PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA SISWA YANG PERNAH TINGGAL DI ASRAMA DAN YANG BELUM PERNAH TINGGAL DI ASRAMA
i
PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA SISWA YANG PERNAH TINGGAL DI
ASRAMA DAN YANG BELUM PERNAH TINGGAL DI ASRAMA
DIFFERENCES OF DEPRESSION ON STUDENT EVER STAYED IN
DORMITORY AND THAT HAVE STAYED IN DORMITORY
ABSTRACT
Background : Growth and development is a continuous process occurring since intrauterine
and continues into adulthood. Parents play an important role in growth and development in
children, adolescents whose parents schooled in dormitories away from their parents will
experience a lost of love object. So will experience deep sadness, this is what tends to trigger
depression.
Objective : To know whether there is a significant difference in students who lived in the
dorm and had never lived in a dorm at the school with boarding school system.
Method : This study is a cross-sectional study by means of filling the questionnaire. The
subjects were students of SMK Health Kaltara Tarakan living in dormitories. Selection of
subjects is done by sequence absent from 3 batches with 100 respondents. Respondents were
given questionnaires BDI and fill the data themselves as well informed consent. Having
obtained the data, the data will be tested by chi-square test using SPSS.
Result and Conclusion : Analytical test results obtained with p = 0928. conclusion of the pvalue is that there is no significant difference in differences in depression in students who
lived in a dorm and that has never been in school with boarding school system.
Keyword : Depression, student, dormitory.
ii
INTISARI
Latar Belakang : Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi
sejak intrauterin dan terus berlangsung hingga dewasa. Orangtua sangat berperan dalam
tumbuh kembang pada anak, remaja yang disekolahkan orangtuanya di asrama yang jauh dari
orangtuanya akan mengalami peristiwa kehilangan objek yang dicintainya. Sehingga akan
mengalami kesedihan yang mendalam, hal ini yang cenderung memicu terjadinya depresi.
Tujuan Penelitian : Mengetahui apakah ada perbedaan signifikan pada siswa yang pernah
tinggal di asrama dan yang belum pernah tinggal di asrama pada sekolah dengan sistem
boarding school.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross sectional dengan cara
pengisian kuisioner. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi dari SMK Kesehatan Kaltara
Tarakan yang tinggal di asrama. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara urut absen dari 3
angkatan dengan jumlah responden yaitu 100 responden. Responden diberi kuisioner BDI
(Beck depression Inventory) dan mengisi data diri beserta inform consent. Setelah didapatkan
data, data akan di uji dengan uji chi-square dengan menggunakan SPSS.
Hasil dan Kesimpulan : Diperoleh hasil dengan uji analitik p = 0.928. kesimpulan dari nilai
p tersebut adalah bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pada perbedaan tingkat depresi
pada siswa yang pernah tinggal di asrama dan yang belum pernah pada sekolah dengan
sistem boarding school
Kata Kunci : Depresi, siswa, asrama.
iii
tekanan. Namun orang dengan gangguan
PENDAHULUAN
mood (mood disorder) yang luar biasa
Tumbuh
kembang
merupakan
parah
proses
yang
terjadi
sejak
berkesinambungan
atau
berlangsung
lama
dan
yang
mengganggu kemampuan mereka untuk
intrauterin
dan
terus
berfungsi
berlangsung
hingga
dewasa.
dalam
memenuhi
tanggung
Proses
jawab secara normal (Semiun, 2006).
mencapai
dewasa
inilah
anak
harus
Depresi adalah gangguan dalam alam
melalui berbagai tahap tumbuh kembang
perasaan
yang
ditandai
dengan
termasuk tahap remaja. Tahap remaja
kemurungan
dan
kesedihan
yang
adalah masa transisi antara masa anak dan
mendalam dan berkelanjutan sehingga
dewasa. Tercapainya tumbuh kembang
mengakibatkan
hilangnya
kegairahan
yang optimal tergantung pada potensi
hidup. Tidak mengalami gangguan dalam
biologiknya. Tingkat tercapainya potensi
menilai realitas, kepribadian tetap utuh,
biologik seorang remaja merupakan hasil
perilaku dapat terganggu tetapi masih
interaksi
antara
faktor
genetik
dan
dalam batas-batas normal. Salah satu
lingkungan
biofisikopsikososial
bentuk stress yang dapat menimbulkan
(Soetjiningsih, 2007).
