Tinjauan atas Prosedur dan Pelaksanaan SP2D pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat

  

TINJAUAN ATAS PROSEDUR DAN PELAKSANAAN SP2D PADA

BAGIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek

Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu

  

Oleh :

Nama : Roy Hamdani S Nim : 21110121

  

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

  Nama Lengkap : Roy Hamdani Simarmata Tempat tanggal lahir : Cimahi, 13 April 1993 Agama : Kristen Protestan Jenis Kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Komp. Cilame Permai Jl.Perisai Blok E No. 1

  Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat

DATA PENDIDIKAN

  SDN Marga Jaya 1999-2004 SMPN 6 Cimahi 2004-2007 SMAN 3 Cimahi 2007-2010 Universitas Komputer Indonesia 2010- Sekarang

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

  2.2 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................... 16

  3.1.4 Pengertian SP2D .................................................................. 24

  3.1.2 Manfaat Prosedur ................................................................. 24

  3.1.2 Karakteristik Prosedur ......................................................... 23

  3.1.1 Pengertian Prosedur ............................................................. 22

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................... 22

  BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ......................................................... 20

  2.3 Uraian Tugas Perusahaan ............................................................. 17

  2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................... 10

  

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ..................................................... 8

  1.3.2 Kegunaan Praktis ..................................................................... 7

  1.3.1 Kegunaan akademis ................................................................. 7

  1.3 Kegunaan Kerja Praktek .................................................................. 6

  1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek .................................................. 6

  1.1 Latar Belakang Kerja Praktek .......................................................... 1

  BAB I PENDAHULUAN

  3.1.5 Pihak Terkait dalam penerbitan SP2D ................................. 25

  3.3 Pembahasan Kuliah Kerja Praktek ............................................... 27

  3.3.1 Prosedur SP2D pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan ....... 27

  3.3.2 Pelaksanaan SP2D pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan . 32

  BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

  4.1 Kesimpulan ................................................................................... 51

  4.2 Saran ............................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 55

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ........................................................ 9

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Contoh Formulir SPP LS Gaji & Tunjangan ................................... 35Gambar 3.2 : Contoh Formulir SPM LS Gaji & Tunjangan .................................. 38Gambar 3.3 : Contoh Formulir SP2D LS Gaji & Tunjangan ................................. 42Gambar 3.4 : Contoh Formulir SP2D LS Gaji & Tunjangan ................................. 43Gambar 3.5 : Contoh Formulir SPJ LS Gaji & Tunjangan .................................... 45Gambar 3.6 : Contoh Formulir Surat Penolakan SP2D LS Gaji dan Tunjangan ... 49

  DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Kuliah Kerja Praktek ............................................. 56

Lampiran 2 : Surat Keputusan Permohonan Kerja Praktek ....................................... 57

Lampiran 3 : Daftar Kehadiran Kerja Praktek ........................................................... 58

Lampiran 4 : Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Instansi ................. 59

Lampiran 5 : Surat Keterangan Persetujuan Publikasi ............................................... 60

Lampiran 6 : Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek ................................................ 61

Lampiran 7 : Struktur Organisasi Bagian Akuntansi dan Pelaporan ......................... 62

Lampiran 8 : Flow Chart atas Prosedur dan Pelaksanaan SP2D ................................ 63

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Kerja Praktek yang berjudul ”Tinjauan Atas

  

Prosedur dan Pelaksanaan SP2D Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dapat diselesaikan.

  Penulisan Laporan Kerja Praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah Kerja Praktek Semester VII Program Strata I pada Jurusan Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia. Dalam penyajian Laporan Kerja Praktek ini penulis menyadari masih belum mendekati kesempurnaan.

  Namun penulis mengharapkan semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.

  Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si, Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  4. meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan sehingga laporan ini dapat selesai.

  5. Lilis Puspitawati,SE,M.Si.,Ak.CA Selaku Koordinator Kerja Praktek Unikom yang memberikan waktu dan saran untuk penulis.

  6. Bapak Dindin Mahpudin.,Se.,Ak,M.Ak yang telah memberikan pengarahan kepada penulis selama melaksanakan Kerja Praktek.

  7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti kepada penulis untuk keberhasilan penulis.

  8. Yohanti Ambarita terimakasih untuk bantuan, dukungan dan motivasi serta kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

  9. Sahabat-sahabatku Buddy hendrawan dan Siti Nurdinah terimakasih atas dukungan, kebersamaan, saran dan telah memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan ini. Teman-teman Ak 3 terimakasih atas kebersamaannya.

  10. Pemuda GKPS yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan menghibur disaat penulis sedang bimbang.

  11. Semua pihak yang telak membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan ini Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini. Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat dimanfaatkan dan dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan.

  Akhir kata, semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa

  Bandung, Desember 2013 Penulis

  Roy Hamdani S Nim : 21110121

  DAFTAR PUSTAKA Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

  Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Peraturan Dirjen Pembendaharaan nomor PER-34/PB (pasal 1:9), 2006 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.58 (pasal 1:13) tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, 2005.

  Deddi Nordiawan dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan , Jakarta : Salemba Empat. Permendagri No.13 tentang Pedoman Penatausahaan APBF, 2009. Salemba Empat Ardiyos. 2008. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

  M. Nafarin. 2007. Penganggaran perusahaan. Jakarta: Selemba Empat

  

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemerintah adalah sistem yang menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintahan pusat, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota. Pemerintahan yang lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebih sempit. Pemerintahan Provinsi Provinsi Jawa Barat adalah satu pemerintahan yang berada dibawah naungan pemerintah pusat.

  Pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat yang didasarkan pada asas desentralisasi atau lebih dikenal dengan otonomi daerah. Otonomi daerah berdampak pada penyelenggaraan pemerintah secara pribadi.

  Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memperkuat Pemerintah daerah untuk melaksanakan otonomi daerah berdasarkan urusan yang menjadi kewenangannya.

  Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasari UU No. 22 tahun

  Ϯ

  mengurus rumah tangganya sendiri dengan sedikit campur tangan pemerintah pusat. Selain itu, UU tersebut memberikan penegasan bahwa daerah memiliki kewenangan untuk menentukan alokasi sumber daya ke dalam belanja - belanja dengan menganut asas kepatutan, kebutuhan dan kemampuan daerah.

  Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Dalam rangka pertanggungjawaban tersebut diperlukan penerapan sistem pelaporan keuangan yang tepat, jelas dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya reformasi dan pengembangan khususnya dibidang akuntansi pemerintahan, yang berkesinambungan sehingga terbentuk suatu sistem yang tepat.

  Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Misi utama dari UU 22/1999 dan UU 25/1999 bukan sekedar keinginan untuk melimpahkan kewenangan dan pembiayaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih penting adalah keinginan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas harus acuan dalam

  ϯ

  diperlukan sistem akuntansi yang baik karena sistem akuntansi merupakan pendukung terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang transparan, adil, efektif dan efisien sebagai wujud dari good governance. Pengembangan sebuah sistem yang dianggap tepat untuk dapat diimplementasikan di daerah, yaitu yang menghasilkan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SKAD) yang diharapkan dapat mengganti sistem akuntansi yang diterapkan di Pemerintahan Daerah selama ini.

  Dalam melakukan segala sesuatu tentunya pasti ada prosedurnya yang artinya suatu urutan kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam kepada transaksi yang terjadi di sebuah perusahaan maupun instansi. Sedangkan untuk proses prosedur/siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan suatu instansi untuk suatu waktu periode tertentu, siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi sampai ke tahap penyiapan laporan keuangan pada akhir periode.

  Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu entitas pelaporan yang wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan,kemudian pada bagian akuntansi pelaporan juga harus dapat menyelenggarakan akuntansi secara tepat dan akurat. Sistem akuntansi di bagian Akuntansi Pelaporan ini khususnya untuk mengentry data pada SP2D dilakukan secara komputerisasi supaya lebih memudahkan para pegawai untuk mempercepat proses pengentrian data namun ada

  ϰ

  proses pencairannya nanti. SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. Surat Perintah Membayar (SPM) sendiri adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau Satuan Kerja serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

  Sementara itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember yang sesuai dengan tahun yang akan digunakan maka jelaslah bahwa SP2D diterbitkan oleh KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) selaku kuasa bendahara umum Negara yang mempunyai hak untuk mengatur APBN di setiap Instansi Pemerintahan tetapi SP2D yang akan diterbitkan di daerah masing– masing yaitu oleh BUD (Bendahara Umum Daerah). Adapun masalah yang kerap kali muncul untuk melakukan pencairan dana SP2D, dan sering kerap kali dana ini

  ϱ

  Dalam melaksanakan pencairan dana, SP2D sendiri mempunyai ketentuan ketentuan dan prosedur yang berlaku dan juga tentunya di dukung dengan adanya dokumen–dokumen yang sah dan catatan–catatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah tentang pencairan dana SP2D. Sebelum SP2D dicairkan oleh BUD terlebih dahulu pengguna harus membuat/menerbitkan SPM dan juga harus dibuat secara legal kemudian tanda tangan dokumen SPM dilakukan oleh pengguna/ketua anggaran yang bersangkutan sebagai sebuah pernyataan, setelah ditanda tangani kemudian diajukan kepada bendahara BUD sebagai otoritas yang akan melakukan pencairan dana.

  SPM dapat diterbitkan jika pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan. Apabila SP2D yang di-return/ditolak oleh Bank Penerima yaitu Bank Jabar (Bank yang telah secara resmi dipercaya oleh Pemerintahan Jawa Barat untuk menyimpan semua harta yang dimiliki Pemprov Jabar) ditindaklanjuti oleh KPPN dengan pemberitahuan kepada satuan kerja supaya ada perbaikan/ralat nama/rekening pada pihak penerima, namun apabila dalam waktu tujuh hari kerja belum ditindaklanjuti oleh satker, maka uang return SP2D tersebut akan disetor kembali ke rekening kas negara sehingga penyelesaiannya tidak cukup dengan surat ralat yang dilampirkan, namun prosesnya diatur tersendiri. Kerja Praktek ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi di pemerintahan yang dikhususkan pada

  ϲ

  Pelaporan, Oleh karena itu penulis ingin menulis laporan yang berjudul “Tinjauan

  

Atas Prosedur dan Pelaksanaan SP2D Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat”. Laporan ini menyajikan hasil

  pengamatan dan pengalaman yang didapat selama melakukan kegiatan kerja praktek pada bagian Akuntansi Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

  Adapun maksud yang ingin dicapai dalam pembuatan Laporan Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prosedur dan pelaksanaan SP2D pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

  Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek ini adalah : 1.

  Untuk mengetahui prosedur SP2D pada bagian Akuntansi dan Pelaporan.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan SP2D pada bagian Akuntansi dan Pelaporan.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

  Hasil dari kuliah kerja praktek ini diharapkan dapat membantu dan memberikan informasi bagi penulis, instansi Pemerintahan yang diteliti, juga semua orang yang membacanya, Kegunaan kuliah kerja praktek ini di bedakan menjadi 2 yaitu :

  ϳ

1.3.1 Laporan ini dapat berguna untuk : 1.

  Pengembangan Ilmu Memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi ilmu akuntansi tentang proses pelaksanaan SP2D pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

2. Penulis

  Laporan ini berguna bagi penulis untuk menambah wawasan, serta penulis dapat memperoleh pengalaman di dunia kerja sebagai studi banding dari apa yang di dapat selama perkuliahan dengan kerja praktek ini, juga mengembangkan mental dan budaya kerja serta sebagai langkah evaluasi diri si penulis. Selain dari pada itu penulis dapat lebih memahami apa itu SP2D secara luas dan apabila nanti penulis bekerja di instansi tersebut penulis tidak merasa asing lagi dengan apa yang dimaksud SP2D.

  3. Pihak lain Diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dan refrensi mengenai proses pelaksanaan SP2D di bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

1.3.2 Kegunaan Praktis 1.

  Instansi Pemerintahan Membantu proses penyeleksian, penginputan dan perekapan SP2D pada bagian

  ϴ

2. Diharapkan hasil dari kerja praktek ini dapat dijadikan tolak ukur supaya kinerjanya semakin baik lagi.

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

  Kerja Praktek dilakukan oleh penulis pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di jalan Diponegoro No.22 Bandung 40115. Tlp.(022) 4232448 – 4233347 – 4230963.Waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini berlangsung mulai 12 Agustus sampai 13 September 2013.

  ϵ Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

  Keterangan No Agustus September Oktober November Desember

  1 Tahap Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Mengambil Surat Izin Kerja Praktek Mencari Tempat Kerja Praktek Menentukan tempat Kerja Praktek

  2 Tahap Pelaksanaan Mengajukan surat permohonan kerja praktek Meminta surat pengantar ke Perusahaan Kerja Praktek di Perusahaan Pengenalan Jabatan Jabatan Fungsional Pengambilan Data

  3 Tahap Pelaporan Menyiapkan Laporan kerja Praktek Bimbingan Kerja Praktek

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

  Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekertariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah, yang pembentukannya berdasarkan Undang-ndang Nomor 22 tahun 1999 pasal 68 ayat 1 dan peraturan pemerintah nomor 84 tahun 2000 pasal 1 ayat 2 yang kemudian dibentuk berdasarkan peraturan daerah nomor 13 tahun 2000 tentang sekertariat daerah.

  Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 6 ayat (1), Sekretaris daerah merupakan koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah.

  Tugas pokok sekretariat daerah yaitu membantu Gubernur dalam pelaksanaan tugas pemerintah, organisasi dan tatalaksana serta memberi pelayanan administratif kepada seluruh perangkat pemerintah. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya tersebut, Sekretariat Daerah juga berfungsi sebagai : 1.

  Pengkoordinasi perumusan kebijakan pemerintah daerah.

  2.

  11

  3. pemerintah daerah.

4. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dengan tugas dan fungsinya.

  Adapun visi dan misi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dapat mendorong efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Barat yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang ingin dicapai. Visi Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2013 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat adalah “Tercapainya Masyarakat Jawa

  

Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”. Penjabaran makna dari Visi

  Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut : 1.

  Mandiri adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik berbasis e-government, energi, infrastruktur, lingkungan dan sumber daya air.

  2. Dinamis adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara aktif mampu merespon peluang dan tantangan zaman serta berkontribusi dalam proses pembangunan.

  3. Sejahtera adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam

  12 Dalam mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka rumusan Misi Provinsi Jawa Barat dalam rangka pencapaian Visi Jawa Barat ditetapkan dalam 5 (lima) misi, yaitu:

  Misi Pertama, “Mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang produktif dan berdaya saing ”.

  Misi ini memiliki tujuan untuk mendorong masyarakat ke arah peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kompetensi kerja dan menjadikan masyarakat Jawa Barat yang sehat, berbudi pekerti luhur serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sasarannya adalah tuntasnya program pemberantasan buta aksara, meningkatnya akses dan mutu pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pencanangan wajib belajar 12 tahun bagi anak usia sekolah

  Misi Kedua, “Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional B erbasis Potensi Lokal”.

  Misi ini memiliki tujuan untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal. Sasarannya adalah meningkatnya aktivitas ekonimi regional berbasis potensi lokal, meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing, meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja, terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat.

  13

  Wilayah”.

  Misi ini memiliki tujuan untuk menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. Sasarannya adalah tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan perhubungan orang, barang dan jasa; Tersedianya infrastruktur sumber daya air dan irigasi yang handal untuk mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air.

  Misi Keempat, “Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Unt uk Pembangunan yang Berkelanjutan”.

  Misi ini memiliki tujuan untuk mewujudkan keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan pembangunan. Sasarannya adalah terkendalinya pertumbuhan, pertambahan jumlah serta persebaran penduduk; berkurangnya tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana, meningkatnya fungsi kawasan lindung Jawa Barat.

  Misi Kelima, “Meningkatkan Efektifitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi”.

  Misi ini memiliki tujuan mengembangkan birokrasi yang semakin profesional dan akuntabel serta mewujudkan kehidupan demokrasi dan terpeliharanya semangat kebangsaan. Sasarannya adalah meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur yang berbasis kompetensi, terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah serta pengelolaan

  14 Biro Keuangan merupakan salah satu unsur dari organisasi Pemerintah

  Daerah Provinsi Jawa Barat yang bertugas mengelola seluruh keuangan organisasi tersebut. Sejak tahun 1950 segala urusan keuangan daerah dipegang oleh Biro Keuangan yang berkantor di Jl. Gereja No. 5 Bandung. Pada tahun 1967, Biro Keuangan dipindahkan ke Gedung Kerta Mukti di Jl. Braga No. 137 Bandung, Dengan tugas dan fungsi yang sama. Kemudian pada tahun 1968, Biro Keuangan diganti menjadi administrator Bidang keuangan yang disesuaikan dengan struktur organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai assist. III . dengan diterbitkannya peraturan daerah Tk I Jawa Barat No. 1 Tahun 1993 tentang susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat Wilayah Daerah Tk 1 Jawa Barat dan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yang baru penggunaan Biro Keuangan ini digunakan sampai sekarang dengan tugas dan fungsi yang sama.

  Biro Keuangan mempunyai tugas pokok dalam mengkoordinasikan pengelolaan keuangan daerah yang meliputi keseluruhan kegiatan dalam rangka proses pelaksanaan administrasi APBD, yang terdiri dari Perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban.

  Selain itu Biro Keuangan memiliki fungsi dalam mengelola keuangan daerah yaitu Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan APBD, meliputi kegiatan penatausahaan sampai dengan pengendalian Administrasi pengelolaan Keuangan Daerah, Mengkoordinasikan perhitungan APBD dalam rangka pelaporan pertanggungjawaban Gubernur dan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan di Bidak keuangan Daerah, Melaksanakan pengendalian/pengawasan

  15 pengelolaan keuangan daerah secara teknis fungsional dalam pengurusan keuangan secara khusus.

  1. Visi Biro Keuangan Visi biro keuangan adalah Terwujudnya Good Governance dalam

  Pengelolaan Keuangan Daerah yang Prima tahun 2011. Sedangkan misi dari Biro Keuangan adalah : a.

  Memberikan kontribusi yang nyata terhadap visi dan dapat dipertanggungjawabkan.

  b.

  Memberikan pelayanan yang prima dalam hal administrasi dan informasi keuangan secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan ketentuan yang berlaku c. Melaksanakan antisipasi terhadap setiap perubahan yang akan mempengaruhi kebijakan keuangan daerah melalui pengkajian dan analisis sesuai tuntutan kebutuhan dan perkembangan keadaan.

  2. Fungsi Biro Keuangan Biro Keuangan mempunyai tugas pokok dalam mengkoordinasikan pengelolaan keuangan daerah yang meliputi keseluruhan kegiatan dalam rangka proses pelaksanaan administrasi APBD, yang terdiri dari : 1.

  Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Penatausahaan 4.

  16 Selain itu, Biro Keuangan memiliki fungsi dalam mengelola keuangan daerah sebagai berikut:

  1. Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan APBD, meliputi kegiatan penatausahaan sampai dengan pengendalian Administrasi pengelolaan Keuangan Daerah.

  2. Mengkoordinasikan perhitungan APBD dalam rangka laporan pertanggungjawaban Gubernur dan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan di Bidang Keuangan Daerah.

3. Melaksanakan pengendalian/pengawasan preventif pelaksanaan APBD.

  4. Menyelenggarakan pembinaan kepada aparat pengelolaan keuangan daerah secara teknis fungsional dalam pengurusan keuangan secara khusus.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

  Struktur Organisasi merupakan susunan wewenang kerangka kerja yang mewujudkan pola kerja tetap serta mengatur hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang mewujudkan kedudukan dan peranan masing-masing jabatan dalam mewujudkan kerjasama, struktur organisasi juga membuka adanya kesatuan arah dan langkah dalam melaksanakan kegiatan, serta adanya kejelasan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari orang-orang yang melaksanakan tugas tersebut.

  Struktur organisasi pada bagian Akuntansi dan Pelaporan yang baru sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang

  17 Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai berikut : Bagian Akuntansi dan Pelaporan adalah salah satu bagian dari biro keuangan yang memiliki subbagian diantaranya :

1. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan; 2.

  Subbagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset; 3. Subbagian Evaluasi dan Pembinaan;

  Struktur organisasi pada bagian Akuntansi dan Pelaporan yang saat ini sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja dan strukturnya menggunakan suatu bentuk vertikal yang mempunyai pimpinan yang memerintah dari atas sampai bawah, persoalan-persoalan yang terdapat pada bagian bawah tangga organisasi harus diajukan ke pihak atasan untuk mendapatkan penyelesaian. Pada sistem ini, garis lurus tampak dari kebijaksanaan dan kekuasaan yang langsung dari atas ke bawah dan garis pertanggungjawaban dari bawah ke atas. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada lampiran.

