LKP : Penerapan Prepress dalam PT. Krisanthium Offset Printing Divisi Packaging.
PEMBUATAN APLIKASI PENJUALAN OBAT PADA
RUMAH SAKIT PARU SURABAYA BERBASIS WEB
KERJA PRAKTIK
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
MITCHELL FEBRIAN 13410100004
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(2)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Manfaat... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8
2.1 Sejarah Perusahaan ... 8
2.2 Tujuan Perusahaan ... 9
2.2.1 Tujuan Umum ... 9
2.2.2 Tujuan Khusus... 9
2.3 Logo Perusahaan ... 9
2.4 Profil Perusahaan... 10
2.5 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan ... 11
(3)
xii
2.5.2 Misi Perusahaan ... 11
2.5.3 Motto, Filosofi, dan Budaya Organisasi ... 12
2.6 Struktur Organisasi ... 13
LANDASAN TEORI ... 15
3.1 Penjualan ... 15
3.1.1 Harga Pokok Penjualan ... 15
3.1.2 Penentuan Harga Penjualan Obat Apotek ... 16
3.2 Persediaan (Inventory) ... 17
3.2.1 Fungsi Persediaan ... 17
3.2.2 Jenis-jenis Persediaan ... 19
3.2.3 Model-Model Sistem Persediaan ... 20
3.2.4 Model Persediaan Probabilistik EOQ Sederhana ... 23
3.2.5 Proses Pengadaan Persediaan ... 24
3.3 Piutang ... 25
3.4 Obat ... 26
3.5 Web ... 26
3.6 Analisis dan Perancangan Sistem ... 26
3.6.1 Document Flow ... 27
3.6.2 System Flow ... 27
3.6.3 Data Flow Diagram ... 27
3.6.4 Entity Relationship Diagram ... 28
3.7 System Development Life Cycle (SDLC) ... 29
DESKRIPSI PEKERJAAN ... 31
4.1 Analisis Sistem ... 31
4.1.1 Document Flow Transaksi Penjualan pada Instalasi Farmasi ... 32
(4)
xiii
4.2 Perancangan Sistem... 36
4.2.1 System Flow Penjualan Obat (umum) Pada Unit Instalasi Farmasi ... 36
4.2.2 System Flow Penjualan Obat (Perawat) Pada Unit Instalasi Farmasi 38 4.2.3 System Flow Persediaan Obat Pada Unit Instalasi Farmasi ... 39
4.2.4 Hierarchy Input Process Output (HIPO) ... 42
4.2.5 Context Diagram ... 43
4.2.6 Data Flow Diagram ... 43
4.2.7 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 46
4.2.8 Struktur Tabel ... 49
4.3 Kebutuhan Sistem ... 53
4.3.1 Desain Input/Output ... 53
4.4 Implementasi Sistem ... 61
4.4.1 Teknologi ... 61
4.4.2 Tampilan Program ... 62
PENUTUP... 73
5.1 Kesimpulan... 73
5.2 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
(5)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
UPT Rumah Sakit Paru Surabaya adalah sarana layanan kesehatan masyarakat milik pemerintah kota Surabaya. Salah satu layanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan obat untuk pasien umum dan rawat inap. Instalasi Farmasi merupakan bagian dari UPT Rumah Sakit Paru Surabaya yang khusus ditugaskan mengelola obat untuk kebutuhan pasien rumah sakit. Saat ini Instalasi Farmasi UPT Rumah Sakit Paru Surabaya mengelola lebih dari 500 jenis obat.
Untuk saat ini pengolahan data penjualan obat yang dilakukan secara manual akan memakan banyak waktu dan tenaga, belum lagi kesalahan yang sangat rentan terjadi. Data-data yang masuk akan dicatat kedalam sebuah buku, pencatatan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu tidak sedikit. Selain itu penyusunan data-data pada Farmasi yang ada juga akan terhambat dengan dilakukannya cara-cara pengelolaan yang masih bersifat manual.
Dalam pembuatan laporan penjualan obat juga mengalami kendala diantaranya memerlukan waktu dan tenaga yang lebih untuk mengolah data laporan yang masih berbentuk kertas, sehingga laporan-laporan yang diperlukan tidak dapat langsung disediakan, dikarenakan proses manual yang masih diterapkan. Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan perubahan pada proses pengolahan data dan penyusunan laporan. Perbaikan yang akan
(6)
dilakukan yaitu membuat sistem pencatatan yang manual dengan menggunakan sistem yang berbasis komputer, baik dari segi pendataan barang persediaan, pencatatan data transaksi, proses pembuatan laporan dan proses yang lainnya yang berhubungan dengan aktivitas pada Farmasi yang bersangkutan. Dengan adanya sebuah aplikasi sistem informasi Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan pada Farmasi yang akan dibuat ini, maka sistem informasi Farmasi akan dapat dikelola dengan lebih baik lagi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana membuat aplikasi penjualan obat yang dapat mempermudah melakukan pencatatan dan memberikan laporan tentang data transaksi penjualan, data stok obat, dan data pengadaaan obat yang diperlukan pada bagian Farmasi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk membuat aplikasi penjualan obat yang dapat mempermudah melakukan pencatatan dan memberikan laporan tentang data transaksi penjualan, data stok obat, dan data pengadaaan obat yang diperlukan pada bagian Farmasi
1.4 Batasan Masalah
Pada pembuatan aplikasi penjualan obat permasalahan yang dibatasi yaitu :
(7)
1. Hanya menangangi proses transaksi penjualan obat pasien umum dan perawat.
2. Tidak membahas proses pada bagian logistic
3. Tidak membahas proses permintaan obat pada bagian perawat
1.5 Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan kerja praktik di UPT Rumah Sakit Paru Surabaya antara lain :
1. Aplikasi penjualan obat dapat membantu mempermudah unit instalasi Farmasi dalam melakukan proses penjualan obat, pencatatan dan laporan data-data yang diperlukan pada bagian Farmasi
2. Membantu petugas Farmasi untuk melihat laporan-laporan sepeti laporan penjualan dan laporan stok obat
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang masalah yang sedang dibahas, maka sistematika penulisan laporan pembuatan aplikasi penjualan obat pada UPT Rumah Sakit Paru Surabaya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah, manfaat aplikasi bagi perusahaan, serta sistematika penulisan laporan ini.
(8)
Pada bab ini membahas tentang gambaran umum UPT Rumah Sakit Paru Surabaya, mulai dari sejarah rumah sakit, visi dan misi rumah sakit dan struktur organisasi.
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas teori singkat yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktik. Teori-teori ini dijadikan bahan acuan bagi penulis untuk menyelesaikan masalah
BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN
Pada bab ini membahas mengenai uraian tugas-tugas yang dikerjakan selama pelaksanaan kerja praktik, mulai dari gambaran analisis sistem, perancangan desain sistem baru meliputi System Flow, Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, Database Management System, Design
Input/Output sampai dengan implementasi sistem berupa capture dari setiap
form aplikasi. BAB V PENUTUP
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari pembuatan aplikasi penjualan obat pada UPT Rumah Sakit Paru Surabaya terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada, serta saran untuk pengembangan sistem dimasa mendatang.
