Tinjauan Atas Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi Dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
(2)
Tinjauan Atas Pencatatan Laporan Arus Kas
Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Disusun oleh
NAMA : AMELIA HALOHO
NIM : 21108146
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat serta dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek.
Laporan ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Kerja Praktek dengan judul Tinjauan Atas Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
Penulis pun menyadari dalam penulisan laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Rasa terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Dr.Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. 2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., M.Si.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Sri Dewi Anggadini,SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi. 4. Surtikanti, SE.,M.Si.,selaku Dosen pembimbing Kuliah Kerja Praktek.
5. Dedy Hikmat, SE ,Selaku pembimbing Kuliah Kerja Praktek pada Bagian Akuntansi Pelaporan Biro Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
6. Seluruh karyawan dan karyawati di Bagian Akuntansi Pelaporan Biro Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. 7. Mama dan Bapa saya yang selalu memberikan semangat, doa, maupun material.
(5)
8. Kakak saya Ita irawati, abang saya Parmanto dan Benson, adik saya Lastri dan Nober yang telah memberikan semangat dan doa.
9. Abang ku Kriston, Liber, dan Leo nardo yang selalu memberikan semangat.
10. Buat sobat ku Mesli, Widya, Yolan dan Laura yang selalu memberikan semangat dan doa.
11. Untuk bng Ivan (Ivanitus) yang selalu membantu dan memberikan masukan serta doanya.
12. Adik-adik ku Andes, Barnes dan Ardi yang telah memberikan semangat dan doa. 13. Semua teman AK-4 yang selalu membantu dan memberikan semangat.
14. Semua teman Akuntansi Sektor Publik yang selalu mebantu memberikan informasi pembuatan laporan.
15. Semua orang yang telah membantu dalam penulisan laporan ini secara langsung maupun tidak langsung.
Bandung, Desember 2011 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang penelitian ... 1
1.2Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 5
1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 5
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ... 5
1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 5
1.4Metode Kerja Praktek ... 6
1.5Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 7
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat... 9
2.2Struktur Organisasi Perusahaan ... 11
2.3Uraian Tugas Perusahaan ... 13
2.4Aspek Kegiatan Perusahaan ... 16
BAB III PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK 3.1Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 18
(7)
3.1.1 Pengertian Prosedur ... 18
3.1.2 Pengertian Laporan Arus Kas ... 18
3.1.3 Kegunaan Laporan Arus Kas ... 19
3.2Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 20
3.2.1 Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas ... 21
3.2.2 Pencatatan Laporan Arus Kas ... 24
3.3Pembahasan Hasil Kerja Praktek ... 25
3.3.1 Analisis Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas ... 25
3.3.2 Analisis Pencatatan Laporan Arus Kas ... 26
Bab IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 28
4.2 Saran ... 29
Daftar pustaka ... 30
LAMPIRAN ... 31
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Pemerintah Indonesia telah menggulirkan Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal sejak tahun 1999. Dalam rangka otonomi ini telah dikeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan, antara lain Undang-undang No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (PP/SAP Nomor 24 Tahun 2005).
Dalam rangka menindaklanjuti peraturan peundang-undangan tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 105/2000 yang mengatur Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 32 ayat (2) yang menyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (PP/SAP Nomor 24 Tahun 2005).
Standar akuntansi pemerintahan dimaksud dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Peraturan Pemerintah ini juga merupakan
(9)
pelaksanaan Pasal 184 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan (PP/SAP Nomor 24 Tahun 2005).
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus kas sesuai dengan standar ini untuk setiap periode penyajian laporan keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok. (PP/SAP No.03).
Pernyataan Standar Laporan arus kas ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas pemerintah pusat dan daerah, satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat dan daerah, atau organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan atau menurut standar, satuan organisasi dimaksud wajib menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan negara/daerah (PP/SAP No.03).
Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggung-jawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat
(10)
bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas) (PP/SAP No 03).
Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan daaerah harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Laporan keuangan pemerintah daerah harus memberikan infomasi keuangan secara terbuka dan jujur agar terhindar dari kesalahan dalam pencatatan maupun penyelewengan dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah (Dedy Hikmat, SE , Selaku Pelaksana Bagian Akuntansi Pelaporan Biro Keuangan).
Permasalahan yang sering terjadi saat pencatatan arus kas pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu bahwa sering kali para karyawan mengeluh karena data-data laporan keuangan untuk arus kas sering terlambat karena data-data-data-data atau bukti – bukti transaksi masih ada di bagian Kuasa Daerah karena Sumber Daya Manusia yang kurang disiplin pada saat penyerahan bukti transaksi tersebut seperti Surat Perintah Membayar, hal tersebut dikarenakan lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur, sehingga proses penyusunan laporan keuangan arus kas terhambat dikarenakan oleh data data yang diterima belum lengkap, hal tersebut menyebabkan terlambatnya proses penyusunan laporan keuangan arus kas (Dedy Hikmat, SE ,Selaku Pelaksana Bagian Akuntansi Pelaporan Biro Keuangan).
(11)
Tabel 1.1
Data keterlambatan selama tahun 2011
Akhir Penyerahan Penerimaan Keterlambatan
10 Juni 2011 15 Juni 5 Hari
10 Juli 2011 13 Juli 3 Hari
10 Agustus 2011 20 Agustus 10 Hari
10 September 2011 15 September 5 Hari
10 Oktober 2011 1 November 22 Hari
10 November 2011 5 Desember 25 Hari
Sumber : Data Penerimaan Dokumen Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan peninjauan lebih jauh tentang aktivitas ekonomi, khususnya pencatatan laporan keuangan arus kas dalam sebuah Laporan Kerja Praktek (LKP) dengan judul “Tinjauan Atas Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat”.
(12)
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Dengan melakukan penelitian ini, penulis mengetahui informasi mengenai prosedur dan pelaksanaan penyusunan laporan keuangan arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
1.2.1 Maksud Kerja Praktek
Maksud dari penelitan ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dan penyusunan Laporan Keuangan Arus kas.
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan melakukan Penelitian di bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat diantaranya :
1. Untuk mengetahui prosedur penerimaan dan pengeluaran arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui pencatatan laporan arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek Penelitian ini dapat berguna untuk :
1. Bagi penulis
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai pelaksanaan pencatatan laporan keuangan arus kas
b. Membandingkan antara teori yang penulis terima selama perkuliahan dengan praktek sesungguhnya.
(13)
2. Bagi Instansi
Membantu pihak perusahaan khusunya pada bagian keuangan dalam melaksanakan tuganya sehari-hari.
3. Bagi pengembangan ilmu akuntansi
Memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi ilmu akuntansi tentang ada tidaknya keterkaitan penggunaan prosedur pencatatan dengan keefektifan kegiatan di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
4. Bagi peneliti lain/pembaca
Dapat dijadikan bahan acuan dan referensi mengenai prosedur pencatatan laporan keuangan arus kas pada instansi lain dari hasil penelitian yang akan dilakukan.
1.4 Metode Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini penulis menggunakan metode Blok Realeas,
yaitu metode yang menyelenggarakan Kuliah Kerja Praktek dalam suatu periode selama satu bulan.
1. Studi kepustakaan (Library Study)
Studi kepusatakaan (Library Research) yaitu dengan mempelajari berbagai terature yang berhubungan dengan objek penelitian yang akan dibahas guna mendapatkan landasan teori dan sebagai dasar melakukan penelitian.
(14)
2. Studi lapangan (Field Study)
Studi lapangan (Field Research) yaitu dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan mengadakan penelitian ke lapangan.
a. Observasi langsung
Observasi langsung yaitu penulis melakukan pengamatan dan tujuan ke lapangan dengan melihat, mengikuti, mencatat, dan ikut serta dalam kegiatan kegiatan responden.
b. Wawancara langsung
Wawancara dilaksanakan oleh penulis dengan manajer dan staf karyawan di kantor.
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Dalam melakukan kegiatan penelitian ini penulis mengambil lokasi yang dilakukan di Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat di bagian Akuntansi Pelaporan Jl. Diponegoro no.22 Bandung 40115,Telp (022) 4232448 – 4233347 – 423096.
