KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI REMAJA DI PANTI ASUHAN PUTERI AISYIYAH MUHAMMADIYAH MALANG

Latar Belakang
Istilah konsep diri mengandung arti sekumpulan sikap dan persepsi yang
dimiliki seseorang tentang dirinya (Wolffe, 2000). Konsep diri sangat penting
bagi perkembangan anak (Woolfolk, 2001). Seorang anak akan mengembangkan
penilaian diri dalam berinteraksi dengan pengalaman kehidupan yang dilaluinya.
Dalam pandangan Baumrind (1991), dikatakan bahwa konsep diri individu akan
mampu berkembang dengan baik, ketika lingkungan disekitar menjadi wadah
yang

memberikan

kebebasan

untuk

mengeksplorasi

kemampuan

yang


dimilikinya. Individu dengan konsep diri tinggi cenderung memiliki keyakinan
pada kemampuan dirinya dalam membuat keputusan dan harapan untuk sukses,
serta mampu membangun hubungan positif dengan orang lain secara bijaksana
dan bermartabat (Tuttle &Tuttle, 2004).
Terdapat perbedaan konsep diri antara remaja puteri dan laki-laki. Terkait
hal ini, merujuk pada laporan penelitian yang dipublikasikan oleh Obidigbo
(2002) dan Al-Zyoudi (2007), remaja perempuan memiliki skor konsep diri,
perilaku berkeluarga, perilaku moral lebih rendah daripada remaja laki-laki (AlZyoudi, 2007). American Association of University Women (1992), juga telah
menemukan bahwa konsep diri remaja puteri secara signifikan lebih rendah
daripada remaja laki-laki.
Manusia dalam perjalanan hidupnya tidak semuanya beruntung dapat
memiliki keluarga yang ideal. Banyak anak yang mengalami kenyataan pahit
dalam hidupnya. Kematian atau perceraian orang tua, kemiskinan, keluarga tidak
harmonis, keluarga broken dapat menyebabkan hilangnya fungsi keluarga. Anak
harus rela terlepas dari rengkuhan kasih sayang orang tua atau kadang harus
menjalani kerasnya kehidupan sendiri tanpa keluarga. Salah satu kondisi tersebut
dapat menyebabkan seseorang berada dalam sebuah lembaga yang bernama Panti
Asuhan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aral, Gursoy dan Yildiz, (2005)
menunjukkan bahwa remaja yang tinggal di panti asuhan memiliki konsep diri
yang rendah, karena mereka yang hidup di panti asuhan memiliki kekurangan

pada tingkat penilaian diri.
Mengingat laporan penelitian tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pada lembaga yang secara khusus mengasuh remaja puteri.

1

Dalam hal ini, peneliti mengarahkan ketertarikan pada panti asuhan puteri
Aisyiyah Muhammadiyah Malang. Panti asuhan ini, merupakan lembaga
pengganti keluarga yang mengasuh 41 anak dan remaja puteri dengan status
yatim, yatim piatu dan anak terlantar.
Berdasarkan hasil pengamatan di Panti Asuhan Puteri Aisyiyah
Muhammadiyah Malang mengindikasikan sebagian besar anak asuh memiliki
konsep diri yang cenderung rendah, misalnya saja bersikap pesimis, meragukan
kemampuannya sendiri, menganggap orang tuanya tidak mencintai dirinya, dan
tidak percaya diri. Hal ini berdasarkan hasil peneliti dengan melakukan
wawancara kepada anak panti, pengasuh panti dan hasilnya sebagian besar
memiliki konsep diri yang cenderung rendah. Kondisi konsep diri remaja yang
tinggal dipanti tersebut dimungkinkan belum efektifnya pembinaan yang
diberikan oleh pembina yang ada di


Panti Asuhan Puteri Aisyiyah

Muhammadiyah Malang. Walaupun esensi dari panti asuhan adalah menggantikan
yang hilang dari orang tua melalui para pengasuh, tetapi kenyataan ini sering sulit
dicapai secara memuaskan, karena hanya terdapat dua orang pengasuh sekaligus
penjaga panti yang dituntut untuk membina empat puluh satu orang anak panti.
Dengan minimnya jumlah pengasuh tentu saja akan berpengaruh pada kebutuhan
psikologis anak panti, oleh karena kurangnya perhatian dari para pengasuh.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, perlu melakukan penelitian di
Panti Asuhan Puteri Aisyiyah Muhammadiyah Malang dan melakukan intervensi
konseling kelompok untuk meningkatkan konsep diri. Konseling kelompok
merupakan intervensi yang efektif untuk pencegahan dan memecahkan masalah
yang dihadapi siswa (Rosen & Bezold, 2001). Menurut Zinck dan Littrell (2000),
konseling kelompok sangat efektif diterapkan di sekolah untuk membantu siswa
dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, dengan layanan konseling
kelompok sejumlah siswa dapat bekerja secara kelompok, berbagi informasi
pribadi, dan saling memberi, serta mendukung antara siswa satu dengan yang
lainnya.

Konseling kelompok dianggap lebih efisien daripada psikoterapi


individu karena pembelajaran sosial melalui pemahaman, pengalaman, dan tukar
pikiran antar teman sebaya (Bemak, Fred, Chung, Rita, 2005). Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah konseling kelompok dapat

2

meningkatkan konsep diri remaja putri dipanti asuhan Puteri Aisyiyah
Muhammadiyah Malang.

3

KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN
KONSEP DIRI REMAJA DI PANTI ASUHAN PUTERI
AISYIYAH MUHAMMADIYAH MALANG

Tesis

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Profesi Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

Diajukan oleh
Rachma Shinta Merina
NIM 09820009

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas
Rahman dan RahimNya maka penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
konseling kelompok dapat meningkatkan konsep diri remaja di Panti Asuhan
Puteri Aisyiyah Muhammadiyah Malang.
Tesis ini dikerjakan demi memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar magister profesi psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis
menyadari bahwa karena adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai
pihak, maka tesis ini dapat terselesaikan. Oleh karenanya, dengan segala ketulusan
dan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M. Ap, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Bapak Dr. Latipun, M. Kes, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Malang yang selaku mengingatkan dan memberi motivasi
untuk segera menyelesaikan studi
3. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si., Psi, selaku dosen pembimbing
I, yang senantiasa selalu memberikan motivasi untuk segera
menyelesaikan studi ini dan meluangkan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan penulis.
4. Bapak Yudi Suharsono, M.Si., Psi, selaku dosen pembimbing II, yang
dengan sabar meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis.
5. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa dan selalu mengingatkan
penulis untuk terus semangat dalam mengerjakan studi.
6. Teman-teman Magister Psikologi, terima kasih atas perjalinan yang
senantiasa selalu memberikan motivasi kepada penulis.
Semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan ketulusan bapak dan ibu
yang telah membantu menyelesaikan tesis ini dengan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Dan semoga karya penelitian tugas akhir ini dapat memberikan
manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak.

Malang, September, 2013

Rachma Shinta Merina

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................

i

DAFTAR ISI ............................................................................................

ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................

iv

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................


v

INTISARI ...............................................................................................

vi

ABSTRACT .............................................................................................

vii

PENDAHULUAN...................................................................................

1

1. Latar Belakang ...............................................................................

1

LITERATURE REVIEW.......................................................................


3

1. Konsep Diri Remaja Putri Di Panti Asuhan....................................

3

2. Pengaruh Konseling Kelompok terhadap Konsep Diri Remaja .....

5

3. Hipotesis .........................................................................................

7

DESAIN PENELITIAN .........................................................................

7

1. Subyek Penelitian ...........................................................................


7

2. Variabel dan Instrumen Penelitian...................................................

8

3. Intervensi Konseling Kelompok ......................................................

9

4. Analisis Data ....................................................................................

9

HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

10

1. Uji Statistik Wilcoxon Kelompok Eksperimen ...............................


10

2. Uji Statistik Wilcoxon Kelompok Kontrol .....................................

10

3. Uji Statistik Mann Whitney Data Antar Kelompok ........................

11

4. Pembahasan .....................................................................................

12

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..............................................

15

A. Kesimpulan ...................................................................................

15

B. Rekomendasi..................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

17

DAFTAR TABEL

Halaman
1. Hasil analisis pretest-posttest, postest-follow up, pretest-follow up
kelompok eksperimen ...........................................................................

10

2. Hasil analisis pretest-posttest, posttest-follow up, pretest-follow up
kelompok kontrol ..................................................................................

11

3. Hasil analisis pre test, post test, follow up, kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol ..........................................................................

11

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Modul Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Konsep Diri ......

21

2. Agenda Konseling Kelompok .............................................................

33

3. Pelaksanaan Intervensi Konseling Kelompok ....................................

34

4. Skala Konsep Diri......................... ......................................................

35

5. Analisa Data Penelitian ................................................................ ......

39

6. Data Kasar Penelitian..........................................................................

45

7. Distribusi Subyek.................................. ..............................................

51

8. Surat Persetujuan ................................................................... ............

52

Daftar Pustaka
Al-Zyoudi, M., (2007). Gender differences in self-concept among adolescents
with low vision. International Journal of Special Education, 22 (1), 132136.
American Association of University Women. (1992). How schools shortchange
girls: A study of major findings on girls and education. Washington D. C:
Authors.
American School Counselor Association. (2005). School counseling principles:
Foundations and Basics. American School Counselor Association.
Aral, N., Gursoy, F. & Yildiz-Bicakci, M. (2006). A study on loneliness levels of
adolescents staying and not staying at orphanage. Electronic Social
Sciences Journal Dergies, 14, 10-19.
Azwar, S. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Baumrind, D. (1991). The influence of parenting style on adolescent competence
and substance abuse. Journal of Early Adolescence, 11 (1), 56-95.
Becky, D., & Farren, P. M. (1997). Teaching students how to understand and avoid abusive relationships. The School Counselor, 4, 303‐308.
Bemak., Fred., Chung., & Rita, C. Y. (2005). Applications in social justice
counselor training: classroom without walls. Academic Journal of
Humanistic Counseling, 50 (2), 204-219.
Brigman G & Campbell. C. (2003). Helping students improve academic
achievement and school success behaviour. Professional school
counseling, 7 (2), 91-98.
Crepeau-Hobson, F., Edwards, R., & Stoeckel, A. (2005). The psychological
autopsy: Medical examiners’ rulings of childhood suicide. Paper
Presented Colorado Society of School Psychologists Conference, Vail,
CO.
Creswell, J. W. (2008). Educational research: Planning, conducting, and
evaluating quantitative and research questions and the research design
selected for the study. Thousand Oaks, CA: Sage.
Davison, T. E., & McCabe, M. P. (2006). Adolescent body image and
psychosocial func-tioning. Journal of Social Psychology, 146 (1), 15-30.

Dimiter, M. D., & Philip, D. R, Jr. (2003). Pretest-posttest design and
measurement of change. Applied Psychological Measurement, 20, 159165.
Figen, G., Mudriye,Y. B., Emel, O., Sema, B., Seyhan, C., Ozlem, Y. (2012).
Study on self-concept levels of adolescents in the age group of 13-18 who
live in orphanage and those who do not live in orphanage. International
Journal of Social Sciences and Education, 2 (1) 56-66.
Frost, J., & McKelvie, S. J. (2005). The relationship of self-esteem and body
satisfaction to exercise activity for male and female elementary school
students, high school students, and university students, Online Journal of
Sport Psychology, 7 (4), 36-49.
Furnham A, Badmin N, & Sneade I. (2002). Body image dissatisfaction: gender
differences in eating attitudes, self-esteem, and reasons for exercise,
Journal of Psychology, 136 (6), 581-596.
Gladding, S.T. (2008) Group Work: A counseling specialty (5th ed.). Columbus,
OH: Merrill Prentice Hall.
Griffiths, J. A. , & McCabe, M. P. (2000). The influence of significant others on
disordered eating and body dissatisfaction among early adolescent girls.
European Eating Disorders Review, 8 (4), 301-314.
Gursoy, F. & Yıldız-Bıcakcı, M. (2005). A comparison on anxiety levels of
adolescents living and not living in orphanage. Contemporary Education
Journal, 323, 19-24.
Herri, Z. P. (2012). Pengantar komunikasi dan konseling. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
Hlongwane, M. M., & Bason, C. J. (1990). Self-concept enhancement of Black
adolescents using transactional analysis in a group context. School
Psychology International, 11 (2), 99-108.
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga Press.
Jacobs, E.E., Harville, R.L., & Massen, R.L. (1996) Group counseling: strategies
and skills. 2nd ed. Pacific Grove, CA: Brooks/Cole Publishing Company.
Jacqueline A. G., Marita, P. M. cCabe. (2000). The influence of significant others
on disordered eating and body dissatisfaction among early adolescent girls.
8 (4), 301–314. Online journal at: http://onlinelibrary.wiley.com.
Jagpreet, K., Rana, J. S., & Rupinder, K. (2009) Home environment and academic
achievement as correlates of self-concept among adolescents. Journal
Study Home Communication Science, 3 (1), 13-17.

