[PS4AB] Tafsir Ayat Alquran Tentang Konsumsi

Ayat Tentang Konsumsi
Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi
Prodi Perbankan Syariah Semester IV/A

Disusun Oleh :
Kelompok III
Bella Bellita

: 15631009

Hutri Candra

: 15631034

Istiqomah

: 15631036

Dosen:
Hardivizon, M.Ag
Prodi Perbankan Syariah

Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
STAIN CURUP
2017-2018

1

Ayat Tentang Konsumsi

Konsumsi berlebih – lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak
mengenal Tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut dengan istilah isra (pemborosan)
atau tabzir (menghambur – hamburkan harta tanpa guna).Tabzir berarti menggunakan
barang dengan cara yang salah, yakni, untuk menuju tujuan – tujuan yang terlarang
seperti penyuapan, hal – hal yang melanggar hukum atau dengan cara yang tanpa
aturan. Pemborosan berarti penggunaan harta secara berlebih – lebihan untuk hal –
hal yang melanggar hukum dalam hal seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, atau
bahkan sedekah.Ajaran – ajaran Islam menganjurkan pada konsumsidan penggunaan
harta secara wajar dan berimbang, yakni pola yang terletak diantara kekikiran dan
pemborosan.Konsumsi diatas dan melampaui tingkat moderat (wajar) dianggap lisraf
dan tidak disenangi Islam.

Konsumsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidup, yaitu sandang, pangan dan papan.Jika dipandang
secara khusus, maka seringkali konsumsi hanya terbatas pada pola makan dan
minum. Namun, apabila cakupan konsumsi diperluas ditemukan konsep bahwa
konsumsi merupakan segaa aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan

2

atas penggunaan suatu produk sehingga mengurangi atau menghabiskan daya
gunaproduk..1
Ajaran Konsumsi pada arti khusus untuk pola makan dan minum ada dalam alQur‟an yang diambil dari kata kulu dan isyrabu. Diantara ayat-ayat yang membahas
tentang hal tersebut adalah:

1. Q.S Al-A‟raf ayat 31





“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,

makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”

‫خذوا ينتكم‬

: pakailah pakaianmu yang indah

‫ وكلوا واش بوا‬: makan dan minumah
1

Virzon Hardi, M.Ag, Tafsir Ayat-ayat Ekonomi. LP2 STAIN Curup, Rejang Lebong. Bengkulu, 2013,
hlm. 37

3

‫وَ تس فوا‬

: dan janganah berebih-ebihan

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa ayat tersebut mengajak anak-anak

Adam(manusia) untuk memakai pakaian yang indah, minimal dalam bentuk menutup
aurat karena membukanya pasti buruk. Lakukan itu setiap semasuki dan berada di
masjid, naik masjid dalam arti bangunan khusus maupun dalam pengertian yang luas,
dan makanlah makanan yang halal,enak,bermanfaat lagi bergizi, berdampak baik.
Minumlah apa saja yang kamu sukai selama tidak memabukkan , tidak juga
menganggu kesehatan, dan janganlah berlebih-lebihan dalam segala hal , baik dalam
beribadah dengan menambah cara atau kadarnya. Demikin juga dalam makan dan
minum atau apa saja karena sesungguhnya Allah tidak menyukai, yakni tidak
melimpahkan rahmat dan ganjaran bagi orang-orang yang berlebih-lebihan dalam hal
apapun.Atas dasar itu, penggalan ayat tersebut mengajarkan sikap proporsional dalam
mengonsumsi makanan dan minuman.2

Sebelum Quraish Shihab, Al-Thabari juga memberikan isyarat dalam
tafsirnya, bahwa dalam kegiatan konsumsi, manusia tidak diperbolehkan berlebihlebihan. Perintah Allah juga disabdakan oleh Nabi dalam hadis yang diriwayatkan
oleh Ibn Abbas:”Allah telah menghalalkan makan dan minum selama itu tidak
berlebih-lebihan dan menampakkan kesombongan.” Selain itu, denganmengutip
2M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an, {Jakarta: Lentera
Hati, 2002}, vol.IV, hlm.87.

4


riwayat dari Ibn Zaid, Al-Thabari menafsirkan kata dengan tidak boleh memakan
sesuatu yang haram. Ia menjelaskan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melanggar batasannya dalam hal yang halal ataupun yang haram, yakni dengan
menghalalkan sesuatu yang diharamkan dan mengharamkan yang dihalalkan.
Sebaiknya, Allah menyukai orang yang menghalalkan sesuatu yang dihalalkannya
dan mengharamkan sesuatu yang diharamkannya. Demikian itu merupakan keadilan
yang dia perintahkan.3

2. QS. An-Nahl ayat 66




“Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa)
susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya”

Ibnu Jarir Ath-Tabhari, jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ayy al-Qur‟an, tahqiq: Abdullah ibn Abdul Muhsin

at-Turkiy, Kairo: Markaz al-Buhus wa ad-Dirasah al-„Arabiyyah wa al-Islamiyyah, 2001, juz. X,
hlm.151
3

5



: binatang ternak



: susu yang bersih

Al-Qurthubi mengungkapkan, dengan ayat ini Allah memperingatkan kepada
manusia akan kekuasaannya yang begitu agung dengan keluarnya susu yang murni
diantara kotoran dan darah. Faras adalah kotoran binatang yang turun keperut
pertama dari binatang memamah biak, tetapi jika kotoran itu keluar, maka ia tidak
disebut faras. Jadi maknanya bahwa makanan itu (susu) yang berada didalam kotoran
dan darah pun menjadi bagian di dalamnya, kemudian susu itu menjadi terpisah dari

darah. Betapa Allah yang Maha mengetahui bahwa susu ini keluar dari antara kotoran
dan darah di dalam urat. Sebagaimana dikutip Al-Qurthubi, Ibn Abbas mengatakan,
bahwa binatang ternak itu suka makan. Kemudian susu itu lezat dan mudah yang
tidak mungkin tersedak bila meminumnya. Kata saigan dapat di artikan mudah
masuknya di dalam kerongkongan.Diriwayatkan dari Nabi SAW. Bahwa susu itu
apabila diminum, maka tidak ada seorangpun yang bias tersedak karenanya.4
Berbeda dengan sayyid Quthub davam penafsirannya beliau seakan-akan
mengatakan bahwa ayat ini menyisakan pertanyaan: “susu yang mengalir di kantong
kelenjar hewan ternak ini sesungguhnya dari apa?” ia hanya dapat diketahui tentang
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Kairo: Matba‟ah Mustafa al-Babi al-Halabi, 1963,
juz.X hlm.124-126
4

6

keberadaannya. Ia murni dan terlepas di antara kotoran dan darah. Faras adalah
sesuatu yang tersisa di dalam perut hewan

ternak setelah terjadi pencernaan


makanan. Hisapan usus untuk perahan yang berpindah ke darah.Darah ini mengalir
menuju setiap sel tubuh. Jika menjadi sari susu dalam kantong kelenjar yang berubah,
maka ia menjadi susu yang baik yang diciptakan oleh Allah, dengan cara
pembuatannya tidak diketahui oleh seseorang pun.5
Menurut penafsiran Quraish Shihab, ayat ini dimulai dengan penyebutan binatang
ternak karena merupakan sesuatu yang paling banyak di konsumsi dan dekat dalam
benak masyarakat Arab ketika itu. Adapun yang dihasilkan oveh binatang ternak
yang banyak dikonsumsi oleh mereka sevain dagingnya adalah susu perahannya.
Dengan demikian daging binatang ternak dan susu keduanya dibutuhkan manusia
dalam rangkaian makanan yang sehat dan sempurna.
Dalam ayat ini adalah mengingatkan bahwa sesungguhnya pada binatang ternak,
seperti unta, sapi, kambing,dan domba, benar-benar terdapat pelajaran yang sangat
berharga, yang dapat mengantarkan manusia menyadari kebesaran dan kekuasaan
Allah. Allah menganugrahkan minuman dari apa yang berada dalam perut binatangbinatang betina itu, yaitu antara sisa-sisa makanan dan darah berupa susu murni yang
tidak bercampur dengan darah sekalipun darahnya. Tidak juga bercampur dengan sisa
makanan

sekalipun

baunya,


lagi

mudah

ditelan

bagi

manusia

Sayyid Quthub,“Fi Zilal al-Qur‟an” dalam Maktabab Syamilah, versi 2.11, juz.IV, hlm. 474

5

7

yang

meminumnya.Kemudahan yang dimaksud disini bukan saja karena susu adalah

cairan, tetapi juga karena ia lezat, bergizi,dan bebas dari berbagai macam bakteri.6
3. Q.S. Al-Baqarah [2]: 268




“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia[170]. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengatahui”
Dalam ayat ini dikatakan, setan hendak menakut-nakuti manusia dengan sedekah
dan zakat yang diwajibkan dalam hartanya akan membuatnya menjadi miskin dan
menyuruh untuk berbuat maksiat kepada Allah dan tidak menaatinya. Sebaiknya,
Allah menjanjikan kepada manusia yang beriman untuk menutupi kejahatankejahatannya dengan memaaafkan dari hukuman kejahatan itu, maka dia
mengampuni dosa-dosa manusia karena sedekah yang diberikannya.Dia juga
menjanjikan untuk mengganti sedekah yang dilakukan setiap orang, maka dia
6

Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: vol. VII hal. 639-641


8

anugerahkan kepada manusia pemberian-pemberiannya dan memudahkan rezekirezeki bagi mereka.Demikian keterangan dalam tafsir Ath-Thabari.7
4. Al-Maidah[5]: 88


“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”

Setelah ayat yang lalu melarang mengharamkan apa yang halal, disini di
tegaskannya perintah memakan yang halal dan, dengan demikian, melalui ayat ini
dan ayat sebelumnya, yang menghasilkan makna larangan dan perintah bolehnya
memakan segala yang halal. Dengan perintah ini tercegah pulalah praktik-praktik
keberagamaan yang melampaui batas.Dan makanlah makanan yang halal, yakni
yang bukan haramlagi baik,lezat,bergizi dan berdampak positif bagi kesehatan
dariapa yang Allah telah rezekikan kepada kamu, dan bertaqwalah kepada Allah
dalam segala aktivitas kamu yang kamu terhadapnya adalah mu‟minun, yakni orangorang yang mantap keimanannya.
Yang dimaksud dengan kata makan dalam ayat ini adalah segala aktivitas
manusia. Pemilihan kata makan, disamping karena ia merupakan kebutuhan pokok
Ibnu Jarir Ath-Thabari, Jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ayy al-Qur‟an, juz. V, hlm. 5

7

9

manusia, juga karena makanan mendukung aktivitas manusia. Tanpa makan, manusia
lemah dan tidak dapat melakukan aktivitas.
Ayat ini

memerintahkan untuk memakan yang halal lagi baik. Ketika

menafsirkan Q.S. Al-baqarah[2]: 68,





Mereka menjawab: " Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk Kami, agar Dia
menerangkan

kepada

kami;

sapi

betina

Apakah

itu."

Musa

menjawab:

"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak
tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu".
Penulis antara lain mengemukakan bahwa tidak semua makanan yang halal
otomatis baik. Karena yang dinamai halal terdiri dari empat macam, yaitu
wajib,sunnah,mubah,dan makruh. Aktivitas pun demikian. Pada aktivitas yang,
walaupun halal, ia makruh atau sangat tidak disukai Allah, yaitu pemutusan
hubungan. Selanjutnya, tidak semua yang halal sesuai dengan kondisi masing-masing
pribadi. Ada hal-hal yang baik buat si A karena memiliki kondisi kesehatan tertentu,

10

dan ada juga yang kurang baik untuknya, walaupun baik buat yang lain. Ada
makanan yang halal, tetapi tidak bergizi, dan ketika itu ia menjadi kurang baik. Yang
diperintahkan adalah yang halal lagi baik.8
Analisa dari kami kelompok tiga ini terhadap ayat-ayat yang membahas tentang
konsumsi kami ambil dari al-Qur‟an yaitu al-A‟raf ayat 31, an-Nahl ayat 66, alBaqarah ayat 268 dan al-Maidah ayat 88. Bahwa semua surat yang dibahas diatas
menjelaskan kepada kita semua bahwa apa saja yang kita konsumsi sebagai manusia
selama hidup haruslah memenuhi syarat dan ketentuannya masing-masing, agar kita
layak mengkonsumsinya dan mendapat ridha dari Allah SWT. Seperti halnya
makanan, banyak orang sudah tahu dan paham akan makanan yang halal dan haram
sebagaimana yang telah dijelaskan didalam al-Qur‟an. Contoh pada surat al-Maidah
ayat 3 ini :




 



8

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah {Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an. Jakarta: Lentera
Hati, 2002. Vol.III, hlm. 231-232.

11





“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu)
adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang..”
Pada ayat diatas memerintahkan kita untuk memakan makanan yang baik untuk
dimakan.
Dengan adanya ayat-ayat yang membahas tentang konsumsi, kita menjadi tahu
mana yang diperbolehkan mana yang tidak, mana yang diridhai dan mana yang tidak.

12

Al-A‟raf ayat 31, ayat ini menyuruh kita agar beretika baik, sopan dan indah
dalam berpakaian ketika kemasjid. Mengapa demikian? Menurut kelompok tiga
Karena didalam masjid adalah tempat suci untuk beribadah dan menghadap Allah
SWT. Bertujuan agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Dan ayat ini pula
menyuruh kita agar mengkonsumsi makanan dan minuman untuk tidak berlebihlebihan untuk mengajarkan sikap proporsional dalam mengonsumsi makanan dan
minuman.
An-Nahl ayat 66, Dalam ayat ini adalah mengingatkan bahwa sesungguhnya
pada binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing,dan domba, benar-benar terdapat
pelajaran yang sangat berharga, yang dapat mengantarkan manusia menyadari
kebesaran dan kekuasaan Allah.
Al-Baqarah ayat 268, dalam surat ini membahas tentang bagaimana sang iblis
untuk menggoda manusia agar berbuat maksiat dan tidak menaati perintah Allah
SWT. Seperti halnya zakat dan sedekah, iblis mempengaruhi manusia agar manusia
tidak bersedekah dan zakat dengan menakut-nakuti menjadikan manusia jatuh
miskin.
Al-Maidah ayat 88, surat ini menegaskan kita untuk memakan semua yang halal
dan dengan perintah surat ini tercegah pulalah praktik-praktik keberagamaan yang
melampaui batas.
Jika sesuatu yang ingin dikonsumsi dan sesudahnya pasti akan mendapatkan
suatu kepuasan tersendiri bagi para konsumen. Kita ambil saja contoh dari kepuasan

13

dalam pelayanan zakat. Niat yang baik untuk memberi atau menyumbangkan harta
kita ialah suatu bentuk kepedulian yang bagi hukum islam itu diwajibkan.
Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bahwa
keterampilan interpersonal (interpersonal skill) adalah keterampilan untuk mengenali
dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan
orang lain. Bagaimana diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan
memahami dan merespon manusia atau orang lain merupakan bagian dari
keterampilan interpersonal.
Dalam buku Multiple Intelligences, mengungkapkan 7 (tujuh) kecerdasan
atau keterampilan yang dimiliki manusia salah satunya adalah keterampilan untuk
memahami dan berkomunikasi dengan orang lain serta melihat mood, temperamen,
dan motivasi guna membentuk dan menjaga hubungan antar manusia, keterampilan
ini disebut juga keterampilan interpersonal (interpersonal skill).9

9

FERNANDES, Sisco; VIZON, Hardi.Hubungan Interpersonal Skill Karyawan terhadap Minat Masyarakat

Muslim Menjadi Anggota Koperasi Syari‟ah.AL-FALAH : Journal of Islamic Economics, [S.l.], v. 1, n. 2, p.
129-146, dec. 2016. ISSN 2548-3102. Available at:
. Date accessed: 14 apr. 2017

14

DAFTAR PUSTAKA
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah {Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an. Jakarta:
Lentera Hati, 2002. Vol.III
Virzon Hardi, M.Ag, Tafsir Ayat-ayat Ekonomi. LP2 STAIN Curup, Rejang Lebong.
Bengkulu, 2013

Ibnu Jarir Ath-Tabhari, jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ayy al-Qur‟an, tahqiq: Abdullah
ibn Abdul Muhsin at-Turkiy, Kairo: Markaz al-Buhus wa ad-Dirasah al-„Arabiyyah
wa al-Islamiyyah, 2001.
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Kairo: Matba‟ah Mustafa al-Babi
al-Halabi, 1963.
Ibnu Jarir Ath-Thabari, Jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ayy al-Qur‟an, juz. V
FERNANDES, Sisco; VIZON, Hardi.Hubungan Interpersonal Skill Karyawan
terhadap Minat Masyarakat Muslim Menjadi Anggota Koperasi Syari‟ah.ALFALAH : Journal of Islamic Economics, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 129-146, dec. 2016.
ISSN2548-3102.Availableat:
. Date accessed:
14 apr. 2017

Ayat Tentang Konsumsi

15

Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi
Prodi Perbankan Syariah Semester IV/A

Disusun Oleh :
Kelompok III
Bella Bellita

: 15631009

Hutri Candra

: 15631034

Istiqomah

: 15631036

Dosen:
Hardivizon, M.Ag
Prodi Perbankan Syariah
Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
STAIN CURUP
2017-2018

Ayat Tentang Konsumsi

16

Konsumsi berlebih – lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak
mengenal Tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut dengan istilah isra (pemborosan)
atau tabzir (menghambur – hamburkan harta tanpa guna).Tabzir berarti menggunakan
barang dengan cara yang salah, yakni, untuk menuju tujuan – tujuan yang terlarang
seperti penyuapan, hal – hal yang melanggar hukum atau dengan cara yang tanpa
aturan. Pemborosan berarti penggunaan harta secara berlebih – lebihan untuk hal –
hal yang melanggar hukum dalam hal seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, atau
bahkan sedekah.Ajaran – ajaran Islam menganjurkan pada konsumsidan penggunaan
harta secara wajar dan berimbang, yakni pola yang terletak diantara kekikiran dan
pemborosan.Konsumsi diatas dan melampaui tingkat moderat (wajar) dianggap lisraf
dan tidak disenangi Islam.
Konsumsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidup, yaitu sandang, pangan dan papan.Jika dipandang
secara khusus, maka seringkali konsumsi hanya terbatas pada pola makan dan
minum. Namun, apabila cakupan konsumsi diperluas ditemukan konsep bahwa
konsumsi merupakan segaa aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan
atas penggunaan suatu produk sehingga mengurangi atau menghabiskan daya
gunaproduk..10

10

Virzon Hardi, M.Ag, Tafsir Ayat-ayat Ekonomi. LP2 STAIN Curup, Rejang Lebong. Bengkulu,
2013, hlm. 37

17

Ajaran Konsumsi pada arti khusus untuk pola makan dan minum ada dalam alQur‟an yang diambil dari kata kulu dan isyrabu. Diantara ayat-ayat yang membahas
tentang hal tersebut adalah:

5. Q.S Al-A‟raf ayat 31





“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”

‫خذوا ينتكم‬

: pakailah pakaianmu yang indah

‫ وكلوا واش بوا‬: makan dan minumah
‫وَ تس فوا‬

: dan janganah berebih-ebihan

18

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa ayat tersebut mengajak anak-anak
Adam(manusia) untuk memakai pakaian yang indah, minimal dalam bentuk menutup
aurat karena membukanya pasti buruk. Lakukan itu setiap semasuki dan berada di
masjid, naik masjid dalam arti bangunan khusus maupun dalam pengertian yang luas,
dan makanlah makanan yang halal,enak,bermanfaat lagi bergizi, berdampak baik.
Minumlah apa saja yang kamu sukai selama tidak memabukkan , tidak juga
menganggu kesehatan, dan janganlah berlebih-lebihan dalam segala hal , baik dalam
beribadah dengan menambah cara atau kadarnya. Demikin juga dalam makan dan
minum atau apa saja karena sesungguhnya Allah tidak menyukai, yakni tidak
melimpahkan rahmat dan ganjaran bagi orang-orang yang berlebih-lebihan dalam hal
apapun.Atas dasar itu, penggalan ayat tersebut mengajarkan sikap proporsional dalam
mengonsumsi makanan dan minuman.11

Sebelum Quraish Shihab, Al-Thabari juga memberikan isyarat dalam
tafsirnya, bahwa dalam kegiatan konsumsi, manusia tidak diperbolehkan berlebihlebihan. Perintah Allah juga disabdakan oleh Nabi dalam hadis yang diriwayatkan
oleh Ibn Abbas:”Allah telah menghalalkan makan dan minum selama itu tidak
berlebih-lebihan dan menampakkan kesombongan.” Selain itu, denganmengutip
riwayat dari Ibn Zaid, Al-Thabari menafsirkan kata dengan tidak boleh memakan
sesuatu yang haram. Ia menjelaskan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

2M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an, {Jakarta: Lentera
Hati, 2002}, vol.IV, hlm.87.

19

yang melanggar batasannya dalam hal yang halal ataupun yang haram, yakni dengan
menghalalkan sesuatu yang diharamkan dan mengharamkan yang dihalalkan.
Sebaiknya, Allah menyukai orang yang menghalalkan sesuatu yang dihalalkannya
dan mengharamkan sesuatu yang diharamkannya. Demikian itu merupakan keadilan
yang dia perintahkan.12

6. QS. An-Nahl ayat 66




“Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa)
susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya”



: binatang ternak

Ibnu Jarir Ath-Tabhari, jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ayy al-Qur‟an, tahqiq: Abdullah ibn Abdul
Muhsin at-Turkiy, Kairo: Markaz al-Buhus wa ad-Dirasah al-„Arabiyyah wa al-Islamiyyah, 2001, juz.
X, hlm.151
12

20



: susu yang bersih

Al-Qurthubi mengungkapkan, dengan ayat ini Allah memperingatkan kepada
manusia akan kekuasaannya yang begitu agung dengan keluarnya susu yang murni
diantara kotoran dan darah. Faras adalah kotoran binatang yang turun keperut
pertama dari binatang memamah biak, tetapi jika kotoran itu keluar, maka ia tidak
disebut faras. Jadi maknanya bahwa makanan itu (susu) yang berada didalam kotoran
dan darah pun menjadi bagian di dalamnya, kemudian susu itu menjadi terpisah dari
darah. Betapa Allah yang Maha mengetahui bahwa susu ini keluar dari antara kotoran
dan darah di dalam urat. Sebagaimana dikutip Al-Qurthubi, Ibn Abbas mengatakan,
bahwa binatang ternak itu suka makan. Kemudian susu itu lezat dan mudah yang
tidak mungkin tersedak bila meminumnya. Kata saigan dapat di artikan mudah
masuknya di dalam kerongkongan.Diriwayatkan dari Nabi SAW. Bahwa susu itu
apabila diminum, maka tidak ada seorangpun yang bias tersedak karenanya.13
Berbeda dengan sayyid Quthub davam penafsirannya beliau seakan-akan
mengatakan bahwa ayat ini menyisakan pertanyaan: “susu yang mengalir di kantong
kelenjar hewan ternak ini sesungguhnya dari apa?” ia hanya dapat diketahui tentang
keberadaannya. Ia murni dan terlepas di antara kotoran dan darah. Faras adalah
sesuatu yang tersisa di dalam perut hewan

ternak setelah terjadi pencernaan

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Kairo: Matba‟ah Mustafa al-Babi al-Halabi, 1963,
juz.X hlm.124-126

13

21

makanan. Hisapan usus untuk perahan yang berpindah ke darah.Darah ini mengalir
menuju setiap sel tubuh. Jika menjadi sari susu dalam kantong kelenjar yang berubah,
maka ia menjadi susu yang baik yang diciptakan oleh Allah, dengan cara
pembuatannya tidak diketahui oleh seseorang pun.14
Menurut penafsiran Quraish Shihab, ayat ini dimulai dengan penyebutan binatang
ternak karena merupakan sesuatu yang paling banyak di konsumsi dan dekat dalam
benak masyarakat Arab ketika itu. Adapun yang dihasilkan oveh binatang ternak
yang banyak dikonsumsi oleh mereka sevain dagingnya adalah susu perahannya.
Dengan demikian daging binatang ternak dan susu keduanya dibutuhkan manusia
dalam rangkaian makanan yang sehat dan sempurna.
Dalam ayat ini adalah mengingatkan bahwa sesungguhnya pada binatang ternak,
seperti unta, sapi, kambing,dan domba, benar-benar terdapat pelajaran yang sangat
berharga, yang dapat mengantarkan manusia menyadari kebesaran dan kekuasaan
Allah. Allah menganugrahkan minuman dari apa yang berada dalam perut binatangbinatang betina itu, yaitu antara sisa-sisa makanan dan darah berupa susu murni yang
tidak bercampur dengan darah sekalipun darahnya. Tidak juga bercampur dengan sisa
makanan

sekalipun

baunya,

lagi

mudah

ditelan

bagi

manusia

yang

meminumnya.Kemudahan yang dimaksud disini bukan saja karena susu adalah
cairan, tetapi juga karena ia lezat, bergizi,dan bebas dari berbagai macam bakteri.15

Sayyid Quthub,“Fi Zilal al-Qur‟an” dalam Maktabab Syamilah, versi 2.11, juz.IV, hlm. 474
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: vol. VII hal. 639-641

14
15

22

7. Q.S. Al-Baqarah [2]: 268




“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia[170]. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengatahui”
Dalam ayat ini dikatakan, setan hendak menakut-nakuti manusia dengan sedekah
dan zakat yang diwajibkan dalam hartanya akan membuatnya menjadi miskin dan
menyuruh untuk berbuat maksiat kepada Allah dan tidak menaatinya. Sebaiknya,
Allah menjanjikan kepada manusia yang beriman untuk menutupi kejahatankejahatannya dengan memaaafkan dari hukuman kejahatan itu, maka dia
mengampuni dosa-dosa manusia karena sedekah yang diberikannya.Dia juga
menjanjikan untuk mengganti sedekah yang dilakukan setiap orang, maka dia

23

anugerahkan kepada manusia pemberian-pemberiannya dan memudahkan rezekirezeki bagi mereka.Demikian keterangan dalam tafsir Ath-Thabari.16
8. Al-Maidah[5]: 88


“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”

Setelah ayat yang lalu melarang mengharamkan apa yang halal, disini di
tegaskannya perintah memakan yang halal dan, dengan demikian, melalui ayat ini
dan ayat sebelumnya, yang menghasilkan makna larangan dan perintah bolehnya
memakan segala yang halal. Dengan perintah ini tercegah pulalah praktik-praktik
keberagamaan yang melampaui batas.Dan makanlah makanan yang halal, yakni
yang bukan haramlagi baik,lezat,bergizi dan berdampak positif bagi kesehatan
dariapa yang Allah telah rezekikan kepada kamu, dan bertaqwalah kepada Allah
dalam segala aktivitas kamu yang kamu terhadapnya adalah mu‟minun, yakni orangorang yang mantap keimanannya.
Yang dimaksud dengan kata makan dalam ayat ini adalah segala aktivitas
manusia. Pemilihan kata makan, disamping karena ia merupakan kebutuhan pokok
Ibnu Jarir Ath-Thabari, Jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ayy al-Qur‟an, juz. V, hlm. 5

16

24

manusia, juga karena makanan mendukung aktivitas manusia. Tanpa makan, manusia
lemah dan tidak dapat melakukan aktivitas.
Ayat ini

memerintahkan untuk memakan yang halal lagi baik. Ketika

menafsirkan Q.S. Al-baqarah[2]: 68,





Mereka menjawab: " Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk Kami, agar Dia
menerangkan

kepada

kami;

sapi

betina

Apakah

itu."

Musa

menjawab:

"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak
tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu".
Penulis antara lain mengemukakan bahwa tidak semua makanan yang halal
otomatis baik. Karena yang dinamai halal terdiri dari empat macam, yaitu
wajib,sunnah,mubah,dan makruh. Aktivitas pun demikian. Pada aktivitas yang,
walaupun halal, ia makruh atau sangat tidak disukai Allah, yaitu pemutusan
hubungan. Selanjutnya, tidak semua yang halal sesuai dengan kondisi masing-masing
pribadi. Ada hal-hal yang baik buat si A karena memiliki kondisi kesehatan tertentu,

25

dan ada juga yang kurang baik untuknya, walaupun baik buat yang lain. Ada
makanan yang halal, tetapi tidak bergizi, dan ketika itu ia menjadi kurang baik. Yang
diperintahkan adalah yang halal lagi baik.17
Analisa dari kami kelompok tiga ini terhadap ayat-ayat yang membahas tentang
konsumsi kami ambil dari al-Qur‟an yaitu al-A‟raf ayat 31, an-Nahl ayat 66, alBaqarah ayat 268 dan al-Maidah ayat 88. Bahwa semua surat yang dibahas diatas
menjelaskan kepada kita semua bahwa apa saja yang kita konsumsi sebagai manusia
selama hidup haruslah memenuhi syarat dan ketentuannya masing-masing, agar kita
layak mengkonsumsinya dan mendapat ridha dari Allah SWT. Seperti halnya
makanan, banyak orang sudah tahu dan paham akan makanan yang halal dan haram
sebagaimana yang telah dijelaskan didalam al-Qur‟an. Contoh pada surat al-Maidah
ayat 3 ini :




 



17

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah {Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an. Jakarta: Lentera
Hati, 2002. Vol.III, hlm. 231-232.

26





“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu)
adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang..”
Pada ayat diatas memerintahkan kita untuk memakan makanan yang baik untuk
dimakan.
Dengan adanya ayat-ayat yang membahas tentang konsumsi, kita menjadi tahu
mana yang diperbolehkan mana yang tidak, mana yang diridhai dan mana yang tidak.

27

Al-A‟raf ayat 31, ayat ini menyuruh kita agar beretika baik, sopan dan indah
dalam berpakaian ketika kemasjid. Mengapa demikian? Menurut kelompok tiga
Karena didalam masjid adalah tempat suci untuk beribadah dan menghadap Allah
SWT. Bertujuan agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Dan ayat ini pula
menyuruh kita agar mengkonsumsi makanan dan minuman untuk tidak berlebihlebihan untuk mengajarkan sikap proporsional dalam mengonsumsi makanan dan
minuman.
An-Nahl ayat 66, Dalam ayat ini adalah mengingatkan bahwa sesungguhnya
pada binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing,dan domba, benar-benar terdapat
pelajaran yang sangat berharga, yang dapat mengantarkan manusia menyadari
kebesaran dan kekuasaan Allah.
Al-Baqarah ayat 268, dalam surat ini membahas tentang bagaimana sang iblis
untuk menggoda manusia agar berbuat maksiat dan tidak menaati perintah Allah
SWT. Seperti halnya zakat dan sedekah, iblis mempengaruhi manusia agar manusia
tidak bersedekah dan zakat dengan menakut-nakuti menjadikan manusia jatuh
miskin.
Al-Maidah ayat 88, surat ini menegaskan kita untuk memakan semua yang halal
dan dengan perintah surat ini tercegah pulalah praktik-praktik keberagamaan yang
melampaui batas.
Jika sesuatu yang ingin dikonsumsi dan sesudahnya pasti akan mendapatkan
suatu kepuasan tersendiri bagi para konsumen. Kita ambil saja contoh dari kepuasan

28

dalam pelayanan zakat. Niat yang baik untuk memberi atau menyumbangkan harta
kita ialah suatu bentuk kepedulian yang bagi hukum islam itu diwajibkan.
Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bahwa
keterampilan interpersonal (interpersonal skill) adalah keterampilan untuk mengenali
dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan
orang lain. Bagaimana diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan
memahami dan merespon manusia atau orang lain merupakan bagian dari
keterampilan interpersonal.
Dalam buku Multiple Intelligences, mengungkapkan 7 (tujuh) kecerdasan
atau keterampilan yang dimiliki manusia salah satunya adalah keterampilan untuk
memahami dan berkomunikasi dengan orang lain serta melihat mood, temperamen,
dan motivasi guna membentuk dan menjaga hubungan antar manusia, keterampilan
ini disebut juga keterampilan interpersonal (interpersonal skill).18

18

FERNANDES, Sisco; VIZON, Hardi.Hubungan Interpersonal Skill Karyawan terhadap Minat Masyarakat

Muslim Menjadi Anggota Koperasi Syari‟ah.AL-FALAH : Journal of Islamic Economics, [S.l.], v. 1, n. 2, p.
129-146, dec. 2016. ISSN 2548-3102. Available at:
. Date accessed: 14 apr. 2017

29

DAFTAR PUSTAKA
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah {Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an. Jakarta:
Lentera Hati, 2002. Vol.III
Virzon Hardi, M.Ag, Tafsir Ayat-ayat Ekonomi. LP2 STAIN Curup, Rejang Lebong.
Bengkulu, 2013

Ibnu Jarir Ath-Tabhari, jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ayy al-Qur‟an, tahqiq: Abdullah
ibn Abdul Muhsin at-Turkiy, Kairo: Markaz al-Buhus wa ad-Dirasah al-„Arabiyyah
wa al-Islamiyyah, 2001.
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Kairo: Matba‟ah Mustafa al-Babi
al-Halabi, 1963.
Ibnu Jarir Ath-Thabari, Jami‟ al-Bayan „an Ta‟wil ayy al-Qur‟an, juz. V
FERNANDES, Sisco; VIZON, Hardi.Hubungan Interpersonal Skill Karyawan
terhadap Minat Masyarakat Muslim Menjadi Anggota Koperasi Syari‟ah.ALFALAH : Journal of Islamic Economics, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 129-146, dec. 2016.
ISSN2548-3102.Availableat:
. Date accessed:
14 apr. 2017

30

31