2.3 Uraian Tugas Perusahaan Bagian Akuntansi dan pelaporan

  Bagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset,

  18 Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut, Bagian

  Akuntansi dan Pelaporan mempunyai fungsi: a.

  Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan umum akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan b.

  Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan c.

  Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan

1. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan

  Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi pelaporan serta evaluasi akuntansi dan pelaporan.

  Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai fungsi:

  a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan umum akuntansi dan pelaporan b.

  Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan c. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi akuntansi 2.

   Subbagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset

  Subbagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi akuntansi dan hasil inventarisasi aset serta sistem informasi keuangan.

  19 Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Subbagaian Akuntansi dan

  Inventarisasi Aset mempunyai fungsi: a.

  Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan umum akuntansi dan hasil inventarisasi aset serta sistem informasi keuangan b.

  Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan hasil inventarisasi aset serta sistem informasi keuangan c.

  Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi akuntansi dan hasil inventarisasi aset serta sistem informasi keuangan

3. Subbagian Evaluasi dan Pembinaan

  Subbagian Evaluasi dan Pembinaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi dan pembinaan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan Kabupaten/Kota.

  Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Subbagaian Evaluasi dan Pembinaan mempunyai fungsi: a.

  Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan umum evaluasi dan pembinaan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan Kabupaten atau Kota.

  b.

  Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan Kabupaten atau Kota c. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi dan pembinaan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan Kabupaten atau Kota.

  20

2.4 Bagian Akuntansi dan Pelaporan dalam melaksanakan kegiatan

  operasional, didasarkan kepada tugas dan masing-masing wewenang yang disesuaikan dengan susunan struktur organisasi yang antara lain sebagai berikut: a.

  Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Badan/Kantor, Kepala Sekretariat, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang, Kepala Seksi dan kelompok tenaga Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sikronisasi baik dalam lingkungan masing-masing sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing.

  b.

  Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

  c.

  Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

  d.

  Setiap pemimpin satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab pada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat waktu.

  e.

  Setiap laporan yang diterima oleh pemimpin satuan organisasi dan bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk

  21 f. laporan wajib disampaikan pula kepada atasan tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab III serta data yang diperoleh penulis, maka penulis dapat memberikan kesimpulannya sebagai berikut :

  1. Dari prosedur SP2D terletak pada prosesnya yang sangat teratur, detail dan jelas. Hal ini akan mempersulit tindak kecurangan dalam pengajuan SP2D dikarenankan ketatnya proses verifikasi dari masa pengajuan sampai SP2D bisa dicairkan. Namun saat pengisian SP2D sendiri membutuhkan banyak waktu dari mulai awal mempersiapkan dokumen sampai proses pencairan dana, selain itu format formulir pada SP2D saat ini sangatlah sulit untuk dipahami sehingga kemungkinan para pengguna salah atau kelirunya pada saat pengisiannya.

  2. Dari pelaksanaan SP2D sendiri pada tahap pengajuan dokumen sudah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Selain itu Pemerintah Daerah lebih mudah untuk mengawasi setiap kegunaan dan pemanfaatan dana dari SP2D yang sudah dicairkan. Namun dalam pelaksanaannya masih ada pengguna anggaran yang salah atau keliru dalam pengisian formulir yang mengakibatkan terlambatnya pencairan dana.

  52

4.2 Saran

  Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan kerja praktek di Instansi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat bagian Akuntansi dan Pelaporan ,di dalam pelaksanaan SP2D sudah sangat terkoodinir dengan baik. Akan tetapi dalam pelaksanaannya juga masih ada sedikit kelemahan yang harus dibenahi, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut,yaitu:

  1. Dalam hal pelaksanaannya sebaiknya tidak perlu menggunakan banyak dokumen pembantu, hal ini yang sering kali menyebabkan para pengguna anggaran keliru dan salah dalam penyiapan dan pengisian dokumen. Sebaiknya dokumen tersebut hanya terdiri dari satu dokumen saja, namun harus dipikirkan kembali format dokumen tersebut secara lengkap dan jelas.

2. Sebaiknya para pengguna anggaran diberikan simulasi sebelum melaksanaan

  SP2D supaya dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi dan dana tersebut dapat dicairkan tepat pada waktunya.