(9)
8
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Rumah Sakit Paru Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berlokasi di wilayah Surabaya Utara tepatnya di Jalan Karang Tembok 39 Surabaya. Sesuai surat izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa Timur, nomor : P2T/1/03.26/XI/2010 tanggal 12 November 2010, Rumah Sakit Paru Surabaya melaksanakan pemberantasan penyakit paru melalui pengobatan dan perawatan penderita paru, menetapkan diagnosis, penyuluhan kesehatan serta melaksanakan sistem rujukan dalam usaha pencegahan, pemberantasan penyakit paru. Setiap harinya Rumah Sakit Surabaya memeriksa dan mengobati ± 250 pasien untuk pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan paru. Selain datang sendiri, pasien yang berobat ada yang dirujuk dari puskesmas, dokter swasta, bahkan sebagian berasal dari luar Surabaya, seperti Gresik, Sidoarjo,Mojokerto, Lamongan, dan Madura.
Dengan dimulainya rawat inap di Rumah Sakit Paru Surabaya pada tanggal 6 Juni 1999 yang mengacu pada SK Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur no. 445/195/115.4/1999 tanggal 26 Mei 1999, maka sambutan masyarakat untuk mempergunakan Rumah Sakit Paru Surabaya sebagai tempat rawat inap saat ini makin besar dan tidak hanya melayani penyakit
(10)
paru, tetapi juga penyakit lainnya seperti Kulit & Kelamin, Mata, THT, Kandungan, Penyakit Dalam, Bedah.
2.2 Tujuan Perusahaan 2.2.1 Tujuan Umum
Rumah Sakit Paru Surabaya menyelenggarakan upaya kesehatan paru secara paripurna (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan menggunakan teknologi tepat guna, didukung peran serta aktif masyarakat, kerjasama lintas sektor dan merupakan pusat pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan upaya kesehatan paru yang berorientasi pada kesehatan paru masyarakat.
2.2.2 Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengobatan penderita penyakit Paru
2. Melaksanakan sistem rujukan dalam usaha pencegahan diagnosis dan pengobatan penyakit Paru
3. Mengupayakan pelayanan kesehatan umum
2.3 Logo Perusahaan
(11)
2.4 Profil Perusahaan
Sejak menjalankan kegiatan operasional sebagai sarana pelayanan kesehatan paru, landasan hukum Rumah Sakit Paru Surabaya mengikuti kebijakaan dan peraturan sebagai berikut :
1. Perda Provinsi Jawa Timur No. 37 Tahun 2000 tentang Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
2. Keputusan Gubernur Jawa Timur No.26 tahun 2002 tentang Uraian Tugas dan Fungsi UPT Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
3. SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, kewenangan: 1) Menyelenggarakan Pelayanan Rawat Inap
Hal ini mengacu pada SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur No.445/195/115.4/1999 tgl.26 Mei 1999 tentang Ijin Rawat Inap BP-4 Surabaya
2) Pelayanan Kesehatan setara RS tipe C
Hal ini mengacu pada SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur No.060/2192/111.1/03 tgl. 19 Juni 2003 tentang Ijin Pengembangan Fungsi dan Pelayanan setara RSU tipe C
4. Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 116 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit: Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
(12)
5. Surat izin penyelenggaraan Rumah Sakit Paru Surabaya nomor : P2T/1/03.26/XI/2010 dari Gubernur Jawa Timur.
6. Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 188 tahun 2010 tentang Penetapan Rumah Sakit Paru Surabaya sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
7. Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Paru Surabaya oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-SERT/551/IV/2012.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.05/I/1775/12 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Khusus Paru Surabaya Provinsi Jawa Timur.
2.5 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 2.5.1 Visi Perusahaan
“Menjadi Rumah Sakit Paru Rujukan di Jawa Timur dengan pelayanan selangkah lebih maju.” adalah Visi dari Rumah Sakit Paru Surabaya. Visi Rumah Sakit Paru Surabaya ini tercantum dalam dokumen Rencana strategis tahun 2009 Untuk perencanaan bisnis periode 2015-2020 adalah “ Menjadi Rumah Sakit Umum yang berdaya saing dengan pelayanan yang selangkah lebih maju”.
2.5.2 Misi Perusahaan
1. Membentuk jejaring pelaksanaan rujukan dan kerja sama dengan lembaga & institusi terkait, dengan unggulan pelayanan penyakit paru. 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
(13)
4. Melaksanakan penelitian - penelitian, baik langsung maupun bekerja sama dengan pihak luar.
2.5.3 Motto, Filosofi, dan Budaya Organisasi
Motto Rumah Sakit Paru Surabaya adalah: Pelayanan yang kompetitif dan bermutu Sedangkan filosofinya adalah:
1. Pelayanan spesialistik (Paru, Penyakit Dalam,THT, Mata, Kulit Kelamin, Kandungan, Bedah).
2. Pelayanan kesehatan yang berstandar, guna peningkatan kualitas pelayanan.
3. Memperhatikan kelayakan kemampuan ekonomi masyarakat.
Motto dan Filosofi Rumah Sakit Paru Surabaya dapat dinyatakan dalam suatu bentuk operasionalisasi secara konkrit dengan cara menjiwai motto dan filosofi, tersebut dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan. Motto dan filosofi tersebut tidak berjalan sendiri melainkan dilandasi oleh suatu budaya organisasi.
Budaya organisasi Rumah Sakit Paru Surabaya terdiri dari Keyakinan dasar dan Nilai dasar. Keyakinan dasar merupakan pemacu semangat untuk mewujudkan visi organisas. Keyakinan dasar tersebut adalah :
1. Kebersamaan
Merupakan pemacu kekuatan organisasi dalam menghadapi semua tantangan. Kebersamaan yang terjalin antara Rumah Sakit Paru Surabaya dan mitra kerja dilakukan untuk menjadikan produk jasa yang telah disediakan menjadi alat terbaik bagi konsumen.
(14)
Merupakan pembangkit semangat untuk belajar secara berkelanjutan dan sebagai pemacu kinerja bagi semua SDM. Adanya dukungan dalam diri Rumah Sakit Paru Surabaya dapat memacu inspirasi bagi semua karyawan untuk membangun organisasi.
3. Kebersihan
Kebersihan secara lahir dan batin merupakan landasan pelayanan kesehatan yang diberikan untuk mendukung seluruh hubungan antar manusia dan antar organisas Rumah Sakit Paru Surabaya dalam melipat gandakan nilai yang disediakan bagi pelanggan melalui pembangunan kualitas hubungan yang berdasarkan kebersihan tersebut.
2.6 Struktur Organisasi
Saat ini Struktur Orgnisasi RS Paru Surabaya mengacu pada Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur nomor 060/6961/101.1/2011 yang tersusun sebagai berikut :
(15)
(16)
15
LANDASAN TEORI
Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktik ini yang antara lain:
3.1 Penjualan
Menurut Sora N (2016) penjualan adalah kegiatan yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuasan kebutuhan serta keinginan pembeli/konsumen, guna untuk mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba atau keuntungan. Atau definisi penjualan adalah merupakan suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh 2 (dua) belah pihak/lebih dengan menggunakan alat pembayaran yang sah. Penjualan juga merupakan salah satu sumber pendapatan seseorang atau suatu perusahaan yang melakukan transaksi jual & beli, dalam suatu perusahaan apabila semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh seseorang atau perusahaan tersebut.
