HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN SELFEFFICACY PADA ATLET BOLA VOLI MALANG VOLLEYBALL CLUB (MVC)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan aktifitas fisik yang sering kali dilakukan dengan
tujuan menunjang kesehatan. Ada pula yang dilakukan dengan tujuan
kesenangan atau rekreasi. Namun, adapula olahraga yang tergolong dalam
olahraga olimpic atau olahraga olimpiade. Olahraga yang dikompetisikan ini
merupakan jenis-jenis olahraga yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
bidangnya. Ketahanan fisik atau stamina adalah hal yang wajib dimiliki oleh
para atlet untuk menunjang performa di lapangan. Namun, atlet yang
mempunyai kondisi fisik yang bagus dan prima belum tentu menghasilkan
prestasi yang gemilang kalau tidak didukung oleh mental ataupun kondisi
psikis yang baik (Gunarsa et. al dalam Komarudin, 2011). Di sini yang
dipentingkan dalam performa seorang atlet adalah kesiapan dan mental yang
tangguh. Pikiran yang fokus, penuh konsentrasi, kecermatan pengambilan
keputusan serta kepercayaan diri sangat dibutuhkan untuk meraih prestasi.
Hal itulah yang menjadikan seorang atlet dalam cabang olahraga apapun
menjadi atlet yang berkualitas. Selain itu, atlet juga dituntut untuk mampu
menanggalkan segala kegelisahannya yang terjadi di luar lapangan, bahkan
kalau bisa, bagaimanapun pertandingan yang mereka jalani harus dihadapi

dengan berani dan menjadi atlet yang bermental tangguh tanpa gentar
menyelesaikan pertandingan dengan fokus dan energic.
Pada jenis olahraga Bola Voli, kemampuan otak dituntut untuk tetap
prima, terutama tosser. Tosser atau setter atau pengumpan harus dapat
mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia
perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam
sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.
Selain tosser, dalam sebuah tim olahraga bola voli terdapat 3 peran penting
lainnya yaitu spiker (smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Spiker

bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero
adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh
melakukan smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang
bertahan untuk menerima serangan dari lawan. Permainan ini dimainkan oleh
2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan mengusahakan
untuk mencapai angka 25 terlebih dahulu untuk memenangkan suatu babak
(wikipedia.org). Para atlet harus mampu bekerjasama dengan baik dalam satu
tim dengan mengandalkan kemamampuan dan peran masing-masing, mampu
menjaga pertahanan tim dari serangan bola dari lawan, tidak gugup dan
mampu memfokuskan pikiran dalam menjalani pertandingan.

Dalam artikel berjudul “Coping Stress Dalam Olahraga Kompetitif”
(Komarudin, 2011) dikatakan bahwa semua atlet akan selalu dihadapkan pada
sejumlah stimulus yang memberikan pengalaman stress terhadap dirinya.
Dalam dunia olahraga khususnya olahraga kompetitif, atlet harus mempunyai
kemampuan dalam mengatasi berbagai stimulus yang berpotensi memberikan
pengalaman stress terhadap dirinya seperti sorakan dan cemoohan penonton,
perasaan sakit akibat terjadi cedera, kekalahan dalam berbagai pertandingan,
kelemahan yang dimiliki atlet baik kelemahan fisik maupun kelemahan
mental, atau sumber-sumber lain yang mengakibatkan terjadinya stress.
Stimulus yang mampu memberikan pengalaman stress atau yang biasa
disebut stressor seperti yang disebutkan di atas, khususnya dialami pada saat
atlet berada dalam setting kompetisi. Seorang atlet wajib menanggalkan
kegelisahan mereka saat berada dalam pertandingan, termasuk juga
kegentaran dan ketakutan untuk kalah. Seorang atlet, dalam bimbingan
pelatihnya didorong dan dituntut untuk menghadirkan kondisi emosi tertentu
yang tentunya diharapkan dapat menunjang performanya dalam pertandingan
tersebut. Seperti yang dipaparkan dalam Alwisol (2008), bagaimana
seseorang bertingkahlaku dalam situasi tertentu tergantung kepada resiprokal
antara lingkungan dengan kondisi kognitif, khususnya faktor kognitif yang


berhubungan dengan keyakinannya bahwa dia mampu atau tidak mampu
melakukan tindakan yang memuaskan.
Menurut Bandura (Alwisol 2008), sumber pengotrol perilaku adalah
resiprokal antara lingkungan, tingkah laku, dan pribadi. Self-efficacy
merupakan variabel pribadi yang penting, yang kalau digabung dengan
tujuan-tujuan spesifik dan pemahaman mengenai prestasi, akan menjadi
penentu tingkah laku mendatang yang penting. Hal serupa pun dikatakan oleh
Richardson (1998), mengenai pernyataan Bandura bahwa teori self-efficacy
mengemukakan bahwa penilaian seorang individu terhadap kemampuan
dirinya secara sukses dapat membuat seseorang berperilaku seperti yang
dibutuhkan untuk memperoleh hasil / outcome yang diinginkan.
Dalam menentukan keberhasilan seseorang saat menjalani perintah
atau tugas tertentu, dibutuhkan juga self-efficacy. Albert Bandura, psikolog
dari Universitas Stanford yang mempelopori studi tentang self-efficacy,
menujukkan adanya perbedaan mencolok antara mereka yang meragukan diri
sendiri dan mereka yang yakin akan kemampuan sendiri ketika harus
menghadapi tugas sulit. Mereka yang memiliki self-efficacy dengan senang
hati menyongsong tantangan; sedangkan mereka yang peragu mencoba pun
tidak berani, tidak peduli betapa baiknya kemampuan mereka yang
sesungguhnya. Rasa percaya diri meningkatkan hasrat untuk berprestasi,

sedangkan keraguan menurunkannya
Serta dipaparkan juga oleh website bertemakan AEDD atau Adults
and Elders with Developmental Disabilities bahwa self-efficacy dapat
membantu seseorang mengubah perilakunya (washington.edu diakses pada
11 maret 2012). Self-efficacy merupakan bagian dari teori kepribadian yang
dicetuskan oleh Bandura. Self-efficacy dikatkakan sebagai salah satu dari
struktur kepribadian dalam teori belajar sosial atau social learning theory.
Dimana menurutnya, teori self-efficacy ini memiliki implikasi yang penting
terhadap terbentuknya motivasi (education.calumet.perdue.edu diakses pada
11 Maret 2012). Selain itu, dalam sebuah website yang dikhususkan bagi

kumpulan yang berkecimpung di bidang keperawatan dikatakan pula bahwa
dalam kacamata ilmu keperawatan, self-efficacy milik Bandura ini merupakan
kepercayan (dari suatu individu) bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk
menghasilkan pengaruh dengan menyelesaikan tugas yang telah diberikan
atau aktifitas terkait dengan kompetensi tersebut, dimana kepercayaan bahwa
seseorang memiliki kecakapan dalam memunculkan suatu perilaku untuk
mencapai tujuan tertentu. (nursingplanet.com, diakses pada 11 Maret 2012).
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2009) mengenai hubungan
antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian
tersebut menyatakan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut negatif
dan signifikan dengan nilai r = -0,67 dengan ρ = (0,01). Artinya, semakin
tinggi self-efficacy seorang mahasiswa maka semakin rendah tingkat
kecemasan mereka dalam berbicara di depan umum.
Hal yang paling mendasar yang dibutuhkan dalam performa unggul
dari seorang atlet ialah self-efficacy, dimana menurut Spears dan Jordon selfefficacy

adalah

keyakinan

seseorang

bahwa

dirinya

akan


mampu

melaksanakan tingkah laku yang dibutuhkan dalam suatu tugas. Pikiran
individu terhadap self-efficacy menentukan seberapa besar usaha yang akan
dicurahkan dan seberapa lama individu akan tetap bertahan dalam
menghadapi

hambatan

atau

pengalaman

yang tidak

menyenangkan

(shvoong.com diakses pada 28 januari 2012). Dalam kaitannya dengan sudut
pandang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self-efficacy ini dapat
membantu


seseorang (termasuk juga para atlet) untuk melakukan tugas

dalam memenuhi tujuan dan kompetensinya. Seperti yang telah dipaparkan di
awal mengenai posisi seorang atlet Bola Voli dalam sebuah tim, dimana
selayaknya sebuah tim, setiap individu memiliki pengaruh dan keterkaitan
dengan individu lain dalam tim tersebut.
Dalam suatu pertandingan pasti selalu ada yang menang dan ada yang
kalah. Namun, bagaimanapun semua peserta kompetisi menginginkan posisi
kemenangan untuk ada di pihaknya. Akan tetapi, hal tersebut tergantung pula

pada performa dirinya. Pada setting kompetisi tersebut, para atlet akan
bergelut pula dengan emosi dirinya. Ia bertanding dengan membawa harapan
dan ambisi untuk menang. Kondisi emosi atlet juga berpengaruh dengan
performanya selama pertandingan. Emosi yang kurang dikendalikan dapat
membuat seseorang bertindak emosional dan gegabah dalam mengambil
keputusan. hal

