MEDIAKOM Edisi 14 Oktober 2008 - [MAJALAH]

EDISI XIV - OKTOBER 2008

Departemen Kesehatan RI

Info sehat Untuk Semua

Bahaya Susu
Bermelamin
Gunakan Hati Nurani
untuk Menolong Papua
RSCM BANGUN WING
INTERNASIONAL
RSUP SANGLAH
Kembangkan Pelayanan Jantung Terpadu
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 1

ETALASE

Dari
DariRedaksi
Redaksi

PENANGGUNG JAWAB
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
PIMPINAN UMUM
Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
PIMPINAN REDAKSI
drs. Sumardi
SEKRETARIS REDAKSI
Prawito, SKM, MM
ANGGOTA REDAKSI
Dra. Hikmandari A., M.Ed
Drg. Anitasari S.M.
Drg. Ria Purwanti, M.Kes
Busroni, S.IP
Nursila Dewi, Psi, M,Sc
Mety Setiowati, SKM
REPORTER
Dra. Isti Ratnaningsih, MARS
Resty Kiantini, SKM, M.Kes.
Sri Wahyuni, S.Sos
Giri Inayah, S.Sos

FOTOGRAFER
Aji Muhawarman, ST
Wayang Mas Jendra, S.Sn
SEKRETARIAT
Agus Tarsono
Waspodo Purwanto
Sudirman
Hambali
Yan Zefrial
ALAMAT REDAKSI :
Pusat Komunikasi Publik
Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan
Telp./Fax : 021-522 3002, 52960661
Email : puskom.depkes@gmail.com
2 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008

Haji dan akhir tahun
Haji, ibadah yang rutin setiap tahun ini selalu mendapat sambutan yang
luar biasa dari umat islam, khususnya Indonesia. Sehingga kuota 2 juta
jamaah tahun 2008 masih terasa kurang. Banyak jamaah haji yang mengisi

daftar tunggu untuk setahun atau dua tahun ke depan. Oleh sebab itu,
pengelolaanya harus melalui mekanisme yang jelas dan terkendali.
Dengan demikian, pedoman peneyelenggaraan haji menjadi penting
keberadaannya. Tahun 2002 Departemen Kesehatan telah mengeluarkan
panduan tersebut. Depkes, melalui unit terkait telah menyempurnakan
panduan tersebut sesuai perkembangan zaman. Sehingga pelayanan
kesehatan jemaah haji semakin baik pada masa mendatang.
Perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pembinaan kesehatan
ibadah haji menjadi tanggung jawab Menteri Kesehatan, seperti yang
tertuang dalam Undang-Undang RI No 13 tahun 2008 pasal 31. Oleh
sebab itu penyelenggaraan kesehatan haji harus dilakukan secara
terpadu dan menyeluruh. Mulai dari aspek administrasi, teknis dan
pentahapannya. Begitu juga hal yang terkait perencanaan, palakasanaan
dan evaluasinya.
Menjelang akhir tahun 2008, seluruh Kementerian dan Lembaga
Pemerintah sibuk dengan realisasi pelaksanaan anggaran. Kondisi ini
sebenarnya bukan hal yang baru, bahkan sudah menjadi tradisi akhir
tahun. Entah sampai kapan kebiasaan kurang baik ini dapat diakhiri. Yang
jelas kondisi akhir tahun tak dikehendaki oleh sebagian besar pelaksana.
Sebab, selain harus kerja porsir, kejar tayang mengejar deadline, juga

rawan kesalahan dalam pelaksanaanya.
Semoga akhir tahun kali ini, semua jamaah haji dapat kembali ke
tanah air dengan selamat dan memperoleh Haji Mabrur. Disamping itu
para pelaksana anggaran dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Sehingga tak ada kesalahan, pemborosan dan perilaku negatif lainya.
Terutama terbayarnya semua tanggungan pemerintah. Dan yang perlu
disyukuri tahun ini yaitu telah terbayarnya honor tenaga kesehatan haji
Indonesia.

Redaksi MEDIAKOM menerima naskah dari pembaca
dan berhak mengedit sesuai kaidah bahasa jurnalistik.
Naskah yang tidak dimuat menjadi dokumen redaksi.
Naskah dapat dikirimkan melalui email Pusat Komunikasi
Publik di :
puskom.publik@yahoo.co.id atau puskom.depkes@gmail.com

DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI
Dari Redaksi dan Daftar Isi ...................................................................


2-3

LAPORAN UTAMA
1. Bahaya Susu Bermelamin ................................................................
2. RSCM Bangun Wings Internasional ..............................................
3. Sosialisasi Flu Burung Sebagai Tanggung Jawab ....................
4. Menkes Tinjau Posko Penanggulangan Gizi Masyrakat Miskin
Jakarta .....................................................................................................
5. Gangguan Jiwa Beban Berat Bagi Keluarga ..............................
6. Sehatkah Jiwa Kita ..............................................................................
7. RSUP Sanglah : Kembang Kan Layanan Jantung Terpadu ....
8. Menkes Resmikan Rs Bergerak Di Boven Digul ........................

12
13 - 14
15
16 - 17
18 - 19


BERITA :
1. Menkes : Gunakan Hati Nurani Untuk Menolong Papua .......
2. Lebih Jauh Tentang Itd Universitas Airlangga ..........................
3. Menkes Kukuhkan Dasipena Regional Bali ................................
4. Air Layak Minum Masih Sulit ...........................................................
5. Pertemuan Nasional Humas Kesehatan Tahun 2008 ..............
6. Rekomendasi Pertemuan Nasional Humas ................................
7. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia .......................................
8. Netralitas Humas Pemerintah .........................................................

20 - 22
23 - 27
28 - 29
30 - 31
32 - 33
34
35 - 36
37 - 39

RAGAM

Pengabdian Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Bekasi ..............

40 - 42

KOLOM
Sehat Itu Pilihan ........................................................................................

43

RISET
Antioksidan ................................................................................................
Patent Ductus Arteriosus Plus ..............................................................

44 - 46
47 - 48

WACANA
Mengubah Wajah Pelayanan Kesehatan Jadi Sensitive Gender

49 - 54


PROFIL
Bincang-Bincang Bareng : Sihngideni Jumantik Dari Mojokerto

55 - 56

PELITA HATI
Capek Istirahatlah!! ...................................................................................

57 - 58

4-7
8-9
10 - 11

Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 3

LAPORAN UTAMA

Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari di dampingi Kepala Badan POM dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib (kanan) dan Dirjen Bina

Kefarmasian dan Alkes Depkes dra. Kustantinah Apt, (kiri) memberikan keterangan pers tentang produk susu asal China yang
mengandung melamin

BAHAYA SUSU
BERMELAMIN
Pemerintah memusnahkan produk susu asal China
yang terbukti mengandung melamin. Apa bahaya
melamin bagi kesehatan, dan apa upaya yang
dilakukan pemerintah? Tulisan berikut mencoba
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

P

ada edisi 20 September
2 0 0 8 , K o r a nTe m p o
melaporkan, Badan
Administrasi Supervisi Kualitas,
Inspeksi dan Karantina (AQSIQ
otoritas pengawas makanan
China, menemukan 10% susu

produksi Mengniu Dairy Group
dan Yili Industrial Group, dua
perusahaan susu terbesar di sana,
mengandung 8,4 mg melamin per
kg susu. Mereka juga menyatakan
susu dari Bright Dairy di Sanghai
tercemar.
Perkembangan itu merupakan
4 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008

lanjutan dari kasus merebaknya
susu formula tercemar melamin,
yang menyebabkan 3 bayi
meninggal dan lebih dari 6.000
menderita penyakit ginjal. Korban
sudah berjatuhan, dan yang
mengkawatirkan susu dan produk
makanan berbasis susu buatan
China masih juga beredar luas di
Indonesia.

Bagaimana Melamin Dicampur
Susu?
Melamin yang menggemparkan
dunia itu adalah zat kimia dengan

rumus C3H6N6. Menurut Prof.
Ismunandar, Guru Besar Kimia di
FMIPA ITB, kandungan nitrogen
dalam melamin bisa mencapai 66
%. Karena kandungan proteinnya
yang tinggi itulah, para pemasok
mencampurkan zat kimia itu
ke dalam susu cair sebelum
menjualnya ke perusahaan susu.
Melamin juga bahan yang dikenal
tahan panas. Campuran antara
melamin dan formaldehid atau
formalin dapat digunakan untuk
pembuatan perkakas rumah
tangga seperti piring, cangkir,
mangkok, sendok, dan lain-lain.
Selain itu juga digunakan untuk
membuat lem dan pupuk.
Jadi melamin yang diributkan
saat
ini
berbeda
dengan
melamin
plastik
perkakas
rumah tangga. Melamin yang
diributkan adalah bahan dasar
plastik
melamin.
Menurut
Ismunandar, dengan mengutip
situs
WHO,
pencampuran
melamin pada susu berawal

LAPORAN UTAMA

dari tindakan pengoplosan susu
dengan air. Akibat pengenceran
ini, kandungan susu turun.
Karena pabrikan (perusahaan
susu) melakukan pengecekan
kandungan
protein
melalui
penentuan nitrogen, penambahan
melamin dimaksudkan untuk
mengelabuhi agar seolah-olah
pada susu encer tadi kandungan
proteinnya tetap tinggi.
Bahaya Melamin
Ismunandar menambahkan, bila
melamin bercampur dengan
asam sianurat (yang biasa juga
terdapat
sebagai
pengotor
melamin) akan berbentuk kristal
yang dapat menjadi batu ginjal.
Batu ginjal tampak pada hewanhewan korban kasus pengoplosan
melamin tahun lalu. Batu ginjal
inilah yang dapat menyumbat
saluran kecil di ginjal yang
kemudian dapat menghentikan
produksi urine, gagal ginjal, dan

Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari memperlihatkan salah satu produk susu bermelamin

bahkan kematian.
Melamin bersifat karsinogen pada
hewan. Gejala yang diamati akibat
kontaminasi melamin terdapat
pada darah di urine, produksi urine
yang sedikit atau sama sekali tidak
dihasilkan, tanda-tanda infeksi

ginjal dan tekanan darah tinggi.
Melamin
tidak
dapat
dimetabolisme
oleh
tubuh.
Data keselamatan menyatakan,
senyawa ini memiliki toksisitas
akut rendah LD50 di tikus, yaitu
3.161 mg per kg berat badan.
Pada studi dengan menggunakan

PRODUK CHINA MENGANDUNG SUSU YANG TERDAFTAR DI BADAN POM
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Merk Dagang
Jinwei Yougoo
Jinwei Yougoo
Jinwei Yougoo
Guozhen
Meiji indoeskrim Gold Monas
Meiji Indoeskrim Gold Monas
Oreo
Oreo
Oreo
M&M’S
M&M’S
Snickers
Dove Choc
Dove Choc
Dove Choc
Merry X-Mas
Penguin
Nestle Nesvita Materna

19

Nestle Milkmaid

Jenis Pangan
Susu Fermentasi
Susu Fermentasi
Susu Fermentasi
Susu Bubuk Full Cream
Es Krim
Es Krim
Stick wafer
Stick wafer
Chocolate Sandwich Cookie
Kembang Gula
Kembang Gula
Biskuit
Kembang Gula
Kembang Gula
Kembang Gula
Kembang Gula
Kembang Gula
Makanan Ibu Hamil dan
Menyusui
Selai Susu

No. Registrasi
ML 206509001378
ML 206509002378
ML 206509003378
ML 805309001478
ML 305509001116
ML 305509002116
ML 227109001450
ML 827109002450
ML 227109001552
ML 237409005385
ML 237409002385
ML 227109009385
ML 237409001385
ML 237409003385
ML 237409004385
ML 238409003311
ML 238409005311
ML 862109001322

Keterangan
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina

ML 234709002206

Produk asal Cina

Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 5

LAPORAN UTAMA

per kg berat badannya. Bahkan
kalau mengkonsumsi susu yang
terkontaminasi 2.563 mg melamin
per kg susu, dapat mencapai
asupan 358,8 mg per kg berat
badannya. Jauh melampaui batas
toleransinya.

Ditarik dari Peredaran

Produk susu asal China yang mengandung melamin

hewan, terbukti asupan melamin
murni yang tinggi mengakibatkan
inlamasi kandung kemih dan
pembentukan batu kandung
kemih.
Menurut Ismunandar, Food and
Drugs Administration (Badan
Pengawas Makanan dan Obat
Amerika Serikat) menyatakan
asupan harian yang dapat
ditoleransi (tolerable daily intake)
melamin adalah 0,63 mg per kg
berat badan. Pada masyarakat
Eropa,
otoritas
pengawas
makanannya mematok standar
yang lebih rendah yaitu 0,5 mg

per kg berat badan.
Dari inspeksi yang dilakukan di
China, dari 491 bateh (kelompok)
yang dites, 69 di antaranya positif
mengandung melamin berkisar
dari 0,09 mg per kg susu sampai
619 mg per kg susu. Bahkan ada
yang mencapai 2.563 mg per kg.
Dengan konsumsi susu formula
per kg berat badan bayi sekitar
140 gr per hari, ketika bayi
mengkomsumsi
susu
yang
terkontaminasi akan menerima
asupan melamin 0,013-86,7 mg

PRODUK CINA MENGANDUNG MELAMIN
(Diumumkan oleh Agri-Food and Veterinary Authority/AVA Singapura)
No.

Merk Dagang

1.

Natural Choice

2.
3.
4.
5.

Yili Bean Club
Yili Bean Club
Yili Prestiqe Chocliz
Yili Super Bean

6.

Nestle Dairy Farm

7.
8.
9.
10.

Yili High Calcium
Yili High Calcium
Yili (250 ml)
Yili (1L)

11.

Dutch Lady

12.

White Rabbit

13.

Yili Choice

Jenis Pangan
Yogurt Flavoured Ice Bar with Real
Fruit
Matcha Red Bean Ice Bar
Red Bean Ice Bar
Dark Chocolate Bar
Red Bean Chestnut Ice Bar
Susu UHT (UHT Pure Milk 1 L
(Catering))
Susu (Low Fat Milk Beveraqe)
Minuman susu (Milk Beverage)
Susu (Pure Milk)
Susu (Pure Milk)
Susu (Strawberry Flavoured Milk) (Ex.
Cina, Hongkong, Sinqapura)
Kembang Gula berbasis Susu
(Creamy candy) - Berbagai Rasa
Dairy Frozen Yoghurt Bar with real
peach and pineapple fruit pieces

6 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008

Keterangan
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina
Produk asal Cina

Untuk melindungi masyarakat
dari bahaya melamin Badan
Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM)
dan
Departemen
Kesehatan mengambil langkah
tegas. Pada 18 September 2008,
Depkes telah menginstruksikan
Balai POM di seluruh Indonesia
untuk melakukan pengamanan
produk susu dan produk lain
yang mengandung susu asal
China, dengan cara menarik dari
peredaran, menyegel, sampai ada
penjelasan lebih lanjut dari Kepala
Badan POM.
Pada 24 September 2008,
Depkominfo menggelar jumpa
pers. Pada kesempatan itu,
Menkes Siti Fadilah Supari
menegaskan kembali bahwa
tidak ada produk susu formula
(susu untuk bayi) dari China yang
beredar di Indonesia. Produk susu
formula dan susu olahan yang
diproduksi di Indonesia, menurut
Siti Fadilah, telah memperoleh
izin edar dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan (Badan POM)
dengan kode registrasi MD aman
dikonsumsi.
Sejauh ini pemerintah China telah
mengumumkan 22 perusahaan
susu yang mengandung melamin
dan seluruh perusahaan tersebut
tidak mendaftarkan produknya
di Indonesia. ”Tidak ada produk
susu formula bayi dari China yang
didaftarkan di BPOM dan diedarkan

LAPORAN UTAMA

Produk susu mengandung melamin yang berhasil disita badan POM akan dimusnahkan

di Indonesia,” ujar Menkes.
Tiga hari setelah itu, didampingi
Kepala BPOM Husniah Rubiana
Thamrin Akib, Menkes kembali
menggelar
konferensi
pers.
Dalam pernyatananya, Menkes
menyatakan,
berdasarkan
pemeriksaan laboratorium BPOM,
semua sampel produk susu
asal Cina positif mengandung
melamin antara 8.51 mg/kg (ppm)
sampai 945.86 mg/kg. Selanjutnya
produk
yang
mengandung
melamin tersebut akan segera
dimusnahkan.
Menkes menambahkan, importir,
distributor, dan pengecer yang
masih
membandel
menjual
produk tersebut dapat dikenakan
sanksi sesuai UU No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, UU No.
7 Tahun 1996 tentang Pangan,
dan UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Bentuk
sanksi berupa pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp
2.000.000.000 (dua milyar rupiah).
Menkes meminta agar masyarakat
tetap tenang dan tidak terhasut
atau terprovokasi oleh pihak-pihak
yang ingin memperkeruh suasana.
“Susu formula yang diproduksi

di Indonesia dan telah terdaftar
di BPOM bahan bakunya bukan
berasal dari Cina, karena itu aman
dikonsumsi,” ujar Siti Fadilah.
Kepala BPOM Husniah Rubiana
Thamrin Akib menambahkan, dari
19 produk impor asal China yang
terdaftar dengan kode registrasi
ML, setelah diperiksa BPOM,
baru ditemukan 6 (enam) jenis
produk. Selain itu juga ditemukan
6 jenis produk tidak terdaftar
(ilegal), serta 13 produk susu yang
mengandung melamin temuan
Agri-Food & Veterinary Authority
(AVA) Singapura.
Masyarakat
diimbau
untuk
membantu memberikan informasi
bila menemukan produk susu
impor asal China ke Unit Layanan
Pengaduan Konsumen BPOM, telp.
021 – 4263333, 32199000, sms ke:
081511997772 atau email ulpk@
pom.go.id dan ulpkbadanpom@
yahoo.com.

Dimusnahkan
Pada 27 Oktober 2008, pemerintah
memutuskan untuk memusnahkan
susu asal China yang berhasil
diamankan BPOM. Sebanyak 12 truk
siap dimusnahkan. Tapi, Menkes
Siti Fadilah Supari membatalkan

rencana
pemusnahan
itu.
Dalam keterangan pers, Menkes
menyatakan, susu asal China itu
bukannya tidak jadi dimusnahkan,
tapi dimusnahkan namun tidak
untuk dipublikasikan.
Menurut Menkes dari hasil
pengamatan
ditemukan
15
jenis produk impor asal China
yang mengandung melamin.
Keseluruhan
produk
yang
diamankan berjumlah 476.256
bungkus.
Kepala Badan POM Husniah
Thamrin Akib menambahkan,
produk pangan dengan nama
dagang (merek) yang sama hasil
produksi dalam negeri dengan
nomor registrasi MD, tetap aman
untuk dikonsumsi.
Pemusnahan
akhirnya
dilaksanakan hari itu juga di tempat
pembuangan akhir sampah (TPA)
di daerah Bekasi, tanpa kehadiran
Menkes. Pemusnahan dilakukan
dengan cara dibakar, disaksikan
Kepala Badan POM dan salah satu
wakil LSM. (smd)

Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 7

LAPORAN UTAMA

Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP(K) didampingi Dirut RSCM Prof. dr. Akmal Taher (kanan Menkes) dan
dr. Mulya Hasjmy Direktur Yanmed Spesialistik saat meresmikan Wing Internasional

RSCM BANGUN WING INTERNASIONAL
Jakarta, 23 September 2008

M

emasuki era globalisasi,
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
rumah
sakit
di
Indonesia
menghadapi tantangan yang
sangat berat. Pihak pengelola
rumah sakit dituntut untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
medik secara maksimal sehingga
memberikan
kepuasan
serta
harapan kesembuhan terhadap
seluruh pasien disertai peningkatan
eisiensi dan produktiitas di bidang
manajemen.
Seiring dengan itu, Presiden
Susilo
Bambang
Yudhoyono
minta Departemen Kesehatan
untuk mengembangkan layanan
kesehatan yang berkualitas setara
dengan pelayanan rumah sakit
lainnya di manca negara (World
Class Hospital), khususnya pada
rumah sakit pemerintah.
Demikian Menkes Dr. dr. Siti Fadilah

Supari, Sp.JP(K) ketika melakukan
pemancangan pondasi pertama
pembangunan Wing Internasional
RSUPN Cipto Mangunkusumo, di
Jakarta (22/9).

Mangunkusumo, saat ini Depkes
sedang mengembangkan rumah
sakit bertaraf internasional lainnya
yaitu RSUP Sanglah Denpasar, dan
RS Kariadi Semarang.

Menurut Menkes, selain RSUPN Cipto

Untuk mengembangkan RSUPN
Cipto Mangunkusumo bertaraf

Fasilitas RSCM yang telah ada saat ini :
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gedung Poliklinik
* Poliklinik Sistem Cluster
14 unit
* Klinik 24 Jam
1 unit
* Radiology digital
1 unit
* Laboratorium terpadu
1 unit
Perawatan VVIP/VIP
76 unit
Kamar operasi efektif
4 unit
ICU/ICCU
6 unit
Parkir Lift
96 mobil
CMU2 : CSSD, aseptic dispensing dan stem cell centre
Utilitas : genset, boiler

LAPORAN UTAMA

Lokasi Pembangunan Wings International RSCM

internasional dibutuhkan biaya
sebesar 430 miliar rupiah.
Pembangunannya
akan
dilaksanakan dalam tiga tahap dari
tahun 2008 – 2010, ujar Dr. Siti
Fadilah.
Untuk tahap pertama, tahun
2008 ini Depkes mengalokasikan
dana sebesar 141 miliar rupiah
untuk pembangunan gedung
dan 25 miliar rupiah untuk alat
kesehatan. Pembangunan gedung
tahap pertama antara lain berupa
Poliklinik terpadu untuk 14 klaster,
kamar operasi, ICCU, ICU, Ruang
Rawat Inap VIP/VVIP dan Sterilisasi
Sentral serta Tower Parking.
Prof. Dr. Akmal Taher, Dirut RSCM,
dalam laporannya mengatakan,
World Class Hospital (RS bertaraf
internasional) merupakan bagian
dari rencana induk RSUPN Cipto
Mangunkusumo yang didahului
dengan pembangunan Public
Wings untuk kelas III yang disebut

dengan Gedung Irna A (Instalasi
Rawat Inap A) yang telah beroperasi
sejak 4 bulan lalu.
Dalam menjalankan fungsinya
sebagai pusat rujukan nasional,
RSCM dituntut untuk melayani
berbagai kasus yang sulit dan
kompleks. Inilah salah satu
pengertian yang mendasar dari
rumah sakit kelas dunia, yaitu
kemampuan
menanggulangi
kasus-kasus yang sulit dengan

tingkat keberhasilan yang tinggi,
ujar Prof. Akmal Taher.
Ditambahkan, untuk memenuhi
tuntutan masyarakat, RSCM saat ini
sedang mengembangkan budaya
pelayanan yang aman, nyaman
dan ramah. Hal ini merupakan
tantangan bagi RSCM sebagai
rumah sakit kelas dunia sehingga
dapat mengurangi orang Indonesia
berobat keluar negeri, kata dr.
Akmal Taher.

