HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Agresi pada Remaja.
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
YULYA ADE SAPUTRI
F 100 110 184
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
YULYA ADE SAPUTRI
F 100 110 184
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
ET'BT'I{GAN AIIITARA KONT'ORITIITAS DENGAN PBRIIJ\KU AGNfiSI
PADAREMA.TA
.:
+
Diqir,rkaq ol€h:
YT'LYA ADE SAPUTRI
F t00 1r0 184
Telah Disenrjui unnlk Dipertabankar
Di depan Denmn Penguji oleh
:
Pembimbiog
Strakarta, Ftfuai Z0tS
IIUBIJNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PAI)A REMA.IA
Diajukan Oleh
:
YT]LYA ADE SAPUTRI
x'100 110 184
Telah Disetujui
yt*
Dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal, 2 Juli 2015
dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat.
Penguji Utama
Drs. Soleh Amini. M.Si
Penguji Pendamping
I
Drs. Mochamad Amir. M.Si
Penguji Pendamping
II
Ahcmad Ilwitvanto O. S.Psi. M.Si
Surakarta, 14 Juli 2015
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ffi
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PADA REMAJA
Yulya Ade Saputri
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
yulyaade@ymail.com
Pembimbing:
Drs. Soleh Amini, M.Si
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas
dengan perilaku agresi pada remaja, tingkat konformitas pada remaja, tingkat
perilaku agresi pada remaja dan sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku
agresi pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk mencapai tujuan
penelitian. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari empat kelas yaitu XI
MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6 yang berjumlah 105 siswa. Teknik
pengambilan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random
sampling. Alat ukur menggunakan skala konformitas dan skala perilaku agresi.
Data penelitian dianalisi dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil
nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,229 dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05 yang
berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku
agresi. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konformitas mempunyai
rerata empirik (RE) sebesar 89,29 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 yang
berarti konformitas subjek penelitian tergolong sedang. Variabel perilaku agresi
mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 69,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar
92,5 yang berarti perilaku agresi pada subjek penelitian tergolong rendah.
Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi sebesar 52%.
Kata kunci : konformitas, perilaku agresi.
PENDAHULUAAN
Persaingan
masyarakat
zaman modern terus
di
peningkatan pada berbagai kalangan,
mengalami
baik orang dewasa, remaja maupun
1
anak-anak. Persaingan yang semakin
cukup menjadi permasalah yang
meningkat
tersebut
menimbulkan
pelik dan mengkhawatirkan bagi
untuk
melakukan
banyak pihak seperti orang tua, guru,
dorongan
kekerasan
atau
perilaku
agresi.
serta
masyarakat
umum.
Lewin
Berdasarkan Murray (dalam Kamus
dalam Sarwono (2011) beranggapan,
Psikologi
bahwa
Chaplin,
2011)
agresi
dianggap
sebagai
mengemukakan bahwa agresi adalah
tingkah laku yang normal dan terjadi
kebutuhan
pada sebagian besar remaja sebagai
melukai
untuk
orang
menyerang,
lain
meremehkan,
untuk
wujud dari masalah psikologis yang
merugikan,
dihadapinya.
Remaja
umumnya
mengganggu, mencemooh, merusak,
menggunakan metode penyelesaian
menjahati, mengejek, dan menuduh
masalah yang kurang tepat untuk
secara jahat, menghukum berat dan
mengatasi pergolakan emosi.
melakukan tindakan secara sadis.
Tindak
Pengertian lain menurut Chaplin,
perilaku
2011
remaja
menyatakan
merupakan
serbuan
suatu
bahwa
serangan
tindakan
agresi
atau
kekerasan
agresi
yang
atau
dilakukan
mulai
semakin
memprihatinkan. Sebagaimana yang
permusuhan
banyak
diberitakan
ditunjukkan pada seseorang atau
massa.
Perilaku
benda. Perilaku agresi sering terjadi,
dilakukan oleh remaja terjadi dari
khususnya pada kalangan remaja.
tahun ke tahun, sebagai contoh salah
Perilaku
agresi
melibatkan remaja di
oleh
media
agresi
yang
yang
satu kasus di kota Denpasar Bali
Indonesia,
pada pertengahan Mei 2012, yakni
2
beredar luas video kekerasan geng
suporter.
wanita di media online youtube.
menunjukkan perilaku agresi juga
Penganiayaan yang dilakukan geng
terjadi pada tahun 2014 tepatnya
tersebut
tanggal 22 Oktober,
karena
ketersinggungan
Peristiwa
lain
yang
kerusuhan
terhadap kaos kebanggan geng yang
suporter laga persis versus martapura
tidak dipakai oleh anggota geng
FC di manahan yang menewaskan
(Okezone).
tindak
dua orang, salah satu tersangkanya
kekerasan terjadi di kota Surakarta
ternyata merupakan remaja usia 18
seperti yang diberitakan oleh harian
tahun kebawah. Peristiwa kekerasan
Solopos pada tanggal 5 september
yang baru terjadi di tahun 2015 pada
2013
oleh
tanggal 12 Febuari, dilakuakan oleh
melibatkan
9 orang siswa SMA terhadap seorang
pelajar SMA di Surakarta yaitu
temannya hanya karena tato hello
SMAN 6 Surakarta dan siswa SMAN
kitty yang dimiliki korban sama
8 Surakarta. Sehari sebelumnya juga
dengan tato yang dimiliki dalang
terjadi peristiwa yang sama antara
kekerasan tersebut. Korban di pukul,
SMA Murni Surakarta dengan SMA
di tending, di gunduli, di sundut
Muhammadiyah 1 Surakarta. Ini
rokok bahkan diperlakukan tidak
sebagai akibat buntut kericuhan yang
senonoh (detik.com).
Selain
tentang
itu
penyerangan
puluhan remaja yang
terjadi pada turnamen sepak bola
Peristiwa tersebut diperkuat
Liga Pendidikan Indonesia (Lipio)
oleh pendapat Saad (2003) yang
antara SMA di Surakarta, terjadi
menyatakan bahwa agresi adalah
akibat
perilaku dengan tujuan
saling
mengejek
antara
3
menyakiti,
menyerang atau merusak terhadap
orang
maupun
Salah satu cara menyesuaikan
benda-benda
diri yang paling mudah adalah
untuk
dengan berperilaku mengikuti nilai
disekelilingnya
mempertahankan diri maupun akibat
dan
dari rasa ketidakpuasan. Perilaku
lingkungan
agresi
unsur
sesuai nilai dan aturan kelompok,
kesengajaan, obyek, serta akibat
entah sesuai dengan nilai pribadi
yang tidak menyenangkan bagi pihak
ataupun tidak, supaya diterima oleh
yang terkena sasaran perilaku agresi
kelompok
disebut
sebagai
tersebut.
konformitas.
Remaja
cenderung
tersebut
Banyak
memiliki
faktor
yang
aturan
melakukan
yang
berlaku
sekitarnya.
di
Bertindak
konformitas
dengan
mempengaruhi remaja melakukan
teman sekelasnya supaya merasa
perilaku agresi. Salah satunya adalah
nyaman dalam mengikuti kegiatan di
pengaruh
teman
kelas sehari hari. Perilaku yang ditiru
sebayanya. Kalangan ahli Psikologi
remaja ada yang bersifat positif
Perkembangan menyebutkan bahwa
maupun negatif (Levianti, 2008).
kelompok
remaja,
bagaimana
mereka
Konformitas (Santrock, 2013)
dipandang
oleh
sebaya
muncul ketika individu meniru sikap
teman
merupakan aspek yang terpenting
atau
dalam kehidupan mereka. Beberapa
dikarenakan tekanan yang nyata
remaja akan melakukan apapun, agar
maupun yang dibayangan mereka.
dapat dimasukan anggota kelompok
Konformitas dapat bersifat positif
(Santrock, 2013).
ataupun negatif pada seorang remaja,
4
tingkah
laku
orang
lain
bersifat negatif
biasanya berupa,
sosial. Yakni perasaan tidak disukai
memukul, penyerangan, melakukan
teman sebayanya. Alasan
pencurian,
karena mereka tidak mengiginkan
pengrusakan
terhadap
fasilitas umum, meminum minuman
kelompoknya
keras,
merokok
dengan
orang
lain
dilecehkan,
dan
bermasalah
menginginkan kelompoknya selalu
tua
dan
dihormati dan ditakuti. Oleh karena
guru.
Sedangkan konformitas remaja pada
itu
kelompoknya juga dapat bersifat
penyerangan dan berkelahi untuk
positif, seperti mengenakan pakaian
melindungi
yang
bentuk
sama
untuk
menunjukkan
seorang
remaja
melakukan
kelompoknya
solidaritas
serta
terhadap
identitas kelompoknya, melakukan
kelompoknya untuk menunjukkan
kegiatan soaial bersama, remaja juga
kekompakan
meluangkan waktu untuk bersama
kelompok.
dengan
sehingga
terwujud karena telah tertanam rasa
dapat menimbulkan aktivitas yang
percaya terhadap kelompoknya serta
juga bermanfaat bagi kepentingan
aturan
kelompok dan lingkungannya.
kelompok. Sehingga diduga bahwa
kelompoknya,
Penyerangan remaja sebagai
suatu bentuk perilaku
dilakukan
secara
sebagai
anggota
Perasaan
tersebut
yang
diterapkan
dalam
perilaku agresi remaja itu muncul
agresi yang
disebabkan
oleh
pengaruh
konformitas. Remaja yang konform
kelompok.
Keterlibatan seorang remaja pada
terhadap
suatu penyerangan karena adanya
cenderung untuk melakukan semua
perasaan takut terhadap penolakan
kegiatan
5
kelompoknya
yang
dilakukan
akan
oleh
kelompoknya, walaupun hal tersebut
secara bijaksana, sehingga berujung
tidak sesuai dengan pribadianya,
pada tindak kekerasan atau perilaku
seperti halnya ikut-ikutan teman
agresi.
untuk berperilaku agresi.
