Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

34 waktu tertentu, ujung stainless steel bergerak bolak balik dan kembali ke posisi tertentu setelah selang waktu tertentu. Perubahan gaya yang terukur oleh Force sensor sebanding dengan perubahan simpangan yang terjadi pada ujung stainless steel. Grafik 4.2 Hubungan gaya terhadap waktu pada stainless steel dengan panjang 11,1 cm Grafik 4.2 menunjukkan nilai gaya yang makin lama makin kecil mendekati garis gaya sama dengan nol. Peristiwa ini menggambarkan posisi dari benda yang bergetar makin lama makin mendekati kesetimbangannya. Gejala redaman ditunjukkan oleh nilai gaya yang berubah mendekati garis gaya sama dengan nol dalam waktu singkat. Grafik hubungan gaya terhadap waktu ditunjukkan oleh Grafik 4.3. Nilai gaya yang ditunjukkan sebanding dengan simpangan yang terjadi. Nilai gaya ini berubah pada waktu tertentu dan bergerak mendekati garis gaya sama dengan nol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Grafik 4.3 Hubungan gaya dengan waktu pada stainless steel dengan panjang 11,1 cm Grafik 4.2 diubah ke bentuk grafik FFT dengan menu FFT Graphs Grafik 4.4. Grafik hubungan gaya terhadap waktu diubah ke bentuk grafik hubungan amplitudo terhadap frekuensi. Dengan bantuan FFT, sinyal berupa fungsi gaya terhadap waktu dinyatakan dalam fungsi amplitudo terhadap frekuensi. Frekuensi alami diperoleh dari nilai frekuensi amplitudo tertinggi. Untuk stainless steel dengan panjang 11,1 cm, nilai frekuensi alaminya sebesar 23,93 Hz. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Grafik 4.4 Hubungan amplitudo amplitude terhadap frekuensi pada FFT untuk stainless steel dengan panjang 11,1 cm Percobaan selanjutnya dilakukan pada stainless steel dengan panjang 12,0 cm. Getaran pada stainless steel ditampilkan dalam grafik hubungan gaya terhadap waktu Grafik 4.5. Jika dibandingkan dengan Grafik 4.2, kedua grafik memiliki kesamaan di mana semakin lama nilai gaya semakin kecil. Hal ini berarti simpangan yang terjadi dalam getaran tersebut semakin lama semakin kecil. Sama seperti getaran dengan panjang 11,1 cm, getaran dengan panjang 12,0 cm menunjukkan peristiwa redaman yang ditunjukkan oleh nilai gaya yang semakin kecil. Nilai gaya menjadi kecil dalam waktu yang relatif singkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Grafik 4.5 Hubungan gaya terhadap waktu pada stainless steel dengan panjang 12,0 cm Grafik 4.5 dapat diperbesar untuk melihat getaran yang terjadi Grafik 4.6. Grafik 4.6 sama dengan Grafik 4.3 dalam menunjukkan peristiwa getaran yang terjadi. Grafik 4.6 Hubungan gaya terhadap waktu untuk stainless steel dengan panjang 12,0 cm 38 Grafik 4.5 diubah ke bentuk FFT Grafik 4.7 untuk mendapatkan nilai frekuensi alami. Grafik hubungan gaya terhadap waktu diubah ke grafik amplitudo terhadap frekuensi. Frekuensi alami diperoleh dengan frekuensi dengan nilai amplitudo terbesar. Frekuensi alami stainless steel dengan panjang 12,0 cm sebesar 20,41 Hz . Nilai frekuensi alami ini berbeda dengan frekuensi alami pada batang stainless steel dengan panjang 11,1 cm dengan nilai sebesar 23,93 Hz. Perbedaan nilai ini menunjukkan bahwa semakin panjang batang stainless steel, nilai frekuensi alaminya semakin kecil. Grafik 4.7 Hubungan amplitudo amplitude terhadap frekuensi pada FFT untuk stainless steel dengan panjang 12,0 cm Penelitian selanjutnya dilakukan untuk stainless steel pada batang yang memiliki panjang 13,3 cm, 17,1 cm, 19,9 cm, 24,1 cm, dan 36,9 cm dengan cara yang sama seperti pengukuran getaran pada batang 11,1 cm dan 12,0 cm. Nilai pengukuran ini ditulis dalam tabel frekuensi alami untuk berbagai panjang stainless steel Tabel 4.3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Tabel 4.3 Nilai frekuensi alami f untuk berbagai panjang stainless steel l Tabel 4.3 menunjukkan bahwa semakin panjang batang stainless steel, nilai frekuensi alaminya semakin kecil. 3.1.4 Modulus Young Modulus Young stainless steel diperoleh dari persamaan 2.17. Data frekuensi alami untuk berbagai panjang stainless steel dianalisis dengan grafik hubungan frekuensi alami terhadap satu per kuadrat panjang stainless steel. Grafik ini didasari oleh persamaan 2.17. No l cm l -2 x 10 -3 cm -2 f Hz 1 11,1 8,1 23,93 2 12,0 6,9 20,41 3 13,3 5,7 17,16 4 17,1 3,4 10,87 5 19,9 2,5 8,09 6 24,1 1,7 5,63 7 36,9 0,7 2,6 40 Grafik 4.8 Hubungan frekuensi alami f terhadap satu per kuadrat panjang stainless steel l -2 Grafik 4.8 menunjukkan frekuensi alami berbanding terbalik dengan satu per kuadrat panjang stainless steel. Hubungan frekuensi alami terhadap satu per kuadrat panjang stainless steel dianalisis dengan persamaan 3.2 menggunakan Curve fit pada program Logger pro. Dari Grafik 4.8, nilai gradien garis B dapat diperoleh dari persamaan grafiknya. B = 2,86 ± 0,03 x 10 3 Hz cm 2 41 Nilai ini dapat dikonversi ke satuan SI, B = 2,86 ± 0,03 x 10 -1 Hz m 2 Nilai gradien garis B digunakan dalam persamaan 3.4 untuk menghitung Modulus Young stainless steel. Pengukuran sebelumnya untuk tebal stainless steel sebesar 0,43 ± 0,01 x 10 -3 m, massa jenisnya sebesar 7,17 ± 0,03 x 10 3 kgm 3 dan gradien grafik hubungan frekuensi alami terhadap satu per kuadrat panjang stainless steel sebesar 2,86 ± 0,03 x 10 -1 Hz m 2 digunakan dalam persamaan 3.4 untuk menentukan nilai Modulus Young. Nilai Modulus Young untuk stainless steel tersebut sebesar, E = 121 ± 3 GPa

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Modulus Young stainless steel. Nilai Modulus Young merupakan nilai perbandingan antara tegangan tarik dengan regangan tarik. Tegangan tarik merupakan perbandingan antara gaya yang bekerja pada luasan tertentu. Regangan tarik merupakan perbandingan antara perubahan panjang akibat tegangan tarik dengan panjang sebelum tegangan tarik bekerja. Dalam batas elastisitas, regangan tarik sebanding dengan tegangan tarik. Setiap benda padat memiliki Modulus Young tertentu. Nilai Modulus Young pada benda padat menunjukkan ciri elastisitasnya. Stainlesss steel berbentuk balok tipis dengan panjang l, tebal d, dan lebar b. Tebal stainless steel diukur dengan mikrometer skrup. Dari Tabel 4.1, nilai tebal 42 stainless steel sebesar 0,43 ± 0,01 x 10 -3 m. Panjang stainless steel sebesar 11,1 cm, 12,0 cm, 13,3 cm, 17,1 cm, 19,9 cm, 24,1 cm, dan 36,9 cm. Panjang stainless steel ditentukan dengan ukuran tertentu dengan tujuan grafik hubungan frekuensi alami terhadap satu per kuadrat panjang stainless steel bersifat linear. Penentuan panjang stainless steel bertujuan agar data pada grafik frekuensi alami terhadap satu per kuadrat panjang stainless steel tersebar merata. Hubungan linear yang ditunjukkan oleh Grafik 4.8 akan memudahkan penentukan nilai Modulus Young berdasarkan persamaan 3.2 yang didasari oleh persamaan 2.17. Massa jenis batang stainless steel diukur menggunakan neraca O’hauss dan gelas ukur. Persamaan 2.9 dijadikan landasan untuk menganalisis Grafik 4.1. Grafik 4.1 menunjukkan hubungan linear antara massa terhadap volume. Dengan persamaan 3.1, nilai massa jenis stainless steel sama dengan gradien garis sebesar 7,17 ± 0,03 x 10 3 kgm 3 . Modulus Young stainless steel diketahui dengan menganalisis getaran yang terjadi. Getaran stainless steel merupakan getaran kontinyu yang mana massa benda yang bergetar sama dengan massa bebannya. Getaran stainless steel ini termasuk getaran yang salah satu ujung bebas dan ujung lain terikat. Salah satu ujung stainless steel diikatkan pada Force sensor sedangkan ujung lainnya bebas. Getaran stainless steel dianalisis menggunakan persamaan Euler- Bernoulli untuk mendapatkan nilai Modulus Young. 43 Force sensor merupakan alat ukur gaya yang dapat dijadikan alat ukur getaran. Gaya yang terukur sebanding dengan simpangan pada getaran tersebut sesuai persamaan Hukum Hooke persamaan 2.7. Nilai gaya sama dengan hasil kali antara konstanta pegas dengan simpangannya. Konstanta pegas memiliki nilai yang tetap sehingga nilai gaya dipengaruhi oleh besar kecilnya simpangan. Semakin besar simpangan, nilai gayanya semakin besar, demikian sebaliknya. Nilai gaya dapat berubah melewati garis gaya sama dengan nol dan bernilai negatif dan positif karena telah dilakukan pengaturan set zero point. Dengan demikian, nilai gaya yang berubah-ubah melewati titik gaya sama dengan nol pada waktu tertentu menggambarkan getaran bolak balik melewati titik kesetimbangan pada waktu tertentu. Pengukuran getaran stainless steel merupakan salah satu metode pengukuran pembandingan tidak langsung. Getaran yang terjadi pada stainless steel merupakan gejala mekanis di mana ujung batang stainless steel bergerak bolak balik melalui garis kesetimbangannya. Data ini diukur dengan menggunakan Force sensor sehingga perubahan nilai gaya menggambarkan perubahan posisi. Nilai gaya yang berubah-ubah di sekitar garis gaya sama dengan nol pada waktu tertentu menggambarkan posisi ujung stainless steel yang bergerak bolak balik di sekitar garis kesetimbangan pada waktu tertentu Grafik 4.3 dan 4.6. Dalam pengukuran ini, informasi dasar berupa posisi terhadap waktu diubah ke sinyal elektris dan ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan antara gaya terhadap waktu pada software Logger pro. 44 Data hasil pengukuran getaran stainless steel ditampilkan dalam grafik hubungan antara gaya terhadap waktu Grafik 4.2 dan 4.6 dalam program Logger pro. Grafik 4.2 dan 4.5 diubah ke grafik FFT untuk mendapatkan frekuensi alami f . Dalam grafik FFT, grafik gaya terhadap waktu diubah ke grafik amplitudo terhadap frekuensi. Frekuensi alami merupakan frekuensi dengan nilai amplitudo tertinggi dari grafik FFT. Penelitian ini menunjukkan frekuensi alami dipengaruhi oleh panjang stainless steel. Stainless steel dengan panjang 11,1 cm memiliki frekuensi alami sebesar 23,93 cm. Stainless steel dengan panjang 12,0 cm memiliki frekuensi alami sebesar 20,41 Hz. Semakin panjang batang stainless steel, nilai frekuensi alaminya semakin kecil. Frekuensi alami juga dipengaruhi oleh Modulus Young, tebal, dan massa jenis stainless steel. Data frekuensi alami untuk berbagai panjang stainless steel Tabel 4.3 dianalisis berdasarkan grafik hubungan frekuensi alami terhadap seperkuadrat panjang batang stainless steel Grafik 4.8. Grafik 4.8 didasari oleh persamaan 2.17. Grafik 4.6 dicocokkan dengan persamaan 3.2 untuk mendapatkan nilai kemiringan garis B. Dengan mencocokkan persamaan garis dengan menu Curve fit, nilai gradien garis B sebesar 2,86 ± 0,03 x 10 -1 Hz m 2 . Nilai gradien garis dari grafik frekuensi alami terhadap satu per kuadrat panjang stainless steel bersifat konstan sebab nilai