Fasilitas yang akan dibangun pada Tahap II (2009-2010), yaitu :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penambahan perawatan VIP/kls. I
OK terpadu
ICU/ICCU
Burn Centre
Stroke Centre
Laundry/dapur terpadu

225 Unit
30 unit
40 unit
15 unit
20 unit
1 unit

Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 9

LAPORAN UTAMA

SOSIALISASI FLU BURUNG
SEBAGAI TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
pengendalian FB di Indonesia.
Melalui Peraturan Presiden No.
7 Tahun 2006 telah membentuk
Komisi Nasional Pengendalian FB
dan Kesiapsiagaan Menghadapi
Pandemi Inluenza (Komnas FBPI)
guna mengkoordinasikan upaya
pengendalian FB secara nasional.
Presiden juga telah mengeluarkan
Inpres No. 1 Tahun 2007 tentang
Penanganan dan Pengendalian virus
FB, untuk menekan jumlah penderita
FB pada manusia.

dra. Kustantinah, Apt Dirjen Bina Kefarmasian dan Alkes membuka Sosialisasi
Pengendalian FB dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza.

Penyakit lu burung (FB), masih menular dari unggas ke manusia.
Padahal di banyak negara Asia, Eropa dan Afrika, sudah terjadi
pandemi FB pada unggas. Dengan semakin seringnya menginfeksi
manusia, dikhawatirkan virus FB yang Highly Pathogenic Avian
Inluenza (HPAI-H5N1) bermutasi menjadi virus yang menular antar
manusia. Bila ini terjadi, maka bencana besar tidak bisa dielakkan.
Jumlah kematian dan kesakitan akan banyak, selain itu juga akan
terjadi kekacauan sosial ekonomi, kesedihan serta kesengsaraan
umat manusia.

O

leh karena itu, semua pihak
termasuk perusahaan multi
nasional diminta memiliki
strategi penanggulangan FB dan
Pandemi Inluenza. Selain itu
sosialisasi pengendalian FB kepada
karyawan
dan
lingkungannya
menjadi bagian dari tanggung jawab
sosial perusahaan atau Corparate
Social Responsibility (CSR).
Demikian sambutan Menkes yang
dibacakan Dirjen Bina Kefarmasian
dan
Alkes
Dra.
Kustantinah
dihadapan 100 pemilik perusahaan
(CEO) dari berbagai jenis bidang
10 |Med!akom|Edisi XIV|Agustus
Oktober 2008

usaha, ketika membuka “Sosialisasi
Pengendalian FB dan Kesiapsiagaan
Menghadapi Pandemi Inluenza di
lingkungan perusahaan/industri“ di
Jakarta (23/9).
Kekhawatiran Menkes itu dilandasi
pengalaman masa lalu ketika terjadi
pandemi lu Spanyol tahun 1918
yang menimbulkan kematian 40-50
juta orang di seluruh dunia dalam
waktu yang relatif singkat.
Menurut Menkes Siti Fadilah Supari,
pemerintah sangat serius dalam

Menkes
menegaskan,
tidak
bijaksana bila kita tidak bersiapsiaga
mengantisipasi ancaman pandemi
inluenza yang akan datang.
Pencegahan timbulnya pandemi
inluenza di masa yang akan datang
secara global sedang diupayakan.
Jika upaya ini nanti ternyata tidak
berhasil, maka dampak pandemi
itu harus dapat ditekan sekecil
mungkin dengan kesiapsiagaan
yang terencana dan teruji rapi.
Pengendalian F B d a n Kesiapsiagaan
Menghadapi Pandemi Inluenza di
lingkungan
perusahaan/industri
merupakan bagian integral dari
kesiapsiagaan nasional maupun
global, harus direncanakan dan
diujicoba secara rapi dan teliti. Kalau
hal ini tidak dilakukan, sulit dampak
pandemi itu dibuat sekecil mungkin
di lingkungan perusahaan/industri.
Hal ini berarti dampaknya terhadap
masyarakat luas akan tetap besar
sekali dan tidak terkendali. Padahal,
episenter pandemi ini mungkin saja
mulai terjadi di bagian tertentu di
dunia, kata Menkes.
Virus H5N1 pertama kali dideteksi
pada ternak unggas pada bulan
Agustus 2003 dan infeksi subtipe
H5N1 pada manusia pertama kali
dikonirmasi di Indonesia Juli 2005.

LAPORAN UTAMA

Tantangan FB semakin meningkat
baik pada tingkat nasional maupun
pada tingkat regional dan global.
Kasus lu burung pada manusia sudah
dideteksi di banyak negara yaitu
Azerbaijan, Bangladesh, Cambodia,
China, Djibouti, Mesir, Indonesia, Iraq,
Laos, Myanmar, Nigeria, Pakistan,
Thailand, Turkey dan Viet Nam. Pada
tingkat nasional, jumlah provinsi
endemik lu burung pada unggas
sudah sangat meningkat sehingga
hanya dua provinsi saja yang masih
bebas FB yaitu Gorontalo dan
Maluku Utara. Kejadian Luar Biasa
(KLB) FB pada unggas masih terjadi
secara sporadik di berbagai daerah,
tambah Menkes.
Menkes menyatakan, FB merupakan
penyakit yang relatif baru. Karena
itu masih memerlukan kajian dan
penelitian dari berbagai ahli seperti
epidemiologi, klinis, diagnostik,
imunologi dan virologi. Contohnya,
deteksi dini dan pengobatan awal
FB di Puskesmas diperlukan suatu
kit diagnostik cepat (rapid test)
dengan tingkat sensitivitas dan
spesiisitas tinggi. Begitu pula
dalam aspek pencegahan, vaksin FB
untuk manusia masih dalam proses
penelitian produsen vaksin dan para
ahli. Oleh karena itu, Departemen
Kesehatan
sedang
berupaya
mengembangkan vaksin FB manusia
dan kit diagnostik cepat.
Menkes mengakui, keberadaan
unggas bagi masyarakat luas
sangatlah penting dari segi
ekonomi dan sosial. Investasi
total dalam peternakan unggas
mencapai 35 Milyar dollar Amerika
dengan peredaran uang mencapai
US$30 Milyar per tahun. Industri
peternakan jugai menyerap 10
juta tenaga kerja. Sedangkan total
ternak unggas mencapai 1,3 Milyar
ekor, dimana 20% diantaranya
merupakan peliharaan dibelakang
rumah (backyard farm) oleh 30 juta
rumah tangga di Indonesia.
Dengan demikian, penanggulangan
masalah FB di Indonesia tidak boleh
dilakukan secara sembarangan,
tetapi harus terencana dan terlaksana

dr. Marwan T Nusri MPH, Sekretaris Dirjen P2PL Depkes pada pembukaan sosialisasi
pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza di
lingkungan perusahaan / Industri

secara teliti serta rapi. Seperti dalam
pepatah “seperti menarik rambut
dari tepung; tepung jangan terserak
dan rambut jangan sampai putus”,
ujar Menkes.
Menkes menyatakan, Indonesia
sudah mempunyai Rencana Stratejik
Nasional untuk pengendalian FB dan
Kesiapsiagaan Pandemi Inluenza
(National Strategic Plan for Avian
Inluenza Control and Pandemic
Inluenza Preparedness) 2006-2008.
Beberapa kegiatan yang sedang
ditingkatkan, antara lain:









Mengembangkan 8 laboratorium
diagnostik
regional
dan
laboratorium Badan Litbangkes
menjadi BSL-3 (Bio Safety Level
3), untuk memeriksa virus hidup.
Meneruskan sosialisasi kebijakan
dan intensiikasi penatalaksanaan
kasus serta kecepatan rujukan
kasus.
Memperkuat Early Warning
System (deteksi dini) dan
Surveilans.
Melengkapi alat-alat perawatan
intensif di 100 rumah sakit
rujukan.
komunikasi
Mengintensifkan
risiko
dalam
membangun
kesadaran lapisan masyarakat.
Mengembangkan desa
siaga di bidang kesehatan








termasuk
pencegahan
dan
penanggulangan FB.
Mengembangkan
“Pilot
Project”
pencegahan
dan
penanggulangan FB di Tangerang
sebagai model, bekerja sama
dengan pemerintah Singapura.
Memperkuat koordinasi lintas
sektor
terutama
dengan
Departemen Pertanian yang
kompeten dalam penanganan
sumber infeksi pada unggas.
Penelitian epidemiologi, klinis,
lingkungan dan virologis.
Memproduksi
Oseltamivir
dalam negeri dan
mengembangkan vaksin
berbasis strain H5N1
Indonesia dan rapid test untuk
mendeteksi virus FB pada
manusia, bekerjasama dengan
luar negeri.