Dorongan
Seharusnya remaja sebagai
pada remaja
perilaku
agresi
akan semakin kuat
penerus bangsa yang masih memiliki
sebab mereka merasa berada dalam
perjalanan panjang kedepan dapat
kondisi berkelompok. Maka remaja
memanfaatkan waktu serta energi
yang berada di dalam kelompoknya
mereka untuk mengikuti kegitan
lebih
yang bermanfaat. Tetapi para remaja
kekuatan
tersebut justru menggunakan waktu
collective mind power. Begitu juga
serta energi mereka untuk kegitan
perilaku agresi dari para remaja yang
yang tidak bermanfaat yaitu perilaku
sering kali melakukan penyerangan
agresi.
secara
Remaja
berkompetisi
seharusnya
secara
menunjukkan
yang
memiliki
disebut
beramai-ramai
berkelompok,
bentuk
suatu
dengan
atau
perilaku
dan
tersebut disebut dengan konformitas.
intelektualitas sebagai perwujudan
Hal tersebut sesuai dengan fenomena
dalam
berperilaku.
para
para remaja merasa tidak terima atas
remaja
justru
menggunakan
ejekan kelompok remaja lain yang
menunjukkan
kemudian
kekerasan
kreatifitas
sehat
merasa
untuk
Tetapi
berujung
dengan
eksistensi diri maupun kelompoknya.
penyerangan dan kekerasan. Pada
Remaja belum mampu menyikapi
sebuah penelitian yang dilakukan
masalah-masalah
oleh Rahmat tahun 2013, ditemukan
interaksi
sosial
6
bahwa 3 sampai 5 orang akan lebih
menunjukkan eksisitensi diri maupun
menimbulkan konformitas dari pada
kelompoknya.
1 sampai 2 orang saja. Maka
Perilaku agresi menyebabkan
konformitas pada remaja terhadap
para
kelompoknya
menyelesaikan permasalahan mereka
juga
akan
menimbulkan perilaku agresi.
remaja
yang
terbiasa
dengan kekerasan, maka pada masa
Berdasarkan latar belakang
selanjutnya
ketika
mereka
telah
yang telah diuraiakan diatas maka
masuk
dapat dipahami bahwa tindakan yang
masyarakat
dilakukan para remaja berawal dari
penting,
perasaan takut terhadap tekanan dan
cenderung menyelesaikan masalah
cemooh dari dalam kelompoknya.
yang ada dengan berperilaku agresi
Kemudian
seperti main hakim sendiri.
timbul
terhadap
aturan
muncul
kepercayaan
kelompoknya,
perilaku
kelompok
dengan
agresi
kepatuhan
serta
dalam
kehidupan
di
dan
memiliki
peran
maka
mereka
akan
Penelitian ini bertujuan untuk
terhadap
mengetahui
melakukan
hubungan
antara
konformitas dengan perilaku agresi
seperti
tindak
penyerangan,
serta
tingkat konformitas pada remaja,
perusakan kepada benda maupun
untuk mengetahui tingkat perilaku
kelompok
agresi
kekerasan,
perwujudan
solidaritas
lain.
Sebagai
kekompakkan
dari
seorang
pada
bentuk
dan
remaja,
pada
mengetahui
remaja
untuk
remaja
mengetahui
dan
sumbangan
untuk
efektif
konformitas terhadap perilaku agresi
terhadap suatu kelompok serta agar
pada remaja.
7
langsung, agresi fisik pasif langsung,
METODE PENELITIAN
Variabel
digunakan
agresi fisik pasif tidak langsung,
dalam penelitian ini adalah variabel
agresi verbal aktif langsung, agresi
tergantung (perilaku
agresi) dan
verbal aktif tidak langsung, agresi
variabel bebas (konformitas). Subjek
verbal pasif langsung dan agresi
penelitian yang digunakan adalah
verbal pasif tidak langsung. Skala
siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 8
perilaku agresi memperoleh hasil
Surakrta yang berjumlah 105 siswa.
koefisien reliabilitas alpha (α) =
Teknik sampling yang digunakan
0,881. Terdapat 37 aitem valid dan 3
adalah cluster random sampling.
aitem gugur. Aitem valid mempunyai
Dari beberapa kelas XI yang berada
corrected
di
bergerak dari 0,175 sampai 0,645.