Latipun. (2005). Psikologi konseling. Malang: UMM press.
Liche, S., Aries, Y., Bernadette, N. S. (2009). Psikologi eksperimen. Jakarta: PT.
INDEKS.
Maclean, K. (2003). The impact of institutionalization on child development.
Development and Psychopathology, 15, 853-884.
McClun, L.A. & Merrell, K. W. (1998). Relationship of perceived parenting
styles, locus of control orientation, and self-concept among junior high age
students. Psychology in the Schools, 35 (4), 381-390.
Nugroho, B.A. (2005). Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.
Obidigbo, G.C. (2002). The relationship between self concept and academic
performances of Nigeria students. African Journal on line: IFE
Psychologia, 10 (2), 20 – 27.
Pardede, Y. O.K. (2008). Konsep diri anak jalanan usia remaja. Jurnal Psikologi,
1 (2), 146-151.
Rice, F. P., & Dolgin, K. G. (2005). The adolescent: Development, relationships,
cultures (11th ed.). Boston: Allyn and Bacon.
Rosen, K.H., & Bezold, A. (2001). Dating violence prevention: A dyadic support
group for young women. Journal of Counseling & Development, 74, 521525.
Sarwono, S. W. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Simsek, Z. & Erol, N. (2004). Effects of institution care on psychological health
of adolescents. Social Services Symposium: Social Services Practice in
Turkey, Needs and Problems. Baskent University Health Sciences Faculty
Social Services Department,Abstracts, p. 75.
Schunk, D. H. (2000). Social cognitive theory. In Kevin M. Davis (Ed.), Learning
theories: An educational perspective (3rd ed., p. 118). Upper Saddle River,
New Jersey: MERRILL, an Imprint of Prentice-Hall.
Shakhmanova, A.Sh. (2010). Social and pedagogical problems of the upbringing
of Orphans in Russia. Russian Education and Society, 52 (5), 71–78.
Shechtman, Z. & Ben-David, M. (1999). Individual and group psychotherapy of
childhood aggression: A comparison of outcomes and process. Group
Dynamics, 3 (4), 263-274.

Shechtman, Z. & Gluk, O. (2005). Therapeutic factors in children's groups. Group
Dynamics: Theory, Research, and Practice, 9 (2), 127-134
Sloutsky, V.M. (1997). Institutional care and developmental outcomes of 6 and 7
year old Children: A contextualist perspective. International Journal of
Behavioral Development, 20 (1), 131-151.
Sugiyono & Eri, W. (2004). Statistika untuk penelitian dan aplikasinya dengan
SPSS 10.0 for windows. Cetakan keempat: November. Bandung:
ALFABETA.
Tuttel, D & Tuttel, N. (2004). Self-esteem and adjusting with blindness. 3rd
Edition, Springfield, IL. Charles C Thomas.
Tobias, A. K. & Myrick R. D (1999). A peer- facilitator led interaction with
middle school problem behaviour students. Professional School
Counselling, 3 (1), 27 – 33.
Whiston, S., & Sexton, T. (1998). A review of school counseling outcome
research: Implications for practice. Journal of Counseling & Development,
Journal of Counseling & Development
Whiston, S. C., & Quinby, R. F. (2009). Review of school counseling outcome
research. Psychology in the Schools, 46 (3), 267 – 272.
Wolffe. K. (2000). Growth and development in middle childhood and
adolescence. In: AJ Koenig, MC Holbrook (Eds): Foundations of
Education, 1, 135- 156.
Woolfolk. A. (2001). Educational psychology. 8th Edition, Needham Heights,
MA: Allyn and Bacon.
Yalom, I. (1995). The theory and practice of group psychotherapy (4th.ed.). New
York: Basic Books.
Zinck, K., & Littrell, J. M. (2000). Action research shows group counseling
effective with at-risk adolescent girls. Professional School Counseling, 4
(1), 50-59