Selain itu,
juga
telah
memiliki
Rencana
Kontijensi
Pa n d e m i I n f l u e n z a . K a r e n a
Indonesia
merupakan
negara
kepulauan dengan 17.000 pulau,
maka perlu sesegera mungkin
mensosialisasikan ke daerah-daerah
pedoman tentang penanggulangan
FB termasuk pedoman tentang
penatalaksanaannya
sehingga
kesiapsiagaan seluruh tanah air
dapat ditingkatkan. (smd-gi)
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 11

LAPORAN UTAMA

Menkes Tinjau Posko Penanggulangan Gizi
Masyarakat Miskin Jakarta

H

ari ini (21/11/08) Menkes Dr. dr.
Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) tinjau
langsung pelaksanaan pemberian
makanan bergizi bagi rakyat miskin ibukota
”Posko Perbaikan Gizi Masyarakat Miskin” di
Kel. Kali Baru, Kec. Cilincing, Jakarta Utara.
Kegiatan Posko Perbaikan Gizi Masyarakat
Miskin merupakan kerja sama Departemen
Kesehatan dengan Serikat Rakyat Miskin
Ibukota (SRMI) dibawah pimpinan Marlo
Sitompul. Tujuannya adalah pemberian
makanan bergizi kepada masyarakat
miskin, terselenggaranya kegiatan promosi
makanan bergizi dan terwujudnya
masyarakat peduli dan tanggap terhadap
pangan dan gizi.
Dalam kerja sama ini Departemen
Kesehatan memberikan bantuan sebesar
Rp 1.018.062.500,- untuk pemberian
makanan bergizi bagi 16.289 jiwa rakyat
miskin yang tersebar di 52 rukun tetangga
(RT), meliputi 12 Kelurahan, 8 Kecamatan di
4 wilayah kota DKI Jakarta selama 2 bulan.
Menkes dr. Siti Fadilah Supari dalam
kesempatan
tersebut
menyatakan,
program ini dilandasi keprihatinan
terhadap masyarakat miskin ibukota akibat
kenaikan harga BBM yang mendorong
melambungnya harga pangan. ”Kalau
masyarakat tidak mampu di desa, masih
dapat menanam pohon singkong dan
tanaman lainnya sebagai penambah
gizi, tetapi hal ini tidak bisa dilakukan
masyarakat miskin ibukota. Keprihatinan
itulah yang mendorong saya untuk
memperbaiki gizi anak-anak yang berada
di ibukota ”, ujarnya.
Kegiatan ini merupakan proyek uji coba
dengan memberikan makanan bergizi
selama 5 kali dalam dua bulan. Ini adalah
percobaan yang pertama di DKI Jakarta,
kalau berhasil akan dilanjutkan di waktu
mendatang, ujar Menkes.
Ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak warga
miskin semuanya mendapatkan makanan
12 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008

yang bergizi.Tujuannya,
mendidik
ibu-ibu
mengenal
makanan
yang bergizi disamping
sekali dalam seminggu
mendapatkan
makanan yang bergizi.
Selain itu bagi balita
usia 6-2 tahun diberikan
makanan pendamping
ASI. Melalui kegiatan
ini, ibu-ibu dengan
t e t a n g g a n y a
dapat
makan
bersama
sekaligus
menghidupkan warung
nasi yang ada. Dengan
cara
itu,
mudahmudahan
program
kesehatan
lainnya
seperti program jumat Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari saat meninjau Posko Perbaikan Gizi
bersih, desa siaga, Masyarakat Miskin di Kel. Kali Baru, Kec. Cilincing
penimbangan balita,
2.598 jiwa. Selain makanan bergizi dalam
imunisasi dan sebagainya juga berjalan,
kegiatan ini juga diberikan makanan
ujar Dr. Siti Fadilah.
pendamping air susu ibu (MP-ASI) kepada
anak Balita usia 6-12 bulan.
Sementara itu dr. Ina Hernawati, MPH,
Direktur Bina Gizi Masyarakat Depkes
Menurut Marlo, kegiatan Posko dimulai
menyatakan terima kasih kepada SRMI yang
tanggal 24 Oktober dan berakhir 21
membantu Depkes dalam menjembatani
November 2008. Kegiatan dilaksanakan
perbaikan gizi rakyat miskin kota. Kegiatan
setiap hari Jumat. Sebelum dilaksanakan
ini untuk mendidik masyarakat bahwa
pembagian makanan, pada pagi harinya
makanan yang bergizi seimbang itu tidak
masyarakat miskin diarahkan untuk
perlu yang mahal. Makanan yang murah
melakukan kebersihan lingkungan untuk
ada di sekitar kita. Makanan yang seimbang
mencegah berbagai penyakit. Sedangkan
itu ada nasinya, ada proteinnya (telor,
penyaji makanan dalam kegiatan ini adalah
tahu tempe), sayuran dan buah. Itu yang
Warung Nasi setempat yang telah dilatih
diajarkan kepada ibu-ibu karena harganya
ahli gizi dari Depkes. Sedikitnya terdapat
relatif murah, ujar dr. Ina.
108 Warung Nasi yang dilibatkan dalam
kegiatan ini, ujar Marlo.
Ketua SRMI, Marlo Sitompul dalam
laporannya menyatakan kegiatan Posko
Dengan adanya Posko ini, kata Marlo,
Perbaikan Gizi Masyarakat Miskin berupa
masyarakat dapat belajar menyajikan
pemberian makanan yang mengandung
menu makanan sehat, sehingga nantinya
700 kalori energi dan 23 gram protein.
mereka terbiasa mengkonsumsi makanan
Dilaksanakan seminggu sekali selama 5
sehat. Selain itu kegiatan ini juga ikut
minggu kepada 16.289 jiwa yang tersebar
membantu menambah penghasilan para
di wilayah-wilayah kumuh di 4 Kota
pemilik warung nasi. Masyarakat berharap,
(Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur
kata Marlo, kegiatan ini dilanjutkan di masa
dan Jakarta Pusat). Khusus di Kel. Kali Baru
mendatang. (Smd/Gi)
ini jumlah sasarannya meliputi 719 KK atau

LAPORAN UTAMA

Gangguan Jiwa Beban Berat Bagi
Keluarga
menimbulkan penderitaan yang
mendalam bagi individu dan
beban berat bagi keluarga, baik
mental maupun materi karena
penderita menjadi kronis dan
tidak lagi produktif.
Ganguan kesehatan jiwa, bukan
hanya “psikotik” saja tetapi sangat
luas mulai dari yang ringan yang
tidak memerlukan perawatan
khusus seperti kecemasan dan
depresi, ketagihan NAPZA, alkohol
dan rokok, kepikunan pada orang
tua, sampai kepada yang sangat
berat seperti skizophrenia.

Dirjen Pelayanan Medik dr. Farid W. Husain memberikan sambutan pada Puncak
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Bogor

P

roses globalisasi dan
pesatnya kemajuan
teknologi informasi
memberi dampak terhadap
nilai-nilai sosial dan budaya
masyarakat. Sementara tidak
semua
orang
mempunyai
kemampuan yang sama untuk
menyesuaikan dengan berbagai
perubahan tersebut. Akibatnya,
gangguan jiwa saat ini telah
menjadi masalah kesehatan
global. Sayangnya, banyak orang
yang tidak menyadari jika mereka
mungkin mengalami masalah
kesehatan jiwa, karena masalah
kesehatan jiwa bukan hanya
gangguan jiwa berat saja. Justru
gejala seperti depresi dan cemas
kurang dikenali masyarakat
sebagai masalah kesehatan jiwa.
Dirjen Bina Pelayanan Medik dr.

Farid W. Husain pada Puncak
Peringatan
Hari
Kesehatan
Jiwa Sedunia di Bogor (20/10)
menyatakan, masalah gangguan
kesehatan
jiwa
sangat
mempengaruhi produktiitas dan
kualitas kesehatan perorangan
maupun masyarakat. Ini tidak
mungkin ditanggulangi oleh
sektor kesehatan saja. Mutu
SDM tidak dapat diperbaiki
hanya dengan pemberian gizi
seimbang namun
juga perlu
memperhatikan 3 aspek dasar
yaitu isik / jasmani (organo
biologis),
mental-emosional/
jiwa
(psikoedukatif ),
dan
sosial-budaya/lingkungan
(sosiokultural).
Gangguan
jiwa
walaupun
tidak langsung menyebabkan
kematian,
namun
akan

Hasil survey kesehatan mental
rumah tangga (SKMRT) tahun
1995 menunjukkan adanya gejala
gangguan kesehatan jiwa pada
penduduk rumah tangga dewasa
di Indonesia yaitu 185 kasus per
1.000 penduduk. Hasil SKMRT
juga menyebutkan, gangguan
mental emosional pada usia 15
tahun ke atas mencapai 140 kasus
per 1.000 penduduk, sementara
pada rentang usia 5 - 14 tahun
ditemukan 104 kasus per 1.000
penduduk.
HKJS diperingati setiap tanggal
10 Oktober, tahun ini merupakan
peringatan ke-15 sejak tahun
1993. Peringatan HKJS tahun
2008 mengusung tema Making
Mental Health Global Priority:
Scaling up Services Trough Citizen
Advocacy and Action (Menjadikan
Kesehatan Jiwa Melalui Advokasi
dan Aksi Masyarakat). Pada
Peringatan HKJS tahun ini,
Menkes
menyampaikan
5
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 13

LAPORAN UTAMA

Dirjen Pelayanan Medik Depkes dr. Farid W. Husain (tengah) didampingi Direktur Bina Kesehatan jiwa dr. H.M. Aminullah, Sp.KJ, MM (2
dari kiri) dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf (dua dari kanan) melakukan dialog pada puncak acara HKJS tahun 2008

pesan mengenai kesehatan jiwa
Indonesia, yaitu:
1. Kesehatan jiwa adalah bagian
integral
dari
kesehatan;
tidak ada kesehatan tanpa
kesehatan jiwa.
kesehatan
jiwa
2. Status
individu sangat menentukan
kualitas hidup, karena status
kesehatan jiwa yang buruk
akan menurunkan indeks
pembangunan
manusia
Indonesia.
jiwa
harus
3. Kesehatan
terintegrasi ke dalam semua
aspek kesehatan, kebijakan
publik, perencanaan sistem
kesehatan serta pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan.
masalah
4. Penanggulangan
kesehatan jiwa merupakan
tanggung jawab pemerintah
dan
masyrakat,
sektor
swasta, lembaga swadaya
masyarakat serta penderita
14 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008

dan keluarganya.
5. Setiap warga negara harus
memelihara kesehatan jiwa
dan raganya agar dapat hidup
dan berkontribusi dalam
pembangunan bangsa dan
negara.
Menurut Menkes, ke-5 pesan ini
telah dilaksanakan di beberapa
wilayah seperti di Kelurahan
Sindang Barang, Kota Bogor,
Jakarta Barat, dan 8 Kab/Kota
ada di provinsi Nangro Aceh
Darussalam. Kepada wilayahwilayah
tersebut,
Menkes
memberi penghargaan melalui
pencanangan
desa
peduli
kesehatan jiwa.
Menkes menyebutkan beberapa
kategori wilayah yang peduli
kesehatan jiwa, diantaranya
yaitu:
melaksanakan
1. Telah
musyawarah
masyarakat
desa yang dihadiri perwakilan
aparat desa, tokoh masyarakat,

tokoh agama, tokoh wanita
dan membuat keputusan
menjadikan desanya sebagai
desa peduli kesehatan jiwa;
2. Memiliki kader kesehatan
jiwa terlatih sesuai standar
kesehatan jiwa masyarakat,
jumlahnya tergantung pada
jumlah penduduk desa (1
kader kesehatan jiwa untuk
15-20 kepala keluarga);
kegiatan3. Melaksanakan
kegiatan kesehatan jiwa yang
meliputi: deteksi kesehatan
jiwa keluarga, penyuluhan
kesehatan jiwa, terapi pasien
gangguan jiwa, terapi aktivitas
kelompok yang dilaksanakan
oleh perawat kesehatan
jiwa, dan rehabilitasi pasien
gangguan jiwa di desa; dan
4. Memiliki standar administratif
berupa struktur organisasi
dan catatan kegiatan upaya
kesehatan jiwa.

LAPORAN UTAMA

Sehatkah Jiwa Kita?
jiwa dapat mempercayai orang lain
dan senang menjadi bagian dari
suatu kelompok.
Jadi kesehatan jiwa meliputi
bagaimana perasaan seseorang
terhadap
dirinya,
bagaimana
perasaan
seseorang
terhadap
orang lain, dan bagaimana caranya
mengelola stres yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.

dr. H.M. Aminullah, Sp.KJ, MM. membuka seminar sehari dalam rangka Hari Kesehatan
Jiwa Sedunia

“Tingginya stresor atau pemicu stres
menyebabkan tingkat stres makin
tinggi”, jelas dr. H.M. Aminullah,
Sp.KJ, MM, saat seminar sehari dalam
rangka Peringatan Hari kesehatan
Jiwa Sedunia (HJKS) 2008, di Kantor
Depkes Jakarta (16/10). Selain
secara psikologis, stres ini juga
berpengaruh kepada perubahan
perilaku manusia.
“Sebenarnya hal ini juga bergantung
pada kemampuan mental indvidu”,
lanjut Aminullah. Beberapa orang
masih sanggup menghadapi apapun.
Sebab individu yang bersangkutan
masih bisa mengatasi stres itu. Tak
hanya Indonesia, masalah kesehatan
jiwa kini telah menjadi masalah
global.
Senada dengan Aminullah, psikolog
Tika Bisono menyatakan kesehatan
jiwa itu menyangkut well-being
seseorang. Kesehatan jiwa, menurut
Tika,
menyangkut
intensitas

seseorang sebagai manusia. Namun,
Tika tidak mengkuatirkan mereka
yang telah mendapatkan perawatan
di rumah sakit.
“Saya malah kuatir dengan kita-kita
yang tampak sehat,” ujarnya sebagai
moderator pada acara yang sama.
Menurutnya, dengan kondisi yang
semakin sulit, banyak yang tidak
sadar sudah berada di border itu.
Setiap orang pernah merasakan
senang atau susah. Orang akan
merasa nyaman ketika dirinya
merasa bahagia, puas, gembira, dan
sebagainya. Sebaliknya, orang akan
merasa tidak nyaman jika dirinya
sedih, kecewa, marah, duka, dan
lainnya. Sebab itulah, setiap individu
perlu mengetahui cara mengelola
perasaannya.
Sementara sehat jiwa adalah
perilaku, pikiran, perasaan sehat, dan
bahagia serta mampu menghadapi
tantangan hidup. Orang yang sehat

Jika sedang mengalami stres atau
juga bisa dikategorikan sebagai
salah satu gangguna jiwa, bisa
menjadi depresi. Akhirnya akan ada
mekanisme pertahanan diri yang
bersifat patologis.
Misalnya menjadi agresif kepada diri
sendiri yang pada akhirnya berujung
pada keinginan untuk bunuh diri.
Hal ini dianggap sebagai solusi
yang paling tepat untuk ‘lari’ dari
masalah.
Taraf gangguan jiwa itu beragam.
Mulai dari yang sangat ringan, tidak
memerlukan perawatan khusus
seperti kecemasan dan depresi.
Kemudian bertahap ke tingkat
ketagihan Napza, alkhol dan rokok,
dan kepikunan pada orangtua.
Tahap paling berat adalah skizofrenia
dimana penderita tak mampu lagi
membedakan antara kenyataan
dengan khayalannya sendiri. Ada
baiknya Anda ikut melakukan
pengetesan agar stres yang terjadi
tidak berubah menjadi salah satu
gejala gangguan jiwa. (gi/berbagai
sumber)

Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 15

LAPORAN UTAMA

RSUP SANGLAH
KEMBANGKAN PELAYANAN JANTUNG TERPADU

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar Bali

B

ali sebagai daerah tujuan
wisata dan tempat
penyelenggaraan event
nasional dan internasional,
dituntut dapat menyediakan
fasilitas
pelayanan
publik
termasuk pelayanan kesehatan
yang lengkap dan berkualitas.
Untuk itu RS Umum Pusat Sanglah
Denpasar,
akan
dilengkapi
fasilitas
Pelayanan
Jantung
Terpadu (PJT).
Sebagai show window Indonesia
yang
sering
dikunjungi
pejabat negara baik dari dalam
maupun luar negeri. Karena itu,
keberadaan PJT RSUP Sanglah
16 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008

sangat mendukung medical
tourism. Apalagi kelak PJT
tersebut akan dilengkapi dengan
fasilitas helipad di atas gedung.
“Saat ini baru ada dua RS yang
menjadi pusat pendidikan dokter
spesialis jantung dan pembuluh
darah, yakni RS Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita
Jakarta dan RS Dr. Soetomo
Surabaya,” ujar Menkes Dr. dr. Siti
Fadilah Supari, Sp. JP (K) ketika
meletakkan batu pertama tanda
dimulainya pembangunan PJT
RSUP Sanglah, 14 Oktober 2008.
di Denpasar Bali.
Menurut

Menkes,

saat

ini

RSUP Sanglah sudah dikenal
masyarakat
lokal
maupun
internasional sebagai rumah sakit
yang andal dalam penanganan
kegawatdaruratan.
Bahkan,
ujar Menkes, penanganan oleh
RSUP terhadap korban bom Bali
pada 2005 memperoleh pujian
dari pemerintah Australia. “Saya
berharap untuk penyakit jantung
pun penanganannya juga bisa
diandalkan,” ujarnya. Apalagi,
status RSUP Sanglah adalah
rumah sakit rujukan untuk
kawasan Indonesia Bagian Timur.
Saat ini penyakit jantung dan
pembuluh darah menjadi masalah

LAPORAN UTAMA

Di lantai 2 terdapat ruang Poliklinik
Jantung Anak dan Dewasa, ruang
ICCU, dan ruang penunjang
(elektromedik, farmasi, linen,
dan CSSD). Sedangkan lantai
3 dimanfaatkan untuk ruang
Intermediate (VIP dan Umum),
ruang konseling, ruang dokter
dan sekretariat PJT, dan ruang
penunjang. (Smd)

Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) didampingi Gubernur Bali I Made Mangku
Pastika Dan Dirut RSUP Sanglah Dr. I Gusti Lanang Made Rudiarta meletakan batu
pertama PJT.

kesehatan di masyarakat dan
menjadi penyebab kematian di
urutan nomor satu di Indonesia.
“Saya tidak tahu, mengapa di
RS ini penyakit jantung menjadi
penyebab kematian nomor dua,”
kata Menkes.
Di samping meningkatnya jumlah
penderita penyakit jantung pada
usia dewasa, menurut Menkes,
ternyata
penyakit
jantung
bawaan prevalensinya juga
cukup tinggi dan membutuhkan
perhatian pemerintah.
Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memperkirakan, pada
2020 penyakit itu akan menjadi
penyebab utama kematian warga
di dunia. Departemen Kesehatan
merencanakan pembangunan
PJT
serupa di Medan dan
Semarang.
Menanggapi usul penggantian
nama RSUP Sanglah dengan
nama salah seorang pahlawan
asal Bali, Menkes menegaskan,
karena RSUP Sanglah sudah

dikenal luas baik oleh masyarakat
dalam dan luar negeri, maka
sebaiknya nama RS Sanglah tetap
digunakan.
Direktur RSUP Sanglah Dr. I
Gusti Lanang Made Rudiarta
menyatakan selama ini RSUP
Sanglah yang menjadi rujukan
untuk wilayah Bali, NTT dan NTB,
sudah memiliki fasilitas layanan
penyakit
jantung.
Namun,
masih belum terkonsentrasi
sehingga pelayanannya tidak
efektif dan eisien. “Ditargetkan,
pembangunan PJT selesai akhir
2009. Total biaya yang dibutuhkan
Rp55,6 milyar yang diusulkan dari
APBN,” ujar Lanang Rudiarta.
PJT RSUP Sanglah terdiri tiga lantai
di atas tanah seluas 3.676 meter
persegi. Lantai satu untuk ruang
Pelayanan Emergency Jantung,
ruang Pelayanan Emergency
Stroke, ruang NICU, Ruang CT
Scan, ruang penunjang (Farmasi,
ECHO, tread mill, sampling
medico legal).

Imunisasi Melindungi
Ibu dan Anak

Datang segera ke
POSYANDU atau
PUSKESMAS terdekat

untuk imunisasi Polio,
Tuberkolosis, Dipteri,
Pertusis, Tetanus,
Hepatitis B dan Campak

Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 17

LAPORAN UTAMA

MENKES RESMIKAN BEROPERASINYA RS BERGERAK

DI DISTRIK MINDIPTANA, BOVEN DIGOEL

D

aerah tertinggal, terpencil
kepulauan terluar dan
daerah perbatasan di
Indonesia, selama ini masih
mengalami kesulitan untuk
mendapatkan pelayanan publik
termasuk pelayanan kesehatan
yang memadai. Untuk mengatasi
persoalan
ini,
Departemen
Kesehatan telah mengoperasikan
14 rumah sakit bergerak (mobile
hospital) yang tersebar di daerahdaerah tersebut.
“Walaupun
sudah
ada
peningkatan derajat kesehatan di
Indonesia, namun belum dapat
dinikmati secara merata oleh
seluruh rakyat khususnya yang
bermukim di daerah terpencil,
tertinggal,
perbatasan
dan
kepulauan terluar”, ujar Menkes
18 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SP. JP (K)
ketika meresmikan beroperasinya
RS Bergerak di Distrik Mindiptana,
Kab. Boven Digoel, Provinsi Papua
Barat 16 Oktober 2008 lalu.
Menurut Menkes, masyarakat
yang tinggal di daerah-daerah
tersebut biasanya jauh dari
sejahtera karena faktor alam,
cuaca,
terbatasnya
sarana
transportasi,
rendahnya
tingkat pendidikan dan pola
hidup masyarakat yang masih
sederhana. “ Rumah Sakit
bergerak, meskipun kecil dari segi
isik tetapi mampu memberikan
pelayanan medis spesialistik yang
tidak kalah dengan rumah sakit
pada umumnya”, ungkap dr. Siti
Fadilah.