tersebut juga akan berpengaruh bagi dirinya dan


lingkungannya baik secara sikap maupun tindakan. Namun, jika emosi itu
dikendalikan dengan baik akan mampu mendorong seseorang untuk bertindak
taktis dan lebih cermat untuk menempuh tujuan yang sebenarnya. Oleh
karena hal tersebut, diperlukan Kecerdasan Emosi untuk membentuk karakter
individu yang baik secara intrapersonal maupun interpersonal yang terjalin
antara satu individu dengan individu lain dalam tim.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Amalia Sawitri Wahyuningsih
(2004) mengenai Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Prestasi
Belajar pada Siswa Kelas II SMU LAB SCHOOL Jakarta Timur
menunjukkan hasil yang positif antara kedua variabel tersebut bahwa terdapat
korelasi yang positif antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar.
Sementara itu, Wahyuningsih (2004) menyatakan bahwa rendahnya peranan
kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar disebabkan oleh banyaknya faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar itu sendiri. Dimana prestasi belajar
menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar
dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Dalam
bab kesimpulan, ia pun juga mengutip pendapat Goleman dari hasil
penelitiannya bahwa setinggi-tingginya IQ menyumbang sekitar 20% bagi
kesuksesan seseorang dan yang 80% sisanya diisi oleh kekuatan lain yaitu
kecerdasan emosional atau yang lazim disebut Emotional Intelligence. Selain

itu, penelitian dengan tema yang sama oleh Iskandar dengan judul
Kecerdasan Emosi dan Komitmen Pekerjaan Dosen di Jambi, menyatakan
hasil penelitiannya bahwa kecerdasan emosi mempunyai hubungan dan
sumbangan yang signifikan kepada komitmen pekerjaan dosen. Sebagaimana
pendapat Goleman, dalam menjalankan kerja organisasi kemahiran sosial

melibatkan kemahiran mendapatkan respons yang positif dari orang lain,
individu yang mudah bergaul dan saling membantu dalam mencapai tujuan
organisasi (Jurnal Psikologi, 2008). Di tahun 2010 telah dilakukan penelitian
mengenai “Self-Compassion and Emotional Intelligence in Nurses”
(Heffernan et.al., 2010) dengan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan
yang positif antara self-compassion dan kecerdasan emosi pada perawat yang
bekerja merawat pasien mengalami penyakit akut. Penelitian tersebut
menunjukkan temuan lain juga, yaitu adanya korelasi positif dengan
kesehatan mental, coping, kepuasan kerja dan komitmen organisasional.
Banyak sekali penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk
membuktikan keterkaitan kecerdasan emosi dengan aspek-aspek psikologis
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan intrapersonal dan interpersonal
seorang individu. Kali ini, peneliti ingin mencari kaitan antara kecerdasan
emosi dengan self-efficacy yang dikaitkan dengan lingkup keolahragaan,

khususnya pada individu yang berkecimpung dalam bidang olahraga
(terutama olahraga Bola Voli) yang masih berusia remaja.
Dalam kaitannya dengan teori Kecerdasan Emosi, Goleman (2001)
menyatakan pendapatnya bahwa ada kaitan yang erat antara pengetahuan
tentang diri sendiri dan rasa percaya diri. Dalam buku tersebut dikatakan
pula bahwa yang erat kaitannya dengan rasa percaya diri, penilaian positif
tentang kemampuan kerja diri sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Goleman
diatas, bahwa pengetahuan diri erat kaitannya dengan rasa percaya diri.
Goleman (2001) menegaskan bahwa Kecerdasan Emosi menentukan potensi
kita untuk mempelajari keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan
pada lima unsurnya : mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, mengenali
emosi orang lain/ empati, motivasi diri dan kecakapan dalam membina
hubungan dengan orang lain. Dalam kaitannya, terdapat aspek-aspek dari
Kecerdasan Emosi yang berkesinambungan dengan aspek-aspek self-efficacy
yang memiliki aspek-aspek yaitu : pengalaman vikarius, pengalaman orang
lain, persuasi verbal, dan tingkat afektif dan fisiologis.

