Disusun Oleh: M.Yusuf Amin Nugroho, Guru MTs Negeri Wonosobo
Yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyuro . Keutamaannya
adalah bahwa puasa di bulan ini adalah puasa yang paling utama setelah puasa bulan Romadhon HR. Bukhori
e. Puasa Assyuro
ari Assyuro adalah hari ke- dari bulan Muharram. Nabi shalallahu alaihi wasssalam memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyuro ini dan
mengiringinya dengan puasa 1 hari sebelum atau sesudahnhya. Hal ini bertujuan
untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya berpuasa pada hari ke- 10. Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa kecil di tahun sebelumnya HR.
Muslim. f.
Puasa Sya ban. Yang dimaksud puasa Sya ban adalah memperbanyak puasa pada bulan Sya ban.
Keutamaan: Bulan ini adalah bulan di mana semua amal diangkat kepada Rabb
semesta alam HR. An- Nasa i Abu Daud, hasan .
g. Puasa Senin dan Kamis. Nabi telah menyuruh ummatnya untuk puasa pada hari Senin dan Kamis
. Hari Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad sedangkan hari Kamis adalah hari
di mana ayat Al- Qur an untuk pertama kalinya diturunkan. Perihal hari Senin dan
Kamis, Rasulullah juga telah bersabda: Amal perbuatan itu diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang
diperiksa amal perbuatanku, sedangkan saya sedang berpuasa. HR Tirmidzi h. Puasa Tengah Bulan tiga hari setiap bulan Qamariyah.
Disunnahkan untuk melakukannya pada hari-hari putih Ayyaamul Bidh yaitu tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan qamariyah.
i. Puasa Dawud Cara mengerjakan puasa nabi Dawud adalah dengan sehari puasa sehari tidak
puasa, atau selang-seling. Puasa nabi Dawud adalah puasa yang paling disukali oleh Allah swt. HR. Bukhari-Muslim.
3. Puasa Makruh
Kapan puasa hukumnya makruh? Puasa yang makruh dilakukan adalah puasa pada hari Jumat dan Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha Ramadhan, membayar
nadzar atau kafarat, atau tidak diniatkan untuk puasa sunnah tertentu. Jadi
seseorang yang puasa pada hari Jumat atau Sabtu dengan niat mengqadha puasa Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal 9 Dzulhijjah jatuh pada
hari Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi puasa sunnah bukan makruh. Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan menyatakan bahwa puasa
Disusun Oleh: M.Yusuf Amin Nugroho, Guru MTs Negeri Wonosobo
pada hari Jumat tergolong puasa haram jika dilakukan tanpa didahului hari sebelum atau sesudahya.
4. Puasa Haram
Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau karena kondisi pelakukanya.
a. Hari Raya Idul Fitri
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena
itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan,
paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa. b. Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan
untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan
dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar. c. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih
diharamkan untuk berpuasa. Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan sejak zaman
nabi Ibrahim as. d. Puasa sepanjang tahun selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara
syar`i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud
as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.
Disusun Oleh: M.Yusuf Amin Nugroho, Guru MTs Negeri Wonosobo C.
Mempraktekkan puasa
Setelah kita tahu ilmu perihal puasa maka yang harus kita lakukan kemudian adalah mengamalkan ilmu tersebut. Berpuasa pada hakikatnya tak sekadar menahan lapar dan
haus, tetapi merupakan latihan kita dalam menundukkan hawa nafsu. Barangkali untuk tahap awal kita hanya bisa mengerjakan puasa Ramadhan saja. Tetapi
amal ibadah kita harus kita tingkatkan. Kita sudah sepatutnya mengupayakan untuk juga mengerjakan puasa-puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, atau puasa setahun sekali
pada tanggal 9 dzulhijjah, syukur-syukur bisa mengerjakan puasa nabi Dawud yang tergolong puasa yang paling disukai Allah swt.
REFERENSI: Sulaiman Rashid, Fiqih Islam, PT Sinar Baru, Bandung 1987
Sayyid SAbiq, Fiqh Sunnah, PT Al- Ma arif, Bandung
. Masyfuq Zuhdi, Masail Fiqhiyah, CV. Haji Masagung, Jakarta, 1993
Departean Agama Republik Indonesia, Al- Qur an dan terjemahnya, Jakarta: CV Naladana, 2006
T Ibrahim dan H. Darsoni, Penerapan Fiqih 2, Tiga Serangkai, Solo, 2009
Disusun Oleh: M.Yusuf Amin Nugroho, Guru MTs Negeri Wonosobo
BAB 3 ZAKAT