3.1.1 Harga Pokok Penjualan
Menururt Muh Syahrul (2016) harga pokok penjualan adalah harga barang yang dijual. Penentuan harga pokok penjualan pada perusahaan industri, pada umunya pada persediaan awal produk jadi ditambah dengan jumlah harga produksi (harga pokok produk) dan dikurangi dengan persediaan akhir produk, jadi pengertian mengenai harga pokok penjualan ini,
(17)
berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia menjelaskan bahwa Saldo awal dari persediaan ditambah harga pokok barang-barang yang dibeli untuk dijual dikurangi jumlah persediaan akhir adalah harga pokok barang yang harus dibandingkan pendapatan untuk masa yang bersangkutan, untuk perusahaan industri dalam harga pokok penjualan termasuk semua upah baru langsung dan biaya bahan-bahan ditambah seluruh biaya pabrik (produksi) tak langsung dikoreksi dengan jumlah-jumlah saldo awal dan akhir persediaan. 3.1.2 Penentuan Harga Penjualan Obat Apotek
Menurut Fauzi Btb (2016) Harga suatu obat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu dari produsen, distributor maupun pemerintah yang dapat menetapkan harga suatu obat dipasaran. Berikut adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menentukan hrga jual obat apotek :
a. HJP(Harga jual produsen)
Merupakan harga yang dijual produsen ke distributor apakah itu PBF atau apotek
b. HNA(Harga Netto Apotek)
Harga obat yang dibeli apotek daru distributor c. Mark Up
Persentase keuntungan, ada yang menetapkan 25% (1,25) dan ada yang menetapkan 30% (1,3)
d. HET (Harga Eceran Tertinggi)
Harga yang tertinggi yang ditetapkan pemerintah dalam menjual suatu obat dan apotek tidak boleh HJAnya melebih HET, biasanya adalah obat generik berlogo sementara obat generik bermerk harga terlampau tinggi
(18)
e. HJA( Harga Jual Apotek)
Harga Jual Apotek, harga yang ditawarkan kepada konsumen setelah diperhitungkan HNA, PPN 10% dan Mark Up.
HJA = (HNA x PPN 10% x Mark Up) ≤HET\
3.2 Persediaan (Inventory)
Menurut Baroto (2002:53) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan juga dapat didefinisikan sebagai bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan
3.2.1 Fungsi Persediaan
Rangkuti (2007:15) menjelaskan adapun fungsi-fungsi persediaan oleh suatu perusahaan/pabrik adalah sebagai berikut Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :
(19)
Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses
individual perusahaan terjaga “kebebasannya”.
Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.
b. Fungsi Economic Lot Sizing
Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembeliaan, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih 9
besar dibandingkan biaya- biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).
c. Fungsi Antisipasi
Apabila perusahan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories).
(20)
3.2.2 Jenis-jenis Persediaan
Menururt Agus Ristono(2009:1-2)Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang dijalani dan berdasarkan tujuan. Berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu
1. Persediaan bahan baku dan penolong. 2. Persediaan bahan setengah jadi. 3. Persediaan barang jadi.
Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari 1. Persediaan pengaman (safety stock)
Persediaan pengaman (safety stock) adalah persedian yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan (stock out). Faktor-faktor yang menentukan safety stock:
1.1 Penggunaan bahan baku rata-rata, Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya.
1.2 Faktor waktu atau lead time (procurement time), Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persedian. Lamanya
(21)
waktu tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, tetapi bervariasi.
2. Persediaan antisipasi
Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock)
Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu:
3.1 Desain form dan laporan (reports).
3.2 Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada
dalam transportasi.
3.3 Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu
untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan. 3.2.3 Model-Model Sistem Persediaan
Terdapat 2 keputusan yang penting dalam sebuah model persediaan, yaitu :
1. Menurut Agus Ristono (2009:3):
1.1 Berapa (how many) jumlah yang harus dipesan untuk persediaan barang tertentu?
1.2 Kapan (when) waktu yang optimal untuk memesan barang tersebut kembali sehingga persediaan dapat mencapai titik optimal kembali?
(22)
2. Menurut Hamdy A. Taha(1992):
Setiap keputusan yang diambil mempunyai pengaruh terhadap besar biaya persediaan. Untuk memudahkan dalam mengambil keputusan, dikembangkan model-model dalam manajemen persediaan. Model permintaan dibagi menjadi dua macam, yaitu permintaan deterministik dan permintaan probabilistik
Statis Deterministik
Dinamis Permintaan
Stasioner Probabilistik
Nonstasioner
Gambar 3.1 Klasifikasi Permintaan dalam Model Persediaan
2.1 Permintaan Deterministik
Pada model deterministik permintaan dan periode kedatangan pesanan dapat diketahui secara pasti sebelumnya. Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:
2.1.1 Statis deterministic, Pada model ini tingkat konsumsi tetap dan konstan setiap waktu.
(23)
2.1.2 Dinamik deterministic Pada model ini tingkat permintaannya diketahui dengan pasti tetapi sifat permintaannya bervariasi dari periode ke periode. Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan informasi mengenai parameter-parameter berikut: Perkiraan kebutuhan, biaya-biaya persediaan, lead time. Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh terhadap sistim persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata kebutuhan dan biaya-biaya persediaan diasumsikan diketahui dengan pasti. Lamanya lead time juga diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat deterministik maka tidak dimungkinkan adanya kekurangan persediaan. Dalam dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi di mana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Karena itu, akan lebih masuk akal jika digunakan model-model probabilistik yang mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter-parameternya. Namun, model deterministik terkadang merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan.
2.2 Permintaan probabilistik
Pada model-model persediaan deterministik, diasumsikan bahwa semua parameter persediaan selalu konstan dan diketahui secara pasti. Pada kenyataan, sering terjadi parameter-parameter yang ada merupakan nilai-nilai yang tidak pasti dan sifatnya hanya estimasi atau perkiraan saja. Parameter-parameter seperti permintaan, lead time,
(24)
biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan harga kenyataannya sering bervariasi. Model-model deterministik tidak peka terhadap perubahan-perubahan parameter tersebut. Untuk menghadapi variasi yang ada, terutama variasi permintaan dan lead time, model probabilistik biasanya dicirikan dengan adanya persediaan pengaman (safety stock). Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:
2.2.1 Stasioner probabilistic, Pada model ini fungsi
kepadatan probabilitas permintaannya tetap tidak berubah sepanjang waktu. Akibatnya pengaruh trend musiman permintaan tidak dimasukkan dalam model.
2.2.2 Non stationer probabilistic, Pada model ini fungsi
kepadatan probabilitas permintaanya bervariasi dari waktu ke waktu dan dipengaruhi trend musiman permintaan.
3.2.4 Model Persediaan Probabilistik EOQ Sederhana
Model persediaan probabilitas ditandai oleh perilaku permintaan dan lead time yang tidak dapat diketahui sebelumnya secara pasti sehingga perlu didekati dengan distribusi probabilitas.Perhitungan EOQ Probabilistik adalah sebagai berikut:
1. Uji normalitas data, Untuk mengetahui data berdistribusinormal atau tidak normal dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov
1.1 Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka data berdistribusi normal
(25)
1.2 Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka data tidak berdistribusi normal
2. Menyusun distribusi probabilitas demand dan lead time untuk menentukan harapan demand selama lead time
3. Menentukan Q optimal.
Q
=√
2 �S
ℎ
Dimana :
D : Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan
Q: Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat
S : Biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesanan dibuat
h : Biaya simpan per unit periode
3.2.5 Proses Pengadaan Persediaan
Replenishment atau pengadaan ulang ialah upaya yang dilakukan
perusahaan untuk mengadakan pemesanan ke penyalur yang bertujuan untuk menyimpan persediaan. Dalam sebuah proses pengadaan dengan biaya produksi cekung, untuk meningkatkan penjualan, banyak penyalur menawarkan diskon bagi pelanggannya, yang dikenal dengan quantity
discount. Pihak perusahaan harus memutuskan kapan dan berapa banyak
pemesanan yang harus dilakukan. Dengan adanya diskon, perusahaan mungkin tergoda untuk memesan jumlah produk yang mendapat diskon
(26)
terbesar karena biaya produksinya menurun, tetapi biaya penyimpanan akan meningkat akibat pesanan yang lebih besar. Pada kasus lain perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi tingkat persediaan, sebaliknya konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat layanan konsumen. Perusahaan sebaiknya tidak melakukan tindakan pembelian item dalam jumlah banyak.Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan harus melakukan pengadaan, antara lain:
1. Mengatasi adanya permintaan dari customer yang tidak terduga. 2. Menghadapi adanya kenaikan harga barang persediaan itu sendiri. 3. Memanfaatkan adanya quantity discounts untuk pembelian dalam
jumlah tertentu (misal: perusahaan akan mendapatkan potongan harga 10 % jika pembelian 100 unit, dan akan bertambah terhadap kelipatan pembeliannya)
3.3 Piutang
Piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Rusdi Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.
Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang
(27)
klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.
3.4 Obat
Menurut Drs. H. Syamsuni (2005:13), yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
3.5 Web
Menurut Ir. Yuniar Supardi (2010:2) web server merupakan perangkat lunak yang mengelola (mengatur) permintaan user dari browser dan hasilnya dikembalikan kembali ke browser, sedangkan database server merupakan perangkat lunak database yang dapat menyimpan data yang besar di internet.
3.6 Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis sistem dilakukan dengan tujuan agar dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang berlangsung, sehingga dapat diusulkan perbaikan. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria
(28)
yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi perangkat lunak.
Analisa dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi (Kendall, 2003).
3.6.1 Document Flow
Document flow yaitu sebuah bagan atau chart yang menunjukkan flow
atau alir di dalam program/prosedur sistem secara Logika, disebut juga sebagai bagan alir formulir atau paperwork flowchart.
3.6.2 System Flow
System flow hampir sama dengan document flow, dalam system flow ini
proses yang digambarkan berdasarkan document flow yang sudah diubah menjadi proses-proses yang terkomputerisasi.
3.6.3 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram adalah alat pembuatan model yang menggambarkan sistem dari suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan dengan alir data secara manual atau terkomputerisasi. DFD merupakan suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, porses apa yang menghasilkan data tersebut, dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data
(29)
tersebut menurut Kendall (2003). Penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan di bawah ini:
a. Context Diagram, yaitu diagram awal yang terdiri dari sebuah
proses dan menggambarkan area lingkup proses.
b. Diagram Level 0 adalah diagram yang menggambarkan proses
penting dari sistem serta interaksi entity, proses, alur data, dan data source.
c. Diagram Detail adalah penguraian dalam proses yang ada
terhadap diagram level 0. Diagram ini merupakan diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.
3.6.4 Entity Relationship Diagram
Menurut Marlinda (2004) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity
beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribut yang merupakan ciri entity tersebut. Relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity.
Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan
hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah
entity dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah
disajikan oleh perancang database. Untuk itu Entity Relationship Diagram
(30)
a. Conceptual Data Model (CDM)
Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang
menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.
b. Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang
menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal
3.7 System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses
dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model
SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah
SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah
1. Analisis system kebutuhan, yaitu membuat analisis aliran kerja
(31)
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek system
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan
desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi
dengan menulis program yang diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang
telah dibuat
6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan
(32)
DESKRIPSI PEKERJAAN
Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan obat. Penghimpunan data yang diperoleh diantaranya melalui kegiatan wawancara, observasi dan studi literatur. Setelah melakukan proses penghimpunan data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: 1. Menganalisa system
2. Mendesain sistem
Analisa sistem merupakan cara untuk menganalisis permasalahan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil studi lapangan untuk menghasilkan sebuah sistem yang baru. Sedangkan desain sistem merupakan tahapan yang menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.
4.1 Analisis Sistem
Rumah Sakit Paru Surabaya merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan masyarakat. Salah satu bentuk dari kegiatan pelayanan masyarakat yaitu pelayanan instalasi farmasi. Untuk saat ini pengolahan data penjualan obat yang dilakukan secara manual akan memakan banyak waktu dan tenaga, belum lagi kesalahan yang sangat rentan terjadi. Data-data yang masuk akan dicatat dan dihitung kedalam sebuah buku,
(33)
pencatatan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu tidak sedikit. Selain itu penyusunan data-data pada instalasi Farmasi yang ada juga akan terhambat dengan dilakukannya cara-cara pengelolaan yang masih bersifat manual.
Dalam pembuatan laporan penjualan obat juga mengalami kendala diantaranya memerlukan waktu dan tenaga yang lebih untuk mengolah data laporan yang masih berbentuk kertas, sehingga laporan-laporan yang diperlukan tidak dapat langsung disediakan, dikarenakan proses manual yang masih diterapkan.
Berdasarkan hasil analisa dari sistem saat ini masih berjalan pada proses pelayanan pada farmasi, diperlukan sebuah aplikasi pelayanan farmasi yang dapat membantu pelayanan farmasi dalam melakukan proses transaksi penjualan dan laporan penjualan sehingga dapat mengurangi dan mempercepat proses pelayanan farmasi dilapangan.
4.1.1 Document Flow Transaksi Penjualan pada Instalasi Farmasi
Proses Transaksi Penjualan pada Instalasi Farmasi yang saat ini masih berjalan sebagai berikut:
1. Dimulai saat pasien menyerahkan resep obat kepada instalasi farmasi. Kemudian instalasi farmasi akan menghargai obat dan membuat kwitansi.
2. Instalasi farmasi menyerahkan kwintansi kepada pasien untuk untuk menebus obat yang tertera pada kwintasi.
3. Untuk proses pembayaran, pasien diperkenankan menyerahkan kwitansi dan membayar pada bagian loket yang tersedia.
(34)
4. Bagian loket akan membuat nota bayar dan menyerahkan kepada pasien untuk mengambil obat dibagian instalasi farmasi.
5. Setelah pasien menunjukan nota bayar, instalasi farmasi akan mencatat transaksi penjualan lalu memberikan nota bayar dan obat kepada pasien.
Document Flow Penjualan Obat (Umum) pada Unit Instalasi Farmasi Instalasi Farfmasi Pasien Loket Ph as e Mulai 2 1. Resep 1 1 2 1. Resep Kwintansi Kwintansi Bayar 2 2 Kwintansi Menghargai obat dan membuat Kwitansi Membuat Nota Bayar Nota Bayar 3 3 Nota Bayar Menunjukan Nota Bayar Nota Bayar Memberikan Obat dan Mengembalikan Nota Bayar Nota Bayar Nota Bayar Selesai
(35)
4.1.2 Document Flow Pengadaan Obat pada Instalasi Farmasi
1. Dimulai saat instalasi farmasi melakukan pengecekan, kemudian membuat catatan kecil untuk obat-obat yang dirasa kurang dan butuh melakukan penambahan stock
2. Instalasi farmasi membuat tiga rangkap surat pesanan, dua rangkap diberikan kepada logistic. Surat pesanan rangkap pertama disimpan. 3. Pada bagian logistic rangkap ke-dua disimpan, jika obat yang dipesan
ada maka akan langsung mengirim barang kepada bagian instalasi farmasi, jika tidak, surat pesanan angkap ke-tiga diberikan pada supplier
4. Supplier akan menyiapkan barang dan faktur, kemudian dikirim ke logistic
5. Bagian logistic akan memeriksa faktur dan barang berdasarkan surat pesanan rangkap ke-dua, jika sesuai maka akan melakukan proses pembayaran dan membuat jurnal pengeluaran.
6. Barang yang sudah diterima logistic akan dikirim ke bagian instalasi farmasi
7. Instalasi farmasi akan melakukan pengecekan apakah barang sesuai pesanan atau tidak, jika tidak maka instalasi farmasi akan kembali membuat surat pesanan. Jika sesuai maka akan disimpan kedalam gudang instalasi farmasi.
