggunakan sumber dana dari pihak eksternal atau hutang.

2. Analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil analisis regresi linear berganda ditampilkan pada tabel 4.4 di bawah ini:


(62)

TABEL 4.4

Uji Analisis Regresi Linear Berganda Model Unstandardized

Coefficients

Standardized ciefficients

T Sig.

B Std.Error Beta 1 (constant)

ROA PPEMVA MVBVA DPR .245 -.876 .279 .345 .170 .102 .279 .119 .162 .078 -.286 .309 .313 .238 2.417 -3.135 2.351 2.123 2.190 .020 .003 .024 .040 .034

Sumber: uji regresi linear berganda (Lampiran 2)

Dilihat dari hasil pada tabel 4.4 diatas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

Struktur modal = 0,245 - 0,876 profit+0,279 struktur asset+0,345 Growth Opportunity+0,170dividen.

Dalam persamaan diatas ditujukan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun arti dari koefisien regresi tersebut adalah:

a. Bahwa nilai konstanta sebesar 0,245 menunjukan bahwa apabila profitabilitas, struktur asset, growth opportunity,dan dividen sama dengan 0 (nol), maka struktur modal sebesar 0,245.

b. Bahwa nilai koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar -0,876 memeperlihatkan bahwa variabel profitabilitas bernilai negatif . hal


(63)

tersebut berarti apabila terjadi kenaikan variabel profitabilitas sebesar 1, maka akan menurunkan struktur modal sebesar 0,876 dan sebaliknya.

c. Bahwa nilai koefisien regresi variabel struktur asset yaitu sebesar 0,279 memperlihatkan bahwa variabel struktur asset bernilai positif. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan variabel struktur asset sebesar 1, maka akan meningkatkan struktur modal sebesar 0,279 dan sebaliknya. d. Bahwa nilai koefisien regresi variabel growth opportunity sebesar

0,345 memperlihatkan bahwa variabel tingkat peluang pertumbuhan bernilai positif. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan variabel growth opportunity sebesar 1, maka akan meningkatkan struktur modal sebesar 0,345 dan sebaliknya

e. Bahwa nilai koefisien regresi variabel dividen sebesar 0,170 memperlihatkan bahwa variabel dividen memiliki nilai positif. Hal ini mengandung arti apabila terjadi kenaikan pada variabel dividen sebesar 1, maka akan meningkatkan struktur modal sebesar 0,170 dan sebaliknya

3. Pengujian Asumsi Klasik.

Tujuan dilakukannya pengujian asumsi klasik yaitu untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian, bebas dari kesalahan pengganggu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.


(1)

4) Uji hipotesis ke-empat (H4)

Terlihat dari tabel 4.9 bisa di ketahui bahwa nilai probabilitas atau p value dari variabel dividen yaitu sebesar 0,034 menunjukan bahwa nilai p value dari variabel dividen kurang dari nilai yang sudah di tentukan yaitu 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal atau hasil dari penelitian ini menolak H0 dan menerima H4 yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa dividenmemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

b. Hasil uji simultan atau uji F

Tujuan di lakukannya pengujian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu dalam penelitian ini variabel profitabilitas, struktur asset, growth opportunity, dan dividen terhadap variabel terikat yaitu struktur modal secara simultan. Hasil dari pengujian secara simultan ini dapat dilihat dari tabel 4.10 sebagai berikut:

TABEL 4.10 Uji Simultan

Model Sum of

squares

Df Mean

square

F Sig.

1 Regression Residual Total

6.262 2.523 8.785

4 40 44

1.565 .063

24.821 .000b

Sumber: uji simultan (lampiran 8)

Terlihat dari tabel 4.10 tersebut bahwa hasil perhitungan dari nilai F hitung yaitu sebesar 24,821 dengan tingkat signifikansinya yaitu 0,000. Terlihat dari nilai signifikansinya yang lebih kecil dari nilai alpha yang sudah ditentukan yaitu 0,05 sehingga menunjukan bahwa variabel bebas yaitu profitabilitas, struktur asset, growth opportunity dan dividen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu struktur modal.

C. Pembahasan

1. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Dalam penelitian ini profitabilitas mengukur laba bersih yang diterima perusahaan dari proses produksinya di bagi dengan total asset yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) dan penelitian yang dilakukan oleh Nadzirah, Yudiaatmaja dan cipta (2016).


(2)

Hasil dalam penelitian ini juga sejalan dengan Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat Profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, karena perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan lebih mengutamakan penggunaan dana dari internal, apabila dana internal tidak mencukupi kebutuhan dana, kemudian perusahaan akan menggunakan dana dari eksternal.

Hasil ini berarti bahwa, jika tingkat profitabilitas yang diterima oleh perusahaan tinggi maka hal tersebut akan berdampak pada tingkat hutang perusahaan yang akan semakin rendah, karena perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memiliki modal internal yang tinggi pula sehingga perusahaan akan lebih mengutamakan penggunaan modal internalnya terlebih dahulu dibanding menggunakan modal dari hutang atau modal eksternal.

2. Pengaruh struktur asset terhadap struktur modal.

Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel struktur asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meidera Elsa Dwi Putri yang mendukung bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur modal. Dalam penelitian ini struktur asset mengukur asset tetap yang dimiliki perusahaan dibagi dengan nilai pasar kewajiban perusahaan dan jumlah hutang jangka panjang perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ni Putu Yeni Astiti dan penelitian yang dilakukan oleh Meidera Elsa Dwi Putri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa asset tetap yang dimiliki perusahaan mampu mempengaruhi struktur modal perusahaan.

Menurut trade off theory, struktur aktiva diprediksikan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Baik Ooi (1999) maupun Sartono (2008:248) dalam Bram Hadianto dan Christian Tayana (2010), menjelaskan bahwa semakin besar aktiva tetap yang digunakan maka perusahaan dapat menjaminkan aktiva tetapnya untuk mendapat pinjaman. Karena semakin tinggi asset tetap yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan tingkat permintaan dari konsumen sehingga hal ini akan mendorong perusahaan untuk melakukan peningkatan produksinya yang akan meningkatakan kebutuhan dana perusahaan tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa perusahan akan menggunakan dana dari hutang, dimana perusahaan dengan tingkat asset tetap yang tinggi akan mudah mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal karena asset tetap tersebut bisa digunakan sebagai jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan pinjaman.

3. Pengaruh growthopportunity terhadap struktur modal.

Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel growth opportunity memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne yang mendukung bahwa growth opportunity memimliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dalam penelitian ini growth opportunity di perkuat oleh investment opportunity set yaitu peluang investasi yang dimiliki perusahaan, karena peluang pertumbuhan sendiri bisa berupa


(3)

peluang investasi. Dalam penelitian ini growth opportunity menghitung aset perusahaan yang sudah dikurangi oleh ekuitas ditambah harga saham yang sudah dikalikan jumlah lembar saham yang beredar dibagi dengan total asset yang dimiliki perusahaan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat peluang pertumbuhan atau peluang investasi yang tinggi akan memiliki tingkat hutang yang tinggi pula, karena perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan tinggi akan selalu berusaha meningkatkan produksinya guna memanfaatkan peluang pertumbuhan yang dimilikinya. Dalam situasi seperti itu perusahaan akan membutuhkan dana yang tinggi untuk memenuhi kebutuhannya dalam produksinya sehingga perusahaan akan mencari sumber dana tambahan dari luar atau menggunakan dana dari hutang pihak eksternal.

4. Pengaruh dividen terhadap struktur modal.

Hasil analisis dari penelitian ini menunjukan bahwa dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumani (2012)yang mendukung bahwa dividen berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Dalam penelitian ini dividen menghitung dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dibagi keuntungan dari lembar saham yang diterima oleh perusahaan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat dividen tinggi akan memiliki tingkat hutang yang tinggi karena perusahaan dengan pembagian dividen yang tinggi berarti perusahaan tersebut mengurangi dana dari laba yang ada, dan perusahaan yang membagikan dividen akan membutuhkan dana yang lebih untuk dibagikan kepada pemegang sahamnya..

D. Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisien Determinasi yaitu uji yang mengukur kejauhan kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen yang diteliti. Adapun nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil itu berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependennya sangat terbatas. Nilai R² yang mendekati satu itu berarti variabel-variabel independennya sangat tinggi dalam memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

TABEL 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .844a .713 .684 .25114

Sumber: uji koefisien determinasi (lampiran 9)

Terlihat dari tabel 4.11 tersebut bahwa hasil koefisien determinasi yang ditunjukan oleh nilai Adjusted R square yaitu sebesar 0,684. Hal tersebut menunjukan bahwa 71,3% variabel dependen dalam model penelitian ini yaitu


(4)

struktur modal yang diproksikan menggunakan DER dapat dijelaskan oleh empat variabel independen dalam penelitian ini yaitu profitabilitas (ROA), struktur asset (PPEMVA), growth opportunity (MVBVA), dan dividen (DPR).


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adiyana, I. B., & Ardiana, P. A. pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas dan tingkat likuiditas pada struktur modal . ISSN: 2302-8556 E-Journal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2014): 14-30 .

Amalia, N. R., & Alfianto, E. A. pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan Food and Beverage yang listing di BEI periode (2009-2013).

Anwar, J., Andini, R., & Raharjo, K. pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aset,profitabilitas, struktur kepemilikan dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

Asriyanti, L. (2014). pengaruh profitabilitas, investment opportunity set, dan debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderasi . 23.

Asriyanti, L. (2014). pengaruh profitabilitas, investment opportunity set, dan debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderasi. 23.

Astiti, N. P. pengaruh profitabilitas dan struktur asset terhadap struktur modal pada perusahaan Property And Real Estate yang terdaftar di BEI .

Astiti, R. P. pengaruh profitabilitas, size, Growth Opportunity dan struktur aktiva terhadap struktur modal Bank .

Atmaja, L. S. Manajemen Keuangan edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

britama.com. (2012, desember). Dipetik desember jum'at , 2016, dari britama.com: http://www.britama.com/index.php/2012/09/sejarah-dan-profil-singkat-gems/c

Chasanah, N. (2009). pengaruh corporate governance, investment opportunity set dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan yang masuk JII periode 2005-2007. 18.

F.Brigham, E., & Hoeston, J. F. (2001). Manajemen Keuangan edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Hadianto, B., & Tayana, C. (2010). pengaruh risiko sistematika, struktur aktiva, profitabilitas dan jenis perusahaan terhadap struktur modal Emiten sektor pertambangan: pengujian Hipotesis static - trade Off . Jurnal Akuntansi Vol. 2 No.1 Mei 2010: 15-39 .

Joni, & Lina. (2010). faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal . JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol.12, No.2, Agustus 2010, Hlm 81-96 .

Kanita, G. G. (2014). pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal

perusahaan makanan dan minuman . Trikonomika Volume 13, No. 2, Desember

2014, Hal. 127–135 ISSN 1411-514X (print) / ISSN 2355-7737 (online) . M.Hanafi, M. (2014). Manajemen Keuangan edisi satu . Yogyakarta: BPFE.


(6)

M.Hanafi, M., & Halim, A. (2009). Analisis Laporan Keuangan edisi keempat. Yogyakarta: UNIT PENERBIT DAN PERCETAKAN SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN YKPN.

Nadzirah, Yudiaatmaja, F., & Cipta, W. (2016). pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal . e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) .

Pradana, H. R., Fachrurozie, & Kiswanto. (2013). pengaruh risiko bisnis, struktur aset,

ukuran dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal. Accounting Analysis

Journal .

Putri, M. E. (2012). pengaruh profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI . Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012 . Seftianne, & Handayani, R. (2011). faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada

perusahaan publik sektor manufaktur. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol.13,

No.1, April 2011, Hlm.39-56 .

Sumani. (2012). analisis struktur modal dan beberapa faktor yang mempengaruhi pada perusahaan manufaktur di BEI . Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1 .

Tobabara.com. (2012, Desember). Dipetik Desember Jum'at, 2016, dari Tobabara.com: http://www.tobabara.com/id/sekilas-perusahan/profil-pemegang-saham-utama.php Vitriasari, R., & Indarti, I. (t.thn.). pengaruh stabilitas penjualan, struktur aktiva dan Tingkat

pertumbuhan terhadap struktur modal .

Wijaya, I. P., & Utama, I. M. (t.thn.). pengaruh profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal serta harga saham.

Wimelda, L., & Marlinah, A. (t.thn.). variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor Non Keuangan (2008-2010).

Yusralaini, Hardi, & Dwiani, S. (t.thn.). analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.

Yusrianti, H. (2013). pengaruh tingkat profitabilitas, struktur aset dan Growth Opportunity terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang telah Go Public di BEI .


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2012.

0 21 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI).

3 9 28

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012.

0 0 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 13

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Tahun 2011-2015.

1 9 24

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 12