gangguan kejiwaan kecuali kecemasan
Remaja
adalah
masa
dimana
(ansietas) adalah depresi (Dadang Hawari,
seseorang rentan dengan segala tekanan,
1990).
eksternal
maupun
internal.
Gangguan
Gangguan depresi memiliki gejala-
suasana hati adalah salah satu contoh
gejala utama baik pada derajat ringan,
ekspresi yang terlihat dari remaja
sedang, maupun berat yaitu : afek depresif,
saat menghadapi berbagai jenis tekanan,
kehilangan minat dan kegembiraan, dan
contohnya depresi. Perasaan sedih atau
berkurangnya
energi
yang
menuju
depresi bukanlah hal yang abnormal dalam
meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
konteks peristiwa atau situasi yang penuh
iv
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)
depresi (Gunarsa, 2000; Yusuf, 2008).
dan menurunnya aktivitas serta kreativitas
Siswa yang tinggal di asrama menghadapi
(Rusdi Maslim, 2003).
perubahan-perubahan
Didalam
sebuah
penelitian
tuntutan
baru.
dan
tuntutan-
Perubahan
tersebut
menjelaskan bahwa seorang remaja yang
merupakan adanya lingkungan teman baru,
bisa disebut remaja depresi adalah remaja
aturan-aturan di asrama, serta perubahan
yang mengalami peristiwa kehilangan
lain sebagai akibat jauh dari orang tua.
obyek yang dicintainya (lost of love
Sementara tuntutan yang harus dihadapi
object). Sehingga mereka dapat mengalami
siswa
kesedihan sampai perasaan duka cita yang
akademik, kemandirian, dan tanggung
mendalam, hal tersebut yang cenderung
jawab (Wijaya, 2007).
memicu terjadinya depresi pada remaja.
METODE
adalah
tuntutan
dalam
bidang
Sehingga perlu adanya penatalaksanaan
Pada penelitian ini menggunakan
depresi, baik secara preventif, kuratif, dan
desain observasional (non eksperimental).
rehabilitatif. (Majalah Psikiatri, 1987).
Penganbilan data dilakuakan secara cross-
Kehidupan asrama sangat berbeda
sectional dengan cara kocokan kelas.
dengan dirumah. Perbedaan tersebut dapat
Sampel pada penelitian ini adalah siswa
diperhatikan
SMA Kesehatan Kaltara dengan total
dari
berbagai
perubahan
dalam kehidupannya, baik dalam tata cara
bergaul,
tidak
bersama
orang
tua,
sampel 100 responden.
Instrumen yang digunakan adalah
kurangnya kasih sayang orang tua, pola
kuisioner
BDI
(Beck
dan
Inventory)
dan
kuisioner
jenis
makanan,
bahasa
untuk
Depression
data
diri
komunikasi serta tata cara kehidupan
kemudian kuisioner dibagikan kepada
secara menyeluruh. Berbagai perubahan
responden untuk diisi sendiri. Selanjutnya
itu sering menimbulkan frustasi, stres dan
v
hasil data dari instrumen ini akan di uji
kelompok umur penelitian 15-20 tahun,
analisa data menggunakan SPSS v17
angkanya
HASIL
dengan prevalensi rata-rata umum (Hadi,
Setelah dilakuakan uji analisa data
didapatkan
hasil
distribusi
frekuensi
berdasarkan umur dan jenis kelamin dari
Distribusi
Frekuensi
tinggi
dibandingkan
2004). Dengan demikian rata rata siswa
SMK Kesehatan Rentan untuk terjadinya
suatu depresi.
Penyebab depresi secara pasti,
100 responden yang mengisi kuisioner.
Tabel.1
lebih
belum
diketahui.
Faktor-faktor
yang
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin.
diduga berperan dalam terjadinya depresi
Umu
r
yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan yang
Jenis Kelamin
14
Laki
-laki
0
Perempua
n
1
15
2
16
Tota
l
Perse
n%
bersifat
1
1%
8
10
10%
3
38
41
41%
17
4
35
39
39%
18
0
9
9
9%
total
9
91
100
100%
stressor
(problem
keuangan,
perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain),
faktor kepribadian, genetik, dan biologik
lain
seperti
gangguan
hormon,
keseimbangan neurotransmitter biogenik
amin, dan imunologik (Amir, 2005).
Dari tabel 1 menunjukkan usia rata
Namun dari sekian banyak penyebab
rata SMK Kesehatan Kaltara antara 14-18
(Hadi,
tahun. Menurut Ayub Sani Ibrahim dari
berikut:
bagian
Kedokteran
Kehilangan merupakan faktor utama yang
Universita Trisakti, dalam penelitiannya
mendasari depresi. Ada empat macam
prevalensi depresi pada kelompok umur
kehilangan:
15- 17 tahun lebih rendah dibandingkan
kehilangan harga diri, kasih sayang,
dengan
harapan atau ambisi.
Psikiatri
Fakultas
prevalensi
rata-rata
umum
penduduk. Tapi secara keseluruhan, dalam
2004)
merangkumkan
(1)
a)
Karena
sebagai
kehilangan.
Kehilangan
abstrak:
b) Kehilangan
sesuatu yang konkrit: rumah, mobil, potret,
vi
orang atau bahkan binatang kesayangan. c)
Dari tabel 2 didapatkan 99 dari 100
Kehilangan hal yang bersifat khayal: tanpa
responden
fakta mungkin tapi ia merasa tidak disukai
lengkap.
atau dipergunjingkan orang. d) Kehilangan
responden yang mengisi lengkap kuisioner
sesuatu
hilang:
terdapat 86 responden (86.9%) yang belum
menunggu hasil tes kesehatan, menunggu
pernah tinggal di asrama, dari 86 resonden
hasil ujian, dan lain-lain. (2) Reaksi
tersebut
terhadap stres. 85% depresi ditimbulkan
responden
oleh stress dalam hidup. (3) Terlalu lelah
mengalami depresi ringan (17.2%), dan 9
atau capek. Karena terjadi pengurasan
responden
tenaga baik secara fisik maupun emosi. (4)
(10.5%).
Gangguan
kuasa
responden yang pernah tinggal di asrama,
kegelapan. (5) Reaksi terhadap obat. Lalu
dari 13 responden tersebut terdapat 10
didapatkan
frekuensi
responden
yang
berdasarkan riwayat tinggal di asrama dan
responden
mengalami
tingkat depresi.
(15.4%), 1 responden mengalami depresi
yang
belum
atau
serangan
pula
Tabel.2
tentu
dari
distribusi
Distribusi
Berdasarkan
Riwayat
Frekuensi
Tinggal
di
Asrama dan Tingkat Depresi.
BDI
Norm
al
Pernah
Tidak
pernah
Total
Tota
l
yang
mengisi
dijelaskan
yang
mengalami
Lalu
bahwa
normal
(72.1%),
kuisioner
dari
terdapat
15
62
responden
depresi
terdapat
99
sedang
13
normal
(13.1%)
(76.9%),
depresi
2
ringan
sedang (7.7%).