SMA
yang
Negeri
8
Surakarta,
terpilihlah empat kelas yang menjadi
Skala
item-total
correlation
konformitas
yang
subjek penelitian yaitu kelas XI MIA
digunakan
3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6.
disusun oleh peneliti. Penyusunan
dalam
penelitian
ini
Skala perilaku agresi dalam
skala mengacu pada aspek-aspek
penelitian ini disusun oleh peneliti.
konformitas yang dikemukakan oleh
Penyusunan skala mengacu aspek-
(Sears, dkk, 2009) meliputi aspek-
aspek
yang
aspek sebagai berikut: kekompakan,
dikemukakan oleh (Dayaksini, 2013)
kesepakatan dan ketaatan. Skala
meliputi
sebagai
perilaku agresi memperoleh hasil
berikut: perilaku agresi fisik aktif
koefisien reliabilitas alpha (α) =
langsung, agresi fisik aktif tidak
0,795. Terdapat 35 aitem valid dan 5
perilaku
agresi
aspek-aspek
8
aitem gugur. Aitem valid mempunyai
Hal ini sesuai dengan teori Baron
corrected
dan Byrne (2012) mengungkapkan
item-total
correlation
bergerak dari 0,125 sampai 0,541.
bahwa
Teknik analisis data yang
digunakan
dalam
penelitian
salah
satu
aspek
yang
menyebabkan seseorang melakukan
ini
perilaku agresi adalah dikarenakan
adalah analisis product moment dari
adanya
Pearson untuk menguji hipotesis
akan mengakibatkan individu merasa
dengan asumsi variabel konformitas
memiliki kesamaan dengan sesama
dengan
anggota kelompok (ingroup) dan
variabel
perilaku
agresi
daya tarik in-group yang
memenuhi asumsi linier, normal.
cenderung melihat berbeda terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN
anggota kelompok lain (outgroup).
Berdasarkan hasil uji asumsi
Kesamaan yang dimiliki meliputi
variabel konformitas denganperilaku
sikap, kepercayaan, nilai, perasaan,
agresi memnuhi asumsi normal dan
norma
linier, sehingga analisis yang telah
(konformitas).
dilakukan
dengan
dan
menggunakan
Banyak
gaya
bicara
faktor
yang
teknik korelasi product moment dari
mempengaruhi remaja melakukan
Pearson
perilaku agresi. Salah satu faktor
diperoleh
hasil
nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,229
yang
dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05
melakukan perilaku agresi adalah
yang berarti ada hubungan positif
adanya
yang signifikan antara konformitas
(Sarwono, 2010). Seseorang dapat
dengan perilaku agresi pada remaja.
ikut
9
menyebabkan
pengaruh
seseorang
kelompok
terpengaruh oleh kelompok
dalam melakukan perilaku agresi.
remaja akan melakukan apapun, agar
Pengaruh kelompok dalam perilaku
dapat dimasukan anggota kelompok
agresi antara lain adalah menurunkan
(Santrock, 2013). Salah satu cara
kendali moral. Adanya provokasi
menyesuaikan
secara langsung dari pihak lain
mudah adalah dengan berperilaku
dalam
merupakan
mengikuti nilai dan aturan yang
pendorong terjadi perilaku agresi.
berlaku di lingkungan sekitarnya.
Seseorang akan mudah terpengaruh
Bertindak sesuai nilai dan aturan
melakukan perilaku agresi pada saat
kelompok, entah sesuai dengan nilai
mendapat provokasi secara langsung
pribadi
ataupun
dari kelompoknya. Selain itu adanya
diterima
oleh
desakan dari kelompok dan identitas
sebagai
kelompok
ikut
cenderung melakukan konformitas
melakukan dianggap bukan anggota
dengan teman sekelasnya supaya
kelompok)
menyebabkan
merasa nyaman dalam mengikuti
seseorang melakukan perilaku agresi
kegiatan di kelas sehari hari. Perilaku
(Sarwono, 2010)
yang ditiru remaja ada yang bersifat
kelompok
(kalau
dapat
Kalangan
tidak
ahli
Psikologi
diri
yang
paling
tidak,
supaya
kelompok
disebut
konformitas.
Remaja
positif maupun negatif (Levianti,
Perkembangan menyebutkan bahwa
2008).
remaja,
bagaimana
mereka
Konformitas (Santrock, 2013)
dipandang
oleh
sebaya
muncul ketika individu meniru sikap
teman
merupakan aspek yang terpenting
atau
dalam kehidupan mereka. Beberapa
dikarenakan tekanan yang nyata
10
tingkah
laku
orang
lain
maupun yang dibayangan mereka.
merupakan
Konformitas dapat bersifat positif
menyimpang. Kecenderungan untuk
ataupun negatif pada seorang remaja,
melakukan konformitas tidak selalu
bersifat negatif
berarti hanya mengikuti pada hal-hal
memukul,
biasanya berupa,
perilaku
cara-cara
yang
agresi,
yang positif saja. Manusia juga dapat
penyerangan, melakukan pencurian,
melakukan konformitas pada bentuk-
pengrusakan
bentuk perilaku negatif
terhadap
fasilitas
misalnya
umum, meminum minuman keras,
mencoba minum alkohol, obat-obat
merokok dan bermasalah dengan
terlarang
orang tua dan guru. Pernyataan lain
(Sarwono, 2011).
yang sesuai Menurut (Hurlock ,
dan
Hasil
berperilaku
penelitian
agresi
penelitian
2009) konformitas terhadap standar
sebelumnya
kelompok terjadi karena adanya
menghasilkan tingkat signifikansi p
keinginan untuk diterima kelompok
=0,002 (p
PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
YULYA ADE SAPUTRI
F 100 110 184
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
YULYA ADE SAPUTRI
F 100 110 184
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
ET'BT'I{GAN AIIITARA KONT'ORITIITAS DENGAN PBRIIJ\KU AGNfiSI
PADAREMA.TA
.:
+
Diqir,rkaq ol€h:
YT'LYA ADE SAPUTRI
F t00 1r0 184
Telah Disenrjui unnlk Dipertabankar
Di depan Denmn Penguji oleh
:
Pembimbiog
Strakarta, Ftfuai Z0tS
IIUBIJNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PAI)A REMA.IA
Diajukan Oleh
:
YT]LYA ADE SAPUTRI
x'100 110 184
Telah Disetujui
yt*
Dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal, 2 Juli 2015
dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat.
Penguji Utama
Drs. Soleh Amini. M.Si
Penguji Pendamping
I
Drs. Mochamad Amir. M.Si
Penguji Pendamping
II
Ahcmad Ilwitvanto O. S.Psi. M.Si
Surakarta, 14 Juli 2015
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ffi
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PADA REMAJA
Yulya Ade Saputri
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
yulyaade@ymail.com
Pembimbing:
Drs. Soleh Amini, M.Si
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas
dengan perilaku agresi pada remaja, tingkat konformitas pada remaja, tingkat
perilaku agresi pada remaja dan sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku
agresi pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk mencapai tujuan
penelitian. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari empat kelas yaitu XI
MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6 yang berjumlah 105 siswa. Teknik
pengambilan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random
sampling. Alat ukur menggunakan skala konformitas dan skala perilaku agresi.
Data penelitian dianalisi dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil
nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,229 dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05 yang
berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku
agresi. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konformitas mempunyai
rerata empirik (RE) sebesar 89,29 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 yang
berarti konformitas subjek penelitian tergolong sedang. Variabel perilaku agresi
mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 69,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar
92,5 yang berarti perilaku agresi pada subjek penelitian tergolong rendah.
Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi sebesar 52%.
Kata kunci : konformitas, perilaku agresi.
PENDAHULUAAN
Persaingan
masyarakat
zaman modern terus
di
peningkatan pada berbagai kalangan,
mengalami
baik orang dewasa, remaja maupun
1
anak-anak. Persaingan yang semakin
cukup menjadi permasalah yang
meningkat
tersebut
menimbulkan
pelik dan mengkhawatirkan bagi
untuk
melakukan
banyak pihak seperti orang tua, guru,
dorongan
kekerasan
atau
perilaku
agresi.
serta
masyarakat
umum.
Lewin
Berdasarkan Murray (dalam Kamus
dalam Sarwono (2011) beranggapan,
Psikologi
bahwa
Chaplin,
2011)
agresi
dianggap
sebagai
mengemukakan bahwa agresi adalah
tingkah laku yang normal dan terjadi
kebutuhan
pada sebagian besar remaja sebagai
melukai
untuk
orang
menyerang,
lain
meremehkan,
untuk
wujud dari masalah psikologis yang
merugikan,
dihadapinya.
Remaja
umumnya
mengganggu, mencemooh, merusak,
menggunakan metode penyelesaian
menjahati, mengejek, dan menuduh
masalah yang kurang tepat untuk
secara jahat, menghukum berat dan
mengatasi pergolakan emosi.
melakukan tindakan secara sadis.
Tindak
Pengertian lain menurut Chaplin,
perilaku
2011
remaja
menyatakan
merupakan
serbuan
suatu
bahwa
serangan
tindakan
agresi
atau
kekerasan
agresi
yang
atau
dilakukan
mulai
semakin
memprihatinkan. Sebagaimana yang
permusuhan
banyak
diberitakan
ditunjukkan pada seseorang atau
massa.
Perilaku
benda. Perilaku agresi sering terjadi,
dilakukan oleh remaja terjadi dari
khususnya pada kalangan remaja.
tahun ke tahun, sebagai contoh salah
Perilaku
agresi
melibatkan remaja di
oleh
media
agresi
yang
yang
satu kasus di kota Denpasar Bali
Indonesia,
pada pertengahan Mei 2012, yakni
2
beredar luas video kekerasan geng
suporter.
wanita di media online youtube.
menunjukkan perilaku agresi juga
Penganiayaan yang dilakukan geng
terjadi pada tahun 2014 tepatnya
tersebut
tanggal 22 Oktober,
karena
ketersinggungan
Peristiwa
lain
yang
kerusuhan
terhadap kaos kebanggan geng yang
suporter laga persis versus martapura
tidak dipakai oleh anggota geng
FC di manahan yang menewaskan
(Okezone).
tindak
dua orang, salah satu tersangkanya
kekerasan terjadi di kota Surakarta
ternyata merupakan remaja usia 18
seperti yang diberitakan oleh harian
tahun kebawah. Peristiwa kekerasan
Solopos pada tanggal 5 september
yang baru terjadi di tahun 2015 pada
2013
oleh
tanggal 12 Febuari, dilakuakan oleh
melibatkan
9 orang siswa SMA terhadap seorang
pelajar SMA di Surakarta yaitu
temannya hanya karena tato hello
SMAN 6 Surakarta dan siswa SMAN
kitty yang dimiliki korban sama
8 Surakarta. Sehari sebelumnya juga
dengan tato yang dimiliki dalang
terjadi peristiwa yang sama antara
kekerasan tersebut. Korban di pukul,
SMA Murni Surakarta dengan SMA
di tending, di gunduli, di sundut
Muhammadiyah 1 Surakarta. Ini
rokok bahkan diperlakukan tidak
sebagai akibat buntut kericuhan yang
senonoh (detik.com).
Selain
tentang
itu
penyerangan
puluhan remaja yang
terjadi pada turnamen sepak bola
Peristiwa tersebut diperkuat
Liga Pendidikan Indonesia (Lipio)
oleh pendapat Saad (2003) yang
antara SMA di Surakarta, terjadi
menyatakan bahwa agresi adalah
akibat
perilaku dengan tujuan
saling
mengejek
antara
3
menyakiti,
menyerang atau merusak terhadap
orang
maupun
Salah satu cara menyesuaikan
benda-benda
diri yang paling mudah adalah
untuk
dengan berperilaku mengikuti nilai
disekelilingnya
mempertahankan diri maupun akibat
dan
dari rasa ketidakpuasan. Perilaku
lingkungan
agresi
unsur
sesuai nilai dan aturan kelompok,
kesengajaan, obyek, serta akibat
entah sesuai dengan nilai pribadi
yang tidak menyenangkan bagi pihak
ataupun tidak, supaya diterima oleh
yang terkena sasaran perilaku agresi
kelompok
disebut
sebagai
tersebut.
konformitas.
Remaja
cenderung
tersebut
Banyak
memiliki
faktor
yang
aturan
melakukan
yang
berlaku
sekitarnya.
di
Bertindak
konformitas
dengan
mempengaruhi remaja melakukan
teman sekelasnya supaya merasa
perilaku agresi. Salah satunya adalah
nyaman dalam mengikuti kegiatan di
pengaruh
teman
kelas sehari hari. Perilaku yang ditiru
sebayanya. Kalangan ahli Psikologi
remaja ada yang bersifat positif
Perkembangan menyebutkan bahwa
maupun negatif (Levianti, 2008).
kelompok
remaja,
bagaimana
mereka
Konformitas (Santrock, 2013)
dipandang
oleh
sebaya
muncul ketika individu meniru sikap
teman
merupakan aspek yang terpenting
atau
dalam kehidupan mereka. Beberapa
dikarenakan tekanan yang nyata
remaja akan melakukan apapun, agar
maupun yang dibayangan mereka.
dapat dimasukan anggota kelompok
Konformitas dapat bersifat positif
(Santrock, 2013).
ataupun negatif pada seorang remaja,
4
tingkah
laku
orang
lain
bersifat negatif
biasanya berupa,
sosial. Yakni perasaan tidak disukai
memukul, penyerangan, melakukan
teman sebayanya. Alasan
pencurian,
karena mereka tidak mengiginkan
pengrusakan
terhadap
fasilitas umum, meminum minuman
kelompoknya
keras,
merokok
dengan
orang
lain
dilecehkan,
dan
bermasalah
menginginkan kelompoknya selalu
tua
dan
dihormati dan ditakuti. Oleh karena
guru.
Sedangkan konformitas remaja pada
itu
kelompoknya juga dapat bersifat
penyerangan dan berkelahi untuk
positif, seperti mengenakan pakaian
melindungi
yang
bentuk
sama
untuk
menunjukkan
seorang
remaja
melakukan
kelompoknya
solidaritas
serta
terhadap
identitas kelompoknya, melakukan
kelompoknya untuk menunjukkan
kegiatan soaial bersama, remaja juga
kekompakan
meluangkan waktu untuk bersama
kelompok.
dengan
sehingga
terwujud karena telah tertanam rasa
dapat menimbulkan aktivitas yang
percaya terhadap kelompoknya serta
juga bermanfaat bagi kepentingan
aturan
kelompok dan lingkungannya.
kelompok. Sehingga diduga bahwa
kelompoknya,
Penyerangan remaja sebagai
suatu bentuk perilaku
dilakukan
secara
sebagai
anggota
Perasaan
tersebut
yang
diterapkan
dalam
perilaku agresi remaja itu muncul
agresi yang
disebabkan
oleh
pengaruh
konformitas. Remaja yang konform
kelompok.
Keterlibatan seorang remaja pada
terhadap
suatu penyerangan karena adanya
cenderung untuk melakukan semua
perasaan takut terhadap penolakan
kegiatan
5
kelompoknya
yang
dilakukan
akan
oleh
kelompoknya, walaupun hal tersebut
secara bijaksana, sehingga berujung
tidak sesuai dengan pribadianya,
pada tindak kekerasan atau perilaku
seperti halnya ikut-ikutan teman
agresi.
untuk berperilaku agresi.
Dorongan
Seharusnya remaja sebagai
pada remaja
perilaku
agresi
akan semakin kuat
penerus bangsa yang masih memiliki
sebab mereka merasa berada dalam
perjalanan panjang kedepan dapat
kondisi berkelompok. Maka remaja
memanfaatkan waktu serta energi
yang berada di dalam kelompoknya
mereka untuk mengikuti kegitan
lebih
yang bermanfaat. Tetapi para remaja
kekuatan
tersebut justru menggunakan waktu
collective mind power. Begitu juga
serta energi mereka untuk kegitan
perilaku agresi dari para remaja yang
yang tidak bermanfaat yaitu perilaku
sering kali melakukan penyerangan
agresi.
secara
Remaja
berkompetisi
seharusnya
secara
menunjukkan
yang
memiliki
disebut
beramai-ramai
berkelompok,
bentuk
suatu
dengan
atau
perilaku
dan
tersebut disebut dengan konformitas.
intelektualitas sebagai perwujudan
Hal tersebut sesuai dengan fenomena
dalam
berperilaku.
para
para remaja merasa tidak terima atas
remaja
justru
menggunakan
ejekan kelompok remaja lain yang
menunjukkan
kemudian
kekerasan
kreatifitas
sehat
merasa
untuk
Tetapi
berujung
dengan
eksistensi diri maupun kelompoknya.
penyerangan dan kekerasan. Pada
Remaja belum mampu menyikapi
sebuah penelitian yang dilakukan
masalah-masalah
oleh Rahmat tahun 2013, ditemukan
interaksi
sosial
6
bahwa 3 sampai 5 orang akan lebih
menunjukkan eksisitensi diri maupun
menimbulkan konformitas dari pada
kelompoknya.
1 sampai 2 orang saja. Maka
Perilaku agresi menyebabkan
konformitas pada remaja terhadap
para
kelompoknya
menyelesaikan permasalahan mereka
juga
akan
menimbulkan perilaku agresi.
remaja
yang
terbiasa
dengan kekerasan, maka pada masa
Berdasarkan latar belakang
selanjutnya
ketika
mereka
telah
yang telah diuraiakan diatas maka
masuk
dapat dipahami bahwa tindakan yang
masyarakat
dilakukan para remaja berawal dari
penting,
perasaan takut terhadap tekanan dan
cenderung menyelesaikan masalah
cemooh dari dalam kelompoknya.
yang ada dengan berperilaku agresi
Kemudian
seperti main hakim sendiri.
timbul
terhadap
aturan
muncul
kepercayaan
kelompoknya,
perilaku
kelompok
dengan
agresi
kepatuhan
serta
dalam
kehidupan
di
dan
memiliki
peran
maka
mereka
akan
Penelitian ini bertujuan untuk
terhadap
mengetahui
melakukan
hubungan
antara
konformitas dengan perilaku agresi
seperti
tindak
penyerangan,
serta
tingkat konformitas pada remaja,
perusakan kepada benda maupun
untuk mengetahui tingkat perilaku
kelompok
agresi
kekerasan,
perwujudan
solidaritas
lain.
Sebagai
kekompakkan
dari
seorang
pada
bentuk
dan
remaja,
pada
mengetahui
remaja
untuk
remaja
mengetahui
dan
sumbangan
untuk
efektif
konformitas terhadap perilaku agresi
terhadap suatu kelompok serta agar
pada remaja.
7
langsung, agresi fisik pasif langsung,
METODE PENELITIAN
Variabel
digunakan
agresi fisik pasif tidak langsung,
dalam penelitian ini adalah variabel
agresi verbal aktif langsung, agresi
tergantung (perilaku
agresi) dan
verbal aktif tidak langsung, agresi
variabel bebas (konformitas). Subjek
verbal pasif langsung dan agresi
penelitian yang digunakan adalah
verbal pasif tidak langsung. Skala
siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 8
perilaku agresi memperoleh hasil
Surakrta yang berjumlah 105 siswa.
koefisien reliabilitas alpha (α) =
Teknik sampling yang digunakan
0,881. Terdapat 37 aitem valid dan 3
adalah cluster random sampling.
aitem gugur. Aitem valid mempunyai
Dari beberapa kelas XI yang berada
corrected
di
bergerak dari 0,175 sampai 0,645.
SMA
yang
Negeri
8
Surakarta,
terpilihlah empat kelas yang menjadi
Skala
item-total
correlation
konformitas
yang
subjek penelitian yaitu kelas XI MIA
digunakan
3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6.
disusun oleh peneliti. Penyusunan
dalam
penelitian
ini
Skala perilaku agresi dalam
skala mengacu pada aspek-aspek
penelitian ini disusun oleh peneliti.
konformitas yang dikemukakan oleh
Penyusunan skala mengacu aspek-
(Sears, dkk, 2009) meliputi aspek-
aspek
yang
aspek sebagai berikut: kekompakan,
dikemukakan oleh (Dayaksini, 2013)
kesepakatan dan ketaatan. Skala
meliputi
sebagai
perilaku agresi memperoleh hasil
berikut: perilaku agresi fisik aktif
koefisien reliabilitas alpha (α) =
langsung, agresi fisik aktif tidak
0,795. Terdapat 35 aitem valid dan 5
perilaku
agresi
aspek-aspek
8
aitem gugur. Aitem valid mempunyai
Hal ini sesuai dengan teori Baron
corrected
dan Byrne (2012) mengungkapkan
item-total
correlation
bergerak dari 0,125 sampai 0,541.
bahwa
Teknik analisis data yang
digunakan
dalam
penelitian
salah
satu
aspek
yang
menyebabkan seseorang melakukan
ini
perilaku agresi adalah dikarenakan
adalah analisis product moment dari
adanya
Pearson untuk menguji hipotesis
akan mengakibatkan individu merasa
dengan asumsi variabel konformitas
memiliki kesamaan dengan sesama
dengan
anggota kelompok (ingroup) dan
variabel
perilaku
agresi
daya tarik in-group yang
memenuhi asumsi linier, normal.
cenderung melihat berbeda terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN
anggota kelompok lain (outgroup).
Berdasarkan hasil uji asumsi
Kesamaan yang dimiliki meliputi
variabel konformitas denganperilaku
sikap, kepercayaan, nilai, perasaan,
agresi memnuhi asumsi normal dan
norma
linier, sehingga analisis yang telah
(konformitas).
dilakukan
dengan
dan
menggunakan
Banyak
gaya
bicara
faktor
yang
teknik korelasi product moment dari
mempengaruhi remaja melakukan
Pearson
perilaku agresi. Salah satu faktor
diperoleh
hasil
nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,229
yang
dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05
melakukan perilaku agresi adalah
yang berarti ada hubungan positif
adanya
yang signifikan antara konformitas
(Sarwono, 2010). Seseorang dapat
dengan perilaku agresi pada remaja.
ikut
9
menyebabkan
pengaruh
seseorang
kelompok
terpengaruh oleh kelompok
dalam melakukan perilaku agresi.
remaja akan melakukan apapun, agar
Pengaruh kelompok dalam perilaku
dapat dimasukan anggota kelompok
agresi antara lain adalah menurunkan
(Santrock, 2013). Salah satu cara
kendali moral. Adanya provokasi
menyesuaikan
secara langsung dari pihak lain
mudah adalah dengan berperilaku
dalam
merupakan
mengikuti nilai dan aturan yang
pendorong terjadi perilaku agresi.
berlaku di lingkungan sekitarnya.
Seseorang akan mudah terpengaruh
Bertindak sesuai nilai dan aturan
melakukan perilaku agresi pada saat
kelompok, entah sesuai dengan nilai
mendapat provokasi secara langsung
pribadi
ataupun
dari kelompoknya. Selain itu adanya
diterima
oleh
desakan dari kelompok dan identitas
sebagai
kelompok
ikut
cenderung melakukan konformitas
melakukan dianggap bukan anggota
dengan teman sekelasnya supaya
kelompok)
menyebabkan
merasa nyaman dalam mengikuti
seseorang melakukan perilaku agresi
kegiatan di kelas sehari hari. Perilaku
(Sarwono, 2010)
yang ditiru remaja ada yang bersifat
kelompok
(kalau
dapat
Kalangan
tidak
ahli
Psikologi
diri
yang
paling
tidak,
supaya
kelompok
disebut
konformitas.
Remaja
positif maupun negatif (Levianti,
Perkembangan menyebutkan bahwa
2008).
remaja,
bagaimana
mereka
Konformitas (Santrock, 2013)
dipandang
oleh
sebaya
muncul ketika individu meniru sikap
teman
merupakan aspek yang terpenting
atau
dalam kehidupan mereka. Beberapa
dikarenakan tekanan yang nyata
10
tingkah
laku
orang
lain
maupun yang dibayangan mereka.
merupakan
Konformitas dapat bersifat positif
menyimpang. Kecenderungan untuk
ataupun negatif pada seorang remaja,
melakukan konformitas tidak selalu
bersifat negatif
berarti hanya mengikuti pada hal-hal
memukul,
biasanya berupa,
perilaku
cara-cara
yang
agresi,
yang positif saja. Manusia juga dapat
penyerangan, melakukan pencurian,
melakukan konformitas pada bentuk-
pengrusakan
bentuk perilaku negatif
terhadap
fasilitas
misalnya
umum, meminum minuman keras,
mencoba minum alkohol, obat-obat
merokok dan bermasalah dengan
terlarang
orang tua dan guru. Pernyataan lain
(Sarwono, 2011).
yang sesuai Menurut (Hurlock ,
dan
Hasil
berperilaku
penelitian
agresi
penelitian
2009) konformitas terhadap standar
sebelumnya
kelompok terjadi karena adanya
menghasilkan tingkat signifikansi p
keinginan untuk diterima kelompok
=0,002 (p