Dengan pengetahuan tersebut di atas dapat dipaparkan bahwa aspek
mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain dari
Kecerdasan Emosi dapat membantu seseorang untuk belajar dari pengalaman

orang lain yang merupakan aspek self-efficacy. Kemudian aspek mengenali
emosi diri dan memotivasi diri akan membantu seseorang mengingat kembali
pengalaman vikariusnya. Aspek motivasi diri dan mengelola emosi akan
dapat membantu self-efficacy dalam hal persuasi verbal. Kemudian untuk
terbentuknya tingkat afektif yang kondusif bagi atlet yang akan bertanding,
aspek mengenali emosi dan mengelola emosi akan membantunya. Selain juga
dari persiapan fisik yang akan menunjang kondisi fisiologisnya.
Dalam beberapa pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada
anggota atlet MVC ini, peneliti melihat bahwa anggota MVC tampak
menunjukkan sikap yang berbeda saat bertanding di lapangan dan saat
sebelum melakukan perandingan. Para atlet terutama atlet perempuan sering
sekali berkomentar kurang puas mengenai kondisi fisik mereka setelah jadwal
rutin latihan. Saat akan bertanding atau di sela pertandingan mereka sering
mengungkapkan rasa pesimis mereka terhadap pertandingan tersebut dan
persuasi verbal dari pelatih pun sering mereka abaikan. Namun, yang
diherankan mereka sering sekali lolos dalam kualifikasi dan memenangkan
pertandingan walaupun sering bersikap pesimis. Dalam pengamatan tersebut
peneliti ingin meneliti Kecerdasan Emosi dan Self-Efficacy dari para atlet
MVC ini.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan self-efficacy
pada Atlet (khususnya Atlet Bola Voli MVC)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan
antara kecerdasan emosi dengan keyakinan akan kemampuan diri atlet,
khususnya atlet Bola Voli Malang Volleyball Club (MVC).

D. Manfaat Penelitian
1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi psikologi perkembangan sekaligus bidang psikologi olahraga dan
memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberi
gambaran mengenai hubungan kecerdasan emosional dengan keyakinan
akan kemampuan diri (self-efficacy) pada atlet Bola Voli khususnya yang
berusia remaja.
2. Dalam segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi mengenai bagaimana kecerdasan emosi dan
keyakinan akan kemampuan diri (self-efficacy) atlet dapat mempengaruhi
keberhasilan dan prestasi suatu tim olahraga kepada masyarakat dan
khususnya kepada para atlet yang masih berusia remaja, para pelatih,
pemerhati olahraga yang ada di Malang Raya.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN SELFEFFICACY PADA ATLET BOLA VOLI MALANG VOLLEYBALL
CLUB (MVC)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai
Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:
PUTRI AYU HERAWATI
08810046

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN SELF-EFFICACY
PADA ATLET BOLA VOLI (MALANG VOLLEYBALL CLUB)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:
PUTRI AYU HERAWATI
08810046

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur yang senantiasa tercurah
kepadaku dan seluruh kasih sayang, rahmat dan karunia-Nya yang telah tak pernah
lepas bagi hamba-Nya. Sholawat serta salam yang kuucap teruntuk Rasulullah SAW.
Alhamdulillah wa syukurillah, dalam sujudku akan selalu terucap syukurku dan
pujaku atas keagungan-Mu, tak terbatasnya kasih-Mu dan perlindungan-Mu yang
telah mampu melumatkan keakuanku. Serta menuntun hati dan jiwaku dalam jalanMu yang lurus.
Atas segala bantuan, dorongan semangat serta bimbingan dari berbagai pihak
yang secara langsung berpengaruh bagi penulis. Karena penulis menyadari bahwa
tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas usaha dan kemampuan penulis semata.
Maka dalam kesempatan ini penulis dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati
ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Muhajjir Effendi, MA., Rektor universitas Muhammadiyah Malang.
2. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dosen Wali Kelas F angkatan 2008.
Dengan segala rasa hormat, saya ucapakan terimakasih karena Bapak telah
menjadi dosen wali yang baik bagi kami kelas F 2008.
3. Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si dan Ibu Ni’matuzzahroh S.Psi, M.Si
selaku Dosen Pembimbing saya. Dengan segenap hormat saya ucapkan
terimakasih atas segala bimbingan dan bantuan serta dorongan Ibu kepada
saya selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah mengajar saya selama studi di bangku perkuliahan.
5. Staff TU Fakultas Psikologi Universitas karena telah membantu kelancaran
administrasi saya selama kuliah di UMM.
6. Bapak Heru dan Mas Arip selaku Ketua MVCdan pelatih MVC yang telah
membantu saya dan bersedia mengizinkan peneliti untuk melaksanakan
penelitian di MVC.
7. Terimakasih kepada para atlet MVC (Malang Volleyball Club) yang telah
menjadi subjek penelitian saya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
INTISARI ........................................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I: PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C.Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D.Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
BAB II: KAJIAN TEORITIK
A. Teori Kecerdasan Emosi Goleman
1. Definisi Kecerdasan Emosi ................................................................... 9
2. Teori Kecerdasan Emosi dan Konsep Teori Goleman .......................... 9
3.Aspek-aspek Kecerdasan Emosi Goleman ............................................ 13
4.Faktor-faktor yang berpengaruh pada Kecerdasan Emosi .................... 15
B.Teori Self-Efficacy
1.Definisi Self-Efficacy Bandura .............................................................. 16
2.Konsep Teori Self-Efficacy ................................................................... 18
3.Dimensi-dimensi Aktualisasi Self-Efficacy .......................................... 18
4.Aspek-aspek Self-Efficacy .................................................................... 19
5.Tahap Perkembangan Self-Efficacy ...................................................... 21
6.Self-Efficacy pada Kehidupan Seseoarang ............................................ 21
C.Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Self-Efficacy ...................... 22
D.Kerangka Berpikir ..................................................................................... 24
E.Hipotesa ..................................................................................................... 24