tersebut dipengaruhi oleh nilai Modulus Young, tebal, dan massa jenis yang bersifat konstan. Hal ini dapat diamati pada persamaan 3.3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Nilai gradien garis B digunakan dalam persamaan 3.4 untuk menentukan Modulus Young. Dengan memasukan nilai pengukuran tebal stainless steel senilai 0,43 ± 0,01 x 10 -3 m , massa jenis stainless steel ρ 7,17 ± 0,03 x 10 3 kgm 3 , dan nilai kemiringan B 2,86 ± 0,03x 10 -1 Hz m 2 , nilai Modulus Young stainless steel sebesar 121 ± 3 GPa. Pengukuran ini memiliki nilai persentase ketidakpastian relatif sebesar 2 . Nilai hasil pengukuran berbeda dengan nilai standar stainless steel. Secara teoritis, nilai Modulus Young untuk stainless steel dengan massa jenis sebesar 7,6 - 8,1 x 10 3 kg m -3 adalah 189 - 210 GPa [University, Cambridge, 2013]. Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa massa jenis stainless steel adalah 7,17 ± 0,03 x 10 3 kg m -3 dan Modulus Youngnya sebesar 121 ± 3 GPa. Perbedaan ini bisa diakibatkan oleh perbedaan logam campuran dalam stainless steel. Penelitian ini dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, pengukuran dilandasi oleh persamaan Euler-Bernoulli untuk menentukan nilai Modulus Young. Dalam penelitian ini, getaran diukur dengan menggunakan Force sensor. Dalam penelitian Vaziri,dkk, getaran diukur dengan menggunakan elemen piezoelektrik, accelorometer, dan FFT analyzer. Belendez dan Belendez menggunakan program ANSYS untuk mengukur getaran stainless steel. Penelitian ini menggunakan program Logger pro. Force sensor mengukur perubahan gaya pada stainless steel. Perubahan gaya ini relatif kecil. Dengan gaya yang relatif kecil, prosedur percobaan ini tidak merusak stainless steel karena tegangan yang bekerja relatif kecil. Nilai tegangan yang relatif kecil ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 dapat dilihat pada nilai gaya maksimum yang terukur oleh Force sensor. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini memberikan sumbangan dalam proses pengukuran massa jenis sebuah padat dengan menggunakan grafik hubungan antara massa terhadap volume. Penggunaan grafik hubungan massa terhadap volume dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengukuran. Metode ini dapat menjadi alternatif pengukuran massa jenis dan bahan pembelajaran di tingkat SMA. Penelitian Digilov mengukur frekuensi alami dari satu panjang stainless steel. Hasil pengukurannya digunakan untuk menghitung Modulus Young. Dalam penelitian ini, panjang stainless steel divariasikan. Panjang stainless steel ditentukan supaya grafik hubungan antara frekuensi alami terhadap seperkuadrat panjang stainless steel mengikuti hubungan linear. Nilai kemiringan garis dari grafik tersebut digunakan untuk menghitung Modulus Young. Pengukuran frekuensi alami untuk beberapa panjang stainless steel dan analisis grafik hubungan frekuensi alami terhadap seperkuadrat panjang stainless steel dapat mengurangi ketidakpastian yang berasal dari proses pengukuran. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang memiliki persentase ketidakpastian relatif sebesar 3 , penelitian ini memiliki persentase ketidakpastian relatifnya sebesar 2 . Penggunaan Force sensor sebagai pengukur gaya memberikan beberapa manfaat dalam pengukuran getaran. Pertama, pengukuran dapat memberikan gambaran peristiwa getaran yang dipengaruhi oleh gaya. Nilai gaya dapat ditampilkan berupa grafik hubungan antara gaya terhadap waktu. Kedua, nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI