HUBUNGAN ANTARA FRUSTRASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SUPPORTER SEPAK BOLA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sering kali kita dengar
dan hal ini mungkin sudah merupakan berita harian. Saat ini beberapa televisi bahkan
membuat program-program khusus yang menyiarkan berita-berita tentang aksi
kekerasan. Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di
sekolah, bahkan di komplek-komplek perumahan. Aksi tersebut dapat berupa
kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju, dll),
dan kekerasan yang sering terjadi sekarang ini adalah kekerasan pada supporter
sepak bola.
Sepak bola merupakan jenis olah raga rakyat, setiap orang gemar terhadap
olah raga ini, tidak dibutuhkan biaya besar untuk perlengkapannya, cukup tersedia
bola lapangan maka permainan ini sudah bisa dimainkan oleh siapa saja dan kapan
saja. Dalam olah raga sepak bola, prakteknya terdiri dari beberapa komponen sebagai
sebuah sistem yang saling mendukung tercapainya sebuah tujuan permainan.
Komponen ini ditata, sedemikian rupa agar satu sama lain berfungsi sebagaimana
mestinya.. Komponen yang dimaksud adalah pemain sebagai pelaku utama dalam
pertandingan, pelatih, manajemen tim, wasit, penyelengara pertandingan, pengurus
institusi oraganisasi sepak bola, dan tidak ketinggalan komunitas supporter. Sebagai

suatu sistem, masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi satu dengan
yang lain, terutama dalam memerankan fungsinya sehingga tercipta satu aktifitas
olahraga yang dicita-citakan.
Sepak bola telah menjadi magnet yang mampu menggerakkan kelompok
sosial dalam populasi yang cukup besar. Iklim kompetitif antar klub sepak bola
sampai merambah pada persaingan antar supporter, bahkan muncul ke permukaan
dengan menonjolkan sisi kedaerahan masing-masing supporter. Klub dan supporter
sepak bola memang satu jejaring sosial yang sulit dipisahkan. Supporter menganggap
klub sebagai representasi daerah yang paling diunggulkan dan diidolakan dalam
kancah persepak bolaan tanah air. Supporter yang lebih mengedepankan unsur
kecintaan pada klubnya bertendensi menjadi awal timbulnya fanatisme.

1

2

Salah satu manifestasi dari fanatisme terbukti dengan sering terjadinya
konflik antar supporter sepak bola. Seolah-olah klub sepak bola yang didukung
adalah klub terbaik dan harus menang, jika kalah maka dapat menjadi stimulus
munculnya amarah. Jika seperti itu, sering kali yang menjadi sasaran pelampiasan

amarah adalah supporter lawan, bahkan mengarah pada kerusuhan di luar stadion
sampai ke tempat-tempat umum yang ikut menjadi pelampiasan amarah para
supporter. Tidak sedikit supporter di Indonesia yang masih mengedepankan sisi
fanatisme dibandingkan iklim sportivitas, kompetitif, dan menghargai satu sama lain
dalam mendukung timnya saat pertandingan berlangsung.
Dalam skripsi ini, satu elemen yang menarik untuk dikaji adalah supporter,
dimana salah satu fungsi darinya adalah mendorong semangat juang pemain yang
sedang berlaga, yang menarik dari fenomena supporter belakangan ini, adalah
adanya kecenderungan pergeseran fungsi supporter, yaitu dari sebelumnya sebagai
pihak penyemangat atau pemberi dukungan sekarang motivasi supporter bergeser
menjadi sarana hiburan, hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya orang gemar
nonton pertandingan sepak bola hanya dilandasi oleh keinginan menyaksikan para
suporternya bereaksi di dalam stadion. Hal ini patut disadari, karena saat ini sudah
membudaya dikalangan supporter, dalam mendemonstrasikan dukungan terhadap tim
yang sedang bertanding, dengan bernyayi-nyayi dan juga sambil menari-nari. Sepak
bola memiliki kaitan yang erat dengan supporter, setiap klub sepak bola memiliki
kelompok pendukung tertentu, bahkan kelompok pendukung tersebut mempunyai
nama-nama tertentu untuk menunjukan identitas mereka, seperti contohnya “ The
Kop” kelompok supporter Liverpool FC dari Inggris, “Juventimi’ kelompok
supporter Juventus FC dari Itali. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa kelompok

supporter seperti The Jakmania (Persija), Bonekmania (Surabaya), Persikmania
(kediri), Aremania (Malang) dan banyak lagi yang lainnya.
Supporter atau penonton adalah satu bentuk kumpulan massa (Huky, 1986 ).
Lewin berpendapat bahwa kerumunan termasuk kedalam bentuk massa konkrit yaitu
massa yang dinamis, emosional, memiliki sikap jelas dan adanya kesatuan sikap
(Wuryo & Sjaifullah, 1983). Bila ditinjau dari perspektif gerakan sosial, supporter
sepak bola dapat dikategorikan sebagai kerumunan. Berawal dari terbentuknya suatu
integrasi sosial, sehingga dapat menciptakan suatu kelompok Supporter sepak bola.

3

Tetapi ketika masuk ke stadion dan menjadi tidak terkontrol mendapat stimulus
konflik maka memiliki sifat kerumunan. Pada awalnya supporter sepak bola
memiliki kesadaran individu, tetapi pada saat masuk ke stadion bisa mengalami
kehilangan identitas pribadi dan kelompoknya. Salah satu penyebabnya adalah
adanya stimulus konflik yang menyebabkan supporter tidak terkontrol dan
kehilangan identitasnya tersebut. Pada kondisi semacam ini suporter masuk pada
karakteristik kerumunan.
Lewin berpendapat bahwa kerumunan termasuk kedalam bentuk massa
konkrit yaitu massa yang dinamis, emosional, memiliki sikap jelas dan adanya

kesatuan sikap (Wuryo & Sjaifullah, 1983). Menurut Santoso (2010) massa adalah
kumpulan individu yang bersifat sementara, kurang terorganisir, diikat oleh emosi
atau perasaan yang sama dan cenderung berbuat kegilaan.
Dewasa ini banyak kasus-kasus kekerasan yang dilakukan oleh para supporter
sepak bola seperti berdasarkan hasil penelusuran di berbagai media massa, tercatat
beberapa kasus kekerasan supporter yang melibatkan Aremania, seperti yang tertulis
dalam www.inilah.com (2009) yaitu ketika pertandingan antara Persisam Samarinda
melawan Arema Malang di Stadion utama Samarinda saat itu Persisam tertinggal 0-1
lewat gol Roman Camelo 10 menit jelang pertandingan usai. Mereka spontan
meluapkan kemarahan kepada Aremania setelah Persisam ternyata kalah 1-0 dengan
Arema, akibatnya, puluhan Pusamania mendatangi Aremania Borneo usai
pertandingan. Beruntung polisi dari Poltabes Samarinda berhasil mengamankan
keadaan. Namun Pusamania tidak berhenti sampai di situ. Mereka melemparkan batu
dan botol minuman kepada puluhan supporter Aremania yang melintasi jalan.
Dalam www.blogspot.com (2009) juga disebutkan fenomena yang lain adalah
yang terjadi di kediri saat kepulangan para aremania dari stadion Brawijaya Kediri
puluhan ribu supporter Arema Malang ini juga membuat ulah dijalanan. Puluhan
suporter fanatik Arema yang kecewa atas kekalahan timnya melakukan tindakan
anarkis dengan merusak tiga rumah warga Kediri. Kaca rumah dilempari batu hingga
banyak yang hancur. Tindakan anarkis supporter kesebelasan Arema Malang ini

terjadi di beberapa rumah di Jalan Imam Bonjol kota Kediri. Tiga rumah mengalami
kerusakan pada kaca depannya terkena lemparan batu. Beruntung tidak ada korban
jiwa maupun terluka dalam kejadian ini. Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh

4

para supporter diatas dikarenakan mereka tidak bisa menerima kekalahan yang
dialami oleh tim kesebelasan mereka.
Kasus paling hangat terjadi ketika sejumlah oknum supporter Bonek (julukan
untuk supporter Persebaya) melakukan pengeroyokan terhadap salah seorang
anggota LA-Mania (julukan untuk supporter Persela Lamongan) akhir januari 2011
silam. Dalam insiden ini dua orang supporter Persela menjadi korban, mereka
ditemukan tewas didua tempat yang berbeda. Setelah kasus tersebut, supporter
Persela marah dan melempari kereta api yang lewat didaerah lamongan karena
diduga membawa rombongan supporter Persebaya www.antarajatim.com (2011).
Banyak kasus dan konflik yang terjadi antara sesama supporter, dan kekalahan tim
kesayangan mereka sering menjadi pemicu utama terjadinya kekerasan. Setiap tim
dan supporter pasti mempunyai impian untuk berjaya dan mampu menjadi jawara
namun tidak selamanya jalan itu mulus karena kekalahan tim sepak bola dan
buruknya permainan tim menjadi faktor yang membuat supporter kesal. Dua peran

antara supporter dan tim itu saling menguntungkan,tim membutuhkan semangat
dukungan sedangkan supporter butuh kemenangan.
Sarason (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2001) menyebutkan bahwa agresi
dapat diartikan sebagai suatu serangan yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap
organisme lain, obyek lain atau bahkan pada dirinya sendiri.
Menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) agresi didefinisikan sebagai
suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang,
membunuh atau menghukum orang lain.
Sedangkan Baron (dalam Koeswara, 1988) menyatakan bahwa agresi adalah
tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain
yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut dan yang dimaksud
perilaku agresi ini adalah suatu bentuk perilaku yang memang disengaja untuk
melukai ataupun mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
perilaku tersebut.
Dalam kasus agresi yang dilakukan pada supporter sepak bola diatas terlihat
bahwa para supporter akan bertindak agresif salah satu penyebabnya bila tim sepak
bola kesebelasan mereka mengalami kekalahan. Jika melihat gambaran kekerasan
supporter sebagian besar pemicunya adalah sikap kekecewaan karena tim

5


kesayangan mereka kalah. Mereka akan sangat senang jika tim mereka menang
namun bisa sangat marah jika yang terjadi sebaliknya. Dan salah satu sumber dari
perilaku agresi adalah frustrasi.
Cofer (dalam Santoso, 2010) menyatakan bahwa frustrasi berarti pencapaian
tujuan yang diinginkan dihalangi.ini berarti bahwa individu mempunyai suatu tujuan
dan yang bersangkutan berusaha mencapainya. Dengan adanya berbagai sebab,
tujuan tersebut gagal untuk dicapainnya.
Menurut Geen (1998) frustrasi berasal dari terhambatnya atau dicegahnya
upaya mencapai tujuan. Ketika seseorang ingin pergi ke suatu tempat, melakukan
suatu tindakan, atau mendapatkan sesuatu tetapi dicegah atau terhambat untuk
mencapai maksudnya itu, orang itu besar kemungkina akan merasa frustrasi.
Frustrasi ini kemudian melahirkan agresi, mungkin karena agresi bisa meringankan
emosi negatif.
Dorongan perasaan tertekan yang kuat bisa saja memunculkan bentuk
perilaku agresi, karena hal ini juga diungkapkan oleh teori dorongan yang dipelopori
oleh Dollard & Miller (dalam Hall & Lindzey, 1998) berasumsi bahwa agresif
merupakan dorongan yang disebabkan oleh perasaan frustrasi. Dalam pandangan
hipotesis frustrasi agresi, frustrasi mengakibatkan terangsangnya suatu dorongan
yang tujuan utamanya adalah menyakiti beberapa orang atau objek terutama yang

dipersepsikan sebagai penyebab frustrasi (Berkowitz, 1989).
Menurut Berkowitz (1969), frustrasi bisa mengarahkan individu kepada
bertindak agresi karena frustrasi itu bagi individu merupakan situasi yang tidak
menyenangkan dan dia ingin mengatasi atau menghindarinya dengan berbagai cara,
termasuk cara agresi. Pandangan bahwa agresi muncul terutama dari suatu dorongan
(drive) yang ditimbulkan oleh faktor-faktor eksternal untuk menyakiti orang lain.
Pendekatan ini direfleksikan dalam berbagai teori dorongan (drive theories) atas
agresi. Teori-teori ini mengemukakan bahwa kondisi-kondisi eksternal terutama
frustrasi membangkitkan motif yang kuat untuk menyakiti orang lain. Dorongan
agresif ini selanjutnya, menimbulkan agresi.
Dalam hipotesis frustrasi-agresi (frustration-aggression hypothesis) yang
dikemukakan oleh Dollard dkk (dalam Baron & Byrne). Dalam bentuk aslinya,
hipotesis ini membuat dua pernyataan penting: (1) frustrasi selalu memunculkan

6

bentuk tertentu dari agresi, dan (2) agresi selalu muncul dari frustrasi. Singkatnya,
teori ini memandang bahwa orang yang frustrasi selalu terlibat dalam suatu tipe
agresi dan semua tindakan agresi, sebaliknya, berasal dari frustrasi.
Pada penelitian Hikmawan (2003) yang meneliti tentang pengaruh frustrasi

terhadap agresifitas pemuda. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan adanya
pengaruh yang sangat signifikan antara frustrasi terhadap agresifitas pemuda.
Dimana semakin tinggi frustasi maka agresifitas juga semakin tinggi begitupun
sebaliknya. Frustasi ini memberikan pengaruh sebesar 43,1 % terhadap perilaku
agresi.
Oleh karena itu banyak kasus-kasus kekerasan yang dilakukan oleh para
supporter sepak bola seperti menerobos masuk ke lapangan pertandingan untuk
memukuli pemain dan pelatih lawan, merusak papan sponsor, melakukan pelemparan
botol dan batu atau benda lainnya kepada para pemain lawan, hal ini dikarenakan
mereka dilanda perasaan frustrasi berkelanjutan karena apa yang mereka harapkan
dan apa yang mereka inginkan yaitu mereka berharap bahwa tim sepak bolanya akan
menang dan tim sepak bola mereka adalah yang terkuat namun ketika hal itu berbeda
dengan kenyataan yaitu tim sepak bola kesayangan mereka ternyata harus kalah
melawan tim lawan. Perasaan frustrasi inilah yang menimbulkan reaksi negatif para
supporter sepak bola diatas sehingga menimbulakan perilaku agresi.
Melihat berbagai fenomena kekerasan agresi yang kerap dilakukan oleh
supporter sepak bola peneliti tertarik untuk menelaah secara lebih mendalam untuk
mengangkat penelitian dengan judul hubungan antara frustrasi dengan perilaku agresi
pada supporter sepakbola.


B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan
antara frustrasi dengan perilaku agresi pada supporter sepak bola.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitin ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara frustrasi sengan perilaku agresi pada supporter sepak
bola.

7

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan dalam mengembangkan bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi
sosial.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi supporter
sepak bola sehingga bersikap lebih positif dan tidak berperilaku agresi
(kekerasan) antar sesama supporter.


HUBUNGAN ANTARA FRUSTRASI DENGAN PERILAKU
AGRESI PADA SUPPORTER SEPAK BOLA

SKRIPSI

Oleh :
Mariani Octaviana
07810097

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

HUBUNGAN ANTARA FRUSTRASI DENGAN PERILAKU
AGRESI PADA SUPPORTER SEPAK BOLA

SKRIPSI

Diajukan pada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu
persyaratan memperoleh gelar sarjana Psikologi

Oleh :
Mariani Octaviana
07810097

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

ii

iii

iv

v

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat,

Hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Berbulan-bulan menyusun skripsi ini banyak membawa kenangan baik suka
maupun duka bagi penulis. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Cahyaning S, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali yang telah memberikan
dukungan dan arahan pada penulis.
4. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmunya
kepada penulis.
5. Ayah penulis Djunaib Barmawi dan ibunda penulis Sumiati Lapassi yang tak
pernah lelah mendoakan anaknya ini dan tak henti-hentinya memberikan
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Adik-adik penulis, Keshia Barmawi, Rianda Barmawi, angelvy octaviana
Alexander, Yosovira joice Alexander dan juga adik sepupu penulis yaitu Yulfani
Barmawi, Fahria Barmawi, Reza Barmawi Dan Prety sinta barmawi yang selalu
memberikan dukungan agar skripsi ini dapat segera selesai.
7. Sahabat-sahabat terbaik penulis, “GPRS family” yang tak henti-hentinya
memberi dukungan dan membantu penulis hingga selesainya skripsi ini, yaitu :
Icha, Riris, Nisa, Ratih, Ardy, Gian, Ilham, dan Ali,
vi

8. Teman-teman kelas B angkatan 2007 seperti Panca, Dyah, Febbri, I’in, Dian,
Ririf, Firdyan, Romo, Ade, naila, amik dan semua yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
9. Teman-teman kos penulis yang selalu memberi dukungan pada penulis yaitu
Amelia Sangsaka Putra, Te Kiki, Ratna, Mbak Dian, Mbak Nita, Mbak Eka,
Mbak Rubby, Mbak Betti dan Mbak Reta.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Sebagai penutup, penulis menyadari bahwa tugas akhir yang sederhana ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritikan dan saran sangat penulis harapkan
guna kesempurnaan karya sederhana ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 12 Maret 2012
Penulis,

Mariani Octaviana

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM………………………………………………

i

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..

iii

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..

iv

SURAT PERNYATAAN………………………………………………………..

v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...

vi

INTISARI………………………………………………………………………..

viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….

xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….

xii

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..

1

B. Rumusan Masalah………………………………………………… 6
C. Tujuan Penelitian………………………………………………….

6

D. Manfaat Penelitian………………………………………………...

7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Frustrasi
1. Pengertian frustrasi…………………………………………..

8

2. Sumber-sumber frustrasi……………………………………..

9

3. Akibat frustrasi.........................................................................

9

4. Respon atau gejala frustrasi…………………………….….....

10

B. Agresi
1. Pengertian agresi…………………………………….……….

11

2. Faktor penyebab agresi……………………………..………..

12

3. Bentuk-bentuk perilaku agresi……………………...………..

14

4. Teori-teori agresi…………………………………..…………

16

viii

C. Supporter sepak bola
1. Pengertian supporter sepak bola………………………………

17

D. Hubungan antara frustrasi dengan perilaku agresi pada supporter
sepak bola........................................................................................ 19
E. Kerangka pemikiran........................................................................ 21
F. Hipotesis.......................................................................................... 22
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian …………………………………………….. 23
B. Variabel penelitian ………………...………………...…………… 23
C. Populasi dan sampel……………………………………………..... 24
D. Jenis data dan metode pengumpulan data…………........................ 25
E. Prosedur penelitian .......................................................................... 27
F. Validitas dab reliabilitas………………………….……………….. 28
G. Teknik analisa data……………………………….……………….

33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisa data……………………………………………………….. 35
B. Pembahasan……………………………………………………….. 35

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………..

41

B. Saran………………………………………………………………. 41
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

43

LAMPIRAN…………………………………………………………………….

44

ix

DAFTAR TABEL

Tebel 3.1. Blue print skala frustrasi………………………………………….

26

Tabel 3.2. Blue print skala agresi..........................................………….…. ….

27

Tabel 3.3 Uji validitas skala frustrasi....................................……….......... ….

30

Tabel 3.4 Blue print skala frustrasi...................................................…...... ….

30

Tabel 3.5 Uji validitas skala perilaku agresi................................…............ ….

31

Tabel 3.6 Blue print skala perilaku agresi................................................... ….

31

Tabel 3.7 Uji reliabilitas skala frustrasi dan perilaku agresi........................ ….

32

Tabel 3.8 Rancangan analisis korelasi product moment...................................

34

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen penelitian………………………………………….

45

Lampiran 2. Skor kasar try out skala frustrasi……………………………. ...

53

Lampiran 3. Uji validitas dan reliabilitas skala frustrasi............................. ...

56

Lampiran 4. Skor kasar try out skala agresi............................................

63

Lampiran 5. Uji validitas dan reliabilitas skala agresi..............................

65

Lampiran 6. Data kasar penelitian skala frustrasi....................................

75

Lampiran 7. Data kasar penelitian skala agresi........................................

78

Lampiran 8. Analisa data........................................................................

82

xi

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S, (1998) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Ariyanto, D, (2005), Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Agresi Pada
Anggota Polri, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.
Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan validitas. Jakarta: Pustaka Pelajar
Baron, R.A & Donn, B. (2004) .Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Dayakisni, T. & Hudaniah, (2001). Psikologi Sosial, Malang, UMM Press.
Hadi, S. (1993). Metodologi Research III. Yogyakarta : Andi Offset
Helmi.A, Fadilla, Soedardijo, (1998). Beberapa Perspektif Perilaku Agresi,
BuletinPsikologi. Tahun VI, Nomor 2
Hikmawan, T. (2003), Pengaruh Frustasi Terhadap Agresivitas Pemuda, Skripsi,
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Kasus agresifitas sepak bola (2009, 27 Oktober). Di peroleh dari
http://www.inilah.com/read/detail/173413/oknum-aremania-borneo-berulah
pertandingan-ricuh
Kasus agresifitas sepak bola (2009,20 januari ). Diperoleh dari
http://biruhitamindonesia.blogspot.com/2012/03/daftar-lengkap-rivalitasdan konflik.html
Kasus agresifitas sepak bola (2011, 27 januari ). Diperoleh dari
antarajatim.net/lihat/berita/54863/suporter-berulah-siapa-yang-salah
Kerlinger. N. (1993), Asas-Asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta : UGM Press
Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia, Bandung : P.T. Eresco.
Santoso, S. (2010), Penerapan Psikologi Sosial, Bandung : Refika Aditama
Santoso, S. (2010). teori-teori psikologi sosial, Bandung : Refika Aditama
Sears, David O, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. (1985). Psikologi Sosial.
Jakarta : Erlangga
Sears, David O, Shelley E. Taylor , L. Anne Peplau. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta
: Kencana

xii

Soekamto, S. (1992). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Pers
Suryanto. Memahami psikologi massa dan penanganannya.
(http://suryanto.blog.unair.ac.id/2008/12/03/memahami-psikologi-massadanpenanganannya/)
Winarsunu, T. (1996). Statistik I. Malang : UMM Press
Wulansih, E,D. (2004). motivasi sosial aremania ,Skripsi, Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.

xiii