BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kompos adalah hasil penguraian parsial atau tidak lengkap dari campuran bahan bahan organik yang dapat di percepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik Modifikasi dari J.H. Crawford,2003.
Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi. Kompos dibuat dari sampah sampah organik yang di hasilkan dari sampah rumah
tangga, dedaunan, kotoran hewan, serbuk kayu, dll. Melihat dari jumlah sampah yang dihasilkan oleh manusia khususnya di wilayah DKI Jakarta tiap harinya menghasilkan
6000 ton sampah dan 65 diantaranya adalah sampah organic maka ada baiknya dilakukan upaya Bioremediasi terhadap salah satu bahan penghasil sampah organik
tersebut, salah satunya bahan kompos yang dapat digunakan adalah kotoran kelinci yang terdapat pada peternakan kelinci dengan jumlah kotoran yang dihasilkan sangatlah
banyak perharinya dan masih mengandung banyak kandungan protein dan mineral yang tidak dapat di serap seluruhnya oleh kelinci.
Pada dasarnya kotoran kelinci dapat teruran dengan sendirinya di alam, tetapi membutuhkan waktu yang lama dalam proses penguraiannya, untuk itu dilakukanlah
proses pengomposan kotoran kelinci yang pada akhirnya membutuhkan waktu yang lebih cepat dan dapat menghasilkan produksi pertanian yag lebih banyak dari penambahan
pupuk kompos dari kotoran kelinci.
2. TUJUAN a. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi proses pengomposan.
b. Untuk mengetahui dan membandingkan kualitas kompos yang dihasilkan dengan
menggunakan starter EM4 dan starter alami.
4
3. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah saja faktor faktor yang mempengaruhi proses pengomposan? b. Kompos dari starter apakah yang memiliki karakteristik yang lebih baik?
4. HIPOTESIS