Setelah sampel selesai dibentuk, sampel diikeringkan selama 1x24 jam, . pengeringan dilakukan untuk mencegah keretakan pada saat pembakaran. Pengeringan
dilakukan dengan suhu ruangan tanpa ada sinar matahari secara langsung.
6 Pembakaran sampel
Proses pembakaran merupakan tahapan yang paling penting dalam untuk menghasilkan produk keramik yang baik harus lah diperhatikan pembakaran keramik.
Beberapa faktor yang diperhatikan dalam proses dan mekanisme pembakaran keramik adalah : jenis bahan, komposisi bahan, ukuran partikel, suhu dan lamanya
pembakaran. Sebelum melakukan pembakaran, sebelumnya dilakukan pengukuran diameter,
tebal sampel dengan menggunakan jangka sorong dan menimbang massa sampel keramik dengan menggunakan neraca digital, yang akan digunakan untuk data pada
pengujian susut bakar ddan porositas. Kemudian dimasukkan ke tungku pembakaran dengan suhu pembakan 900
o
C dan waktu penahanan 30 menit.
Setelah pembakaran, sampel keramik didinginkan. Pendinginan dilakukan
secara perlahan-lahan, dengan membiarkan sampel di dalam tungku pembakaran, yang dalam keadaan off, kemudian dikeluarkan untuk dilakukan pengukuran-
pengukuran.
3.8. Alat Pengumpul Data Penelitian
Jangka sorong Vernier Caliver untuk mengukur diameter sampel keramik dan tebal sampel keramik. Neraca Analitis untuk mengukur massa bahan dan massa
sampel keramik. Universal Tokyo Testing Machine untuk mengukur kekuatan sampel keramik. Hardness Tester Vickers sebagai pengukur kekerasan sampel keramik.
Universitas Sumatera Utara
3.9. Pengujian sampel keramik
1. Pengukuran porositas
Porositas dalam suatu material keramik dinyatakan dalam atau fraksi volume dari suatu rongga yang ada dalam bahan tersebut. Porositas dinyatakan dalam
yang menghubungkan antar volume pori terbuka terhadap volume benda keseluruhan yang memenuhi persamaan :
100 1
x x
Vt m
m porositas
air k
b
ρ
− =
3.1 Dimana
m
b
= massa basah gram sample uji, setelah direndam air selama 1x24 jam m
k
= massa kering sample gram Vt = volume total cm
3
ρ
air
= massa jenis air 1 gramcm
3
2. Pengukuran densitas
Densitas merupakan pengukuran massa setiap satuan volum benda. Semakin tinggi densitas massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumnya. Densitas rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumnya.Sebuah benda yang memiliki densitas lebih tinggi akan memiliki volume
yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki densitas lebih rendah.
Secara matematis densitas dirumuskan sebagai berkut:
3.2
Universitas Sumatera Utara
Dimana: = densitas
;
3
cm gram
m= massa gram; v = volume cm
3
3. Pengukuran susut bakar
.
Susut bakar adalah perubahan dimensi atau volume bahan yang telah dibakar. Salah satu parameter yang menunjukkan terjadinya proses sintering adalah akibat
adanya perbuahan mikrostruktur butir atau batas butir. Sebelum dan sesudah dibakar diameter sampel diukur dengan jangka sorong. Persamaan yang digunakan dalam
menentukan besarnya susut bakar adalah :
100 x
do di
do susutbakar
− =
3.3 d
= diameter sebelum dibakar d
i
A P
f
c
=
= diameter sesudah dibakar
4. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan alat UTM Universal
Testing Machine, memposisikan jarum skala gaya merah dan hitam pada skala 0. Sampel keramik diletakkan pada dasar penekanan alat UTM. Dihidupkan ON UTM,
dan dinyalakan tombol penekan UTM. Ketika sampel sudah menunjukkan keadaan retak, tombol penekan UTM dapat dimatikan, dan nilai kuat tekan dapat dilihat yang
ditunjukkan jarum skala hitam.
Secara matematis besarnya kuat tekan suatu bahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
3.4
Universitas Sumatera Utara
Dengan f
c
= tekanan Pascal P = Beban Maksimum N
A = Luas Permukaan m
2
1. Pilih potongan kecil sampel keramik yang permukaannya rata.
5. Pengujian Kekerasan Kekerasan Hardness dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan keramik
terhadap penetrasi pada permukaan. Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan Hardness Tester Vickers. Prosedur pengujian kekerasan dengan
menggunakan Hardness Tester Vickers Sebagai berikut:
2. Permukaan sampel dihaluskan dengan menggunakan amplas.
3. Permukaan dipoles rata dan mengkilap.
4. Sampel siap diuji kekerasannya. Sampel diletakkan di tempat sampel,
kemudian dilakukan penekanan hingga intan piramida tepat mengenai permukaan sampel tersebut.
5. Jejak yang terbentuk setelah proses penekanan, diukur diagonalnya dan dapat
dilihat nilai kekerasannya. Nila kekerasan Vickers ditentukan oleh persamaan berikut:
3.5 Dengan:
Hv = kekerasan Vickers kgfmm
2
P = beban yang diberikan kgf D = panjang rata-rata garis diagonal bekas penekanan mm
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian