BAHAN PEMICU 5 INDERA
PEMICU 5 BLOK INDERA
Arlyn
1.
2.
3.
4.
5.
Benda asing konjungtiva
Konjungtivitis
Pterygium
Pendarahan subkonjungtiva
Mata kering
KONJUNGTIVA
BENDA ASING KONJUNGTIVA
ETIO
bulu mata, lendir kering, serbuk gergaji, kotoran, Pasir, kosmetik,
kontak lensa, Partikel logam, pecahan kaca
SS
1.
2.
3.
4.
5.
TALAK
RUMA
H
• Merendam wajah ke dlm air
• Tarik keluar kelopak mata bawah atau menekan kulit di bawah
kelopak mata untuk melihat bawahnya objek terlihat sentuh
dgn kapas basah
TALAK
RS
•
•
•
•
•
perasaan tidak nyaman (sensasi ada sesuatu yang di mata)
sakit mata
sakit ketika melihat cahaya
berkedip berlebihan
mata merah
batasi gerakan mata Perban mata dgn kasa.
anestesi jika perlu (2 tetes proparacaine 0,5%)
Fluorescein pewarna melihat permukaan benda dan lecet
Menghapus objek dgn: kapas lembab atau dibilas dgn air, jarum.
Jika benda asing telah menyebabkan abrasi kornea salep
antibiotik
Tanda umum radang konjungtiva :
• Keluarnya air mata
• Seperti ada butiran
• Perih
• Panas
• Gatal (tanda alergi) bs tjd pd
blefaritis dan mata kering
• Sakit yg signifikan+fotofobia +
sensasi benda asing keterlibatan
kornea
• Pseudomembran konjungtivitis
virus/ gonoccocal/ bakteri
• Infiltrat pd kronik
• Subkonjuctiva sikatrik trachoma/
konjungtivitis berat
Discharge :
• Encer konjungtivitis virus
akut/alergik akut
• Mukus konjungtivitis alergik kronik /
mata kering
• Mukopurulen infeksi chlamydia /
bakteri akut
• Purulen sedang konjungtivitis
bakteri akut
Reaksi konnjungtiva :
• Purulen berat infeksi gonococcal
A. Hiperemi infeksi bakteri
B. Pendarahan(petekie) in virus/bakteri yg
berat
KONJUNGTIVITIS
Hyperaemia (conjunctival injection)
Petechial haemorrhages
Chemosis
infiltration
pseudomembrane
scarring
ki’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
Acute bacterial conjunctivitis = a common & usually self- limiting
condition caused by direct contact with infected secretions.
Viral conjunctivitis = common external ocular infection, adenovirus (a non-enveloped double-stranded DNA virus) being the
most frequent (90%) causative agent.
ski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
Molluscum eyelid lesion
Follucular conjuctivitis associated with a molluscum leison
Klasifikasi Konjungtivitis
virus :
1. Non-spesific acute
follicular conjunctivitis
2. Pharynoconjunctival
fever (PCF)
3. Epidemic
keratoconjuctivitis (EKC)
4. Acute hemorrhagic
conjuctivitis
5. Chronic/relapsing
adenoviral conjuctivitis
6. Herpes simplex virus
(HSV)
7. Systemic viral infection
8. Molluscum
contangiosum
BERDASARKAN
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
KONJUNGTIVITIS VIRUS
ETIOLOGI
•
•
•
•
•
•
Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
Neisseria gonorrhoeae berat, krn STD
Neisseria meningitidis jrg, anak >>
Virus DNA (90%) Transmisi :
sekresi pernapasan atau
okular (melalui handuk yang
terkontaminasi)
TANDA &
GEJALA
Mata merah, berpasir, panas, keluar
cairan
Bilateral
Susah buka mata
Sistemik pd konjungtivitis berat krn
(gonococcus, meningococcus, Chlamydia
& H. influenzae)
Kelopak mata edema + eritema
Injeksi konjungtiva
Discharge : encer (mrp virus) jd
mukopurulen
Kornea dangkal
Ulkus kornea perifer ( pd infeksi
gonoccocal & meningococcal perforasi)
Limfadenopati ( pd infeksi gonoccocal &
meningococcal berat
Edema kelopak mata
Limfadenopati (sering) pd
pre-auricular
Konjungtiva hiperemi &
ada folikel (di superior
tarsal conjunctiva)
Inflamasi berat :
Pendarahan konjungtiva
(petekie), cheosis,
membrane (jrg), dan
pseudomembran + scar
setelah resolusi
ski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
PP
KONJUNGTIVITIS VIRUS
1. Kasus konjungtivitis berat binocular
conjunctival
2. Swabs pewarnaan gram utk singkirkan
infeksi gonococal & meningococcal
infeksi
3. Kultur pd agar Thayer-Martin utk
N.gonorrhoeae
4. PCR pd kasus berat yg gagal respon pd
terapi & utk menyingkirkan kemungkinan
chlamydial & infeksi virus
•
60% sembuh dlm 5 hari tanpa terapi
AB topikal (Chloramphenicol,
Aminoglycosides, quinolon, macroludes,
polimyxin B, fusidic acid & bacitracin)
4x/hari slm 1mingg
- AB sistemik :
- Gonococcal (ceftriaxone,quinolon)
- H. influenzae (amoicillin + clavulanic
acid) PO
- Meningococcal (benzylpenicillin,
ceftriaxone/cefotaxime) IM /
(ciprofloxacin) PO
- Steroid topikal (menurunkan scar pd
membran dan pseudomembran
konjungtivitis)
- Irigasi (khususnya pd yg sangat purulen)
ski’s Clinical OpthalmologyA Systematic lensa
Approach
8th Ed.hingga
- Tdk menggunakan
kontak
-
TERAPI
-
•
•
•
•
-
Pewarnaan giemsa
mononuclear sel >> (pd
adenoviral conjuctivitis) &
multinucleted giant sel (herpetic
infeksi)
Nucleic acid amplification
Kultur (hari-minggu)
A pont of care
immunochromatography (10mnt)
Serologi (jrg digunakan)
Sembuh spontan 2-3 minggu
Steroid topikal (prednisolone
0.5%) 4x/hari konjungtivitis
adenovirus berat membran dan
pseudomembran monitor IOP
pd pemakaian jangka panjang
Artificial tears 4x/hari (-) gejala
Antihistamin topikal &
vasokonstriktor (-) gatal
AB topikal (jk ada infeksi bakteri
sekunder)
Tdk memakai lensa kontak
hingga sembuh
Kompres dingin/hangat
KONJUNGTIVITIS AKUT BAKTERIAL
Konjungtivitis
blenore
Konjungtivitis
gonore
Konjungtivitis
difteri
Definis Konjungtivitis
i
pada bayi yang
baru lahir
Konjungtivitis pada
Radang
dewasa oleh Neisseria konjungtiva
gonorrhoea
Etiolog Gonokok dan
i
chlamydia
Neisseria gonorrhoea
Pada orang dewasa
autoinfeksi pada
penderita uretritis /
servisitis gonore
Bakteri difteri
(khas: di
membran pada
konjungtiva
tarsal)
Gejala
Dewasa nyeri mata,
merah rasa kelilipan,
sekret tidak sekental
oftalmia neonatorum
3 stadium: infiltratif,
purulen,
penyembuhan
Terdapat pada
anak yang
menderita difteri.
Kelopak
membengkak,
merah dan kaku
dan terdapatnya
membran
-
-
Gonokok
palpebra yang
lengket, sukar
dibuka dan penuh
nanah di belakang
palpebra yang
lengket
Masa
gonokok 3-6
inkuba hari, chlamydia
KONJUNGTIVITIS AKUT BAKTERIAL
Konjungtivitis
blenore
Konjungtivitis
gonore
Konjungtivitis
difteri
Diagnos Gonore pulasan gram
is
terlihat sel leukosit
polimorfonuklear
dengan diplokokus
Gram negatif
intraselular
Chlamydia chlamydia
oculogenital
trachomatis pulasan
epitel terdapat pigmen
basofil di dalam
sitoplasma dengan
reaksi neutrofil, sel
plasma dan sel
mononuklear
Ditemukan
Pembiakan pada
gonokokus pada agar Loefler
pemeriksaan
pulasan sekret
konjungtiva
Terapi
Membilas mata
sesering
Penisilin topikal tetes
atau salep sesering
Penisilin disertai
dengan
KONJUNGTIVITIS AKUT BAKTERIAL
Konjungtivitis
folikular
Konjungtivitis kataral Blefarokonjungtivi
s
Defini Konjungtivitis disertai
si
pembentukan folikel
pada konjungtiva,
sering dianak2
Penyakit gejala utama
berupa banyaknya
sekret berlendir pada
mukosa konjungtiva
Radang kelopak dan
konjungtiva reaksi
alergi pada kornea
Etiolo Penimbunan limfosit
gi
di jaringan adenoid
subepitel konjungtiva
akibat infeksi bakteri,
virus & rangs kimia
Pneumokokus,
stafilokokus dan
Haemofillus aegypti
Stafilokokus,
mengenai kelenjar
Meibom dan folikel
rambut
Gejal
a
Mata merah juga
disertai lakrimasi
nyata
Perjalanan penyakit :
akut dan kronis
Kelopak mata sukar
dibuka pagi sekret >>
pagi, kelilipan, silau,
penglihatan terganggu
sekret mukopurulen di
dpn kornea
gatal pada mata,
terbentuknya krusta
pada tepi kelopak
disertai keratitis
pungtata epitelial
Terapi
-
Memberikan antibiotik
dan membersihkan
sekret mata
Membersihkan
kelopak disertai
antibiotik neomisin,
basitrasin atau
polimiksin tetes
mata
KONJUNGTIVITIS AKUT VIRAL
Keratokonjungtiv Demam faringo
itis epidemik
konjungtiva
Keratokonjungtivitis
herpetik
Definisi Radang yg berjalan Disertai
akut
demam&sakit
tenggorok
-
Epid
-
Anak < 2 th yang
disertai
gingivostomatitis
Etiologi Adenovirus tipe
3,7,8
Adenovirus tipe
2,4,7
Herpes simpleks tipe 1
Penular kolam renang,
an
wabah
Terjadi di kolam
renang
-
-
inkuba
si
5-10 hari
Gejala
Demam, mata
seperti kelilipan,
pembesaran kelnjar
preaurikel & dlm
sekret ada sel
neutrofil
Rasa spt ada benda
asing, pembesaran
kelenjar preaurikel,
ada folikel
dikonjungtiva
disertai keratitis
subepitel ringan
Terdapat pembesaran
kelenjar preaurikel
Perjala
Selama 3 minggu
-
Dewasa: rekuren infeksi
KONJUNGTIVITIS AKUT VIRAL
Keratokonjungtivitis New Konjungtivitis
Castle
hemoragik akut
Definisi
Konjungtivitis folikular akut
dgn gejala khusus karena
terjadinya perdarahan
Epidemiolo Ditemukan pada peternak
gi
unggas
Etiologi
Virus New Castle
Penularan
Enterovirus 70
Sangat menular melalui sekret
Masa
inkubasi
1-2 hari
1-2 hari
Gejala
Perasaan benda asing, silau
dan berair pada mata, kelopak
mata bengkak, konjungtiva
tarsal hiperemik dan terdapat
folikel, kadang disertai
perdarahan kecil
Biasanya hanya mengenai 1
mata
Kelenjar preaurikel membesar,
disertai pembentukan folikel
pada konjungtiva mata
merasa kelilipan dan adanya
benda asing
Pada kornea infiltrat
kecil/keratitis pungtata
superfisial
Pengobata Antibiotik untuk mencegah
n
infeksi sekunder, karena tidak
Pengobatan spesifik tidak
dikenal akan tetapi dianjurkan
ki’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
dult chlamydial conjunctivitis
TRACHOMA
Typical white subtarsal
follicles
Stellate conjunctival
Marked
pannus
Arlt’s line and conjunctival
Herbert pits
Cicatricial entropion
TANDA
&
GEJAL
A
PP
KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA
TRACHOMA
•
•
•
•
•
•
•
•
Mata merah uni/bilateral
Discharge cair/mukopurulen
Ada riw sexual sebelumnya
Sembuh sendiri dlm bbrp bulan
Limfadenopati preaurikular
Folikel besar sering di fornix inferior
Superficial punctate keratitis (sering)
Infiltrat korneal subepitelial perilimbal
(stlh 2-3 minggu)
1. Aktif (anak >>):
• Campuran folikel/papil
konjungtivitis bersamaan
dgn discharge
mukopurulen (>) :
• Linear/spt bintang
(stadium sedang) / garis
arlt (stadium berat)
• Hebet pits
• Trikiasis, distikiasis, cornea
vaskularisasi & cicatrical
entropion
• Mata kering dekstruksi
sel goblet dan duktus kel
lakrimal
o
o
o
o
o
o
o
PCR
Pewarnaan giemsa
Immunofluorescence
Enzyme immunoassay
McCoy cell culture
Bacterial culture
Serology
Jarang dilakukan krn penegakkan
diagnosis melalui gejala klinis
Bisa dilakukan dipstick enzyme
immunoassay pd dewasa
ski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA
TERAPI 1. Sistemik
Azithromycin 1g diulang setelah
1minggu
Doxycycline 100mg 2x/hari slm 10
hari
Alternatif : erythromycin,
amoxicillin dan ciprofloxacin
2. Topikal erythromycin / tetracycline
ointment
3. Tdk berhubungan sex hingga 1 minggu
setelah pemakaian azithromycin
4. Pemeriksaan ulang 6-12 minggu
setelah terapi
trasiklin KI pd bumil, ibu menyusi, anak laki-laki, usia dewasa muda
• Gejala : mata gatal dan berair akibat kongjungtiva
tarsal superior yang menebal, terdapatnya papil bentuk
cobble stone
KONJUNGTIVITIS KRONIS TRAKOMA
Definisi
Konjungtivitis folikular kronis
Epidemiolo Anak-anak walaupun dapat mengenai semua umur
gi
Etiologi
Chlamydia trachomatis
Penularan
sekret penderita, handuk, saputangan/alat kebutuhan
sehari-hari
Masa
inkubasi
5-14 hari
Gejala
Gatal pada mata, berair, dan fotofobia
Tanda
khusus
Adanya papil, folikel, sikatrik pada tarsus atas, dan
pannus. Folikel terutama terdapat di daerah konjungtiva
tarsal 1/3 nasal atas
Histologik
Sel Leber dengan limfoblas. Terdapat badan inklusi
Halber Statter Prowazek berupa granula basofilik yang
berbentuk cakup terhadap nukleus di dalam sel epitel
konjungtiva
Penyulit
Dapat terjadi akibat jaringan parut tarsus yang
mengakibatkan entropion, trikiasis, simblefaron/keratitis
yang terinfeksi ulkus kornea
Timing of onset :
○ Chemical irritation: first few
days.