Menurut Menkes, RS Bergerak
dilengkapi dengan unit gawat
darurat (UDG), apotek, poliklinik
umum dan spesialis, ruang
operasi, ruang perawatan, ruang
bersalin,
ICU,
laboratorium,
radiology dan fasilitas lainnya
dengan kapasitas 10 tempat tidur
untuk dewasa dan anak-anak.
Saat ini, kata Menkes, rumah sakit
bergerak yang setara dengan RS
kelas C dengan empat dokter
spesialis sudah beroperasi di
Kabupaten Gayo Luwes, Prov.
Nanggroe Aceh Darussalam/NAD
(2004), Kab. Natuna dan Kab.
Lingga, Prov. Kepri (2005), dan
Kab. Mamasa Prov. Sulbar (2006).
Sedangkan RS Bergerak kelas D
dengan dua orang dokter spesialis
yang baru akan beroperasi

LAPORAN UTAMA

Antriop, Tinggam,
Mawan, Kombut,
Ninati, Ogunetan,
Auyangk a, I niandit,
Inico dan Mokbiran.
“saya
menempatkan
rumah sakit bergerak
di Boven Dogoel atas
dasar rasa simpati saya
terhadap rakyat Papua.
Fasilitas kesehatan ini
harus dimanfaatk an
secara maksimal
untuk
meningkatkan
kesehatan masyarakat di
seluruh distrik terdekat
di sini, ujar Menkes.
Sementara Dirjen
Bina Pelayanan Medik
Depkes dalam sambutan
yang dibacakan dr.
Mulya
A.
Hasjmy
mengungkapkan,
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) Foto bersama tenaga kesehatan di depan RS Bergerak
selama ini kendala yang
Boven Digul
masih dihadapi pengoperasian RS
Bergerak adalah keterlambatan
tersebar di Kab. Bengkulu Utara,
Rumah sakit bergerak yang
RS Bergerak tiba di lokasi karena
Prov. Bengkulu, Kab. Bener
baru diresmikan di Mindiptana
sulitnya sarana transportasi
Neriah, Prov. NAD, Kab. Alor, Prov.
Boven Digoel itu memiliki
dan cuaca yang tidak menentu.
NTT, Kab. Malinau Prov. Kaltim,
tenaga kerja yang dibiayai oleh
Sehingga pengiriman RS Bergerak
Kab. Talaud dan Kab. Sitaro, Prov.
Depkes sebanyak 25 orang.
lebih lama dari waktu yang
Sulut, Kab. Maluku Tenggara Barat
Menkes berharap, Pemerintah
diperkirakan. Selain itu, fasilitas
dan Kab. Halmahera Utara, Prov.
Daerah Boven Digoel mengerti
tempat tinggal untuk tenaga
Malut, Kab. Raja Ampat, Prov.
bahwa rumah sakit itu sifatnya
medis dan non media juga belum
Papua dan Kab. Boven Digoel,
sementara. Pemda tegas Menkes,
tersedia, ungkapnya.
Prov. Papua (2008).
harus
segera
menyiapkan
fasilitas kesehatan sesuai dengan
Oleh karena itu, pihaknya terus
RS Bergerak kelas D memiliki
kebutuhan dalam waktu tiga
melakukan koordinasi dengan
minimal dua dokter spesialis dan
tahun, sehingga nantinya rumah
pemerintah
daerah
dalam
kelas C memiliki minimal 4 dokter
sakit bergerak tersebut dapat
operasionalisasi RS Bergerak.
spesialis. Biaya operasional RS
dipindahkan ke daerah lain yang
” Ini agar RS permanen yang
Bergerak pada tahun pertama
membutuhkan. “Pemda nantinya
diharapkan selesai pada akhir
pada tahun pertama disediakan
harus
membangun
fasilitas
tahun keempat sejak RS Bergerak
100 persen oleh Depkes, Tahun
kesehatan yang baik dan mampu
beroperasi dapat direalisasikan”.
kedua, 75 persen dari Depkes
memberikan pelayanan yang
Ujar Dirjen Bina Yanmed. (Smd/
dan 25 persen Pemda Kabupaten.
aman, efektif dan bermutu,” jelas
Isti)
Pada tahun ketiga 50 persen
Menkes.
oleh Depkes dan 50 persen
Pemda Kabupaten. Pada tahun
Rumah sakit ini akan melayani
keempat 100 persen oleh Pemda
distrik-distrik di sekitarnya yaitu
Kabupaten.
Mudipan, Wapko, Arimop, Patriot,
Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008| 19

BERITA

Menteri Kesehatan RI, DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp Jp (K) didampingi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Papua dan Staf ahli Khusus Menkes
pada pertemuan dengan para Bupati/Walikota dan Kadinkes Tanah Papua di Jayapura

Menkes:
Gunakan Hati Nurani
untuk Menolong Papua
Departemen Kesehatan terus berupaya keras agar masalah
kesehatan rakyat Papua, terutama soal penanggulangan
HIV/AIDS, bisa secepatnya terselesaikan.
“Kami
ingin
menyelamatkan
rakyat Papua dari HIV/AIDS dan
tingginya angka kematian ibu
melahirkan. Tolong gunakan hati
dan cinta kasih untuk menolong
Papua”.
Pernyataan tersebut
ditegaskan Menteri Kesehatan,
DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.
JP(K) pada pertemuan dengan
Bupati/Walikota dan Kepala Dinas
Kabupaten Tanah Papua tentang
Percepatan Pembangunan Bidang
Kesehatan Tanah Papua (P2KTP) di
Jayapura, 15 Oktober 2008.
Menkes menyatakan sangat prihatin
terhadap tingginya kasus penularan
HIV/AIDS di Papua. Menurut Menkes
20 |Med!akom|Edisi XIV|Oktober 2008

hal ini sangat ironis dapat terjadi
di daerah berpenduduk terkecil
di Indonesia dengan prosentase
angka penularan yang tinggi.
“AIDS ternyata memiliki nilai lebih di
tanah Papua sampai bisa terkenal di
seluruh dunia. Kalau daerah lainnya
di Indonesia itu jumlah kasusnya
hanya 1 persen, tapi di Papua
dengan penduduk yang relatif
sedikit dapat mencapai 2,4 persen,
bahkan sudah menjangkiti ibu dan
anak-anak. Hal ini sangat tersimpan
dalam di hati saya, bagaimana saya
harus menyelamatkan seluruh
rakyat Papua dari HIV/AIDS,”ungkap
Menkes Siti Fadilah Supari.

Menurut
Menkes
tingginya
kasus penularan HIV/AIDS bias
disebabkan oleh dua hal. Yakni,
kurangnya pemahaman masyarakat
akan bahaya dari virus tersebut,
dan kurangnya pos-pos kesehatan
yang
berfungsi
memberikan
pemahaman kepada masyarakat
Papua tentang sebab akibat dari
virus tersebut.
“Saya lihat masayarakat masih
hidup
terkotak-kotak
dan
berpencar di daerah yang sangat
luas ini. Sedangkan unit pelayanan
kesehatan juga masih kurang, untuk
itu perlu ditambahkan pos-pos
kesehatan, saya rasa ini yang perlu
kita perhatikan untuk menjawab
permasalahan ini,” tegas Menkes.
Depkes, menurut Siti Fadilah,
telah menurunkan tim untuk
mengadakan
riset
kesehatan
secara serentak guna mencari tahu
penyebab tingginya penularan HIV/
AIDS di Papua, dan apa saja yang
dibutuhkan untuk memecahkan
persoalan
tingginya
tingkat

BERITA

penularan penyakit tersebut.
“Saya tahu kesulitan di daerah
ini sangat besar, baik kondisi
geograisnya, jumlah SDM, dan lain
sebagainya. Maka saya me