SUB SISTEM PENGOLAHAN SK 299 Thn 2016ttg TIM PENILAI 2016

Debu 20 – 50 Pasir 20 – 50 Dengan liat 10­30 Pasir debu 0­20 Dengan liat 40­50 atau 10 5 Statuts hara tanah Tinggi – sangat tinggi Sedang Rendah 6 PH tanah 4,5 – 5,5 5,6 – 6,5 4,5 atau 6,5 Tabel 3.13 Penentuan kelas kesesuaian iklim atau tanah untuk tanaman karet Kelas Kesesuaian Keterangan Produktivitas rataan kghath Sangat sesuai S1 Maksimal satu pembatas medium 1.600 Cukup sesuai S2 Maksimal dua pembatas medium 1.400 Kurang sesuai S3 Dua pembatas medium dan satu pembatas berat 1.100 Tidak sesuai S4 Pembatas berat 2 dua 800 Catatan :  Apabila tanaman masih TBM, maka kelompok produktivitas diberi nilai 20, sedangkan standar produktivitas bagi tanaman yang baru mulai menghasilkan sampai dengan TM tahun ke 10 dihitung secara proporsional dengan memperhatikan TM­nya. Contoh perhitungan : Cara I Pada 3 tahun terakhir, rata­rata produktivitas karet pada kebun A adalah 1.000 kg KKtahun Standar produktivitas karet 1.300 kgHatahun Jadi persentase produktivitas tanaman 1.0001.300 x 100 = 76,92 Maka nilai kelompok ini adalah 80 Cara II Contoh kelas kesesuaian lahan kebun tanaman kelapa sawit adalah S1 dengan komposisi umur 10 tahun seluas 4.000 ha dan 14 tahun seluas 2.000 ha. Rata­rata produksi kelapa sawit dalam 3 tahun terakhir sebesar 160.000 ton TBS. Maka penilaian produktivitas sbb: Lihat angka dari standar produktivitas S1 pada Tabel 3.7, selanjutnya : Potensi produksi = {4000 x 31 + 2000 x 30} = 184.000 ton TBS Nilai produktivitas = 160.000184.000 x 100 = 86,9 Maka nilai kelompok produktivitas adalah 80 Penetapan Nilai Sub Sistem Kebun : Nilai aspek kebun merupakan rata­rata dari nilai rata­rata kelompok bahan tanaman, lahan, pemeliharaan tanaman dan kelompok produktivitas tanaman.

III. SUB SISTEM PENGOLAHAN

Sub sistem pengolahan terdiri dari delapan kelompok, yaitu kelompok Unit Pengolahan HasilPabrik, Efisiensi Pengolahan, Bahan Penolong, Hasil Olah, Hasil Samping, Produks dan Mutu, Energi, dan Kemitraan Pengolahan. Masing­masing kelompok mempunyai kontribusi bobot yang sama dalam penilaian subsistem pengolahan. Sedangkan nilai untuk tiap­tiap kelompok ditentukan dari masing­masing sub kelompok sebagai berikut : A. Kelompok Unit Pengolahan Hasil Pabrik Kelompok unit pengolahan hasilpabrik terdiri dari dua sub kelompok, yaitu sub kelompok Kapasitas Terpasang dan sub kelompok Kapasitas Terpakai, dengan rincian penilaian sebagai berikut : 1. Sub kelompok Kapasitas Terpasang a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 21. b. Cara penilaian Penilaian didasarkan pada rasio kapasitas terpasang terhadap kapasitas izin, dengan rincian sebagai berikut : ­ Apabila rasio kapasitas terpasang terhadap kapasitas izin antara 80 sd 130, diberi nilai 100 ­ Apabila rasio kapasitas terpasang terhadap kapasitas izin antara 50 sd 80, diberi nilai 80 ­ Apabila rasio kapasitas terpasang terhadap kapasitas izin 50, diberi nilai 0 2. Sub kelompok Kapasitas Terpakai a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 21. b. Cara penilaian Penilaian didasarkan pada rasio kapasitas terpakai terhadap kapasitas terpasang, dengan rincian sebagai berikut : ­ Apabila rasio kapasitas terpakai terhadap kapasitas terpasang 80, diberi nilai 100 ­ Apabila rasio kapasitas terpakai terhadap kapasitas terpasang antara 50 sd 80, diberi nilai 80 ­ Apabila rasio kapasitas terpakai terhadap kapasitas terpasang antara 50, diberi nilai 0 Nilai kelompokUnit Pengolahan Hasil Pabrik merupakan rata­rata dari nilai sub kelompok Kapasitas Terpasang dan sub kelompok kapasitas terpakai. Catatan : Apabila tidak memiliki pabrik karena : - Jenis tanaman yang diusahakan tidak memerlukan pabriknilai 100 - Perlu pabrik, tapi : a diolah dengan kontrakdiolah di pabrik lain yang satu grupnilai 60; b diolah tanpa kontrakdijual tanpa diolahnilai 40 B. Kelompok Efisiensi Pengolahan Penilaian Kelompok efisiensi pengolahan didasarkan pada tingkat rendemen yang dicapai dibandingkan dengan rendemen standar, dengan rincian penilaian sebagai berikut : a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 22. b. Cara penilaian ­ Apabila tingkat rendemen yang dicapai 95 dari tingkat rendemen standar, diberi nilai 100 ­ Apabila tingkat rendemen yang dicapai 90 ­ 95 dari tingkat rendemen standar, diberi nilai 75 ­ Apabila tingkat rendemen yang dicapai 75 ­ 90 dari tingkat rendemen standar, diberi nilai 50 ­ Apabila tingkat rendemen yang dicapai 75 dari tingkat rendemen standar, diberi nilai 0 Catatan : Rendemen standar = rendemen sesuai kondisi setempat C. Kelompok Bahan Penolong Penilaian Kelompok bahan penolong didasarkan pada kesesuaian bahan penolong yang digunakan terhadap rekomendasi teknis badan litbang untuk pengolahan masing­masing komoditi, dengan rincian penilaian sebagai berikut : a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 22. b. Cara penilaian ­ Apabila menggunakan bahan penolong sesuai rekomendasi teknis, diberi nilai 100 ­ Apabila menggunakan bahan penolong tidak sesuai rekomendasi teknis, diberi nilai 50 ­ Apabila menggunakan bahan penolong tidak sesuai rekomendasi teknis dan berbahaya terhadap manusia dan atau lingkungan, diberi nilai 0 D. Kelompok Hasil Olah Penilaian Kelompok hasil olah didasarkan pada kesesuaian mutu produk primer yang dihasilkan terhadap standar kualitas produk, dengan rincian penilaian sebagai berikut : a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 22. b. Cara penilaian ­ Apabila kualitas rata­rata produk selama 3 tahun 90 sesuai standar mutu tertinggi, diberi nilai 100 ­ Apabila kualitas rata­rata produk selama 3 tahun 80 ­ 90 sesuai standar mutu tertinggi, diberi nilai 70 ­ Apabila kualitas rata­rata produk selama 3 tahun 80 sesuai standarmutu tertinggi , diberi nilai 40 Tabel 4.1 Penilaian mutu produksi primer untuk kelapa sawit N o Produk Skor 1 jumlah 2 Nilai 1x2 CPO ALB 5 100 5 – 10 70 10 40 Nilai Mutu Produk Penilaian untuk komoditas lain kecuali kelapa sawit dilakukan dengan menghitung persentase mutu tertinggi yang dihasilkan bagi jenis mutu akhir pada komoditas yang bersangkutan tiap tahun, kemudian dihitung rata­ ratanya. Jenis mutu tertinggi setiap komoditas terlihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Jenis mutu tertinggi setiap komoditas N o Komoditas Tingkat Mutu Akhir 1 Karet Sheet I, Crepe 2 Kopi Mutu I + II 3 Teh teh hitamteh hijau Mutu I + Mutu II untuk semua jenis mutu 4 Kakao Mutu I 5 Tebu SHS 6 Tembakau Krosok Mutu I 7 Lada Mutu I 8 Panili Mutu I 9 Kapok Mutu I 10 Pala Mutu I 11 Jambu Mete Mutu I 12 Rosella Mutu A 13 KenafJute Mutu A 14 Cassiavera Mutu AA dan A atau KA 15 Kelapa Kopra, Mutu III Catatan : 1. Khusus untuk komoditas karet, penilaian dilakukan bagi setiap jenis mutu akhir seperti sheet, SIR atau Crepe. Bagi perusahaan yang mempunyai hasil produksi ketiga­tiganya, penilaian akhir merupakan rata­rata tertimbang berdasarkan volume produksi masing­masing jenis mutu tersebut. 2. Untuk komoditas­komoditas yang dianggap mempunyai 1 macam tingkat mutu akhir diberi nilai maksimal, misalnya SIR, Latex untuk karet. E. Kelompok Hasil Samping Kelompok hasil samping tediri dari dua sub kelompok, yaitu sub kelompok pemanfaatan hasil samping dan sub kelompok pemanfaatan limbah cair, dengan rincian penilaian sebagai berikut : 1. Sub kelompok pemanfaatan hasil samping a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 23. b. Cara penilaian Penilaian sub kelompok pemanfaatan hasil samping didasarkan pada prosentase pemanfaatan hasil samping sebagai berikut : ­ Apabila hasil samping seluruhnya digunakandimanfaatkan sendiri dan atau dijual, diberi nilai 100 ­ Apabila hasil samping sebagian besar digunakandimanfaatkan sendiri dan atau dijual, diberi nilai 75 ­ Apabila hasil samping sebagian kecal digunakandimanfaatkan sendiri dan atau dijual, diberi nilai 50 ­ Apabila hasil samping seluruhnya tidak dimanfaatkan, diberi nilai 0 2. Sub kelompok pemanfaatan limbah cair a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 23. b. Cara penilaian Penilaian sub kelompok pemanfaatan limbah cair didasarkan pada digunakan atau tidaknya limbah cair yang dihasilkan, dengan rincian sebagai berikut : ­ Apabila limbah cair digunakan sendiri danatau dijual, diberi nilai 100 ­ Apabila limbah cair sebagian besar digunakan sendiri danatau dijual, diberi nilai 75 ­ Apabila limbah cair sebagian kecil digunakan sendiri danatau dijual, diberi nilai 50 ­ Apabila limbah cair tidak digunakan, diberi nilai 0 ­ Apabila tidak menghasilkan limbah cair untuk komoditas tertentu, diberi nilai 100 Nilai kelompok Hasil samping merupakan nilai rata­rata dari kedua sub kelompoknya. F. Kelompok Produk dan Mutu Kelompok Produk dan mutu tediri dari tiga sub kelompok, yaitu sub kelompok Produk yang dihasilkan, sub kelompok Standar Mutu yang digunakan, dan sub kelompok caaian mutu, dengan rincian penilaian sebagai berikut : 1. Sub kelompok Produk yang dihasilkan Penilaian sub Kelompok produk yang dihasilkan didasarkan pada kesesuaiannya dengan izin, sebagai berikut : a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 23. b. Cara penilaian ­ Apabila jenis produk yang dihasilkan sesuai dengan izin, diberi nilai 100 ­ Apabila jenis produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan izin, diberi nilai 50 2. Standar mutu yang digunakan a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 23­24. b. Cara penilaian ­ Apabila telah menerapkan standar kendali mutu yang mendapat sertifikat ISO 9000, diberi nilai 100 ­ Apabila telah menerapkan standar kendali mutu yang sesuai dengan standar mutu yang ada SNI atau yang lain, diberi nilai 80 ­ Apabila telah menerapkan sistem kendali mutu, diberi nilai 60 ­ Apabila tidak menerapkan sistem kendali mutu, diberi nilai 40 3. Sub Kelompok Capaian Mutu Penilaian didasarkan pada produksi selama tiga tahun apakah memenuhi standar atau tidak, dengan catatan standar mutu yang digunakan adalah SNI; dan apabila SNI belum ada maka digunakan standar dari badan litbang. a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 24 b. Cara penilaian ­ Apabila 75 dari produksi selama 3 tahun memenuhi standar mutu SNI, diberi nilai 100 ­ Apabila 50 ­ 75 dari produksi selama 3 tahun memenuhi standar mutu SNI, diberi nilai 50 ­ Apabila 50 dari produksi selama 3 tahun memenuhi standar mutu SNI, diberi nilai 0 B. Kelompok Energi Penilaian Kelompok energi didasarkan pada sumber energi yang digunakan, dengan rincian penilaian sebagai berikut : a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 24 b. Cara penilaian ­ Apabila energi yang digunakan berasal dari pemanfaatan limbah, diberi nilai 100 ­ Apabila energi yang digunakan berasal dari kombinasi pemanfaatan limbah dan biofuel, diberi nilai 50 ­ Apabila energi yang digunakan berasal dari penggunaan bahan bakar kayu atau Bahan bakar fosil, diberi nilai 0. C. Kelompok Kemitraan Pengolahan Penilaian kelompok Kemitraan Pengolahan didasarkan pada pelaksanaan kemitraan pengolahan yang dilihat dari persentase volume bahan olah bahan baku pabrik yang berasal dari pekebun Luar kebun sendiri, rincian penilaian sebagai berikut : a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 24 b. Cara Penilaian : - 80 dari kapasitas pabrik bahan bakunya berasal dari pekebun diberi nilai 100; - 60 ­ 80 dari kapasitas pabrik bahan bakunya berasal dari pekebun diberi nilai 75; - 40 ­ 60 dari kapasitas pabrik bahan bakunya berasal dari pekebun diberi nilai 50; - 40 dari kapasitas pabrik bahan bakunya berasal dari pekebun diberi nilai 25; - Tidak menampung bahan baku dari luar diberi nilai 0 Penetapan Nilai Sub Sistem Pengolahan Hasil : Nilai aspek Pengolahan Hasil merupakan jumlah rata­rata nilai kelompok Unit Pengolahan HasilPabrik, Efisiensi Pengolahan, Bahan Penolong, Hasil Olah, Hasil Samping, Mutu dan Produk, Energi dan Kemitraan.

IV. SUB SISTEM SOSIAL