(15)
Adapun jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut: Table 1.2 Waktu Penelitian
No Keterangan Juni Oktober November Desember
1 Tahap Persiapan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I a.Mengambil
surat izin kerja praktek b.Mencari tempat kerja praktek c.Menentuka
n tempat kerja praktek 2 Tahap
Pelaksanaan a.Mengajuka n surat permohona n kerja praktek b.Meminta surat pengantar ke perusahaan c.Kerja
praktek di perusahaan Pengenalan jabatan-jabatan fungsional · Pengambilan data : d.Penyusuna
n Laporan Kerja Praktek 3 Tahap
Pelaporan a.Menyiapka
n Laporan Kerja Praktek b.Bimbingan
kerja praktek
(16)
(17)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekretariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah, yang pembentukannya berdasarkan Undang-ndang Nomor 22 tahun 1999 pasal 68 ayat 1 dan peraturan pemerintah nomor 84 tahun 2000 pasal 1 ayat 2 yang kemudian dibentuk berdasarkan peraturan daerah nomor 13 tahun 2000 tentang sekertariat daerah.
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 6 ayat (1) Sekretaris daerah merupakan koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah.
Tugas pokok sekretariat daerah yaitu membantu Gubernur dalam pelaksanaan tugas pemerintah, organisasi dan tata laksana serta member pelayanan administratif kepada seluruh perangkat pemerintah. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya tersebut, Sekretariat Daerah juga berfungsi sebagai :
1. Pengkoordinasi perumusan kebijakan pemerintah daerah
2. Penyelenggaraan Administrasi pemerintah dan pelaksanaan pelayanan admnistrasi kepada seluruh perangkat pemerintah daerah.
(18)
3. Pengendalian sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintah daerah.
4. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dengan tugas dan fungsinya. Biro Keuangan merupakan salah satu unsur dari organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang bertugas mengelola seluruh keuangan organisasi tersebut. Sejak tahun 1950 segala urusan keuangan daerah dipegang oleh Biro Keuangan yang berkantor di Jl. Gereja No. 5 Bandung. Pada tahun 1967, Biro Keuangan dipindahkan ke Gedung Kerta Mukti di Jl. Braga No. 137 Bandung, Dengan tugas dan fungsi yang sama. Kemudian pada tahun 1968, Biro Keuangan diganti menjadi administrator Bidang keuangan yang disesuaikan dengan struktur organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai assist. III . dengan diterbitkannya peraturan daerah Tk I Jawa Barat No. 1 Tahun 1993 tentang susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat Wilayah Daerah Tk 1 Jawa Barat dan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yang baru penggunaan Biro Keuangan ini digunakan sampai sekarang dengan tugas dan fungsi yang sama.
Biro Keuangan mempunyai tugas pokok dalam mengkoordinasikan pengelolaan keuangan daerah yang meliputi keseluruhan kegiatan dalam rangka proses pelaksanaan administrasi APBD, yang terdiri dari :Perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban.
Selain itu, Biro Keuangan memiliki fungsi dalam mengelola keuangan daerah yaitu Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan APBD, meliputi kegiatan penatausahaan sampai dengan pengendalian Administrasi pengelolaan Keuangan
(19)
Daerah, Mengkoordinasikan perhitungan APBD dalam rangka laporan pertanggungjawaban Gubernur dan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan di Bidang Keuangan Daerah, Melaksanakan pengendalian/pengawasan preventif pelaksanaan APBD, Menyelenggarakan pembinaan kepada aparat pengelolaan keuangan daerah secara teknis fungsional dalam pengurusan keuangan secara khusus.
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah suatu pengaturan orang-orang secara sengaja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Stutktur organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi dimana tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokan dan dikoordinasikan. Struktur organisasi berfungsi sebagai salah satu alat pengendalian manajemen dimana di dalam struktur tersebut terlihat dengan jelas aliran pemberian delegasi/wewenang serta tugas dan tanggung jawab masing-masing, sehingga dengan adanya struktur organisasi diharapkan tujuan organisasi dari instansi tersebut dapat dicapai dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Adapun struktur organisasi Biro Keuangan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
(20)
1. Kepala Biro Keuangan, yang membawahi : a) Bagian Anggaran, membawahi :
1) Sub bagian Anggaran Program 2) Sub bagian Anggaran Non Pprogram 3) Sub bagian Evaluasi dan Pembinaan b) Bagian Perbandaharaan , membawahi :
1) Sub bagian Perbendaharaan Belanja Program 2) Sub bagian Perbendaharaan Belanja Non Program 3) Sub bagian Belaja Pegawai
c) Bagian Akuntansi dan Pelaporan, membawahi : 1) Sub bagian Akuntansi dan Pelaporan
2) Sub bagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset 3) Sub bagian Evaluasi dan Pembinaan
d) Bagian Kas Daerah, membawahi : 1) Sub bagian Pengelolaan Kas 2) Sub bagian Penerimaan 3) Sub bagian Pengeluaran
e) Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah, membawahi : 1) Sub bagian Penganggaran
2) Sub bagian Penatausahaan
(21)
Struktur organisasi pada Biro Keuangan yang saat ini sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja. Dan strukturnya menggunakan suatu bentuk vertikal yang mempunyai pimpinan yang memerintah dari atas sampai bawah, persoalan-persoalan yang terdapat pada bagian bawah tangga organisasi harus diajukan ke pihak atasan untuk mendapatkan penyelesaian. Pada sistem ini, garis lurus tampak dari kebijaksanaan dan kekuasaan yang langsung dari atas ke bawah dan garis pertanggungjawaban dari bawah ke atas. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada lampiran.
2.3Uraian Tugas Perusahaan
Struktur organisasi merupakan kerangka dasar hubungan formal yang telah ditetapkan dan yang membatasi kedudukan antar alat organisasi, dengan tujuan organisasi membantu mengatur dan mangarahkan usaha-usaha dalam organisasi sedemikian rupa sehingga usaha tersebut terkoordinir dan sejalan dengan tujuan-tujuan organisasi.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 29 tahun 2009 pada pasal 131 menyebutkan :
1) Biro Keuangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perusahaan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, kas daerah dan administrasi keuangan secretariat daerah.
(22)
2) Dalam menyelenggarakan tugas tersebut biro keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan umum anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, kas daerah dan administrasi keuangan secretariat daerah.
b. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi anggaran, perbendaharaa, akuntansi dan pelaporan, kas daerah dan administrasi keuangan secretariat daerah.
c. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, kas daerah dan administrasi keuangan secretariat daerah.
3) Rincian tugas biro keuangan :
a. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja biro keuangan b. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum dan koordinasi serta
fasilitasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, kas daerah dan administrasi keuangan sekretarist daerah
c. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi anggaran d. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi perbendaharaan
e. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi akuntansi da pelaporan f. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi kas daerah
g. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi administrasi keuangan sekretariat daerah
h. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerah i. Menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan APBD
(23)
j. Menyelenggarakan pengendalian anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, kas daerah dan administrasi keuangan sekretariat daerah.
k. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan
l. Menyelenggarakan ketatausahaan biro keuangan
m.Menyelenggarakan koordinasi dengan badan koordinasi pemerintahan dan pembangunan wilayah, dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota
n. Menyelenggarakan perumusan bahan rencana strategis, laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP), dan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah (LPPD) biro keuangan.
o. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluas kegiatan biro keuangan p. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait
q. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 4) Sub bagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum akuntansi dan pelaporan b. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan
c. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi akuntansi
5) Sub bagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset mempunyai tugas :
a. Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum akuntansi dan hasil inventarisasi asset serta sistem informasi keuangan
b. Melaksanaan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan hasil inventarisasi asset serta siistem informasi keuangan
(24)
c. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi akuntansi dan hasil inventarisasi asset serta sistem infomasi keuangan.
6) Sub bagian evaluasi dan pembinaan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum evaluasi dan pembinaan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan kebupaten/kota b. Melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan kabupaten/kota
c. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi dan pembinaan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan kabupaten/kota.
2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan
Bagian akuntansi dan pelaporan merupakan salah satu bagian dari Biro Keuangan yang terdapat di Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dan berikut ini merupakan aktivitas yang dilakukan oleh bagian akuntansi dann pelaporan :
1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bagian Akuntansi dan Pelaporan 2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum akuntans keuangan daerah 3. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum pelaporan keuangan
daerah.
4. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan 5. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan inventarisasi 6. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi evaluasi dan pembinaan
(25)
7. Menyelenggarakan pengkajian bahan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
8. Menyelenggarakan pengkajian sistem informasi keuangan
9. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan evaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kabupaten/kota
10. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum pembinaan pengelolaan keuangan daerah akuntansi dan pelaporan.
11. Menyelenggarakan fasilitasi penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
12. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
13. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah, dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/kota
14. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bagian Akuntansi dan Pelaporan
15. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait
(26)
BAB III
PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam melaksanakan Kerja Praktek di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat penulis ditempatakan di bagian Biro keuangan khususnya pencatatan arus kas yang merupakan salah satu kegiatan perusahaan. Dalam melaksanakan Kerja Praktek ini penulis bisa mengetahui dan mempelajari kegiatan yang dilaksanakan oleh Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
3.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Ibnu Syamsi, SW (1994 : 16) mendefinisikan prosedur sebagai berikut: “Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan”.
Sedangkan definisi lain yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2008 : 264)
“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”
Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan akan menghasilkan efek netto yang terdefinisi.
3.1.2 Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Ihyaul Ulum MD (2004), pengertian Laporan Arus Kas adalah menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
(27)
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pembiayaan, dan nonanggaran.
Sedangkan menurut Indra Bastian (2003), pengertian laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam satu periode akuntansi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang mengkalasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pembiyaan, dan nonanggaran.
Pengklasifikasian Laporan Arus Kas menurut Ihyaul Ulum MD (2004), adalah arus masuk dan keluar kas yang berasal dari : aktivitas operasi, investasi, penbiayaan, dan nonanggaran. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, pembiayaan, dan nonanggaran memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh ari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar aktivitas operasi, investasi, pembiayaan, dan nonanggaran.
3.1.3 Kegunaan Laporan Arus Kas
Kegunaan laporan arus kas menurut PSAK 02 (2009) :
“Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
(28)
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.”
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Selama kerja praktek di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Penulis ditempatkan di bagian Akuntansi dan Pelaporan. Adapun kegiatan yang penulis lakukan pada bagian Akuntansi dan Pelaporan adalah sebagai berikut:
1. Membantu pekerjaan harian karyawan-karyawan pada bagian Akuntansi dan Pelaporan.
2. Mengumpulkan kwitansi-kwitansi atas pengeluaran.
3. Memasukkan dan menghitung data Rencana Kerja Anggaran 4. Menginput data SP2D
(29)
3.2.1 Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
1. Berdasarkan SPD (Surat Pencairan Dana) atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD (Surat Pencairan Dana), Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah).
Surat Permintaan Pembayaran (SPP), terdiri dari : a. SPP Uang Persediaan (SPP-UP)
b. SPP Ganti Uang (SPP-GU) c. SPP Tambahan Uang (SPP-TU) d. SPP Langsung (SPP-LS)
2. Pengajuan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana sampai dengan jenis belanja.
3. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka pengisian uang persediaan.
4. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD
(30)
(Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka ganti uang persediaan.
Dokumen SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) terdiri dari : a. Surat Pengantar SPP-GU
b. Ringkasan SPP-GU c. Rincian SPP-GU
d. Surat pengesahan laporan pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran atas penggunaan dana SPP-UP/GU/TU ssebelumnya
e. Salinan SPD
f. Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat pengajuan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) kepada Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD)
g. Lampiran lain yang diperlukan.
Ketentuan batas jumlah SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan) dan SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah.
5. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
(31)
melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka tambahan uang persediaan.
Dokumen SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) terdiri dari : a. Surat Pengantar SPP-TU
b. Ringkasan SPP-TU c. Rincian SPP-TU d. Salinan SPD
e. Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat pengajuan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) kepada Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD)
f. Surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan
g. Lampiran lainnya yang dibutuhkan.
6. Batas jumlah pengajuan SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) harus mendapat persetujuan dari PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah. Dalam hal tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). Pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan), SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Pembayaran-Uang) dan SPP
(32)
TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) digunakan dalam rangka pelaksanaan pengeluaran SKPD yang harus dipertanggungjawabkan.
3.2.2 Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Entitas pelaporan melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto pada aktivitas operasi, investasi, asset nonkeuangan, pembiayaan dan nonanggaran. Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara metode langsung, ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto. Entitas pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi.
Arus kas dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu, yaitu penerimaan dan pengeluaran arus kas. Metode langsung pada dasarnya merupakan rugi laba, berbasis tunai dan kas. Penyajian laporan arus kas dengan metode langsung dimulai dengan melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari aktivitas investasi dan pendanaan.
Metode langsung dapat menghsilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan menggunakan metode langsung informasi mengenai penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh. Hal ini sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan karena dapat menjelaskan aliran kas masuk dan kas keluar secara jelas.
(33)
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
3.3.1 Analisis Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Prosedur penerimaan dan pengeluaran arus kas pada bagian akuntansi dan pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah tepat karena terdapat beberapa tahapan verifikasi bukti yang kuat sebelum akhirnya pencairan dana dilakukan, sehingga pengeluaran tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini terlihat dari adanya prosedur-prosedur sebagai berikut: Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah), pengajuan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana sampai dengan jenis belanja, penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka pengisian uang persediaan, penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka ganti uang persediaan, batas jumlah pengajuan SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang)
(34)
harus mendapat persetujuan dari PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah, pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan), SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) dan SPP TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) digunakan dalam rangka pelaksanaan pengeluaran SKPD yang harus dipertanggungjawabkan.
Namun, prosedur tersebut belum dijalankan dengan baik oleh para karyawan karena masih adanya keterlambatan –keterlambatan penyusunan data. Sebaiknya bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melakukan evaluasi terhadap kinerja para karyawannya agar prosedur yang sudah baik dibuat dapat dilaksanakan dengan lebih disiplin oleh para karyawannya sehingga keterlambatan penyusunan laporan dapat diatasi.
3.3.2 Analisis Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Pencatatan arus kas pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sudah terlaksana tepat dengan menggunakan pencatatan metode langsung dimana penerimaan pendapatan dapat diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari pencatatan Laporan Arus Kas dilakukan dengan cara menyajikan kelompok-kelompok penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi, investasi, asset nonkeuangan, pembiayaan dan nonanggaran.
(35)
Entitas pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Keuntungan menggunakan metode langsung adalah sebagai berikut: Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas dimasa yang akan datang, lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan, data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi. Dengan menggunakan metode langsung berarti arus kas yang berasal dari aktivitas operasi harus disusun dengan menyajikan seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran kasnya serta tidak perlu dilakukan penyesuaian (adjustment) terhadap pendapatan dan belanja tersebut karena semua pencatatan didasarkan atas asas kas (cash basis). Namun agar pelaporan tidak terjadi keterlambatan, setiap data ataupun transaksi harus segera di flow up agar laporan cepat selesai.
(36)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengenai penyusunan laporan keuangan arus kas dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Secara prosedur penerimaan dan pengeluaran arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sudah tepat karena terdapat beberapa tahapan verifikasi bukti yang kuat sebelum akhirnya pencairan dana dilakukan, sehingga pengeluaran tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Namun, prosedur tersebut belum dijalankan dengan baik oleh para karyawan karena masih adanya keterlambatan –keterlambatan penyusunan data.
2. Pencatatan arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sudah tepat dengan menggunakan pencatatan metode langsung dimana penerimaan pendapatan dapat diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang sebenarnya.
(37)
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan kerja praktek pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,di dalam pelaksanaan penyusunan laporan arus kas sudah sangat terlaksana dengan baik. Akan tetapi dalam pelaksanaannya juga masih ada kelemahan yang harus dibenahi, maka penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1. Sebaiknya Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melakukan evaluasi terhadap kinerja para karyawannya agar prosedur yang sudah baik dibuat dapat dilaksanakan dengan lebih disiplin oleh para karyawannya sehingga keterlambatan penyusunan laporan dapat diatasi.
2. Agar pelaporan tidak terjadi keterlambatan, setiap data ataupun transaksi harus segera di flow up agar laporan cepat selesai.
(38)
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. (2003). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri. (2009). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Peraturan Pemerintah/Standart Akuntansi Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah/Standart Akuntansi Pemerintah No.03
Susanto, Azhar Susanto. (2008). Akuntansi sector publik. Yogyakarta : Andi
Syamsi, Ibnu (1994 : 16) Pengertian Prosedur. Diakses 25 November, 2011 dari http: pengertian prosedur
(40)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data PribadiNama Lengkap : Amelia Haloho
Tempat/Tanggal lahirr : 3 April 1990
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Sekeloa Slatan Bandung
Telepon : 085294268636
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 45 Kg
Pas foto : Terlampir
II. Riwayat Pendidikan
1. SD Inpres Tambasaribu Tahun 1996 - 2002
2. SMP Bunda Mulia Saribu dolok Tahun 2002 - 2005 3. SMA CR Duynhoven Saribu dolok Tahun 2005 - 2008 4. UNIKOM Bandung Tahun 2008 - 2012
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan sebagai bahan Laporan Kerja Praktek. saya ucapkan Terimakasih
Hormat Saya,
(41)
(1)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengenai penyusunan laporan keuangan arus kas dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Secara prosedur penerimaan dan pengeluaran arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sudah tepat karena terdapat beberapa tahapan verifikasi bukti yang kuat sebelum akhirnya pencairan dana dilakukan, sehingga pengeluaran tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Namun, prosedur tersebut belum dijalankan dengan baik oleh para karyawan karena masih adanya keterlambatan –keterlambatan penyusunan data.
2. Pencatatan arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sudah tepat dengan menggunakan pencatatan metode langsung dimana penerimaan pendapatan dapat diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang sebenarnya.
(2)
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan kerja praktek pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,di dalam pelaksanaan penyusunan laporan arus kas sudah sangat terlaksana dengan baik. Akan tetapi dalam pelaksanaannya juga masih ada kelemahan yang harus dibenahi, maka penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1. Sebaiknya Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melakukan evaluasi terhadap kinerja para karyawannya agar prosedur yang sudah baik dibuat dapat dilaksanakan dengan lebih disiplin oleh para karyawannya sehingga keterlambatan penyusunan laporan dapat diatasi.
2. Agar pelaporan tidak terjadi keterlambatan, setiap data ataupun transaksi harus segera di flow up agar laporan cepat selesai.
(3)
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. (2003). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri. (2009). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Peraturan Pemerintah/Standart Akuntansi Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Peraturan Pemerintah/Standart Akuntansi Pemerintah No.03
Susanto, Azhar Susanto. (2008). Akuntansi sector publik. Yogyakarta : Andi
Syamsi, Ibnu (1994 : 16) Pengertian Prosedur. Diakses 25 November, 2011 dari http: pengertian prosedur
(5)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data PribadiNama Lengkap : Amelia Haloho Tempat/Tanggal lahirr : 3 April 1990
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Sekeloa Slatan Bandung
Telepon : 085294268636
Tinggi Badan : 157 cm Berat Badan : 45 Kg
Pas foto : Terlampir
II. Riwayat Pendidikan
1. SD Inpres Tambasaribu Tahun 1996 - 2002 2. SMP Bunda Mulia Saribu dolok Tahun 2002 - 2005 3. SMA CR Duynhoven Saribu dolok Tahun 2005 - 2008 4. UNIKOM Bandung Tahun 2008 - 2012
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan sebagai bahan Laporan Kerja Praktek. saya ucapkan Terimakasih
Hormat Saya,
(6)