○ Gonococcal: first week.
○ Staphylococci : end of the first
week.
○ HSV: 1–2 weeks.
History
○ Chlamydia
: 1–3 weeks.
• Features of
systemic illness
in the child:
• pneumoniti
s,rhinitis
and otitis
chlamydial
• skin
vesicles +
encephaliti
s HSV
Signs :
1. A mildly sticky eye staphylococcal infection/delayed nasolacrimal duct
canalization
2. Eyelid and periocular vesicles - HSV infection
3. Discharge :
• Watery chemical and HSV infection
• Mucopurulent chlamydial infection
• Purulent bacterial infection
• Hyperpurulent gonococcal conjunctivitis.
ki’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
Neonatal conjunctivitis (ophthalmia
neonatorum) = conjunctival inflammation
developing within the first month of life.
(often the result of infection transmitted
from mother to infant during delivery)
Etiology :
1. Streptococci
2. H. influenzae
3. Gram-negative
organisms
4. C. trachomatis,
N. gonorrhoeae
(jarang)
5. Topical
preparations
6. Congenital
nasolacrimal
obstruction.
•
•
•
•
•
•
The results of any parental prenatal testing for STI should be obtained.
PCR particularly for Chlamydia & HSV.
Gram and Giemsa staining (Multinucleated giant cells HSV infection)
Conjunctival swabs are taken with a calcium alginate swab for standard bacterial
culture and chocolate agar or Thayer–Martin (for N. gonorrhoeae)
Papanicolaou smear eosinophilic intranuclear (HSV)
Conjunctival scrapings or fluid from skin vesicles can be sent for viral culture for HSV
Type
Treatment
Chemical
conjunctivitis
does not require treatment apart from artificial tears.
Mild conjunctivitis.
broad-spectrum topical antibiotic such as chloramphenicol,
erythromycin or fusidic acid ointment
Moderate to
severe
- Chlamydial oral erythromycin
- If bacteria are evident on Gram stain, a broad-spectrum topical
antibiotic (Gram-positive =
chloramphenicol/erythromycin/bacitracin. Gram-negatives =
neomycin/ofloxacin/gentamicin)
Severe
conjunctivitis
parenteral ceftriaxone.
Chlamydial
infection
oral erythromycin for 2 weeks
Gonococcal
conjunctivitis
third-generation cephalosporin + supplementary topical
treatment.
Saline irrigation to remove excessive discharge should be
ski’s Clinical Opthalmology- A considered.
Systematic Approach 8th Ed.
Berdasarkan
Virus
Bakteri
Klamidial
Alergik
Gatal
(-)
(-)
(-)
(+++)
Hiperemia
Umum
Umum
Umum
Umum
Mata berair
Banyak
Sedang
Sedang
Sedang
Eksudasi
Minimal
Banyak
Banyak
Minimal
Limfodenop
ati aurikuler
Sering
Jarang
hanya sering
pd
konjungtivitis
inkusi
Tdk ada
Pada
kerokan dan
eksudat yg
diwarnai
Monosit
Bakter, PMN
PMN, sel
plasma,
badan inklusi
Eosinofil
(+) demam
dan sakit
tenggoroka
n
Kadang
Kadang
Tdk pernah
Tdk pernah
PTERYGIUM / SURFER’S EYE
DEF
Pertumbuhan ke dalam sub epitel fibrovaskular berbentuk segitiga
terbentuk dari degeneratif jaringan konjungtiva bulbar melewati limbus
dan meluas ke permukaan kornea. histologi mirip seperti Pinguecula.
ETIO
1. Paparan UV
2. Mata kering
PATFIS
ditandai dengan degenerasi elastotic kolagen dan proliferasi
fibrovascular, dengan atasnya menutupi epitel. Menyerang kornea,
merusak bentuk kornea, menyebabkan kondisi yang disebut
astigmatisme penglihatan kabur
GEJALA 1.
2.
3.
4.
penampilan: lesi kecil
Gatal, terbakar, kemerahan
sensasi benda asing di mata (butiran)
penglihatan kabur
PERIKS
A
Kornea topografi: menentukan derajat Silindris tidak teratur disebabkan
oleh pterygia lanjut.
DD
Pinguecula
TALAK
hindari UV, Pelumas tetes mata, operasi
PROG
Baik
PINGUECULA
DEF
An innocuos but common asymptomatic elastotic degeneration of
the conjunctival stroma; resembles pterygium histologically
ETIO
1. Paparan UV
2. Mata kering
PATFIS
Deposit of protein, fat, and/or calcium (callous in skin)
GEJAL
A
Lesi kecil putih kuning di atas sklera/agregasi lesi kecil pada
konjungtiva bulbar
DD
Pterygium
TALAK
Tidak perlu.
Eksisi kosmetis
PROG
Baik
PENDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
DEF
Pecahnya pembuluh darah di konjungtiva
ETIO
Idiopatik (Sering) operasi, konjungtivitis dan trauma
PRESI Batuk, Bersin, Muntah, Trauma, Hipertensi, pemakaian kontak lens,
PITAS penyakit vaskular sistemik (lansia)
I
PATFI
S
P.d konjungtiva tipis mudah pecah darah terperangkap di
konjungtiva mata merah terang.
SS
• Asimptomatik
• Nyeri tajam sementara
• Sensasi snap/pop
TALA
K
Resolusi spontan 1-2 minggu
AIR MATA
DEFINISI
Air mata terdiri dari lapisan setebal 7-10μm yg menutupi epitel kornea &
konjungtiva.
KOMPOS
ISI
• Volume: 7-2 μL/tiap mata
• Kandungan air mata: albumin 60%, globulin, lisozim 20-25%
IgA, IgE, IgG, K, Na, Cl, glukosa (5%) urea (0,04 mg/dL).
• ph: 7,35 (5,2 – 8,35)
• Osmolalitas : 295-309 mosm/L
FUNGSI
•
•
•
•
Membuat kornea menjadi perm optik yg licin dgn meniadakan
ketidakteraturan perm epitel yg kecil2
Membasahi & melindungi perm epitel kornea
Menghambat pertumb mikroorganisme
Substansi nutrien utk kornea.
FAAL
•
•
air mata didistribusikan secara mekanis di atas permukaan okular.
Tiga faktor yang diperlukan untuk penyebaran air mata:
1.
Refleks berkedip normal.
2.
Hubungan antara permukaan okular eksternal dan kelopak mata.
3.
Epitel kornea normal.
LAPISAN
•
Lapis superfisial: lipid monomolekuler; dari kelenjar meibom; sawar
kedap air bila palpebra ditutup.
Lapisan medial: Lapis akueus; dari kelenjar lakrimalis; mengandung
substansi larut air (garam & protein)
Lapisan profunda : Lapis musin; dari sel goblet konjungtiva; terdiri
glikoprotein & melapisi sel epitel kornea dan konjungtiva; membran sel
epitel terdiri dr lipoprotein (hidrofobik)
•
•
Kanski's Clinical Ophthalmology Eighth Edition [2016] & google
SUSUNAN LAPISAN
LAPISA
N
LEMAK
KOMPOSISI
• Lapisan luar terdiri fase polar
• mengandung fosfolipid
berdekatan dengan fase
aqueous-musin dan fase nonpolar yang mengandung lilin,
kolesterol ester dan trigliserida.
• Lipid polar terikat pada
lipocalins dalam lapisan
aqueous. Berkedip
melepaskan lipid dari kelenjar.
FUNGSI
• Mencegah penguapan pada lapisan aqueous
• mempertahankan ketebalan film air mata.
• Sbg surfaktan yg utk penyebaran film air
mata.
LAPISA
N
AQUEO
US
KOMPOSISI
• 95% komponen aquoeous.
• Sekresi air mata memiliki refleks
yg tinggi, sbg respons terhadap
rangsangan sensorik kornea &
konjungtiva, sedih dan
peradangan okular.
• sekresi di- dgn anestesi topikal
& tidur.
• Sekresi ningkat 500% sbg
respon cedera.
FUNGSI
• Oksigen ke epitel
kornea.
• Antibakteri
• lisozim dan
laktoferin.
• membasuh kotoran,
rangsangan bahaya
& memfasilitasi
transportasi leukosit
setelah cedera.
LAPISA
N
MUCOU
S
KOMPOSISI
• Mucins adl glikoprotein.
• Sekretori mucins; gel atau larut;
diprod oleh sel goblet
konjungtiva & kelenjar lakrimal.
FUNGSI
• pembasahan dengan mengkonversi epitel
kornea dari hidrofobik ke perm hidrofilik.
• Pelumasan (lubrikasi).
REGULA
TION OF
HORMONAL
• Androgen;hormon utama
NEURAL
Saraf melalui serat berdekatan dengan kelenjar
KOMPONEN
• Air, elektrolit,
mucins yg terlarut
dan protein.
• Faktor pertumbuhan
dari kelenjar
lakrimal,
• Sitokin interleukin
pro-inflamasi
MATA KERING (DRY EYE SYNDROME / KERATOCONJUNGTIVITIS SICCA)
DEFIN
ISI
Mata kering ketika fungsi / vol air mata tdk adekuat, shg film air mata mjd
tidak stabil & penyakit di perm mata.
EPID
Umum; terutama pada wanita menopause & orang tua.
ETIO
Non-Sjögren :
• Primer : hiposekresi terkait usia
• Destruksi kelenjar lakrimal
• Tidak adanya / reduksi jaringan
kelenjar lakrimal
• Scar konjungtiva dengan obstruksi
duktulus kelenjar lakrimal
• Lesi neurologis dengan hilangnya
refleks sensoris / motoris
• Defisiensi vitamin A
PATFI
S
•
•
•
Evaporatif :
• Disfungsi kelenjar meibom
• Lagoftalmos
• Lainnya : penggunaan lensa kontak,
faktor lingkungan seperti AC
Inflamasi pada konjungtiva dan kelenjar asesori → mata kering
Hiperosmolaritas air mata → kerusakan sel epitel
Sindrom Sjögren : inflamasi autoimun; destruksi kelenjar lakrimal dan
saliva
KLASI •
FIKASI •
Defisiensi lapisan aqueous : sindrom Sjögren; non-Sjögren
Evaporatif : penyakit kelenjar meibom, paparan, gangguan berkedip,
terkait lensa kontak, faktor lingkungan
PEME
RIKSA
AN
Break-up time / BUT → stabilitas tear film
Schirmer, bersihan fluorescein, osmolaritas air mata → produksi air mata
Pewarnaan kornea dan sitologi impresi → penyakit permukaan okular
Lainnya : laktoferin, tes phenol red thread, meniskometri air mata
•
•
•
•
TAND
A
GEJA
LA
GEJALA
TANDA
1. Mata kering, Mata perih (rasa terbakar)
2. sensasi terdapat butiran di mata
3. Mucoid discharge
4. Penglihatan berfluktuasi atau kabur
5. Kemerahan
6. ada krusta di kelopak mata
7. Kurangnya emosional atau reflex air mata.
Gejala KCS terpapar kondisi evaporasi air
mata (AC, angin), baca, komputer, frekuensi
berkedip ber-.
1. Posterior (seborrhoeic)
blepharitis dengan disfungsi
kelenjar meibom (4.3A & B).
2. Tearfilm
• Normal: film air mata
memecah lapisan musin
mjd terkontaminasi dgn lipid
hanyut.
• Kering: mucin
terkontaminasi lipid
terakumulasi dlm film air
mata sbg partikel (4.5a)
• Tear film marginal adalah
ukuran kasar volume air
dalam film air mata. Normal:
0,2-0,4 mm, kering: tipis /
tidak ada (Gambar. 4.5B).
3. Cornea
• erosi epitel pungtata (terlihat
dengan pewarnaan
fluoresen); filamen terdiri
dari helai-helai mukus
dengan epitel yang melekat
ke kornea pada salah satu
ujungnya (terlihat dengan
pewarnaan rose bengal);
plak mukus (lesi dengan
Tatalaks • Substitusi air mata : tetes dan gel (derivat selulosa, karbomer,
ana
polivinil alkohol, sodium hialuronat, serum autolog, povidone
farmakol
dan NaCl); salep (minyak mineral petrolatum) pada malam hari
ogi
• Mukolitik : asetilsistein 5% (pada pasien dengan filamen kornea
dan plak mukus)
• Antiinflamasi : steroid topikal dosis rendah; siklosporin topikal
0,05% / 0,1%; tetrasiklin sistemik
• Lainnya : injeksi toksin botulinum, agonis kolinergik (pilokarpin
5 mg, pada pasien sindrom Sjörgen), zidovudine (pada sindrom
Sjörgen primer)
Tatalaks
ana
nonfarm
akologi
• Debridemen (pada penderita dengan filamen kornea)
• Lensa kontak : lensa HEMA dengan kandungan air rendah; lensa
silikon; lensa kontak sklera oklusif yang permeabel terhadap
udara
• Mempertahankan air mata : ↓ temperatur ruang; humidifier
ruang
• Lainnya : tarsorafi, transplantasi kelenjar submandibula
PROGNOS
IS
•
•
•
KOMPLIK
ASI
1. epithelial breakdown, melting (Fig. 4.7A)
2. perforation (Fig. 4.7B)
3. bacterial keratitis (Fig. 4.7C).
Prognosis DES bervariasi dengan keparahan kondisi.
Secara umum, prognosis baik.
SS atau mata kering yg lama tidak diobati prognosis buruk.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Blefaritis
Hordeolum
Chalazion
Laserasi kelopok mata
Trikiasis
Entropion
KELOPAK MATA
BLEFARITIS
DEFINISI
Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan
radang kelopak dan radang tepi. Biasanya melibatkan
folikel dan kelenjar rambut
ETIOLOGI
• Blefaritis alergi debu, asap, bahan kimia iritatif, dan
bahan kosmetik
• Bahan infeksi Streptococcus α & β, Pneumococcus
dan Pseudomonas
TANDA &
GEJALA
• Skuama pada tepi kelopak, bulu mata berkurang,
obstruksi dan sumbatan duktus meibom, sekresi
Meibom keruh, abnormalitas film air mata, mata
merah, berair, gatal
TATA
LAKSANA
Sebelum diobati dibersihkan dengan larutan garam
fisiologis hangat, kemudian diberi antibiotik
PENYULIT
Konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazion, madarosis
BLEFARITIS BAKTERI
Blefaritis
superfisial
Blefaritis
sebore
Blefaritis
skuamosa
Blefaritis
ulseratif
Blefaritis
angularis
Infeksi pada
kelopak
superfisial
Sekret keluar
dr kel.
Meibom, air
mata
berbusa,
hiperemia
dan hipertrofi
papil pd
konjunctiva
Blefaritis
disertai
terdapatnya
skuama atau
krusta pada
pangkal bulu
mata yang
bila dikupas
tidak
mengakibatk
an terjadinya
luka kulit
terdapat
keropeng
berwarna
kekuningkuningan
yang bila
diangkat
akan terlihat
ulkus yang
yang kecil
dan
mengeluarka
n darah di
sekitar bulu
mata
Kalazion
Blefaritis
angularis
yang
mengenai
sudut kelopak
mata (kantus
eksternus
dan internus)
sehingga
dapat
mengakibatk
an gangguan
pada fungsi
pungtum
lakrimal
BLEFARITIS BAKTERI
Meiobomianitis
Hordeolum
Merupakan infeksi pada
kelenjar Meibom yang
akan mengakibatkan
tanda peradangan lokal
pada kelenjar tersebut
Peradangan supuratif
kelenjar kelopak mata.
eksternum : infeksi kel
Zeiss
internum : infeksi kel
Peradangan
granulomatosa kelenjar
meibom yang tersumbat
BLEFARITIS VIRUS
Herpes zoster
Herpes simpleks
Biasa mengenai orang dengan
usia lanjut
Vesikel kecil dikelilingi eritema
Blefaritis simpleks yang
Bila terkena ganglion cabang
merupakan radang tepi kelopak
oftalmik maka akan terlihat gejala ringan dengan terbentuknya
herpes zozter pada mata dan
krusta kuning basah pd tepi bulu
kelopak mata atas
mata
Pada kelopak mata terlihat vesikel
dan infiltrat pada kornea bila mata
terkena
Rasa sakit dan demam
HORDEOLUM
DEFINISI
Infeksi bakteri akut pada kelenjar kelopak mata
KLASIFIK
ASI
Eksternal (kel. Zeis atau Moll) dan internal (kel. Meibom)
ETIOLOGI S. aureus
PATFIS
Stasis & pengentalan sekresi kelenjar -> infeksi sekunder S.
aureus pada kelenjar di kelopak mata
DIAGNOS Nodul nyeri, konjungtivitis (internal), pseudoptosis, pembesaran
IS
KGB peraurikular, sering pada anak-dewasa muda
TALAK
Self-limiting 1-2 minggu, antibiotik (ointment, oral), kompres
hangat
KOMPLIK
AS
Prognosis baik
CHALAZION
Definisi Radang granulomatosa kronik yang steril & idiopatik pada
kelenjar meibom
Tanda
&
Gejala
• Pembengkakan tidak sakit dan berkembang dalam
beberapa minggu
• Radang ringan disertai nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda
radang akut
• Dapat menimbulkan astigmatisme
• Secondary infection (localized cellulitis, internal
hordeolum)
PEMERI Histologis Inflamatorik kronik lipogranulomatosa dgn
KSAAN deposit lemak ekstraselular yg dikelilingi oleh sel epiteloid
penuh lipid
TALAK
• Eksisi bedah melalui insisi vertikal ke dalam kelenjar tarsal
dari permukaan konjungtiva kuretase materi gelatinosa &
epitel
• Suntikan steroid intralesi untuk lesi kecil (0,2-2 ml
triamcinolone acetonide suspensi aqueous dilarutkan dgn
lidocaine hingga konsentrasi 5 mg/ml dan 0,1-0,2 ml dr 40
mg/ml, diinjeksi dgn 27- atau 30- gauge needle)
Kanski's
Clinical
Ophthalmol
ogy 8th
TRIKIASIS
Definisi
Misdireksi pertumbuhan bulu mata ke arah kornea
Klasifikasi
-
Etiologi
Scar yang disebabkan blefaritis & HZ optalmik, trauma
Patofisiolog Inflamasi kelopak mata (blefaritis) scar pada folikel bulu
i
mata gangguan letak pertumbuhan bulu mata iritasi
kornea/ ulserasi
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Tatalaksan
a
•
•
•
•
•
Lubrikan mata
Epilasi : menggunakan forceps
Krioterapi
Argon laser
Bedah
Komplikasi Ulkus kornea
ECTROPION
DEF
• Abnormal eversion (outward turning) of the lid margin away
from the globe
• Without normal lid globe apposition, corneal exposure,
tearing, keratinization of the palpebral conjunctiva, and
visual loss may result
KLASI
&
ETIO
• Involutional (age-related) ectropion affects the lower lid
of elderly patients -> causes epiphora (tear overflow) and
may exacerbate ocular surface disease
• Cicatricial ectropion is caused by scarring or contracture
of the skin and underlying tissues, which pulls the eyelid
away from the globe
• Paralytic ectropion is caused by ipsilateral facial nerve
palsy and is associated with retraction of the upper and
lower lids and brow ptosis; the latter may mimic narrowing
of the palpebral aperture
• Mechanical ectropion > is caused by tumours on or near
the lid margin that mechanically evert the lid
TALAK • Generalized ectropion is treated with repair of horizontal lid
laxity
• Lubrication with higher viscosity tear substitutes
ENTROPION
DEF
Entropion is a malposition resulting in inversion of the eyelid
margin ocular surface irritation and damage
KLASIFI • Involutional (age-related) entropion affects mainly the
KASI
lower lid. The constant rubbing of the lashes on the
cornea in long-standing entropion (pseudotrichiasis
• Cicatrical results of scarring of the palpebral conjunctiva
can rotate the upper or lower lid margin towards the
globe
PEMERI • The snap test is a useful diagnostic maneuver -> the
KSAAN
eyelid margin is pulled away from the globe, with poor
resultant snap back to the globe surface. Make sure the
patient does not blink the lid back
TALAK
• Surgery correction (tarsal fracture, lid laxity, transverse
everting sutures)
• Temporary protection must be as short-term as possible;
options include lubricants, taping, soft bandage contact
lenses and orbicularis chemodenervation with botulinum
toxin injection
Kanski's Clinical
Ophthalmology 8th
Edition
1. Danriodenitis
2. Dakriosistitis
3. Dacryostenosis
APARATUS LAKRIMALIS
DEFINISI
DAKRIOADENITIS
DAKRIOSISTITIS
Radang akut kelenjar lakrimal
Infeksi sakus lakrimalis
Epidemiolog Anak-anak > dewasa
i
Etiologi
-
Gejala
-
Bayi & Wanita pasca-menopause
Akut : viral (mumps;EBV;), Bacterial (GO)
Kronik : Sarcoidosis, infiltrasi
limfositik jinak
Bacterial (Staph au & Strep b)
Viral (Haemophilus inf)
Obstruksi ductus lakrimalis (Dakriolit,
kelainan organ lain)
Pembengkakan pada supraorbitaltemporal (S-shaped lid)
Akut : unilateral, onset cepat, nyeri
tekan
Kronik : biasanya bilateral, onset
lambat, jarang terdapat nyeri
-
Pembengkakan pada infraorbital-nasal
(Materi Purulen/mucoid pada sakus)
Air mata berlebih
Belekan
Nyeri tekan
DD
-
Chalazion & hordeolum
Tumor kelenjar lakrimal
-
Chalazion & hordeolum
PP
-
Imunologik
CT scan (pembesaran)
-
Pemeriksaan discharge
CT scan (letak obstruksi)
Talak
-
Viral : self-limited
Bacterial : Cephalosporins (Keflex
500mg qid)
Non-infeksi : pengobatan penyakit
sistemiknya
-
Bacterial : Antibiotik oral & topical
(Tobramycin;Gentamisin sulfate;Dibekacin
sulfate)
Dakriosisorinostomi jika ada mukokel (obs
pada ductus nasolakrimalis)
-
-
ACUTE DACRYOADENITIS
DEF
Peradangan akut kelenjar lakrimal. Tidak perlu pengobatan.
ETIO
gondok, mononukleosis dan jarang bakteri.
SS
• ketidaknyamanan akut di wilayah kelenjar lakrimal.
• Bengkak dilateral kelopak mata berbentuk S ptosis dan
sedikit ke bawah dan ke dalam distopia.
• Nyeri tekan di atas kelenjar lakrimal fossa.
PP
CT: pembesaran kelenjar dan keterlibatan jaringan yang
berdekatan.
DAKRIOSISTITIS
DEFINI
SI
Infeksi pada sakus lakrimalis
KLAS
Dakriosistitis akut &Dakriosistitis kronis
ETIOLO Staphylococcus / Streptococcus
GI
PATFIS
Obstruksi duktus nasolakrimalis
GEJALA Gejala dan tanda dakriosistitis akut :
• Nyeri subakut di daerah kantus medial, terkait epifora
DAN
TANDA • Pembengkakan berwarna merah; tegang; nyeri di kantus medial. Selulitis,
abses
Gejala dan tanda dakriosistitis kronis :
• Epifora, mungkin terkait konjungtivitis unilateral kronis / rekuren
• Pembengkakkan bagian dalam kantus karena mukokel
• Tekanan di sekitar sakus → refluks materi mukopurulen melalui kanalikuli
TALAK
•
•
Dakriosistitis akut: kompres hangat & ab oral (flukoksasilin/ko-amoksiklav);
insisi dan drainase (bila terdapat fokus pus dan abses); dakriosistorinostomi
(DCR) setelah infeksi akut terkontrol
Dakriosistitis kronis : dakriosistorinostomi
DACRYOSTENOSIS
DEF
Narrowing of the nasolacrimal duct, which drains tears away from
the eye; may be congenital or acquired
SS
epiphora
DIAGNOS • Slit lamp puncta examination
IS
• Lacrimal irrigation (examine obstruction)
• Jones dye testing (examine partial obstruction)
• Contrast dacryocystography (confirmation of the precise site of
lacrimal drainage obstruction to guide surgery)
TALAK
• Conventional (external approach)
• dacryocystorhinostomy (DCR)
• Probing
Kanski's Clinical Ophthalmology 8th Edition
1. Skleritis
2. Episkleritis
SKLERA
EPISKLERITIS
DEF
Inflamasi pada episklera (jaringan ikat tervaskularisasi yang terletak
diantara sklera dan kapsul tenon)
KLAS Simple episkleritis &Nodular episkleritis
ETIO
Idiopatik
DIAG • Anamnesa :
NOSI 1. Simple episkleritis : mata merah difus/sectoral, nyeri ringan, panas
S
memuncak dalam 12 jam dan mereda pelan pelan
2. Nodular episkleritis : mata merah , 2-3 hari makin parah, nyeri
tekan pada nodul
• Slit-lamp
TAlak •
•
•
•
Bila ringan tdk perlu terapi
Air mata artifisial dapat diberi
Steroid topikal potensi lemah 1-2 minggu
NSAID ( ibuprofen 100 mg X 3 ) 10 hari
Nodular episcleritis
SKLERITIS
DEF
Inflamasi sklera yang ditandai edem dan terdapat infiltrat
KLAS
•
1.
2.
•
•
ETIO
>> respon imunologik , 1/3 (X3B)
XS : scar kornea
XF : fundus xeroftalmik
SS
•
•
•
•
TALAK F
•
•
Gejala : nyctalopia, rasa tidak nyaman, visus ↓
Konjungtiva : xerosis (kekeringan konjungtiva pada daerah
interpalpebra dengan hilangnya sel goblet, disertai metaplasia
skuamosa dan keratinisasi); bitot spot (daerah triangular berupa
epitel yang mengalami keratinisasi dan berbusa pada daerah
interpalpebra, diduga disebabkan Corynebacterium xerosis)
Kornea : terlihat tidak bercahaya (karena xerosis sekunder);
keratinisasi; keratomalasia (melunaknya kornea oleh nekrosis
likuefaktif, dapat menyebabkan perforasi)
Retinopati : bintik-bintik perifer warna kekuningan, dapat timbul pada
kasus berat
Sistemik : vitamin A PO (200.000 IU) / IM (100.000 IU) untuk
keratomalasia; suplemen multivitamin
Lokal : lubrikasi; asam retinoat topikal (dapat membantu
penyembuhan bersama dengan suplementasi sistemik)
XEROFTALMIA
ULLKUS KORNEA
DEF
Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea
ETIO
Bakteri, jamur, Acanthamoeba (biasanya
berasal dari cairan pencuci lensa kontak),
herpes simpleks
GEJALA & Mata merah, sakit ringan hingga berat,
TANDA
fotofobia, penglihatan menurun
PEMERIK Kekeruhan warna putih pada kornea dengan
SAAN
defek epitel, iris sukar dilihat karena edem dan
infiltrasi sel radang pada kornea, penipisan
kornea, lipatan descement, flare, hipopion,
hifema,dan sinekia posterior.
Jamur infiltrat berwarna abu-abu dikelilingi
infiltrat halus di sekitarnya (fenomena satelit)
PP
Sediaan langsung & sediaan hapus KOH
TALAK
Siklopegik serta AB topikal & subkonjungtiva
Endoftalmitis
BOLA MATA
ENDOFTALMITIS PASCAOPERASI
DEFI
Infeksi & inflamasi intraokuler yg ekstensif (dalam vitreous humor), terjdi pasca
operasi (op katarak)
KLAS
Akut & Onset lambat
ETIO
Akut
Bakteri gram positif (90%), bakteri gram
negatif (10%)
• Staphylococcus epidermidis
• Staphylococcus aureus dan Streptococcus
spp.
• Pseudomonas spp. dan Proteus spp.
PATFI
S
•
•
Flora normal palpebra dan konjungtiva;
larutan dan instrumen terkontaminasi;
udara; petugas kesehatan → kontaminasi
melalui insisi
Toksin yang dihasilkan bakteri dan respon
inflamasi pejamu → kerusakan
•
•
•
•
•
Onset lambat
P. acnes
S. epidermidis
Corynebacterium spp.
Candida parapsilosis
Organisme dengan virulensi
lemah → terperangkap di
capsular bag (endoftalmitis
sakular) → terus menerus
mengekspresi antigen
Gejal Nyeri, ↓ visus
a
Deteriorasi visual progresif,
ringan, tanpa rasa nyeri;
dapat terlihat floaters
Tand • Palpebra bengkak, kemosis, injeksi
a
konjungtiva, discharge
• Defek pupil
• Edema kornea
• Eksudat fibrinosa dan hipopion
• Uveitis anterior derajat
rendah, kadang-kadang
dengan presipitat muttonfat keratic
• Vitritis → sering
Tatalaksana
farmakologi
AB intravitreal
Penanganan pertama :
• Moksifloksasin PO 10 –
(seftazidime dan
vankomisin); injeksi AB
14 hari
periokuler; AB topikal; AB • Klaritromisin (alternatif)
oral; steroid oral; steroid
periokuler; deksametason
topikal; midriatikum
topikal; steroid intravitreal
• Vitrektomi pars plana
Tatalaksana
nonfarmakolo Setelah tatalaksana →
gi
perhatikan tanda-tanda
perbaikan / perburukan
Bila persisten :
• Vitrektomi pars plana →
mengeluarkan capsular
bag, korteks residual,
dan IOL
• Implantasi IOL sekunder.
Dikombinasi dengan AB
intravitreal (vankomisin,
metisilin, sefazolin,
klindamisin)
Komplikasi
-
Opasitas vitreous
persisten; makulopati
Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systematic
approach. 7th ed. UK: Saunders Elsevier; 2011.
Bowling B. Kanski’s clinical ophthalmology: a systematic
ENDOFTALMITIS FUNGAL ENDOGENIK
DEF
Infeksi dan inflamasi intraokuler yang ekstensif (dalam vitreous humor),
karena metastasis jamur di mata secara hematogen
ETIO
Candida spp. (75% isolat), Cryptococcus spp., Sporothrix schenkii,
Blastomyces spp.
PATFIS
Fokus infeksi (kateter, penyalahgunaan obat IV, nutrisi parenteral, penyakit
paru kronis seperti fibrosis kistik) → metastasis ke mata
GEJALA
•
•
•
Gangguan penglihatan ringan s/d berat
Progresifitas lebih lambat dari endoftalmitis bakterial
Kelainan sering terjadi bilateral
TANDA
•
Uveitis anterior tidak umum terjadi pada tahap awal (lebih jelas setelah
beberapa lama)
Lesi korioretina berwarna putih, jumlahnya 1 / beberapa, dengan vitritis
Koloni “cotton ball” di vitreous
Kronis : infiltrasi vitreous dan pembentukkan abses
•
•
•
TALAK
FARMAKO
Penyakit sistemik dan penyakit okular tanpa keterlibatan vitreous →
flukonazol PO (dapat di + flusitosin); vorikonazol (bila resisten terhadap
flukonazol)
NON-F
Vitrektomi pars plana (bila terjadi keterlibatan vitreous di + injeksi
amfoterisin intravitreal)
KOMPLIKA Nekrosis retina, retinal detachment
SI
ENDOFTALMITIS FAKOANAFILAKTIK
Definisi
Infeksi dan inflamasi intraokuler yang ekstensif (dalam
vitreous humor), karena respon imun terhadap protein
yang keluar saat lensa mata ruptur
Etiologi
Trauma, ekstraksi katarak inkomplit
Patofisiologi Respon imun terhadap protein yang keluar saat lensa
mata ruptur
Gejala
↓ visus mendadak, rasa nyeri (tidak lebih berat
dibandingkan endoftalmitis bakteri)
Tanda
Uveitis anterior granulomatosa, TIO ↑, segmen posterior
tidak mengalami kelainan
Tatalaksana Steroid intensif
farmakologi
Tatalaksana Pengeluaran semua materi lensa
nonfarmako
logi
Komplikasi
-
Iridosiklitis, iritis
IRIS & BADAN SILIER
IRIDOSIKLITIS
Definisi
Inflamasi pada iris dan korpus siliaris
Klasifikasi
Akut dan Kronik
Etiologi
HLA-B27, Trauma, Infeksi (Bakteri, Virus, Parasit), Peny.
Sistemik, Idiopatik
Patofisiologi Genetik + Trauma -> melepas sequestered antigen uvea
+ mikroba + necrotic product -> reaksi autoimun
spesifik (reaksi tipe IV) -> mata rentan terhadap reaksi
inflamasi
Diagnosis
Anamnesa:
-Nyeri unilateral pada mata-dahi, penurunan
penglihatan, fotofobia, kemerahan dan epiphora, injeksi
siliar, miosis, anterior chamber cells, hipopion
PP:
-HLA tissue typing (HLA-B27)
Tatalaksana Anti-mikroba, steroid topikal (prednison 1%), mydriatic
dan cyclopegic agent, mydricaine (adrenalin dan
atropin), subkonjungtiva steroid, intraokular steroid
Komplikasi
Glaukoma sudut terbuka sekunder, anterior synechiae,
posterior synechiae, katarak, optik neuropati,
ANTERIOR UVEITIS
Definisi
Inflamasi yg melibatkan jalur uvula anterior, yakni iris dan bagian anterior
( pars plicata ) dr badan siliaris
Klasifikasi
Acute Anterior Uveitis & Chronic Anterior Uveitis
Etiologi
•
•
reaktivitas silang dgn antigen mikroba tertentu pd individu dgn
gentertentu
penyebab pasti belum diketahui
Gejala
Klinis
•
•
unilateral pain – fotofobia – mata merah – matah berair
Biasa didahului oleh ketidaknyamanan pd mata selama bbrp hari
Temuan
Klinis
1. Gangguna ketajaman visual
Intermedia
2. miosis
Anteri te
Posterio
3. Hypopyon
or
r
4. deposit di endotelium kornea (Keratic precipitates)
5. Injeksi siliar
6. Anterior chamber cells –
7. Penglihatan kabur
8. Fibrinous exudate 9. Iris nodules
10. inflamasi krn pupil & lensa lekat (Posterior synechiae)
11. Iris atrophy - Heterochromia iridis -Iris neovascularization (rubeosis
iridis)
12. Intraocular pressure menurun (IOP)
Treatment
•
•
•
•
Steroid
Cyclopegic agents
Mydricaine
Tissue Plasminogen Activator
INVESTIGA
SI
Investigasi biasa tdk diwajibkan apabila :
1. single episode of AAU yg bersifat : Unilateral, non-granulomatosa, tdk
ada penyakit sistemik
2. Gejala klinis nya bersifat tipikal
3. Diagnosis bersifat sistemik sudah ditegakkan sebelumnya contoh
seperti sarcoidosis
Investigasi dilakukan apabila :
1. AAU rekuren
2. AAU berat
3. bilateral AAU
4. AAU / CAU yg resisten pd pengobatan
5. granulomatosa sign
6. Ditemukan intermideate/ posterior uveitis
7. Adanya ocular/ sistemik disease
8. Cek serologis sifilis
Investigasi yg biasa dilakukan :
1. HLA tissue typing (HLA-B27).
2. Syphilis serology
3. Serum angiotensin-converting enzyme (ACE)
4. Lysozyme
5. Erythrocyte sedimentation rate (ESR) and C-reactive protein (CRP)
6. Ocular imaging
7. Complete blood count:
Iritis :Inflamasi hanya pd iris
Iridocyclitis : melibatkan iris dan bagian anterior badan siliaris
Secara klinis tdk dapat dibedakan
Cilliary Injection
anterior chamber cells
in mild anterior uveitis
Miosis
Hypopion
GLAUKOMA AKUT
GLAUKOMA AKUT
DEF
Oklusi trabekular meshwork oleh iris pada sudut COA
ETIO
Oklusi trabekular meshwork
KLAS
•
•
•
PATFIS
Oklusi trabekular meshwork oleh iris peripheral obstruksi outflow aqueous
humor TIO meningkat mata merah, sangat nyeri, pandangan kabur
Pemeriks
n
•
Primary angle closure suspect (PACS)
Primary angle-closure (PAC)
Primary angle closure glaucoma (PACG)
•
•
Tonometri (Tonometer aplanasi Goldmann) : ukur TI. Hasil: normal 10-24
mmHg
Gonioskopi: pemeriksaan anatomi angulus iridokornealis (kamera
anterior)
Penilaian diskus optikus
Pemeriksaan lapang pandang
DIAGNOS
A
•
•
•
•
Anamnesa : mata merah, sakit kepala, mual muntah, visual loss
Pemeriksaan fisik : injeksi konjungtiva, edem kornea, pupil mid dilatasi
Pemeriksaan visus : VA 6/60
TIO 50-100 mmHg (N: 12-20 mmHg)
TALAK
PACS : prophylactic laser iridotomy
PAC & PACG
Acetazolamide 500 mg IV (TIO > 50 mmHg)/ oral (TIO
Arlyn
1.
2.
3.
4.
5.
Benda asing konjungtiva
Konjungtivitis
Pterygium
Pendarahan subkonjungtiva
Mata kering
KONJUNGTIVA
BENDA ASING KONJUNGTIVA
ETIO
bulu mata, lendir kering, serbuk gergaji, kotoran, Pasir, kosmetik,
kontak lensa, Partikel logam, pecahan kaca
SS
1.
2.
3.
4.
5.
TALAK
RUMA
H
• Merendam wajah ke dlm air
• Tarik keluar kelopak mata bawah atau menekan kulit di bawah
kelopak mata untuk melihat bawahnya objek terlihat sentuh
dgn kapas basah
TALAK
RS
•
•
•
•
•
perasaan tidak nyaman (sensasi ada sesuatu yang di mata)
sakit mata
sakit ketika melihat cahaya
berkedip berlebihan
mata merah
batasi gerakan mata Perban mata dgn kasa.
anestesi jika perlu (2 tetes proparacaine 0,5%)
Fluorescein pewarna melihat permukaan benda dan lecet
Menghapus objek dgn: kapas lembab atau dibilas dgn air, jarum.
Jika benda asing telah menyebabkan abrasi kornea salep
antibiotik
Tanda umum radang konjungtiva :
• Keluarnya air mata
• Seperti ada butiran
• Perih
• Panas
• Gatal (tanda alergi) bs tjd pd
blefaritis dan mata kering
• Sakit yg signifikan+fotofobia +
sensasi benda asing keterlibatan
kornea
• Pseudomembran konjungtivitis
virus/ gonoccocal/ bakteri
• Infiltrat pd kronik
• Subkonjuctiva sikatrik trachoma/
konjungtivitis berat
Discharge :
• Encer konjungtivitis virus
akut/alergik akut
• Mukus konjungtivitis alergik kronik /
mata kering
• Mukopurulen infeksi chlamydia /
bakteri akut
• Purulen sedang konjungtivitis
bakteri akut
Reaksi konnjungtiva :
• Purulen berat infeksi gonococcal
A. Hiperemi infeksi bakteri
B. Pendarahan(petekie) in virus/bakteri yg
berat
KONJUNGTIVITIS
Hyperaemia (conjunctival injection)
Petechial haemorrhages
Chemosis
infiltration
pseudomembrane
scarring
ki’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
Acute bacterial conjunctivitis = a common & usually self- limiting
condition caused by direct contact with infected secretions.
Viral conjunctivitis = common external ocular infection, adenovirus (a non-enveloped double-stranded DNA virus) being the
most frequent (90%) causative agent.
ski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
Molluscum eyelid lesion
Follucular conjuctivitis associated with a molluscum leison
Klasifikasi Konjungtivitis
virus :
1. Non-spesific acute
follicular conjunctivitis
2. Pharynoconjunctival
fever (PCF)
3. Epidemic
keratoconjuctivitis (EKC)
4. Acute hemorrhagic
conjuctivitis
5. Chronic/relapsing
adenoviral conjuctivitis
6. Herpes simplex virus
(HSV)
7. Systemic viral infection
8. Molluscum
contangiosum
BERDASARKAN
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
KONJUNGTIVITIS VIRUS
ETIOLOGI
•
•
•
•
•
•
Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
Neisseria gonorrhoeae berat, krn STD
Neisseria meningitidis jrg, anak >>
Virus DNA (90%) Transmisi :
sekresi pernapasan atau
okular (melalui handuk yang
terkontaminasi)
TANDA &
GEJALA
Mata merah, berpasir, panas, keluar
cairan
Bilateral
Susah buka mata
Sistemik pd konjungtivitis berat krn
(gonococcus, meningococcus, Chlamydia
& H. influenzae)
Kelopak mata edema + eritema
Injeksi konjungtiva
Discharge : encer (mrp virus) jd
mukopurulen
Kornea dangkal
Ulkus kornea perifer ( pd infeksi
gonoccocal & meningococcal perforasi)
Limfadenopati ( pd infeksi gonoccocal &
meningococcal berat
Edema kelopak mata
Limfadenopati (sering) pd
pre-auricular
Konjungtiva hiperemi &
ada folikel (di superior
tarsal conjunctiva)
Inflamasi berat :
Pendarahan konjungtiva
(petekie), cheosis,
membrane (jrg), dan
pseudomembran + scar
setelah resolusi
ski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
PP
KONJUNGTIVITIS VIRUS
1. Kasus konjungtivitis berat binocular
conjunctival
2. Swabs pewarnaan gram utk singkirkan
infeksi gonococal & meningococcal
infeksi
3. Kultur pd agar Thayer-Martin utk
N.gonorrhoeae
4. PCR pd kasus berat yg gagal respon pd
terapi & utk menyingkirkan kemungkinan
chlamydial & infeksi virus
•
60% sembuh dlm 5 hari tanpa terapi
AB topikal (Chloramphenicol,
Aminoglycosides, quinolon, macroludes,
polimyxin B, fusidic acid & bacitracin)
4x/hari slm 1mingg
- AB sistemik :
- Gonococcal (ceftriaxone,quinolon)
- H. influenzae (amoicillin + clavulanic
acid) PO
- Meningococcal (benzylpenicillin,
ceftriaxone/cefotaxime) IM /
(ciprofloxacin) PO
- Steroid topikal (menurunkan scar pd
membran dan pseudomembran
konjungtivitis)
- Irigasi (khususnya pd yg sangat purulen)
ski’s Clinical OpthalmologyA Systematic lensa
Approach
8th Ed.hingga
- Tdk menggunakan
kontak
-
TERAPI
-
•
•
•
•
-
Pewarnaan giemsa
mononuclear sel >> (pd
adenoviral conjuctivitis) &
multinucleted giant sel (herpetic
infeksi)
Nucleic acid amplification
Kultur (hari-minggu)
A pont of care
immunochromatography (10mnt)
Serologi (jrg digunakan)
Sembuh spontan 2-3 minggu
Steroid topikal (prednisolone
0.5%) 4x/hari konjungtivitis
adenovirus berat membran dan
pseudomembran monitor IOP
pd pemakaian jangka panjang
Artificial tears 4x/hari (-) gejala
Antihistamin topikal &
vasokonstriktor (-) gatal
AB topikal (jk ada infeksi bakteri
sekunder)
Tdk memakai lensa kontak
hingga sembuh
Kompres dingin/hangat
KONJUNGTIVITIS AKUT BAKTERIAL
Konjungtivitis
blenore
Konjungtivitis
gonore
Konjungtivitis
difteri
Definis Konjungtivitis
i
pada bayi yang
baru lahir
Konjungtivitis pada
Radang
dewasa oleh Neisseria konjungtiva
gonorrhoea
Etiolog Gonokok dan
i
chlamydia
Neisseria gonorrhoea
Pada orang dewasa
autoinfeksi pada
penderita uretritis /
servisitis gonore
Bakteri difteri
(khas: di
membran pada
konjungtiva
tarsal)
Gejala
Dewasa nyeri mata,
merah rasa kelilipan,
sekret tidak sekental
oftalmia neonatorum
3 stadium: infiltratif,
purulen,
penyembuhan
Terdapat pada
anak yang
menderita difteri.
Kelopak
membengkak,
merah dan kaku
dan terdapatnya
membran
-
-
Gonokok
palpebra yang
lengket, sukar
dibuka dan penuh
nanah di belakang
palpebra yang
lengket
Masa
gonokok 3-6
inkuba hari, chlamydia
KONJUNGTIVITIS AKUT BAKTERIAL
Konjungtivitis
blenore
Konjungtivitis
gonore
Konjungtivitis
difteri
Diagnos Gonore pulasan gram
is
terlihat sel leukosit
polimorfonuklear
dengan diplokokus
Gram negatif
intraselular
Chlamydia chlamydia
oculogenital
trachomatis pulasan
epitel terdapat pigmen
basofil di dalam
sitoplasma dengan
reaksi neutrofil, sel
plasma dan sel
mononuklear
Ditemukan
Pembiakan pada
gonokokus pada agar Loefler
pemeriksaan
pulasan sekret
konjungtiva
Terapi
Membilas mata
sesering
Penisilin topikal tetes
atau salep sesering
Penisilin disertai
dengan
KONJUNGTIVITIS AKUT BAKTERIAL
Konjungtivitis
folikular
Konjungtivitis kataral Blefarokonjungtivi
s
Defini Konjungtivitis disertai
si
pembentukan folikel
pada konjungtiva,
sering dianak2
Penyakit gejala utama
berupa banyaknya
sekret berlendir pada
mukosa konjungtiva
Radang kelopak dan
konjungtiva reaksi
alergi pada kornea
Etiolo Penimbunan limfosit
gi
di jaringan adenoid
subepitel konjungtiva
akibat infeksi bakteri,
virus & rangs kimia
Pneumokokus,
stafilokokus dan
Haemofillus aegypti
Stafilokokus,
mengenai kelenjar
Meibom dan folikel
rambut
Gejal
a
Mata merah juga
disertai lakrimasi
nyata
Perjalanan penyakit :
akut dan kronis
Kelopak mata sukar
dibuka pagi sekret >>
pagi, kelilipan, silau,
penglihatan terganggu
sekret mukopurulen di
dpn kornea
gatal pada mata,
terbentuknya krusta
pada tepi kelopak
disertai keratitis
pungtata epitelial
Terapi
-
Memberikan antibiotik
dan membersihkan
sekret mata
Membersihkan
kelopak disertai
antibiotik neomisin,
basitrasin atau
polimiksin tetes
mata
KONJUNGTIVITIS AKUT VIRAL
Keratokonjungtiv Demam faringo
itis epidemik
konjungtiva
Keratokonjungtivitis
herpetik
Definisi Radang yg berjalan Disertai
akut
demam&sakit
tenggorok
-
Epid
-
Anak < 2 th yang
disertai
gingivostomatitis
Etiologi Adenovirus tipe
3,7,8
Adenovirus tipe
2,4,7
Herpes simpleks tipe 1
Penular kolam renang,
an
wabah
Terjadi di kolam
renang
-
-
inkuba
si
5-10 hari
Gejala
Demam, mata
seperti kelilipan,
pembesaran kelnjar
preaurikel & dlm
sekret ada sel
neutrofil
Rasa spt ada benda
asing, pembesaran
kelenjar preaurikel,
ada folikel
dikonjungtiva
disertai keratitis
subepitel ringan
Terdapat pembesaran
kelenjar preaurikel
Perjala
Selama 3 minggu
-
Dewasa: rekuren infeksi
KONJUNGTIVITIS AKUT VIRAL
Keratokonjungtivitis New Konjungtivitis
Castle
hemoragik akut
Definisi
Konjungtivitis folikular akut
dgn gejala khusus karena
terjadinya perdarahan
Epidemiolo Ditemukan pada peternak
gi
unggas
Etiologi
Virus New Castle
Penularan
Enterovirus 70
Sangat menular melalui sekret
Masa
inkubasi
1-2 hari
1-2 hari
Gejala
Perasaan benda asing, silau
dan berair pada mata, kelopak
mata bengkak, konjungtiva
tarsal hiperemik dan terdapat
folikel, kadang disertai
perdarahan kecil
Biasanya hanya mengenai 1
mata
Kelenjar preaurikel membesar,
disertai pembentukan folikel
pada konjungtiva mata
merasa kelilipan dan adanya
benda asing
Pada kornea infiltrat
kecil/keratitis pungtata
superfisial
Pengobata Antibiotik untuk mencegah
n
infeksi sekunder, karena tidak
Pengobatan spesifik tidak
dikenal akan tetapi dianjurkan
ki’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
dult chlamydial conjunctivitis
TRACHOMA
Typical white subtarsal
follicles
Stellate conjunctival
Marked
pannus
Arlt’s line and conjunctival
Herbert pits
Cicatricial entropion
TANDA
&
GEJAL
A
PP
KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA
TRACHOMA
•
•
•
•
•
•
•
•
Mata merah uni/bilateral
Discharge cair/mukopurulen
Ada riw sexual sebelumnya
Sembuh sendiri dlm bbrp bulan
Limfadenopati preaurikular
Folikel besar sering di fornix inferior
Superficial punctate keratitis (sering)
Infiltrat korneal subepitelial perilimbal
(stlh 2-3 minggu)
1. Aktif (anak >>):
• Campuran folikel/papil
konjungtivitis bersamaan
dgn discharge
mukopurulen (>) :
• Linear/spt bintang
(stadium sedang) / garis
arlt (stadium berat)
• Hebet pits
• Trikiasis, distikiasis, cornea
vaskularisasi & cicatrical
entropion
• Mata kering dekstruksi
sel goblet dan duktus kel
lakrimal
o
o
o
o
o
o
o
PCR
Pewarnaan giemsa
Immunofluorescence
Enzyme immunoassay
McCoy cell culture
Bacterial culture
Serology
Jarang dilakukan krn penegakkan
diagnosis melalui gejala klinis
Bisa dilakukan dipstick enzyme
immunoassay pd dewasa
ski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA
TERAPI 1. Sistemik
Azithromycin 1g diulang setelah
1minggu
Doxycycline 100mg 2x/hari slm 10
hari
Alternatif : erythromycin,
amoxicillin dan ciprofloxacin
2. Topikal erythromycin / tetracycline
ointment
3. Tdk berhubungan sex hingga 1 minggu
setelah pemakaian azithromycin
4. Pemeriksaan ulang 6-12 minggu
setelah terapi
trasiklin KI pd bumil, ibu menyusi, anak laki-laki, usia dewasa muda
• Gejala : mata gatal dan berair akibat kongjungtiva
tarsal superior yang menebal, terdapatnya papil bentuk
cobble stone
KONJUNGTIVITIS KRONIS TRAKOMA
Definisi
Konjungtivitis folikular kronis
Epidemiolo Anak-anak walaupun dapat mengenai semua umur
gi
Etiologi
Chlamydia trachomatis
Penularan
sekret penderita, handuk, saputangan/alat kebutuhan
sehari-hari
Masa
inkubasi
5-14 hari
Gejala
Gatal pada mata, berair, dan fotofobia
Tanda
khusus
Adanya papil, folikel, sikatrik pada tarsus atas, dan
pannus. Folikel terutama terdapat di daerah konjungtiva
tarsal 1/3 nasal atas
Histologik
Sel Leber dengan limfoblas. Terdapat badan inklusi
Halber Statter Prowazek berupa granula basofilik yang
berbentuk cakup terhadap nukleus di dalam sel epitel
konjungtiva
Penyulit
Dapat terjadi akibat jaringan parut tarsus yang
mengakibatkan entropion, trikiasis, simblefaron/keratitis
yang terinfeksi ulkus kornea
Timing of onset :
○ Chemical irritation: first few
days.
○ Gonococcal: first week.
○ Staphylococci : end of the first
week.
○ HSV: 1–2 weeks.
History
○ Chlamydia
: 1–3 weeks.
• Features of
systemic illness
in the child:
• pneumoniti
s,rhinitis
and otitis
chlamydial
• skin
vesicles +
encephaliti
s HSV
Signs :
1. A mildly sticky eye staphylococcal infection/delayed nasolacrimal duct
canalization
2. Eyelid and periocular vesicles - HSV infection
3. Discharge :
• Watery chemical and HSV infection
• Mucopurulent chlamydial infection
• Purulent bacterial infection
• Hyperpurulent gonococcal conjunctivitis.
ki’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.
Neonatal conjunctivitis (ophthalmia
neonatorum) = conjunctival inflammation
developing within the first month of life.
(often the result of infection transmitted
from mother to infant during delivery)
Etiology :
1. Streptococci
2. H. influenzae
3. Gram-negative
organisms
4. C. trachomatis,
N. gonorrhoeae
(jarang)
5. Topical
preparations
6. Congenital
nasolacrimal
obstruction.
•
•
•
•
•
•
The results of any parental prenatal testing for STI should be obtained.
PCR particularly for Chlamydia & HSV.
Gram and Giemsa staining (Multinucleated giant cells HSV infection)
Conjunctival swabs are taken with a calcium alginate swab for standard bacterial
culture and chocolate agar or Thayer–Martin (for N. gonorrhoeae)
Papanicolaou smear eosinophilic intranuclear (HSV)
Conjunctival scrapings or fluid from skin vesicles can be sent for viral culture for HSV
Type
Treatment
Chemical
conjunctivitis
does not require treatment apart from artificial tears.
Mild conjunctivitis.
broad-spectrum topical antibiotic such as chloramphenicol,
erythromycin or fusidic acid ointment
Moderate to
severe
- Chlamydial oral erythromycin
- If bacteria are evident on Gram stain, a broad-spectrum topical
antibiotic (Gram-positive =
chloramphenicol/erythromycin/bacitracin. Gram-negatives =
neomycin/ofloxacin/gentamicin)
Severe
conjunctivitis
parenteral ceftriaxone.
Chlamydial
infection
oral erythromycin for 2 weeks
Gonococcal
conjunctivitis
third-generation cephalosporin + supplementary topical
treatment.
Saline irrigation to remove excessive discharge should be
ski’s Clinical Opthalmology- A considered.
Systematic Approach 8th Ed.
Berdasarkan
Virus
Bakteri
Klamidial
Alergik
Gatal
(-)
(-)
(-)
(+++)
Hiperemia
Umum
Umum
Umum
Umum
Mata berair
Banyak
Sedang
Sedang
Sedang
Eksudasi
Minimal
Banyak
Banyak
Minimal
Limfodenop
ati aurikuler
Sering
Jarang
hanya sering
pd
konjungtivitis
inkusi
Tdk ada
Pada
kerokan dan
eksudat yg
diwarnai
Monosit
Bakter, PMN
PMN, sel
plasma,
badan inklusi
Eosinofil
(+) demam
dan sakit
tenggoroka
n
Kadang
Kadang
Tdk pernah
Tdk pernah
PTERYGIUM / SURFER’S EYE
DEF
Pertumbuhan ke dalam sub epitel fibrovaskular berbentuk segitiga
terbentuk dari degeneratif jaringan konjungtiva bulbar melewati limbus
dan meluas ke permukaan kornea. histologi mirip seperti Pinguecula.
ETIO
1. Paparan UV
2. Mata kering
PATFIS
ditandai dengan degenerasi elastotic kolagen dan proliferasi
fibrovascular, dengan atasnya menutupi epitel. Menyerang kornea,
merusak bentuk kornea, menyebabkan kondisi yang disebut
astigmatisme penglihatan kabur
GEJALA 1.
2.
3.
4.
penampilan: lesi kecil
Gatal, terbakar, kemerahan
sensasi benda asing di mata (butiran)
penglihatan kabur
PERIKS
A
Kornea topografi: menentukan derajat Silindris tidak teratur disebabkan
oleh pterygia lanjut.
DD
Pinguecula
TALAK
hindari UV, Pelumas tetes mata, operasi
PROG
Baik
PINGUECULA
DEF
An innocuos but common asymptomatic elastotic degeneration of
the conjunctival stroma; resembles pterygium histologically
ETIO
1. Paparan UV
2. Mata kering
PATFIS
Deposit of protein, fat, and/or calcium (callous in skin)
GEJAL
A
Lesi kecil putih kuning di atas sklera/agregasi lesi kecil pada
konjungtiva bulbar
DD
Pterygium
TALAK
Tidak perlu.
Eksisi kosmetis
PROG
Baik
PENDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
DEF
Pecahnya pembuluh darah di konjungtiva
ETIO
Idiopatik (Sering) operasi, konjungtivitis dan trauma
PRESI Batuk, Bersin, Muntah, Trauma, Hipertensi, pemakaian kontak lens,
PITAS penyakit vaskular sistemik (lansia)
I
PATFI
S
P.d konjungtiva tipis mudah pecah darah terperangkap di
konjungtiva mata merah terang.
SS
• Asimptomatik
• Nyeri tajam sementara
• Sensasi snap/pop
TALA
K
Resolusi spontan 1-2 minggu
AIR MATA
DEFINISI
Air mata terdiri dari lapisan setebal 7-10μm yg menutupi epitel kornea &
konjungtiva.
KOMPOS
ISI
• Volume: 7-2 μL/tiap mata
• Kandungan air mata: albumin 60%, globulin, lisozim 20-25%
IgA, IgE, IgG, K, Na, Cl, glukosa (5%) urea (0,04 mg/dL).
• ph: 7,35 (5,2 – 8,35)
• Osmolalitas : 295-309 mosm/L
FUNGSI
•
•
•
•
Membuat kornea menjadi perm optik yg licin dgn meniadakan
ketidakteraturan perm epitel yg kecil2
Membasahi & melindungi perm epitel kornea
Menghambat pertumb mikroorganisme
Substansi nutrien utk kornea.
FAAL
•
•
air mata didistribusikan secara mekanis di atas permukaan okular.
Tiga faktor yang diperlukan untuk penyebaran air mata:
1.
Refleks berkedip normal.
2.
Hubungan antara permukaan okular eksternal dan kelopak mata.
3.
Epitel kornea normal.
LAPISAN
•
Lapis superfisial: lipid monomolekuler; dari kelenjar meibom; sawar
kedap air bila palpebra ditutup.
Lapisan medial: Lapis akueus; dari kelenjar lakrimalis; mengandung
substansi larut air (garam & protein)
Lapisan profunda : Lapis musin; dari sel goblet konjungtiva; terdiri
glikoprotein & melapisi sel epitel kornea dan konjungtiva; membran sel
epitel terdiri dr lipoprotein (hidrofobik)
•
•
Kanski's Clinical Ophthalmology Eighth Edition [2016] & google
SUSUNAN LAPISAN
LAPISA
N
LEMAK
KOMPOSISI
• Lapisan luar terdiri fase polar
• mengandung fosfolipid
berdekatan dengan fase
aqueous-musin dan fase nonpolar yang mengandung lilin,
kolesterol ester dan trigliserida.
• Lipid polar terikat pada
lipocalins dalam lapisan
aqueous. Berkedip
melepaskan lipid dari kelenjar.
FUNGSI
• Mencegah penguapan pada lapisan aqueous
• mempertahankan ketebalan film air mata.
• Sbg surfaktan yg utk penyebaran film air
mata.
LAPISA
N
AQUEO
US
KOMPOSISI
• 95% komponen aquoeous.
• Sekresi air mata memiliki refleks
yg tinggi, sbg respons terhadap
rangsangan sensorik kornea &
konjungtiva, sedih dan
peradangan okular.
• sekresi di- dgn anestesi topikal
& tidur.
• Sekresi ningkat 500% sbg
respon cedera.
FUNGSI
• Oksigen ke epitel
kornea.
• Antibakteri
• lisozim dan
laktoferin.
• membasuh kotoran,
rangsangan bahaya
& memfasilitasi
transportasi leukosit
setelah cedera.
LAPISA
N
MUCOU
S
KOMPOSISI
• Mucins adl glikoprotein.
• Sekretori mucins; gel atau larut;
diprod oleh sel goblet
konjungtiva & kelenjar lakrimal.
FUNGSI
• pembasahan dengan mengkonversi epitel
kornea dari hidrofobik ke perm hidrofilik.
• Pelumasan (lubrikasi).
REGULA
TION OF
HORMONAL
• Androgen;hormon utama
NEURAL
Saraf melalui serat berdekatan dengan kelenjar
KOMPONEN
• Air, elektrolit,
mucins yg terlarut
dan protein.
• Faktor pertumbuhan
dari kelenjar
lakrimal,
• Sitokin interleukin
pro-inflamasi
MATA KERING (DRY EYE SYNDROME / KERATOCONJUNGTIVITIS SICCA)
DEFIN
ISI
Mata kering ketika fungsi / vol air mata tdk adekuat, shg film air mata mjd
tidak stabil & penyakit di perm mata.
EPID
Umum; terutama pada wanita menopause & orang tua.
ETIO
Non-Sjögren :
• Primer : hiposekresi terkait usia
• Destruksi kelenjar lakrimal
• Tidak adanya / reduksi jaringan
kelenjar lakrimal
• Scar konjungtiva dengan obstruksi
duktulus kelenjar lakrimal
• Lesi neurologis dengan hilangnya
refleks sensoris / motoris
• Defisiensi vitamin A
PATFI
S
•
•
•
Evaporatif :
• Disfungsi kelenjar meibom
• Lagoftalmos
• Lainnya : penggunaan lensa kontak,
faktor lingkungan seperti AC
Inflamasi pada konjungtiva dan kelenjar asesori → mata kering
Hiperosmolaritas air mata → kerusakan sel epitel
Sindrom Sjögren : inflamasi autoimun; destruksi kelenjar lakrimal dan
saliva
KLASI •
FIKASI •
Defisiensi lapisan aqueous : sindrom Sjögren; non-Sjögren
Evaporatif : penyakit kelenjar meibom, paparan, gangguan berkedip,
terkait lensa kontak, faktor lingkungan
PEME
RIKSA
AN
Break-up time / BUT → stabilitas tear film
Schirmer, bersihan fluorescein, osmolaritas air mata → produksi air mata
Pewarnaan kornea dan sitologi impresi → penyakit permukaan okular
Lainnya : laktoferin, tes phenol red thread, meniskometri air mata
•
•
•
•
TAND
A
GEJA
LA
GEJALA
TANDA
1. Mata kering, Mata perih (rasa terbakar)
2. sensasi terdapat butiran di mata
3. Mucoid discharge
4. Penglihatan berfluktuasi atau kabur
5. Kemerahan
6. ada krusta di kelopak mata
7. Kurangnya emosional atau reflex air mata.
Gejala KCS terpapar kondisi evaporasi air
mata (AC, angin), baca, komputer, frekuensi
berkedip ber-.
1. Posterior (seborrhoeic)
blepharitis dengan disfungsi
kelenjar meibom (4.3A & B).
2. Tearfilm
• Normal: film air mata
memecah lapisan musin
mjd terkontaminasi dgn lipid
hanyut.
• Kering: mucin
terkontaminasi lipid
terakumulasi dlm film air
mata sbg partikel (4.5a)
• Tear film marginal adalah
ukuran kasar volume air
dalam film air mata. Normal:
0,2-0,4 mm, kering: tipis /
tidak ada (Gambar. 4.5B).
3. Cornea
• erosi epitel pungtata (terlihat
dengan pewarnaan
fluoresen); filamen terdiri
dari helai-helai mukus
dengan epitel yang melekat
ke kornea pada salah satu
ujungnya (terlihat dengan
pewarnaan rose bengal);
plak mukus (lesi dengan
Tatalaks • Substitusi air mata : tetes dan gel (derivat selulosa, karbomer,
ana
polivinil alkohol, sodium hialuronat, serum autolog, povidone
farmakol
dan NaCl); salep (minyak mineral petrolatum) pada malam hari
ogi
• Mukolitik : asetilsistein 5% (pada pasien dengan filamen kornea
dan plak mukus)
• Antiinflamasi : steroid topikal dosis rendah; siklosporin topikal
0,05% / 0,1%; tetrasiklin sistemik
• Lainnya : injeksi toksin botulinum, agonis kolinergik (pilokarpin
5 mg, pada pasien sindrom Sjörgen), zidovudine (pada sindrom
Sjörgen primer)
Tatalaks
ana
nonfarm
akologi
• Debridemen (pada penderita dengan filamen kornea)
• Lensa kontak : lensa HEMA dengan kandungan air rendah; lensa
silikon; lensa kontak sklera oklusif yang permeabel terhadap
udara
• Mempertahankan air mata : ↓ temperatur ruang; humidifier
ruang
• Lainnya : tarsorafi, transplantasi kelenjar submandibula
PROGNOS
IS
•
•
•
KOMPLIK
ASI
1. epithelial breakdown, melting (Fig. 4.7A)
2. perforation (Fig. 4.7B)
3. bacterial keratitis (Fig. 4.7C).
Prognosis DES bervariasi dengan keparahan kondisi.
Secara umum, prognosis baik.
SS atau mata kering yg lama tidak diobati prognosis buruk.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Blefaritis
Hordeolum
Chalazion
Laserasi kelopok mata
Trikiasis
Entropion
KELOPAK MATA
BLEFARITIS
DEFINISI
Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan
radang kelopak dan radang tepi. Biasanya melibatkan
folikel dan kelenjar rambut
ETIOLOGI
• Blefaritis alergi debu, asap, bahan kimia iritatif, dan
bahan kosmetik
• Bahan infeksi Streptococcus α & β, Pneumococcus
dan Pseudomonas
TANDA &
GEJALA
• Skuama pada tepi kelopak, bulu mata berkurang,
obstruksi dan sumbatan duktus meibom, sekresi
Meibom keruh, abnormalitas film air mata, mata
merah, berair, gatal
TATA
LAKSANA
Sebelum diobati dibersihkan dengan larutan garam
fisiologis hangat, kemudian diberi antibiotik
PENYULIT
Konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazion, madarosis
BLEFARITIS BAKTERI
Blefaritis
superfisial
Blefaritis
sebore
Blefaritis
skuamosa
Blefaritis
ulseratif
Blefaritis
angularis
Infeksi pada
kelopak
superfisial
Sekret keluar
dr kel.
Meibom, air
mata
berbusa,
hiperemia
dan hipertrofi
papil pd
konjunctiva
Blefaritis
disertai
terdapatnya
skuama atau
krusta pada
pangkal bulu
mata yang
bila dikupas
tidak
mengakibatk
an terjadinya
luka kulit
terdapat
keropeng
berwarna
kekuningkuningan
yang bila
diangkat
akan terlihat
ulkus yang
yang kecil
dan
mengeluarka
n darah di
sekitar bulu
mata
Kalazion
Blefaritis
angularis
yang
mengenai
sudut kelopak
mata (kantus
eksternus
dan internus)
sehingga
dapat
mengakibatk
an gangguan
pada fungsi
pungtum
lakrimal
BLEFARITIS BAKTERI
Meiobomianitis
Hordeolum
Merupakan infeksi pada
kelenjar Meibom yang
akan mengakibatkan
tanda peradangan lokal
pada kelenjar tersebut
Peradangan supuratif
kelenjar kelopak mata.
eksternum : infeksi kel
Zeiss
internum : infeksi kel
Peradangan
granulomatosa kelenjar
meibom yang tersumbat
BLEFARITIS VIRUS
Herpes zoster
Herpes simpleks
Biasa mengenai orang dengan
usia lanjut
Vesikel kecil dikelilingi eritema
Blefaritis simpleks yang
Bila terkena ganglion cabang
merupakan radang tepi kelopak
oftalmik maka akan terlihat gejala ringan dengan terbentuknya
herpes zozter pada mata dan
krusta kuning basah pd tepi bulu
kelopak mata atas
mata
Pada kelopak mata terlihat vesikel
dan infiltrat pada kornea bila mata
terkena
Rasa sakit dan demam
HORDEOLUM
DEFINISI
Infeksi bakteri akut pada kelenjar kelopak mata
KLASIFIK
ASI
Eksternal (kel. Zeis atau Moll) dan internal (kel. Meibom)
ETIOLOGI S. aureus
PATFIS
Stasis & pengentalan sekresi kelenjar -> infeksi sekunder S.
aureus pada kelenjar di kelopak mata
DIAGNOS Nodul nyeri, konjungtivitis (internal), pseudoptosis, pembesaran
IS
KGB peraurikular, sering pada anak-dewasa muda
TALAK
Self-limiting 1-2 minggu, antibiotik (ointment, oral), kompres
hangat
KOMPLIK
AS
Prognosis baik
CHALAZION
Definisi Radang granulomatosa kronik yang steril & idiopatik pada
kelenjar meibom
Tanda
&
Gejala
• Pembengkakan tidak sakit dan berkembang dalam
beberapa minggu
• Radang ringan disertai nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda
radang akut
• Dapat menimbulkan astigmatisme
• Secondary infection (localized cellulitis, internal
hordeolum)
PEMERI Histologis Inflamatorik kronik lipogranulomatosa dgn
KSAAN deposit lemak ekstraselular yg dikelilingi oleh sel epiteloid
penuh lipid
TALAK
• Eksisi bedah melalui insisi vertikal ke dalam kelenjar tarsal
dari permukaan konjungtiva kuretase materi gelatinosa &
epitel
• Suntikan steroid intralesi untuk lesi kecil (0,2-2 ml
triamcinolone acetonide suspensi aqueous dilarutkan dgn
lidocaine hingga konsentrasi 5 mg/ml dan 0,1-0,2 ml dr 40
mg/ml, diinjeksi dgn 27- atau 30- gauge needle)
Kanski's
Clinical
Ophthalmol
ogy 8th
TRIKIASIS
Definisi
Misdireksi pertumbuhan bulu mata ke arah kornea
Klasifikasi
-
Etiologi
Scar yang disebabkan blefaritis & HZ optalmik, trauma
Patofisiolog Inflamasi kelopak mata (blefaritis) scar pada folikel bulu
i
mata gangguan letak pertumbuhan bulu mata iritasi
kornea/ ulserasi
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Tatalaksan
a
•
•
•
•
•
Lubrikan mata
Epilasi : menggunakan forceps
Krioterapi
Argon laser
Bedah
Komplikasi Ulkus kornea
ECTROPION
DEF
• Abnormal eversion (outward turning) of the lid margin away
from the globe
• Without normal lid globe apposition, corneal exposure,
tearing, keratinization of the palpebral conjunctiva, and
visual loss may result
KLASI
&
ETIO
• Involutional (age-related) ectropion affects the lower lid
of elderly patients -> causes epiphora (tear overflow) and
may exacerbate ocular surface disease
• Cicatricial ectropion is caused by scarring or contracture
of the skin and underlying tissues, which pulls the eyelid
away from the globe
• Paralytic ectropion is caused by ipsilateral facial nerve
palsy and is associated with retraction of the upper and
lower lids and brow ptosis; the latter may mimic narrowing
of the palpebral aperture
• Mechanical ectropion > is caused by tumours on or near
the lid margin that mechanically evert the lid
TALAK • Generalized ectropion is treated with repair of horizontal lid
laxity
• Lubrication with higher viscosity tear substitutes
ENTROPION
DEF
Entropion is a malposition resulting in inversion of the eyelid
margin ocular surface irritation and damage
KLASIFI • Involutional (age-related) entropion affects mainly the
KASI
lower lid. The constant rubbing of the lashes on the
cornea in long-standing entropion (pseudotrichiasis
• Cicatrical results of scarring of the palpebral conjunctiva
can rotate the upper or lower lid margin towards the
globe
PEMERI • The snap test is a useful diagnostic maneuver -> the
KSAAN
eyelid margin is pulled away from the globe, with poor
resultant snap back to the globe surface. Make sure the
patient does not blink the lid back
TALAK
• Surgery correction (tarsal fracture, lid laxity, transverse
everting sutures)
• Temporary protection must be as short-term as possible;
options include lubricants, taping, soft bandage contact
lenses and orbicularis chemodenervation with botulinum
toxin injection
Kanski's Clinical
Ophthalmology 8th
Edition
1. Danriodenitis
2. Dakriosistitis
3. Dacryostenosis
APARATUS LAKRIMALIS
DEFINISI
DAKRIOADENITIS
DAKRIOSISTITIS
Radang akut kelenjar lakrimal
Infeksi sakus lakrimalis
Epidemiolog Anak-anak > dewasa
i
Etiologi
-
Gejala
-
Bayi & Wanita pasca-menopause
Akut : viral (mumps;EBV;), Bacterial (GO)
Kronik : Sarcoidosis, infiltrasi
limfositik jinak
Bacterial (Staph au & Strep b)
Viral (Haemophilus inf)
Obstruksi ductus lakrimalis (Dakriolit,
kelainan organ lain)
Pembengkakan pada supraorbitaltemporal (S-shaped lid)
Akut : unilateral, onset cepat, nyeri
tekan
Kronik : biasanya bilateral, onset
lambat, jarang terdapat nyeri
-
Pembengkakan pada infraorbital-nasal
(Materi Purulen/mucoid pada sakus)
Air mata berlebih
Belekan
Nyeri tekan
DD
-
Chalazion & hordeolum
Tumor kelenjar lakrimal
-
Chalazion & hordeolum
PP
-
Imunologik
CT scan (pembesaran)
-
Pemeriksaan discharge
CT scan (letak obstruksi)
Talak
-
Viral : self-limited
Bacterial : Cephalosporins (Keflex
500mg qid)
Non-infeksi : pengobatan penyakit
sistemiknya
-
Bacterial : Antibiotik oral & topical
(Tobramycin;Gentamisin sulfate;Dibekacin
sulfate)
Dakriosisorinostomi jika ada mukokel (obs
pada ductus nasolakrimalis)
-
-
ACUTE DACRYOADENITIS
DEF
Peradangan akut kelenjar lakrimal. Tidak perlu pengobatan.
ETIO
gondok, mononukleosis dan jarang bakteri.
SS
• ketidaknyamanan akut di wilayah kelenjar lakrimal.
• Bengkak dilateral kelopak mata berbentuk S ptosis dan
sedikit ke bawah dan ke dalam distopia.
• Nyeri tekan di atas kelenjar lakrimal fossa.
PP
CT: pembesaran kelenjar dan keterlibatan jaringan yang
berdekatan.
DAKRIOSISTITIS
DEFINI
SI
Infeksi pada sakus lakrimalis
KLAS
Dakriosistitis akut &Dakriosistitis kronis
ETIOLO Staphylococcus / Streptococcus
GI
PATFIS
Obstruksi duktus nasolakrimalis
GEJALA Gejala dan tanda dakriosistitis akut :
• Nyeri subakut di daerah kantus medial, terkait epifora
DAN
TANDA • Pembengkakan berwarna merah; tegang; nyeri di kantus medial. Selulitis,
abses
Gejala dan tanda dakriosistitis kronis :
• Epifora, mungkin terkait konjungtivitis unilateral kronis / rekuren
• Pembengkakkan bagian dalam kantus karena mukokel
• Tekanan di sekitar sakus → refluks materi mukopurulen melalui kanalikuli
TALAK
•
•
Dakriosistitis akut: kompres hangat & ab oral (flukoksasilin/ko-amoksiklav);
insisi dan drainase (bila terdapat fokus pus dan abses); dakriosistorinostomi
(DCR) setelah infeksi akut terkontrol
Dakriosistitis kronis : dakriosistorinostomi
DACRYOSTENOSIS
DEF
Narrowing of the nasolacrimal duct, which drains tears away from
the eye; may be congenital or acquired
SS
epiphora
DIAGNOS • Slit lamp puncta examination
IS
• Lacrimal irrigation (examine obstruction)
• Jones dye testing (examine partial obstruction)
• Contrast dacryocystography (confirmation of the precise site of
lacrimal drainage obstruction to guide surgery)
TALAK
• Conventional (external approach)
• dacryocystorhinostomy (DCR)
• Probing
Kanski's Clinical Ophthalmology 8th Edition
1. Skleritis
2. Episkleritis
SKLERA
EPISKLERITIS
DEF
Inflamasi pada episklera (jaringan ikat tervaskularisasi yang terletak
diantara sklera dan kapsul tenon)
KLAS Simple episkleritis &Nodular episkleritis
ETIO
Idiopatik
DIAG • Anamnesa :
NOSI 1. Simple episkleritis : mata merah difus/sectoral, nyeri ringan, panas
S
memuncak dalam 12 jam dan mereda pelan pelan
2. Nodular episkleritis : mata merah , 2-3 hari makin parah, nyeri
tekan pada nodul
• Slit-lamp
TAlak •
•
•
•
Bila ringan tdk perlu terapi
Air mata artifisial dapat diberi
Steroid topikal potensi lemah 1-2 minggu
NSAID ( ibuprofen 100 mg X 3 ) 10 hari
Nodular episcleritis
SKLERITIS
DEF
Inflamasi sklera yang ditandai edem dan terdapat infiltrat
KLAS
•
1.
2.
•
•
ETIO
>> respon imunologik , 1/3 (X3B)
XS : scar kornea
XF : fundus xeroftalmik
SS
•
•
•
•
TALAK F
•
•
Gejala : nyctalopia, rasa tidak nyaman, visus ↓
Konjungtiva : xerosis (kekeringan konjungtiva pada daerah
interpalpebra dengan hilangnya sel goblet, disertai metaplasia
skuamosa dan keratinisasi); bitot spot (daerah triangular berupa
epitel yang mengalami keratinisasi dan berbusa pada daerah
interpalpebra, diduga disebabkan Corynebacterium xerosis)
Kornea : terlihat tidak bercahaya (karena xerosis sekunder);
keratinisasi; keratomalasia (melunaknya kornea oleh nekrosis
likuefaktif, dapat menyebabkan perforasi)
Retinopati : bintik-bintik perifer warna kekuningan, dapat timbul pada
kasus berat
Sistemik : vitamin A PO (200.000 IU) / IM (100.000 IU) untuk
keratomalasia; suplemen multivitamin
Lokal : lubrikasi; asam retinoat topikal (dapat membantu
penyembuhan bersama dengan suplementasi sistemik)
XEROFTALMIA
ULLKUS KORNEA
DEF
Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea
ETIO
Bakteri, jamur, Acanthamoeba (biasanya
berasal dari cairan pencuci lensa kontak),
herpes simpleks
GEJALA & Mata merah, sakit ringan hingga berat,
TANDA
fotofobia, penglihatan menurun
PEMERIK Kekeruhan warna putih pada kornea dengan
SAAN
defek epitel, iris sukar dilihat karena edem dan
infiltrasi sel radang pada kornea, penipisan
kornea, lipatan descement, flare, hipopion,
hifema,dan sinekia posterior.
Jamur infiltrat berwarna abu-abu dikelilingi
infiltrat halus di sekitarnya (fenomena satelit)
PP
Sediaan langsung & sediaan hapus KOH
TALAK
Siklopegik serta AB topikal & subkonjungtiva
Endoftalmitis
BOLA MATA
ENDOFTALMITIS PASCAOPERASI
DEFI
Infeksi & inflamasi intraokuler yg ekstensif (dalam vitreous humor), terjdi pasca
operasi (op katarak)
KLAS
Akut & Onset lambat
ETIO
Akut
Bakteri gram positif (90%), bakteri gram
negatif (10%)
• Staphylococcus epidermidis
• Staphylococcus aureus dan Streptococcus
spp.
• Pseudomonas spp. dan Proteus spp.
PATFI
S
•
•
Flora normal palpebra dan konjungtiva;
larutan dan instrumen terkontaminasi;
udara; petugas kesehatan → kontaminasi
melalui insisi
Toksin yang dihasilkan bakteri dan respon
inflamasi pejamu → kerusakan
•
•
•
•
•
Onset lambat
P. acnes
S. epidermidis
Corynebacterium spp.
Candida parapsilosis
Organisme dengan virulensi
lemah → terperangkap di
capsular bag (endoftalmitis
sakular) → terus menerus
mengekspresi antigen
Gejal Nyeri, ↓ visus
a
Deteriorasi visual progresif,
ringan, tanpa rasa nyeri;
dapat terlihat floaters
Tand • Palpebra bengkak, kemosis, injeksi
a
konjungtiva, discharge
• Defek pupil
• Edema kornea
• Eksudat fibrinosa dan hipopion
• Uveitis anterior derajat
rendah, kadang-kadang
dengan presipitat muttonfat keratic
• Vitritis → sering
Tatalaksana
farmakologi
AB intravitreal
Penanganan pertama :
• Moksifloksasin PO 10 –
(seftazidime dan
vankomisin); injeksi AB
14 hari
periokuler; AB topikal; AB • Klaritromisin (alternatif)
oral; steroid oral; steroid
periokuler; deksametason
topikal; midriatikum
topikal; steroid intravitreal
• Vitrektomi pars plana
Tatalaksana
nonfarmakolo Setelah tatalaksana →
gi
perhatikan tanda-tanda
perbaikan / perburukan
Bila persisten :
• Vitrektomi pars plana →
mengeluarkan capsular
bag, korteks residual,
dan IOL
• Implantasi IOL sekunder.
Dikombinasi dengan AB
intravitreal (vankomisin,
metisilin, sefazolin,
klindamisin)
Komplikasi
-
Opasitas vitreous
persisten; makulopati
Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systematic
approach. 7th ed. UK: Saunders Elsevier; 2011.
Bowling B. Kanski’s clinical ophthalmology: a systematic
ENDOFTALMITIS FUNGAL ENDOGENIK
DEF
Infeksi dan inflamasi intraokuler yang ekstensif (dalam vitreous humor),
karena metastasis jamur di mata secara hematogen
ETIO
Candida spp. (75% isolat), Cryptococcus spp., Sporothrix schenkii,
Blastomyces spp.
PATFIS
Fokus infeksi (kateter, penyalahgunaan obat IV, nutrisi parenteral, penyakit
paru kronis seperti fibrosis kistik) → metastasis ke mata
GEJALA
•
•
•
Gangguan penglihatan ringan s/d berat
Progresifitas lebih lambat dari endoftalmitis bakterial
Kelainan sering terjadi bilateral
TANDA
•
Uveitis anterior tidak umum terjadi pada tahap awal (lebih jelas setelah
beberapa lama)
Lesi korioretina berwarna putih, jumlahnya 1 / beberapa, dengan vitritis
Koloni “cotton ball” di vitreous
Kronis : infiltrasi vitreous dan pembentukkan abses
•
•
•
TALAK
FARMAKO
Penyakit sistemik dan penyakit okular tanpa keterlibatan vitreous →
flukonazol PO (dapat di + flusitosin); vorikonazol (bila resisten terhadap
flukonazol)
NON-F
Vitrektomi pars plana (bila terjadi keterlibatan vitreous di + injeksi
amfoterisin intravitreal)
KOMPLIKA Nekrosis retina, retinal detachment
SI
ENDOFTALMITIS FAKOANAFILAKTIK
Definisi
Infeksi dan inflamasi intraokuler yang ekstensif (dalam
vitreous humor), karena respon imun terhadap protein
yang keluar saat lensa mata ruptur
Etiologi
Trauma, ekstraksi katarak inkomplit
Patofisiologi Respon imun terhadap protein yang keluar saat lensa
mata ruptur
Gejala
↓ visus mendadak, rasa nyeri (tidak lebih berat
dibandingkan endoftalmitis bakteri)
Tanda
Uveitis anterior granulomatosa, TIO ↑, segmen posterior
tidak mengalami kelainan
Tatalaksana Steroid intensif
farmakologi
Tatalaksana Pengeluaran semua materi lensa
nonfarmako
logi
Komplikasi
-
Iridosiklitis, iritis
IRIS & BADAN SILIER
IRIDOSIKLITIS
Definisi
Inflamasi pada iris dan korpus siliaris
Klasifikasi
Akut dan Kronik
Etiologi
HLA-B27, Trauma, Infeksi (Bakteri, Virus, Parasit), Peny.
Sistemik, Idiopatik
Patofisiologi Genetik + Trauma -> melepas sequestered antigen uvea
+ mikroba + necrotic product -> reaksi autoimun
spesifik (reaksi tipe IV) -> mata rentan terhadap reaksi
inflamasi
Diagnosis
Anamnesa:
-Nyeri unilateral pada mata-dahi, penurunan
penglihatan, fotofobia, kemerahan dan epiphora, injeksi
siliar, miosis, anterior chamber cells, hipopion
PP:
-HLA tissue typing (HLA-B27)
Tatalaksana Anti-mikroba, steroid topikal (prednison 1%), mydriatic
dan cyclopegic agent, mydricaine (adrenalin dan
atropin), subkonjungtiva steroid, intraokular steroid
Komplikasi
Glaukoma sudut terbuka sekunder, anterior synechiae,
posterior synechiae, katarak, optik neuropati,
ANTERIOR UVEITIS
Definisi
Inflamasi yg melibatkan jalur uvula anterior, yakni iris dan bagian anterior
( pars plicata ) dr badan siliaris
Klasifikasi
Acute Anterior Uveitis & Chronic Anterior Uveitis
Etiologi
•
•
reaktivitas silang dgn antigen mikroba tertentu pd individu dgn
gentertentu
penyebab pasti belum diketahui
Gejala
Klinis
•
•
unilateral pain – fotofobia – mata merah – matah berair
Biasa didahului oleh ketidaknyamanan pd mata selama bbrp hari
Temuan
Klinis
1. Gangguna ketajaman visual
Intermedia
2. miosis
Anteri te
Posterio
3. Hypopyon
or
r
4. deposit di endotelium kornea (Keratic precipitates)
5. Injeksi siliar
6. Anterior chamber cells –
7. Penglihatan kabur
8. Fibrinous exudate 9. Iris nodules
10. inflamasi krn pupil & lensa lekat (Posterior synechiae)
11. Iris atrophy - Heterochromia iridis -Iris neovascularization (rubeosis
iridis)
12. Intraocular pressure menurun (IOP)
Treatment
•
•
•
•
Steroid
Cyclopegic agents
Mydricaine
Tissue Plasminogen Activator
INVESTIGA
SI
Investigasi biasa tdk diwajibkan apabila :
1. single episode of AAU yg bersifat : Unilateral, non-granulomatosa, tdk
ada penyakit sistemik
2. Gejala klinis nya bersifat tipikal
3. Diagnosis bersifat sistemik sudah ditegakkan sebelumnya contoh
seperti sarcoidosis
Investigasi dilakukan apabila :
1. AAU rekuren
2. AAU berat
3. bilateral AAU
4. AAU / CAU yg resisten pd pengobatan
5. granulomatosa sign
6. Ditemukan intermideate/ posterior uveitis
7. Adanya ocular/ sistemik disease
8. Cek serologis sifilis
Investigasi yg biasa dilakukan :
1. HLA tissue typing (HLA-B27).
2. Syphilis serology
3. Serum angiotensin-converting enzyme (ACE)
4. Lysozyme
5. Erythrocyte sedimentation rate (ESR) and C-reactive protein (CRP)
6. Ocular imaging
7. Complete blood count:
Iritis :Inflamasi hanya pd iris
Iridocyclitis : melibatkan iris dan bagian anterior badan siliaris
Secara klinis tdk dapat dibedakan
Cilliary Injection
anterior chamber cells
in mild anterior uveitis
Miosis
Hypopion
GLAUKOMA AKUT
GLAUKOMA AKUT
DEF
Oklusi trabekular meshwork oleh iris pada sudut COA
ETIO
Oklusi trabekular meshwork
KLAS
•
•
•
PATFIS
Oklusi trabekular meshwork oleh iris peripheral obstruksi outflow aqueous
humor TIO meningkat mata merah, sangat nyeri, pandangan kabur
Pemeriks
n
•
Primary angle closure suspect (PACS)
Primary angle-closure (PAC)
Primary angle closure glaucoma (PACG)
•
•
Tonometri (Tonometer aplanasi Goldmann) : ukur TI. Hasil: normal 10-24
mmHg
Gonioskopi: pemeriksaan anatomi angulus iridokornealis (kamera
anterior)
Penilaian diskus optikus
Pemeriksaan lapang pandang
DIAGNOS
A
•
•
•
•
Anamnesa : mata merah, sakit kepala, mual muntah, visual loss
Pemeriksaan fisik : injeksi konjungtiva, edem kornea, pupil mid dilatasi
Pemeriksaan visus : VA 6/60
TIO 50-100 mmHg (N: 12-20 mmHg)
TALAK
PACS : prophylactic laser iridotomy
PAC & PACG
Acetazolamide 500 mg IV (TIO > 50 mmHg)/ oral (TIO