BAB III: METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian ...................................................................................... 25
B.Variabel-variabel Penelitian ...................................................................... 25
C.Populasi dan Sampel ................................................................................. 26
D.Instrumen Penelitian ................................................................................. 27
1.Skala Kecerdasan Emosi ........................................................................ 31
2.Skala Self-Efficacy ................................................................................. 33
E.Reliabilitas dan Validitas .......................................................................... 34
1.Reliabilitas ............................................................................................ 34
2.Validitas ................................................................................................ 37
F.Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 37
G.Teknik Analisa Data .................................................................................. 38
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Data ........................................................................................... 40
B.Analisis Data ............................................................................................. 43
C.Pembahasan ............................................................................................... 45
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ................................................................................................ 50
B.Saran ........................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 52
LAMPIRAN ....................................................................................................... 55

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penjabaran Subjek Penelitian ......................................................... 27
Tabel 2 Skor Untuk Respon Jawaban Pada Skala Likert ............................ 28
Tabel 3 Blue-print skala Kecerdasan Emosi Sebelum Diuji Coba ............. 29
Tabel 4 Blue-print skala Kecerdasan Emosi Setelah Diuji Coba ................ 30
Tabel 5 Blue-Print Skala Self-Efficacy Sebelum Diuji Coba ...................... 31
Tabel 6 Blue-Print Skala Self-Efficacy Setelah Diuji Coba ........................ 32
Tabel 7 Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi ...................................... 33
Tabel 8 Uji Reliabilitas Skala Self-Efficacy ............................................... 34
Tabel 9 Uji Reliabilitas Skala Keseluruhan ............................................... 34
Tabel 10 Uji Validitas Skala Kecerdasan Emosi ......................................... 36
Tabel 11 Uji Validitas Skala Self-Efficacy .................................................. 37
Tabel 12 Rangkuman Penghitungan T-Skor Kecerdasan Emosi ................. 40
Tabel 13 Rangkuman Penghitungan T-Skor Self-Efficacy ........................... 41
Tabel 14 Perhitungan T-Score Aspek Kecerdasan Emosi Atlet MVC ......... 41
Tabel 15 Perhitungan T-Score Aspek Self-Efficacy Atlet MVC .................. 42
Tabel 16 Tabulasi Silang ................................................................................. 44
Tabel 17 Rangkuman Analisa Korelasi Product Moment Pearson Antara
Kecerdasan Emosi Dengan Self-Efficacy ....................................... 44

DAFTAR LAMPIRAN

A.Skala Kecerdasan Emosi Sebelum Diuji Coba ........................................... 55
B.Skala Self-Efficacy Sebelum Diuji Coba ..................................................... 56
C.Skala Kecerdasan Emosi Untuk Penelitian ................................................. 57
D.Skala Self-Efficacy Untuk Penelitian .......................................................... 58
E.Data Try Out Skala Kecerdasan Emosi ....................................................... 59
F.Data Try Out Skala Self-Efficacy ................................................................. 60
G.Analisis Try Out Reliabilitas dan Validitas Kecerdasan Emosi .................. 61
H.Analisis Try Out Reliabilitas dan Validitas Self-Efficacy .......................... 62
I.Nilai T-Score ................................................................................................. 63
J.Hasil Korelasi Product Moment ................................................................... 64
K.Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... 65