(36)
Document Flow Pengadaan Obat pada Unit Instalasi Farmasi
Logistic
Instalasi Farfmasi Supplier
P h a s e Mulai Melakukan pengecekan Catatan Kecil permintaan obat Membuat Surat Pesanan 3 2 1 Surat Pesanan 3 2 Surat Pesanan 3 Surat Pesanan Menyiapkan Pesanan Faktur Faktur Pencatatan jurnal pengeluaran 2 Surat Pesanan 2 Surat Pesanan Obat yang dipesan ada ya tidak Selesai Sesuai dengan surat pesanan Barang disimpan diinstalasi farmasi Pengecekan Pesanan Pengecekan Pesanan dan Pembayaran
(37)
4.2 Perancangan Sistem
Pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan beberapa pemodelan untuk melakukan pengembangan dari analisis sistem yang sedang berjalan diantaranya yaitu system flow, hierarchy input process output,
context diagram, data flow diagram, entity relationship diagram dan
disertakan juga struktur tabel dari aplikasi penjualan obat yang dibuat. 4.2.1 System Flow Penjualan Obat (umum) Pada Unit Instalasi Farmasi
Prosedur untuk system flow pembuatan aplikasi penjualan obat pada unit instalasi farmasi Rumah Sakit Paru Surabaya terbagi menjadi dua fase, yaitu fase Pengajuan obat dan fase Pemberian obat yang dijelaskan sebagai berikut
4.2.1.1 System Flow Cetak Kwitansi
1. Dimulai saat pasien menyerahkan resep obat kepada instalasi farmasi, kemudian instalasi farmasi akan mengakses
sub-menu ‘’ pada sub-menu ‘transaksi penjualan’ dan menginputkan
data obat yang tertera pada resep.
2. Pada bagian penghargaan obat, Aplikasi penjualan obat Rs. Paru akan langsung menampilkan harga obat yang sudah
dihargai menggunakan rumus ‘Harga jual Apotek’
3. Instalasi farmasi akan mencetak kwitansi dan menyimpan data
transaksi penjualan dengan status ‘pending’ kedalam database.
(38)
Proses Pembuatan Kwitansi
Instalasi Farfmasi Pasien
P
h
a
s
e
Mulai
2
1. Resep
2
1. Resep
Kwintansi
Input data resep
Penjualan
Cetak Kwitansi Dan Penyimpan data transaksi pending
Kwintansi
Selesai
Gambar 4.3 System Flow Cetak Kwitansi
4.2.1.2 System Flow Pemberian Obat
1. Dimulai pada saat pasien memberikan nota bayar kepada instalasi farmasi, kemudian instalasi farmasi akan mengakses sub-menu ‘Transaksi Pending pada menu ‘transaksi penjualan’ dan merubah status transaksi penjualan menjadi lunas.
2. Instalasi farmasi akan menyerahkan nota bayar beserta obat kepada pasien.
(39)
Proses pemberian obat (umum)
Instalasi Farfmasi
Pasien Kepala Farmasi
P h as e Nota Bayar Nota Bayar Nota Bayar Nota Bayar Selesai Selesai Merubah status transaksi menjadi Lunas Transaksi Penjualan Cetak laporan transaksi Penjualan obat Laporan transaksi Penjualan obat Laporan transaksi Penjualan obat Cetak
Gambar 4.4 System Flow Pemberian Obat
4.2.2 System Flow Penjualan Obat (Perawat) Pada Unit Instalasi
Farmasi
1. Dimulai pada saat perawat menyerahkan resep dokter kepada instalasi farmasi.
2. Instalasi farmasi akan mengakses menu permintaan obat. Kemudian akan melakukan approve obat yang diminta perawat dan mencetak kwitansi.
3. Data transaksi permintaan obat akan disimpan kedalam database. Dan perawat dapat mengambil obat beserta kwitansi.
(40)
Proses Penjualan Obat (Perawat) Pada Unit Instalasi Farmasi
Instalasi Farfmasi
Perawat Kepala Farmasi
P
h
a
se
Resep
Resep
Resep
Selesai Selesai
Approve transaksi permintaan obat
dan
Kwitansi Resep
Kwitansi
Permintaan
Cetak laporan transaksi Permintaan
obat
Laporan transaksi Permintaan obat
Laporan transaksi Permintaan obat
Cetak
Gambar 4.5 System Flow Penjualan Obat (Perawat) Pada Unit Instalasi Farmasi
4.2.3 System Flow Persediaan Obat Pada Unit Instalasi Farmasi
4.2.3.1 System Flow Pemesanan Obat Pada Unit Instalasi Farmasi
1. Dimulai pada saat instalasi farmasi melihat laporan kebutuhan panambahan stock, pada menu tersebut akan tertera data-data obat yang perlu ditambah seperti nama obat, stock saat ini, stock minimum, dan saran jumlah obat yang dipesan dalam
(41)
sekali pesan menggunakan model ‘persediaan EOQ
sederhana’.
2. Bagian farmasi akan menginputkan data pemesanan obat kemudian mencetak surat pesanan rangkap tiga untuk disimpan satu sebagai laporan pesanan bentuk cetak, dua surat pesanan lainnya akan diberikan kepada bagian logistic.
Proses Pemesanan obat
Logistic
Instlasi Farmasi Kepala farmasi
P h a s e Mulai Melihat Laporan Kebutuhan Penambahan Stock Obat Input data pemesanan obat Pesan Obat Cetak Surat pesanan 3 2 1 Surat Pesanan 3 2 Surat Pesanan Cetak laporan Pemesanan obat Laporan Pemesanan obat Laporan transaksi Pemesanan Selesai Obat
Gambar 4.6 System Flow Pemesanan Obat
4.2.3.2 System Flow Penerimaan Obat Pada Unit Instalasi Farmasi
1. Dimulai pada saat instalasi farmasi menerima obat dari bagian logistic.
(42)
2. Instalasi farmasi melakukan pengecekan pesanan obat.
3. Jika pesanan tidak sesuai sama sekali maka dapat langsung mencetak surat pesanan obat tidak sesuai untuk diberikan langsung pada bagian logistic.
4. Jika pesanan sesuai maka instalasi farmasi akan menginputkan data-data obat kedalam database.
5. Jika pesanan sesuai tetapi ada yang tidak, maka instalasi farmasi hanya menginputkan data-data obat yang sesuai kedalam database. Setelah itu instalasi farmasi dapat mencetak surat pesanan obat yang tidak sesuai untuk diberikan pada bagian logistic
Proses Penerimaan obat
Logistic Instlasi Farmasi Kepala farmasi
P h a se Mulai Faktur Faktur Input data penerimaan obat Penerimaan Obat Cetak laporan Penerimaan obat Laporan Penerimaan obat Sesuai ? ya Input data penerimaan obat yang sesuai Sesuai, tetapi ada yang tidak
Penerimaan Obat
Cetak Surat Pesmeanan obat yang tidak
sesuai Cetak laporan Penerimaan obat Laporan Penerimaan obat Surat Pemesanan
Obat Tidak sesuai
Laporan Stock obat Cetak laporan Stock obat Cetak Surat Pemesanan obat tidak sesuai Surat Pemesanan Obat Tidak sesuai
tidak
Surat Pemesanan Obat Tidak sesuai
Surat Pemesanan Obat Tidak sesuai
Laporan Stock obat Laporan Penerimaan obat Cetak laporan Stock obat Laporan Stock obat Laporan Penerimaan obat Selesai Pengecekan Pesanan Pemesanan Obat
(43)
4.2.4 Hierarchy Input Process Output (HIPO)
Berikut ini merupakan struktur diagram Hierarchy Input Process
Output dari aplikasi penjualan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya yang
memberikan gambaran proses dan sub-proses yang ada.
Aplikasi Penjualan Obat Master Obat Menginputkan Dara Penerimaan Obat Menyimpan Data Penerimaan Obat Laporan Permintaan Obat Laporan Penerimaan Obat Menginputkan Data Penjualan Obat dari Resep
Menyimpan Data Penjualan Obat pending Konfirmasi Penjualan Obat Menyimpan Data Penjualan Obat Menginputkan Data Pemesanan Obat Menyimpan Data Pemesanan Obat 0 1.1 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2 5.3 5.4 Laporan Stock Obat 5.5 Master 1 Penjualan Obat (Umum) 2 Penjualan Obat (Perawat) 3 Pemesanan Stok Obat 4 Penerimaan Obat 5 Merubah status transaksi menjadi lunas 2.3 Laporan Transaksi Penjualan (Umum) 2.4 Laporan Transaksi Penjualan (Perawat) 3.3
Gambar 4.8 Hierarchy Input Process Output (HIPO) pada Aplikasi Penjualan Obat
(44)
4.2.5 Context Diagram
Context Diagram dari aplikasi pelayanan penjualanobat pada Rumah
Sakit Paru Surabaya digunakan untuk mendesain sistem yang memberikan gambaran mengenai informasi yang diterima ataupun dihasilkan dari suatu aktivitas.
Aplikasi Pelayanan Pejualan Obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya
+
0
Perawat Pasien
Kepala Farmasi
Permintaan Obat Konfirmasi Permintaan Obat Laporan Stok Obat
Nota Resep Laporan Pemesanan Obat
Nota Bayar Kwitansi Obat
Laporan Penjualan Obat (Perawat) Laporan Penjualan Obat (Umum)
Resep Obat Logistic
Laporan Penerimaan Obat Surat Pesan Obat
Obat & Faktur
Surat Pesan Obat Tidak Sesuai
Gambar 4.9 Context Diagram
4.2.6 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) merupakan bagan yang memiliki arus data dalam suatu sistem yang telah ada atau sistem yang digunakan dalam pengembangan sistem yang terstruktur, Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan seluruh kegiatan seluruh yang terdapat pada sistem.
(45)
4.2.6.1 Data Flow Diagram Level 0
Gambar 4.10 Data Flow Diagram Level 0
4.2.6.2 Data Flow Diagram Level 1 Penjualan Obat (Umum)
Penjualan Obat (Umum)
1
Pasien
1 Obat
2 Penjualan
Data Penjualan Pending Resep
Kwitansi Nota Bayar
Kepala Farmasi
Update Status Transaksi (Lunas) melihat
Laporan Penjualan Obat (Umum) melihat
(46)
4.2.6.3 Data Flow Diagram Level 1 Penjualan Obat (Perawat)
1 Obat
Kepala Farmasi
Penjualan Obat (Perawat)
2
Perawat Kwitansi
Resep
3 Permintaan Obat
Approve
Laporan Penjualan Obat (Perawat)
melihat
melihat
Gambar 4.12 Data Flow Diagram Level 1 Penjualan (Obat Perawat)
4.2.6.4 Data Flow Diagram Level 1 Pemesanan Obat
1 Obat
Kepala Farmasi Pesan Obat
3
Logistic
4 Pesan Obat Laporan
Pemesanan Obat melihat
Surat Pemesanan Obat
Data Pemesanan Obat
(47)
4.2.6.5 Data Flow Diagram Level 1 Penerimaan Obat
1 Obat
Kepala Farmasi
Logistic Penerimaan Obat
4
4 Pesan Obat
melihat Faktur Surat Pesanan
Tidak sesuai
4 Penerimaan Obat
Data Obat
Laporan Penerimaan Obat
Laporan Stock Obat
Data Penerimaan Obat
melihat
Gambar 4.14 Data Flow Diagram Level 1 Penerimaan Obat
4.2.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
Pada tahap ini desain database yang dibuat berupa Entity Relational
Diagram (ERD), merupakan model untuk merepresentasikan data yang ada
pada sistem dimana terdapat entity dan relational. Ada 2 model yang digunakan dalam pemodelan, seperti Conceptual Data Model (CDM) dan
Physical Data Model (PDM). Entity Relationship Diagram (ERD) itu sendiri
terdapat beberapa objek seperti entitas, atribut dan relasi. Entitas adalah objek dan atribut merupakan bagian dari objek itu sendiri. Antara entitas dan entitas dihubungkan dengan relasi sesuai kegiatannya.
(48)
4.2.7.1 Conceptual Data Model
Conceptual Data Model (CDM) adalah gambaran secara keseluruhan
struktur aplikasi. Dengan CDM kita bisa membangun desain awal sistem dan tidak perlu khawatir dengan detail implementasinya secara fisik. Dan melalui prosedur generation yang mudah, kita bisa melakukan generate CDM ke PDM.
Gambar 4.15 Conceptual Data Model
proses melakukan melakukan melakukan detil penjualan detil penerimaan detil pesan detil permintaan melihat user akses previledges farmasi # o o id karyawan nama karyawan id user
Variable characters (100) Variable characters (100) Integer user # o o id user username password Integer
Variable characters (100) Variable characters (100)
Penjualan obat # o no penjualan tanggal penjualan Characters (8) Date & Time
obat # o o o o o id obat nama obat stok farmasi stok mnimal harga netto satuan Characters (6) Variable characters (100) Integer
Integer Integer
Variable characters (10)
permintaan obat # o o no permintaan tanggal permintaan status Characters (8) Date & Time enum pesan obat # o no pesan tanggal pesan Characters (8) Date & Time penerimaan obat # o no penerimaan tanggal penerimaan Characters (8) Date & Time
level # o id level nama level Integer
Variable characters (50) menu # o id menu nama menu Integer
(49)
4.2.7.2 Physical Data Model
Physical Data Model menggambarkan hubungan struktur antar
tabel-tabel yang digunakan untuk menyimpan data penggajian karyawan sebagaimana diterapkan pada Database Mangement System (DBMS).
Gambar 4.16 Physical Data Model
detilpenjualan noPenjualan idObat jumlah harga status char(8) char(6) integer integer text <fk1> <fk2> detilpenerimaan noPenerimaan idObat jumlah harganetto char(8) char(6) integer integer <fk2> <fk1> detilpesan noPesan idObat jumlah char(8) char(6) integer <fk2> <fk1> detilpermintaan noPermintaan idObat jumlah aturan_pakai harga char(8) char(6) integer varchar(10) integer <fk2> <fk1> obatFarmasi idObat namaObat stokFarmasi stokMinimal harga satuan char(6) varchar(100) integer integer integer varchar(50) <pk> menu idMenu namaMenu link integer varchar(100) varchar(100) <pk> priviledges idMenu idLevel integer integer <fk1> <fk2> level idLevel namaLevel integer varchar(100) <pk> user_akses idUser idLevel integer integer <fk1> <fk2> farmasi idKaryawan namaKaryawan idUser varchar(10) varchar(100) integer <pk> <fk> user idUser password integer varchar(100) <pk> penjualan noPenjualan tglPenjualan idUser status char(8) datetime integer text <pk> <fk> penerimaan noPenerimaan noPesan tglPenerimaan idUser status char(8) char(8) timestamp integer text <pk> <fk2> <fk1> pesan noPesan tglPesan idUser status char(8) datetime integer text <pk> <fk> permintaan noPermintaan tglPermintaan idUser keterangan char(8) datetime integer text <pk> <fk>
(50)
4.2.8 Struktur Tabel
Dalam hal merancang struktur tabel yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penjualan obat Rumah Sakit Paru Surabaya, meliputi nama tabel, nama atribut, tipe data, serta data pelengkap seperti primary key dan foreign key. Data-data dibawah ini akan menjelaskan satu per satu secara detil dari struktur tabel sistem.
1. Tabel Menu
Nama tabel : menu Primary key : idMenu Foreign key : -
Fungsi : untuk menyimpan data menu
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 idMenu INT PRIMARY KEY
2 namaMenu VARCHAR 100
3 link VARCHAR 100
Tabel 4.1 Tabel Menu
2. Tabel Priviledges
Nama tabel : priviledges Primary key : -
Foreign key : idMenu, idLevel
Fungsi : Menyimpan menu-menu yang dapat diakses oleh level
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 idMenu INT FOREIGN KEY
2 idLevel INT FOREIGN KEY
Tabel 4.2 Tabel Priviledges
3. Tabel Level
(51)
Primary key : -
Foreign key : idMenu, idLevel Fungsi : menyimpan data lebel
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 idLevel INT PRIMARY KEY
2 namaLevel VARCHAR 100
Tabel 4.3 Tabel Level
4. Tabel User Akses
Nama tabel : user_akses Primary key : -
Foreign key : idUser, idLevel
Fungsi : Menyimpan data level yang dapat diakses oleh user
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 idUser INT FOREIGN KEY
2 idLevel INT FOREIGN KEY
Tabel 4.4 Tabel User Akses
5. Tabel User
Nama tabel : user Primary key : idUser Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data user
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 idUser INT PRIMARY KEY
2 username VARCHAR 100
3 password VARCHAR 100
Tabel 4.5 Tabel User
6. Tabel Penjualan
(52)
Primary key : noPenjualan Foreign key : idUser
Fungsi : Menyimpan data penjualan obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 noPenjualan CHAR 8 PRIMARY
KEY
2 tglPenjualan DATETIME
3 idUser INT FOREIGN
KEY
4 status ENUM(confirm,
pending)
Tabel 4.6 Tabel Penjualan
7. Tabel Penerimaan
Nama tabel : penerimaan Primary key : noPenerimaan Foreign key : idUser
Fungsi : Menyimpan data penerimaan obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 noPenerimaan CHAR 8 PRIMARY
KEY
2 noPesan CHAR 8 FOREIGN
KEY
3 tglPenerimaan DATETIME
4 idUser INT FOREIGN
KEY
5 status ENUM(confirm,
salah, sebagian)
Tabel 4.7 Tabel Penerimaan
8. Tabel Pesan
Nama tabel : pesan Primary key : noPesan Foreign key : idUser
(53)
Fungsi : Menyimpan data pemesanan obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 noPesan CHAR 8 PRIMARY
KEY
3 tglPesan DATETIME
4 idUser INT FOREIGN
KEY
5 status ENUM(confirm,
pending)
Tabel 4.8 Tabel Pesan
9. Tabel Permintaan Obat
Nama tabel : permintaan obat Primary key : noPermintaan Foreign key : idUser
Fungsi : Menyimpan data permintaan obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 noPermintaan CHAR 8 PRIMARY
KEY
2 tglPermintaan DATETIME
3 idUser INT FOREIGN
KEY
4 status ENUM(confirim,
pending)
Tabel 4.9 Tabel Permintaan Obat
10.Tabel Obat
Nama tabel : obatFarmasi Primary key : idObat Foreign key : -
(54)
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 IdObat CHAR 10 PRIMARY KEY
2 namaObat VARCHAR 100
3 stokFarmasi INT
4 stokMinimal INT
5 harga int
6 satuan VARCHAR 50
Tabel 4.10 Tabel Obat
4.3 Kebutuhan Sistem
4.3.1 Desain Input/Output
Desain input/output merupakan rancangan I/O berupa form untuk memasukkan data dan membuat laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari pengelolaan data serta merupakan acuan membuat aplikasi dalam merancang dan membangun sistem.
4.3.1.1 Desain Input
Desain input merupakan desain masukan dari pengguna kepada sistem yang kemudian disimpan kedalam database.
1. Form Login
(55)
Form login merupakan menu awal tampilan untuk memasuki aplikasi Penjualan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk melakukan Login kedalam aplikasi.
2. Form Transaksi Penjualan
Gambar 4.18 Tampilan Desain Form Transaksi Penjualan
Form transaksi penjualan berfungsi untuk melakukan transaksi penjualan.
(56)
Gambar 4.19 Tampilan Desain Form Detil Transaksi Pending
Form detil transaksi pending penjualan berfungsi untuk memproses transaksi yang telah dicatat sebelumnya.
4. Form Detil Permintaan Obat
Gambar 4.20 Tampilan Desain Form Detil Permintaan Obat
Form detil permintaan obat berfungsi untuk memproses transaksi permintaan dari perawat yang telah dilakukan sebelumnya.
(57)
Gambar 4.21 Tampilan Desain Form Pemesanan Obat
Form Pemesanan Obat berfungsi untuk melakukan pemesanan obat.
6. Form Penerimaan Obat (input)
Gambar 4.22 Tampilan Desain Form Penerimaan Obat (input)
Form Penerimaan Obat berfungsi untuk memasukan data obat yang diterima.
(58)
4.3.1.2 Desain Output 1. Form Dashboard
Gambar 4.23 Tampilan Desain Dashboard
Form Dashboard merupakan tampilan utama aplikasi penjualan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya.
2. Form Transaksi Pending
Gambar 4.24 Tampilan Desain Form Transaksi Pending
Form Transaksi Pending berfungsi untuk melihat transaksi-transaksi yang belum diselesaikan.
(59)
3. Form Laporan Permintaan Obat
Gambar 4.25 Tampilan Desain Form Laporan Permintaan Obat
Form permintaan obat berfungsi untuk melihat data permintaan obat yang masih pending.
4. Form Penerimaan Obat
Gambar 4.26 Tampilan Desain Form Penerimaan Obat
Form Penerimaan obat berfungsi untuk melihat data pemesanan yang masih pemesanan yang masih pending.
(60)
Gambar 4.27 Tampilan Desain Form Laporan Stok Obat
Form ini berfungsi untuk melihat laporan stok obat.
6. Form Laporan Pesan Obat
Gambar 4.28 Tampilan Desain Form Laporan Tagihan Obat
Form ini berfungsi untuk melihat laporan pemesanan obat yang masih pending maupun yang sudah dikonfirmasi.
(61)
Gambar 4.29 Tampilan Desain Form Laporan Tagihan Obat
Form ini berfungsi untuk melihat laporan permintaan obat yang masih pending maupun yang sudah dikonfirmasi.
8. Form Laporan Penjualan Obat
Gambar 4.30 Tampilan Desain Form Penjualan Obat
Form ini berfungsi untuk melihat laporan penjualan obat yang masih pending maupun yang sudah dikonfirmasi.
(62)
Gambar 4.31 Tampilan Desain Form Penerimaan Obat
Form ini berfungsi untuk melihat laporan penerimaan obat
4.4 Implementasi Sistem
Implementasi sistem menjelaskan detail aplikasi penggajian, penjelasan software/hardware pendukung, dan form-form yang ada pada aplikasi penggajian.
