Vegetasi Pakan Badak sumatera
14 mineral ini sangat penting bagi kesehatan inividu dan populasi. Uning juga
berperan sebagai tempat sosial antar individu Griffith 2012, tidak dipublikasikan.
Jarak antar temuan dengan sumber mineral diukur pada penelitian ini. Selain itu diukur pula jarak antar titik tengah masing-masing grid 4 x 4 km
dengan sumber mineral sebagai bahan analisa data faktor dominan habitat.
f. Tutupan hutan
Badak sumatera melindungi diri dari radiasi ultraviolet secara langsung dengan memanfaatkan tutupan hutan. Perubahan tutupan hutan menyebabkan
perubahan pada warna kulit dan rambut badak seperti yang terjadi pada satwa yang dipindahkan ke kebun binatang Roth 2011. Tutupan hutan ini juga
berperan sebagai tempat berlindung atau bersembunyi dari musuh. Persentase tutupan hutan disetiap titik temuan badak dan di setiap grid 4 x 4 km dihitung
berdasarkan data citra satelit LANDSAT 7 tahun 2013. g.
Tipe tutupan vegetasi Pembagian tipe vegetasi yang dihitung dalam penelitian ini sesuai
pembagiannya menurut Laumonier 1997 yang membagi Sumatra ke dalam delapan tingkatan vegetasi berdasarkan perbedaan ketinggian dari permukaan laut.
Pembagian ini telah digitasi ke peta GIS untuk masing-masing grid 4 x 4 km serta titik temuan badak.
h. Frekwensi kegiatan manusia di habitat badak
Setiap kegiatan manusia di dalam grid 2 x 2 km dan 4 x 4 km dicatat sebagai gangguan terhadap Badak sumatera kecuali aktivitas perlindungan yang
dilakuan oleh pihak terkait. Penelitian di Taman Nasional Way Kambas menyimpulkan bahwa aktivitas manusia merupakan variabel paling dominan
menentukan penyebaran badak. Di lokasi-lokasi yang tinggi aktivitas manusia semakin kecil pula kehadiran badak di lokasi tersebut. Selain itu perambahan,
pencurian sumber daya alam hayati dan pemukiman liar menjadi faktor yang menekan gerak Badak sumatera di Taman Nasional Way Kambas Arief 2005
i.
Frekwensi gajah di habitat badak Gajah dianggap pesaing bagi badak dalam merebut pakan. Badak akan
menghindari lokasi-lokasi yag dikunjungi gajah dalam waktu tertentu Arief 2013, tidak dipublikasikan, sehingga kehadiran gajah dapat dianggap sebagai gangguan
bagi Badak sumatera. Jumlah temuan Gajah sumatera di dalam setiap 4 x 4 dicatat sebagai salah satu variabel.
Ancaman Kelestarian Badak Pembangunan Wilayah
Pembangunan wilayah di sekitar Kapi meningkat sejak tahun 1986 yang dipicu oleh pembangunan jalan yang menghubungkan Kutacane
– Blangkejeren. Jalan ini membelah kawasan Ekosistem Leuser menjadi dua bagian yaitu bagian
barat dan timur. Bagian timur kemudian terfragmen lagi oleh pembangunan jalan Blangkejeren
– Pining - Lokop. Disisi lain Badak sumatera diketahui sangat