Tabel.3 Hasil uji Chi-square
Pernah
tinggal di
asrama atau
belum
BDI
p
N
0.928
99
10
62
Depres
i
ringan
2
15
Depres
i
sedang
1
9
13
86
chi-square menunjukkan nilai p = 0.928
72
17
10
99
(p
PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA SISWA YANG PERNAH TINGGAL DI
ASRAMA DAN YANG BELUM PERNAH TINGGAL DI ASRAMA
DIFFERENCES OF DEPRESSION ON STUDENT EVER STAYED IN
DORMITORY AND THAT HAVE STAYED IN DORMITORY
ABSTRACT
Background : Growth and development is a continuous process occurring since intrauterine
and continues into adulthood. Parents play an important role in growth and development in
children, adolescents whose parents schooled in dormitories away from their parents will
experience a lost of love object. So will experience deep sadness, this is what tends to trigger
depression.
Objective : To know whether there is a significant difference in students who lived in the
dorm and had never lived in a dorm at the school with boarding school system.
Method : This study is a cross-sectional study by means of filling the questionnaire. The
subjects were students of SMK Health Kaltara Tarakan living in dormitories. Selection of
subjects is done by sequence absent from 3 batches with 100 respondents. Respondents were
given questionnaires BDI and fill the data themselves as well informed consent. Having
obtained the data, the data will be tested by chi-square test using SPSS.
Result and Conclusion : Analytical test results obtained with p = 0928. conclusion of the pvalue is that there is no significant difference in differences in depression in students who
lived in a dorm and that has never been in school with boarding school system.
Keyword : Depression, student, dormitory.
ii
INTISARI
Latar Belakang : Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi
sejak intrauterin dan terus berlangsung hingga dewasa. Orangtua sangat berperan dalam
tumbuh kembang pada anak, remaja yang disekolahkan orangtuanya di asrama yang jauh dari
orangtuanya akan mengalami peristiwa kehilangan objek yang dicintainya. Sehingga akan
mengalami kesedihan yang mendalam, hal ini yang cenderung memicu terjadinya depresi.
Tujuan Penelitian : Mengetahui apakah ada perbedaan signifikan pada siswa yang pernah
tinggal di asrama dan yang belum pernah tinggal di asrama pada sekolah dengan sistem
boarding school.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross sectional dengan cara
pengisian kuisioner. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi dari SMK Kesehatan Kaltara
Tarakan yang tinggal di asrama. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara urut absen dari 3
angkatan dengan jumlah responden yaitu 100 responden. Responden diberi kuisioner BDI
(Beck depression Inventory) dan mengisi data diri beserta inform consent. Setelah didapatkan
data, data akan di uji dengan uji chi-square dengan menggunakan SPSS.
Hasil dan Kesimpulan : Diperoleh hasil dengan uji analitik p = 0.928. kesimpulan dari nilai
p tersebut adalah bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pada perbedaan tingkat depresi
pada siswa yang pernah tinggal di asrama dan yang belum pernah pada sekolah dengan
sistem boarding school
Kata Kunci : Depresi, siswa, asrama.
iii
tekanan. Namun orang dengan gangguan
PENDAHULUAN
mood (mood disorder) yang luar biasa
Tumbuh
kembang
merupakan
parah
proses
yang
terjadi
sejak
berkesinambungan
atau
berlangsung
lama
dan
yang
mengganggu kemampuan mereka untuk
intrauterin
dan
terus
berfungsi
berlangsung
hingga
dewasa.
dalam
memenuhi
tanggung
Proses
jawab secara normal (Semiun, 2006).
mencapai
dewasa
inilah
anak
harus
Depresi adalah gangguan dalam alam
melalui berbagai tahap tumbuh kembang
perasaan
yang
ditandai
dengan
termasuk tahap remaja. Tahap remaja
kemurungan
dan
kesedihan
yang
adalah masa transisi antara masa anak dan
mendalam dan berkelanjutan sehingga
dewasa. Tercapainya tumbuh kembang
mengakibatkan
hilangnya
kegairahan
yang optimal tergantung pada potensi
hidup. Tidak mengalami gangguan dalam
biologiknya. Tingkat tercapainya potensi
menilai realitas, kepribadian tetap utuh,
biologik seorang remaja merupakan hasil
perilaku dapat terganggu tetapi masih
interaksi
antara
faktor
genetik
dan
dalam batas-batas normal. Salah satu
lingkungan
biofisikopsikososial
bentuk stress yang dapat menimbulkan
(Soetjiningsih, 2007).
gangguan kejiwaan kecuali kecemasan
Remaja
adalah
masa
dimana
(ansietas) adalah depresi (Dadang Hawari,
seseorang rentan dengan segala tekanan,
1990).
eksternal
maupun
internal.
Gangguan
Gangguan depresi memiliki gejala-
suasana hati adalah salah satu contoh
gejala utama baik pada derajat ringan,
ekspresi yang terlihat dari remaja
sedang, maupun berat yaitu : afek depresif,
saat menghadapi berbagai jenis tekanan,
kehilangan minat dan kegembiraan, dan
contohnya depresi. Perasaan sedih atau
berkurangnya
energi
yang
menuju
depresi bukanlah hal yang abnormal dalam
meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
konteks peristiwa atau situasi yang penuh
iv
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)
depresi (Gunarsa, 2000; Yusuf, 2008).
dan menurunnya aktivitas serta kreativitas
Siswa yang tinggal di asrama menghadapi
(Rusdi Maslim, 2003).
perubahan-perubahan
Didalam
sebuah
penelitian
tuntutan
baru.
dan
tuntutan-
Perubahan
tersebut
menjelaskan bahwa seorang remaja yang
merupakan adanya lingkungan teman baru,
bisa disebut remaja depresi adalah remaja
aturan-aturan di asrama, serta perubahan
yang mengalami peristiwa kehilangan
lain sebagai akibat jauh dari orang tua.
obyek yang dicintainya (lost of love
Sementara tuntutan yang harus dihadapi
object). Sehingga mereka dapat mengalami
siswa
kesedihan sampai perasaan duka cita yang
akademik, kemandirian, dan tanggung
mendalam, hal tersebut yang cenderung
jawab (Wijaya, 2007).
memicu terjadinya depresi pada remaja.
METODE
adalah
tuntutan
dalam
bidang
Sehingga perlu adanya penatalaksanaan
Pada penelitian ini menggunakan
depresi, baik secara preventif, kuratif, dan
desain observasional (non eksperimental).
rehabilitatif. (Majalah Psikiatri, 1987).
Penganbilan data dilakuakan secara cross-
Kehidupan asrama sangat berbeda
sectional dengan cara kocokan kelas.
dengan dirumah. Perbedaan tersebut dapat
Sampel pada penelitian ini adalah siswa
diperhatikan
SMA Kesehatan Kaltara dengan total
dari
berbagai
perubahan
dalam kehidupannya, baik dalam tata cara
bergaul,
tidak
bersama
orang
tua,
sampel 100 responden.
Instrumen yang digunakan adalah
kurangnya kasih sayang orang tua, pola
kuisioner
BDI
(Beck
dan
Inventory)
dan
kuisioner
jenis
makanan,
bahasa
untuk
Depression
data
diri
komunikasi serta tata cara kehidupan
kemudian kuisioner dibagikan kepada
secara menyeluruh. Berbagai perubahan
responden untuk diisi sendiri. Selanjutnya
itu sering menimbulkan frustasi, stres dan
v
hasil data dari instrumen ini akan di uji
kelompok umur penelitian 15-20 tahun,
analisa data menggunakan SPSS v17
angkanya
HASIL
dengan prevalensi rata-rata umum (Hadi,
Setelah dilakuakan uji analisa data
didapatkan
hasil
distribusi
frekuensi
berdasarkan umur dan jenis kelamin dari
Distribusi
Frekuensi
tinggi
dibandingkan
2004). Dengan demikian rata rata siswa
SMK Kesehatan Rentan untuk terjadinya
suatu depresi.
