HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Agresi pada Remaja.

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
YULYA ADE SAPUTRI
F 100 110 184

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
YULYA ADE SAPUTRI
F 100 110 184

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

ET'BT'I{GAN AIIITARA KONT'ORITIITAS DENGAN PBRIIJ\KU AGNfiSI
PADAREMA.TA
.:

+

Diqir,rkaq ol€h:


YT'LYA ADE SAPUTRI
F t00 1r0 184

Telah Disenrjui unnlk Dipertabankar

Di depan Denmn Penguji oleh

:

Pembimbiog

Strakarta, Ftfuai Z0tS

IIUBIJNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI

PAI)A REMA.IA

Diajukan Oleh

:


YT]LYA ADE SAPUTRI
x'100 110 184
Telah Disetujui

yt*

Dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal, 2 Juli 2015
dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat.

Penguji Utama

Drs. Soleh Amini. M.Si

Penguji Pendamping

I


Drs. Mochamad Amir. M.Si

Penguji Pendamping

II

Ahcmad Ilwitvanto O. S.Psi. M.Si

Surakarta, 14 Juli 2015
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ffi

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PADA REMAJA

Yulya Ade Saputri
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
yulyaade@ymail.com
Pembimbing:

Drs. Soleh Amini, M.Si

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas
dengan perilaku agresi pada remaja, tingkat konformitas pada remaja, tingkat
perilaku agresi pada remaja dan sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku
agresi pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk mencapai tujuan
penelitian. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari empat kelas yaitu XI
MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6 yang berjumlah 105 siswa. Teknik
pengambilan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random
sampling. Alat ukur menggunakan skala konformitas dan skala perilaku agresi.
Data penelitian dianalisi dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil
nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,229 dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05 yang
berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku
agresi. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konformitas mempunyai
rerata empirik (RE) sebesar 89,29 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 yang
berarti konformitas subjek penelitian tergolong sedang. Variabel perilaku agresi
mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 69,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar
92,5 yang berarti perilaku agresi pada subjek penelitian tergolong rendah.
Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi sebesar 52%.


Kata kunci : konformitas, perilaku agresi.
PENDAHULUAAN
Persaingan

masyarakat

zaman modern terus

di

peningkatan pada berbagai kalangan,

mengalami

baik orang dewasa, remaja maupun

1

anak-anak. Persaingan yang semakin


cukup menjadi permasalah yang

meningkat

tersebut

menimbulkan

pelik dan mengkhawatirkan bagi

untuk

melakukan

banyak pihak seperti orang tua, guru,

dorongan
kekerasan


atau

perilaku

agresi.

serta

masyarakat

umum.

Lewin

Berdasarkan Murray (dalam Kamus

dalam Sarwono (2011) beranggapan,

Psikologi


bahwa

Chaplin,

2011)

agresi

dianggap

sebagai

mengemukakan bahwa agresi adalah

tingkah laku yang normal dan terjadi

kebutuhan

pada sebagian besar remaja sebagai


melukai

untuk
orang

menyerang,
lain

meremehkan,

untuk

wujud dari masalah psikologis yang

merugikan,

dihadapinya.

Remaja


umumnya

mengganggu, mencemooh, merusak,

menggunakan metode penyelesaian

menjahati, mengejek, dan menuduh

masalah yang kurang tepat untuk

secara jahat, menghukum berat dan

mengatasi pergolakan emosi.

melakukan tindakan secara sadis.

Tindak

Pengertian lain menurut Chaplin,

perilaku

2011

remaja

menyatakan

merupakan
serbuan

suatu

bahwa
serangan

tindakan

agresi
atau

kekerasan

agresi

yang

atau

dilakukan

mulai

semakin

memprihatinkan. Sebagaimana yang

permusuhan

banyak

diberitakan

ditunjukkan pada seseorang atau

massa.

Perilaku

benda. Perilaku agresi sering terjadi,

dilakukan oleh remaja terjadi dari

khususnya pada kalangan remaja.

tahun ke tahun, sebagai contoh salah

Perilaku

agresi

melibatkan remaja di

oleh

media

agresi

yang

yang

satu kasus di kota Denpasar Bali

Indonesia,

pada pertengahan Mei 2012, yakni

2

beredar luas video kekerasan geng

suporter.

wanita di media online youtube.

menunjukkan perilaku agresi juga

Penganiayaan yang dilakukan geng

terjadi pada tahun 2014 tepatnya

tersebut

tanggal 22 Oktober,

karena

ketersinggungan

Peristiwa

lain

yang

kerusuhan

terhadap kaos kebanggan geng yang

suporter laga persis versus martapura

tidak dipakai oleh anggota geng

FC di manahan yang menewaskan

(Okezone).

tindak

dua orang, salah satu tersangkanya

kekerasan terjadi di kota Surakarta

ternyata merupakan remaja usia 18

seperti yang diberitakan oleh harian

tahun kebawah. Peristiwa kekerasan

Solopos pada tanggal 5 september

yang baru terjadi di tahun 2015 pada

2013

oleh

tanggal 12 Febuari, dilakuakan oleh

melibatkan

9 orang siswa SMA terhadap seorang

pelajar SMA di Surakarta yaitu

temannya hanya karena tato hello

SMAN 6 Surakarta dan siswa SMAN

kitty yang dimiliki korban sama

8 Surakarta. Sehari sebelumnya juga

dengan tato yang dimiliki dalang

terjadi peristiwa yang sama antara

kekerasan tersebut. Korban di pukul,

SMA Murni Surakarta dengan SMA

di tending, di gunduli, di sundut

Muhammadiyah 1 Surakarta. Ini

rokok bahkan diperlakukan tidak

sebagai akibat buntut kericuhan yang

senonoh (detik.com).

Selain

tentang

itu

penyerangan

puluhan remaja yang

terjadi pada turnamen sepak bola

Peristiwa tersebut diperkuat

Liga Pendidikan Indonesia (Lipio)

oleh pendapat Saad (2003) yang

antara SMA di Surakarta, terjadi

menyatakan bahwa agresi adalah

akibat

perilaku dengan tujuan

saling

mengejek

antara

3

menyakiti,

menyerang atau merusak terhadap
orang

maupun

Salah satu cara menyesuaikan

benda-benda

diri yang paling mudah adalah

untuk

dengan berperilaku mengikuti nilai

disekelilingnya

mempertahankan diri maupun akibat

dan

dari rasa ketidakpuasan. Perilaku

lingkungan

agresi

unsur

sesuai nilai dan aturan kelompok,

kesengajaan, obyek, serta akibat

entah sesuai dengan nilai pribadi

yang tidak menyenangkan bagi pihak

ataupun tidak, supaya diterima oleh

yang terkena sasaran perilaku agresi

kelompok

disebut

sebagai

tersebut.

konformitas.

Remaja

cenderung

tersebut

Banyak

memiliki

faktor

yang

aturan

melakukan

yang

berlaku

sekitarnya.

di

Bertindak

konformitas

dengan

mempengaruhi remaja melakukan

teman sekelasnya supaya merasa

perilaku agresi. Salah satunya adalah

nyaman dalam mengikuti kegiatan di

pengaruh

teman

kelas sehari hari. Perilaku yang ditiru

sebayanya. Kalangan ahli Psikologi

remaja ada yang bersifat positif

Perkembangan menyebutkan bahwa

maupun negatif (Levianti, 2008).

kelompok

remaja,

bagaimana

mereka

Konformitas (Santrock, 2013)

dipandang

oleh

sebaya

muncul ketika individu meniru sikap

teman

merupakan aspek yang terpenting

atau

dalam kehidupan mereka. Beberapa

dikarenakan tekanan yang nyata

remaja akan melakukan apapun, agar

maupun yang dibayangan mereka.

dapat dimasukan anggota kelompok

Konformitas dapat bersifat positif

(Santrock, 2013).

ataupun negatif pada seorang remaja,

4

tingkah

laku

orang

lain

bersifat negatif

biasanya berupa,

sosial. Yakni perasaan tidak disukai

memukul, penyerangan, melakukan

teman sebayanya. Alasan

pencurian,

karena mereka tidak mengiginkan

pengrusakan

terhadap

fasilitas umum, meminum minuman

kelompoknya

keras,

merokok

dengan

orang

lain

dilecehkan,

dan

bermasalah

menginginkan kelompoknya selalu

tua

dan

dihormati dan ditakuti. Oleh karena

guru.

Sedangkan konformitas remaja pada

itu

kelompoknya juga dapat bersifat

penyerangan dan berkelahi untuk

positif, seperti mengenakan pakaian

melindungi

yang

bentuk

sama

untuk

menunjukkan

seorang

remaja

melakukan

kelompoknya
solidaritas

serta
terhadap

identitas kelompoknya, melakukan

kelompoknya untuk menunjukkan

kegiatan soaial bersama, remaja juga

kekompakan

meluangkan waktu untuk bersama

kelompok.

dengan

sehingga

terwujud karena telah tertanam rasa

dapat menimbulkan aktivitas yang

percaya terhadap kelompoknya serta

juga bermanfaat bagi kepentingan

aturan

kelompok dan lingkungannya.

kelompok. Sehingga diduga bahwa

kelompoknya,

Penyerangan remaja sebagai
suatu bentuk perilaku
dilakukan

secara

sebagai

anggota

Perasaan

tersebut

yang

diterapkan

dalam

perilaku agresi remaja itu muncul

agresi yang

disebabkan

oleh

pengaruh

konformitas. Remaja yang konform

kelompok.

Keterlibatan seorang remaja pada

terhadap

suatu penyerangan karena adanya

cenderung untuk melakukan semua

perasaan takut terhadap penolakan

kegiatan

5

kelompoknya

yang

dilakukan

akan

oleh

kelompoknya, walaupun hal tersebut

secara bijaksana, sehingga berujung

tidak sesuai dengan pribadianya,

pada tindak kekerasan atau perilaku

seperti halnya ikut-ikutan teman

agresi.

untuk berperilaku agresi.

Dorongan

Seharusnya remaja sebagai

pada remaja

perilaku

agresi

akan semakin kuat

penerus bangsa yang masih memiliki

sebab mereka merasa berada dalam

perjalanan panjang kedepan dapat

kondisi berkelompok. Maka remaja

memanfaatkan waktu serta energi

yang berada di dalam kelompoknya

mereka untuk mengikuti kegitan

lebih

yang bermanfaat. Tetapi para remaja

kekuatan

tersebut justru menggunakan waktu

collective mind power. Begitu juga

serta energi mereka untuk kegitan

perilaku agresi dari para remaja yang

yang tidak bermanfaat yaitu perilaku

sering kali melakukan penyerangan

agresi.

secara

Remaja

berkompetisi

seharusnya

secara

menunjukkan

yang

memiliki
disebut

beramai-ramai

berkelompok,

bentuk

suatu
dengan

atau
perilaku

dan

tersebut disebut dengan konformitas.

intelektualitas sebagai perwujudan

Hal tersebut sesuai dengan fenomena

dalam

berperilaku.

para

para remaja merasa tidak terima atas

remaja

justru

menggunakan

ejekan kelompok remaja lain yang

menunjukkan

kemudian

kekerasan

kreatifitas

sehat

merasa

untuk

Tetapi

berujung

dengan

eksistensi diri maupun kelompoknya.

penyerangan dan kekerasan. Pada

Remaja belum mampu menyikapi

sebuah penelitian yang dilakukan

masalah-masalah

oleh Rahmat tahun 2013, ditemukan

interaksi

sosial

6

bahwa 3 sampai 5 orang akan lebih

menunjukkan eksisitensi diri maupun

menimbulkan konformitas dari pada

kelompoknya.

1 sampai 2 orang saja. Maka

Perilaku agresi menyebabkan

konformitas pada remaja terhadap

para

kelompoknya

menyelesaikan permasalahan mereka

juga

akan

menimbulkan perilaku agresi.

remaja

yang

terbiasa

dengan kekerasan, maka pada masa

Berdasarkan latar belakang

selanjutnya

ketika

mereka

telah

yang telah diuraiakan diatas maka

masuk

dapat dipahami bahwa tindakan yang

masyarakat

dilakukan para remaja berawal dari

penting,

perasaan takut terhadap tekanan dan

cenderung menyelesaikan masalah

cemooh dari dalam kelompoknya.

yang ada dengan berperilaku agresi

Kemudian

seperti main hakim sendiri.

timbul

terhadap

aturan

muncul

kepercayaan

kelompoknya,
perilaku

kelompok

dengan

agresi

kepatuhan
serta

dalam

kehidupan

di

dan

memiliki

peran

maka

mereka

akan

Penelitian ini bertujuan untuk

terhadap

mengetahui

melakukan

hubungan

antara

konformitas dengan perilaku agresi

seperti

tindak

penyerangan,

serta

tingkat konformitas pada remaja,

perusakan kepada benda maupun

untuk mengetahui tingkat perilaku

kelompok

agresi

kekerasan,

perwujudan
solidaritas

lain.

Sebagai

kekompakkan
dari

seorang

pada

bentuk
dan

remaja,

pada

mengetahui

remaja

untuk

remaja

mengetahui

dan

sumbangan

untuk
efektif

konformitas terhadap perilaku agresi

terhadap suatu kelompok serta agar

pada remaja.

7

langsung, agresi fisik pasif langsung,

METODE PENELITIAN
Variabel

digunakan

agresi fisik pasif tidak langsung,

dalam penelitian ini adalah variabel

agresi verbal aktif langsung, agresi

tergantung (perilaku

agresi) dan

verbal aktif tidak langsung, agresi

variabel bebas (konformitas). Subjek

verbal pasif langsung dan agresi

penelitian yang digunakan adalah

verbal pasif tidak langsung. Skala

siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 8

perilaku agresi memperoleh hasil

Surakrta yang berjumlah 105 siswa.

koefisien reliabilitas alpha (α) =

Teknik sampling yang digunakan

0,881. Terdapat 37 aitem valid dan 3

adalah cluster random sampling.

aitem gugur. Aitem valid mempunyai

Dari beberapa kelas XI yang berada

corrected

di

bergerak dari 0,175 sampai 0,645.

SMA

yang

Negeri

8

Surakarta,

terpilihlah empat kelas yang menjadi

Skala

item-total

correlation

konformitas

yang

subjek penelitian yaitu kelas XI MIA

digunakan

3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6.

disusun oleh peneliti. Penyusunan

dalam

penelitian

ini

Skala perilaku agresi dalam

skala mengacu pada aspek-aspek

penelitian ini disusun oleh peneliti.

konformitas yang dikemukakan oleh

Penyusunan skala mengacu aspek-

(Sears, dkk, 2009) meliputi aspek-

aspek

yang

aspek sebagai berikut: kekompakan,

dikemukakan oleh (Dayaksini, 2013)

kesepakatan dan ketaatan. Skala

meliputi

sebagai

perilaku agresi memperoleh hasil

berikut: perilaku agresi fisik aktif

koefisien reliabilitas alpha (α) =

langsung, agresi fisik aktif tidak

0,795. Terdapat 35 aitem valid dan 5

perilaku

agresi

aspek-aspek

8

aitem gugur. Aitem valid mempunyai

Hal ini sesuai dengan teori Baron

corrected

dan Byrne (2012) mengungkapkan

item-total

correlation

bergerak dari 0,125 sampai 0,541.

bahwa

Teknik analisis data yang
digunakan

dalam

penelitian

salah

satu

aspek

yang

menyebabkan seseorang melakukan

ini

perilaku agresi adalah dikarenakan

adalah analisis product moment dari

adanya

Pearson untuk menguji hipotesis

akan mengakibatkan individu merasa

dengan asumsi variabel konformitas

memiliki kesamaan dengan sesama

dengan

anggota kelompok (ingroup) dan

variabel

perilaku

agresi

daya tarik in-group yang

memenuhi asumsi linier, normal.

cenderung melihat berbeda terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN

anggota kelompok lain (outgroup).

Berdasarkan hasil uji asumsi

Kesamaan yang dimiliki meliputi

variabel konformitas denganperilaku

sikap, kepercayaan, nilai, perasaan,

agresi memnuhi asumsi normal dan

norma

linier, sehingga analisis yang telah

(konformitas).

dilakukan

dengan

dan

menggunakan

Banyak

gaya

bicara

faktor

yang

teknik korelasi product moment dari

mempengaruhi remaja melakukan

Pearson

perilaku agresi. Salah satu faktor

diperoleh

hasil

nilai

koefisien korelasi (r) sebesar 0,229

yang

dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05

melakukan perilaku agresi adalah

yang berarti ada hubungan positif

adanya

yang signifikan antara konformitas

(Sarwono, 2010). Seseorang dapat

dengan perilaku agresi pada remaja.

ikut

9

menyebabkan

pengaruh

seseorang

kelompok

terpengaruh oleh kelompok

dalam melakukan perilaku agresi.

remaja akan melakukan apapun, agar

Pengaruh kelompok dalam perilaku

dapat dimasukan anggota kelompok

agresi antara lain adalah menurunkan

(Santrock, 2013). Salah satu cara

kendali moral. Adanya provokasi

menyesuaikan

secara langsung dari pihak lain

mudah adalah dengan berperilaku

dalam

merupakan

mengikuti nilai dan aturan yang

pendorong terjadi perilaku agresi.

berlaku di lingkungan sekitarnya.

Seseorang akan mudah terpengaruh

Bertindak sesuai nilai dan aturan

melakukan perilaku agresi pada saat

kelompok, entah sesuai dengan nilai

mendapat provokasi secara langsung

pribadi

ataupun

dari kelompoknya. Selain itu adanya

diterima

oleh

desakan dari kelompok dan identitas

sebagai

kelompok

ikut

cenderung melakukan konformitas

melakukan dianggap bukan anggota

dengan teman sekelasnya supaya

kelompok)

menyebabkan

merasa nyaman dalam mengikuti

seseorang melakukan perilaku agresi

kegiatan di kelas sehari hari. Perilaku

(Sarwono, 2010)

yang ditiru remaja ada yang bersifat

kelompok

(kalau

dapat

Kalangan

tidak

ahli

Psikologi

diri

yang

paling

tidak,

supaya

kelompok

disebut

konformitas.

Remaja

positif maupun negatif (Levianti,

Perkembangan menyebutkan bahwa

2008).

remaja,

bagaimana

mereka

Konformitas (Santrock, 2013)

dipandang

oleh

sebaya

muncul ketika individu meniru sikap

teman

merupakan aspek yang terpenting

atau

dalam kehidupan mereka. Beberapa

dikarenakan tekanan yang nyata

10

tingkah

laku

orang

lain

maupun yang dibayangan mereka.

merupakan

Konformitas dapat bersifat positif

menyimpang. Kecenderungan untuk

ataupun negatif pada seorang remaja,

melakukan konformitas tidak selalu

bersifat negatif

berarti hanya mengikuti pada hal-hal

memukul,

biasanya berupa,
perilaku

cara-cara

yang

agresi,

yang positif saja. Manusia juga dapat

penyerangan, melakukan pencurian,

melakukan konformitas pada bentuk-

pengrusakan

bentuk perilaku negatif

terhadap

fasilitas

misalnya

umum, meminum minuman keras,

mencoba minum alkohol, obat-obat

merokok dan bermasalah dengan

terlarang

orang tua dan guru. Pernyataan lain

(Sarwono, 2011).

yang sesuai Menurut (Hurlock ,

dan

Hasil

berperilaku

penelitian

agresi

penelitian

2009) konformitas terhadap standar

sebelumnya

kelompok terjadi karena adanya

menghasilkan tingkat signifikansi p

keinginan untuk diterima kelompok

=0,002 (p