4.4.1 Teknologi
1. Perangkat Keras
Spesifikasi perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi penggajian ini adalah satu unit komputer dengan:
3. Processor Intel(R) Core(TM) i3 CPU 3) RAM 2 GB DDR3 Memory
4) VGA on Board
5) Monitor Super VGA (1024 X 768) 6) 320 GB HDD
7) Keyboard dan Mouse 8) Printer
(63)
2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak minimum yang harus di-install ke dalam sistem komputer adalah:
1) Sistem operasi : Windows XP / Windows Vista / Windows 7
2) XAMPP
3) Google Chrome browser
4.4.2 Tampilan Program 1. Halaman Login
Gambar 4.32 Tampilan Interface Halaman Login
Pada form login user yang dapat melakukan login adalah farmasi dengan menginputkan username dan password pada kolom yang tersedia, kemudian tekan tombol login.
(64)
Gambar 4.33 Tampilan Interface Dashboard
Pada Halaman Dashboard,user dapat melihat notifikasi pembelian obat, stok obat difarmasi kurang, dan transaksi pending.
3. Halaman Transaksi Penjualan
Gambar 4.34 Tampilan Interface Halaman Transaksi Penjualan
form Transaksi Penjualan user dapat melihat melakukan proses
transaksi penjualan.
(65)
Gambar 4.35 Tampilan Interface Halaman Transaksi Pending
Pada halaman transaksi pending, user dapat melakukan cetak kwitansi, dan melihat data transaksi pending dan detil transaksi pending.
5. Kwitansi
Gambar 4.36 Tampilan Interface Kwitansi
Kwitansi yang diberikan kepada pasien. 6. Halaman Detil Transaksi Pending
(66)
Gambar 4.37 Tampilan Interface Halaman Detil Transaksi Pending
Halaman detil transaksi pending, user dapat menekan tombol proses
yaitu merubah status transaksi menjadi ‘confirm’.
7. Halaman Permintaan Obat
(67)
Halaman permintaan obat digunakan untuk melihat data permintaan obat yang statusnya masih pending.
Gambar 4.39 Tampilan Interface Halaman Menu Permintaan Obat (Detail)
8. Halaman Pemesanan Obat
(68)
Halaman Pemesanan Obat diigunakan untuk melakukan pemesanan obat.
9. Halaman Penerimaan Obat
Gambar 4.41 Tampilan Interface Halaman Penerimaan Obat
Halaman Penerimaan Obat digunakan untuk melihat data pemesanan obat yang nanti dicocokan dengan data penerimaan obat.
Gambar 4.42 Tampilan Interface Halaman Penerimaan Obat (Input)
(69)
Gambar 4.43 Tampilan Interface Halaman Laporan Stok Obat
Halaman output laporan stok obat digunakan untuk melihat data obat yang ada di Bagian Farmasi.
11.Halaman Menu Laporan Pesan Obat
(70)
Halaman output laporan pemesanan obat digunakan untuk melihat data pemesanan obat.
Gambar 4.45 Tampilan Interface Halaman Laporan Pemesanan Obat (Detail)
12.Halaman Menu Laporan Permintaan Obat
(71)
Halaman output laporan pemesanan obat digunakan untuk melihat data pemesanan obat.
Gambar 4.47 Tampilan Interface Halaman Laporan Pemesanan Obat (Detail)
13.Halaman Menu Laporan Penjualan Obat
(72)
Halaman output laporan penjualan obat digunakan untuk melihat data penjualan obat.
Gambar 4.49 Tampilan Interface Halaman Laporan Penjualan Obat (Detail)
14.Halaman Menu Laporan Penerimaan Obat
(73)
Halaman output laporan penerimaan obat digunakan untuk melihat data penerimaan obat.
Gambar 4.51 Tampilan Interface Halaman Laporan Penerimaan Obat (Detail)
(74)
74
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, R. (2004). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Baroto, T. (2002). Perencanaan dan pengendalian produksi. Bogor: Ghalia Indonesia. Btb, F. (2016, Mei 28). cara menghitung harga jual apotek hja.html. Retrieved from
ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id:
http://ilmu- kefarmasian.blogspot.co.id/2014/06/cara-menghitung-harga-jual-apotek-hja.html
Carl S. Warren, J. M. (2005). Pengantar Akuntansi Edisi ke 21. Jakarta.: Penerbit Salemba Empat.
Fatta, H. A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. N, S. (2016, Mei 1). Pengertian Penjualan Dan Pemasaran Artikel Lengkap. Retrieved
from www.pengertianku.net:
http://www.pengertianku.net/2014/08/pengertian-penjualan-dan-pemasaran-artikel-lengkap.html
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Professional. Jakarta: Salemba Medika.
Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Erlangga. Ristono, A. (2009). Manajemen persediaan edisi . Yogyakarta: Graha Ilmu .
Siregar. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Supardi, I. Y. (2010). Ardikom Lautan Ilmu. Jakarta.
Syahrul, M. (2016, Mei 5). Pengertian Harga Pokok, Harga Pokok Produksi dan Harga
pokok penjualan. Retrieved from http://www.wawasanpendidikan.com/:
http://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/Pengertian-Harga-Pokok-Harga-Pokok-Produksi-dan-Harga-pokok-penjualan.html
(1)
Gambar 4.43 Tampilan Interface Halaman Laporan Stok Obat
Halaman
output
laporan stok obat digunakan untuk melihat data obat
yang ada di Bagian Farmasi.
11. Halaman Menu Laporan Pesan Obat
(2)
69
Halaman
output
laporan pemesanan obat digunakan untuk melihat data
pemesanan obat.
Gambar 4.45 Tampilan Interface Halaman Laporan Pemesanan Obat
(Detail)
12. Halaman Menu Laporan Permintaan Obat
(3)
Halaman
output
laporan pemesanan obat digunakan untuk melihat data
pemesanan obat.
Gambar 4.47 Tampilan Interface Halaman Laporan Pemesanan Obat
(Detail)
13. Halaman Menu Laporan Penjualan Obat
(4)
71
Halaman
output
laporan penjualan obat digunakan untuk melihat data
penjualan obat.
Gambar 4.49 Tampilan Interface Halaman Laporan Penjualan Obat (Detail)
14. Halaman Menu Laporan Penerimaan Obat
(5)
Halaman
output
laporan penerimaan obat digunakan untuk melihat data
penerimaan obat.
Gambar 4.51 Tampilan Interface Halaman Laporan Penerimaan Obat
(Detail)
(6)
74
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, R. (2004). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Baroto, T. (2002). Perencanaan dan pengendalian produksi. Bogor: Ghalia Indonesia. Btb, F. (2016, Mei 28). cara menghitung harga jual apotek hja.html. Retrieved from
ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id:
http://ilmu- kefarmasian.blogspot.co.id/2014/06/cara-menghitung-harga-jual-apotek-hja.html
Carl S. Warren, J. M. (2005). Pengantar Akuntansi Edisi ke 21. Jakarta.: Penerbit Salemba Empat.
Fatta, H. A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. N, S. (2016, Mei 1). Pengertian Penjualan Dan Pemasaran Artikel Lengkap. Retrieved
from www.pengertianku.net:
http://www.pengertianku.net/2014/08/pengertian-penjualan-dan-pemasaran-artikel-lengkap.html
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Professional. Jakarta: Salemba Medika.
Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Erlangga. Ristono, A. (2009). Manajemen persediaan edisi . Yogyakarta: Graha Ilmu .
Siregar. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Supardi, I. Y. (2010). Ardikom Lautan Ilmu. Jakarta.
Syahrul, M. (2016, Mei 5). Pengertian Harga Pokok, Harga Pokok Produksi dan Harga pokok penjualan. Retrieved from http://www.wawasanpendidikan.com/: http://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/Pengertian-Harga-Pokok-Harga-Pokok-Produksi-dan-Harga-pokok-penjualan.html