Penyebab depresi secara pasti,
100 responden yang mengisi kuisioner.
Tabel.1
lebih
belum
diketahui.
Faktor-faktor
yang
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin.
diduga berperan dalam terjadinya depresi
Umu
r
yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan yang
Jenis Kelamin
14
Laki
-laki
0
Perempua
n
1
15
2
16
Tota
l
Perse
n%
bersifat
1
1%
8
10
10%
3
38
41
41%
17
4
35
39
39%
18
0
9
9
9%
total
9
91
100
100%
stressor
(problem
keuangan,
perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain),
faktor kepribadian, genetik, dan biologik
lain
seperti
gangguan
hormon,
keseimbangan neurotransmitter biogenik
amin, dan imunologik (Amir, 2005).
Dari tabel 1 menunjukkan usia rata
Namun dari sekian banyak penyebab
rata SMK Kesehatan Kaltara antara 14-18
(Hadi,
tahun. Menurut Ayub Sani Ibrahim dari
berikut:
bagian
Kedokteran
Kehilangan merupakan faktor utama yang
Universita Trisakti, dalam penelitiannya
mendasari depresi. Ada empat macam
prevalensi depresi pada kelompok umur
kehilangan:
15- 17 tahun lebih rendah dibandingkan
kehilangan harga diri, kasih sayang,
dengan
harapan atau ambisi.
Psikiatri
Fakultas
prevalensi
rata-rata
umum
penduduk. Tapi secara keseluruhan, dalam
2004)
merangkumkan
(1)
a)
Karena
sebagai
kehilangan.
Kehilangan
abstrak:
b) Kehilangan
sesuatu yang konkrit: rumah, mobil, potret,
vi
orang atau bahkan binatang kesayangan. c)
Dari tabel 2 didapatkan 99 dari 100
Kehilangan hal yang bersifat khayal: tanpa
responden
fakta mungkin tapi ia merasa tidak disukai
lengkap.
atau dipergunjingkan orang. d) Kehilangan
responden yang mengisi lengkap kuisioner
sesuatu
hilang:
terdapat 86 responden (86.9%) yang belum
menunggu hasil tes kesehatan, menunggu
pernah tinggal di asrama, dari 86 resonden
hasil ujian, dan lain-lain. (2) Reaksi
tersebut
terhadap stres. 85% depresi ditimbulkan
responden
oleh stress dalam hidup. (3) Terlalu lelah
mengalami depresi ringan (17.2%), dan 9
atau capek. Karena terjadi pengurasan
responden
tenaga baik secara fisik maupun emosi. (4)
(10.5%).
Gangguan
kuasa
responden yang pernah tinggal di asrama,
kegelapan. (5) Reaksi terhadap obat. Lalu
dari 13 responden tersebut terdapat 10
didapatkan
frekuensi
responden
yang
berdasarkan riwayat tinggal di asrama dan
responden
mengalami
tingkat depresi.
(15.4%), 1 responden mengalami depresi
yang
belum
atau
serangan
pula
Tabel.2
tentu
dari
distribusi
Distribusi
Berdasarkan
Riwayat
Frekuensi
Tinggal
di
Asrama dan Tingkat Depresi.
BDI
Norm
al
Pernah
Tidak
pernah
Total
Tota
l
yang
mengisi
dijelaskan
yang
mengalami
Lalu
bahwa
normal
(72.1%),
kuisioner
dari
terdapat
15
62
responden
depresi
terdapat
99
sedang
13
normal
(13.1%)
(76.9%),
depresi
2
ringan
sedang (7.7%).
Tabel.3 Hasil uji Chi-square
Pernah
tinggal di
asrama atau
belum
BDI
p
N
0.928
99
10
62
Depres
i
ringan
2
15
Depres
i
sedang
1
9
13
86
chi-square menunjukkan nilai p = 0.928
72
17
10
99
(p