SK 299 Thn 2016ttg TIM PENILAI 2016
BUPATI BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR 188.45/ 299 /KUM/ 2016
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENILAI USAHA PERKEBUNAN
KABUPATEN BARITO KUALA
TAHUN 2016
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang
: a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor
07/Permentan/OT.140/2/2009
setiap
Perkebunan Besar Swasta/Negara dilaksanakan
Penilaian Usaha Perkebunan dengan periode setiap
tahun untuk Tahap Pembangunan dan setiap 3 tahun
untuk Tahap Operasional ;
b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan, kelancaran
dan keberhasilan kegiatan Klasifikasi Perusahaan
Perkebunan Besar dimaksud huruf a perlu dibentuk
Tim Penilai Usaha Perkebunan Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2016;
c. bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan huruf b perlu ditetapkan dengan
Keputusan Bupati;
Mengingat
: 1. UndangUndang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan UndangUndang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1820) ;
2. UndangUndang Nomor 12 Tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun 1992 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3478);
3. UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan PerundangUndangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) ;
(2)
4. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587)sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undangundang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang – undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
8. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
07/Permentan/OT.140/2/2009 Tanggal 14 Pebruari
2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan;
9. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
98/Permentan/OT.140/9/2013 Tanggal 30September
20 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4567);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2
Tahun 2008 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten
Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2008 Nomor 2)
12. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16
Tahun 2010 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi Tata Kerja Dinas – dinas Kabupaten Barito
Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2010 Nomor 16)
13. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor9
Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016
(3)
(Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun
2015 Nomor17);
14. Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 17 Tahun 2016
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Barito Kuala Tahun
Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2016 Nomor 35) ;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
KESATU
: Membentuk Tim Penilai Usaha Perkebunan Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2016 dengan susunan keanggotaan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA
: Tim sebagaimana dimaksud diktum KESATU mempunyai
tugas :
1.
Melaksanakan pengumpulan data ke Perkebunan
Besar Swasta/Negara Tahap Pembangunan;
2.
Memverifikasi
lampiranlampiran
Dokumen
Perusahaan dan kuesioner Penilaian Usaha
Perkebunan;
3.
Melaksanakan pengolahan, analisa data dan
penetapan Kelas Kebun Sementara;
4.
Melaporkan hasil penetapan Kelas Kebun Sementara
kepada Bupati Barito Kualadan Tim Pelaksana
Kegiatan Provinsi.
KETIGA
: Tim sebagaimana Diktum KESATU bekerja berdasarkan
Petunjuk sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Keputusan ini.
KEEMPAT
: Segala biaya yang biaya yang timbul akibat ditetapkannya
keputusan ini dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD)
Tahun Anggaran 2016 cq. Kegiatan Monitoring, Evaluasi
dan Pelaporan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Barito Kuala.
KELIMA
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Marabahan
pada tanggal 1 September 2016
BUPATI BARITO KUALA,
(4)
Lampiran I: Keputusan Bupati Barito Kuala
Nomor
188.45/ 299 /KUM/ 2016
Tanggal 1 September 2016
DAFTAR SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PENILAI USAHA PERKEBUNAN
KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2016.
NO NAMA/NIP JABATAN/INSTANSI KEDUDUKANDALAM TIM
1
2
3
4
H. PURKAN, SH
NIP. 19650103 199203 1 010
SUWARTONO SUSANTO,SP.MS
NIP. 19671124 198803 1005
H. ZAINUDDIN, S.Sos,M.P.
NIP. 19621221 198503 1 009
AMINA OKTRIYANA, S.Hut
NIP. 19781022 200801 2 017
Kepala Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kab. Batola
Kabid. Bina Usaha dan
Budidaya Dishutbun Batola
Kasi. Tata Kelola Lahan
Konservasi Setempat Dishutbun
Batola
Kasi. Legalitas Usaha dan
Pengendalian Budidaya
Dishutbun Batola
Penanggung
Jawab
Ketua
Sekretaris
Anggota
BUPATI BARITO KUALA,
(5)
Lampiran II : Keputusan Bupati Barito Kuala
Nomor
188.45/ 299 /KUM/ 2016
Tanggal 1 September 2016
PETUNJUK PELAKSANAANA. Dasar
1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2009 Tanggal 14 Pebruari 2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan
2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan Melalui Program Revitalisasi Perkebunan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata kerja DinasDinas Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 Nomor 16);Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 9 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Nomor 17) ; 5. Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Barito Kuala Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 35….. .
6. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) Tahun Anggaran 2016cq. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Barito Kuala.
B. Latar Belakang Umum
Usaha perkebunan sudah sejak lama memberi peran yang cukup penting dalam peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, pengembangan ekonomi wilayah, peranan dalam ekologi yaitu peningkatankonservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyediaoksigen dan penyangga kawasan lindung serta social budaya yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa.Dengan peran yang sangat strategis tersebut, sudahselayaknya perkembangan yang telah dicapai harusterus ditingkatkan dan dibina serta diawasi sehinggakeberadaan perkebunan akan memberikan kontribusiyang lebih optimal, khususnya dalam memanfaatkansumber daya lahan yang semakin terbatas.Ketentuan mengenai pembinaan dan pengawasanperkebunan secara khusus telah ditetapkan dalamUndangUndang Nomor 39 Tahun 2013 tentangPerkebunan . Salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan adalah melalui penilaian usaha perkebunan. Penilaian Usaha Perkebunan yang merupakan konsekuensi terhadap terbatasnya ketersediaan lahan usaha serta tuntutan perkembangan pengelolaan usaha perkebunan. Berbagai tuntutan global saat ini tentunya harus dapat kita sikapi dengan bijak, antara lain dengan adanya aturan pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya kelapa sawit, ketentuan mengenai lingkungan dan pembangunan perkebunan berkelanjutan, permintaan pasar
(6)
internasional, mutu produk, transparansi dan perhatian yang lebih tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.
Penilaian terhadap usaha perkebunan merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu yang cukup lama secara berkelanjutan setiap 3 tahun sekali. Tujuan penilaian pada dasarnya adalah untuk mengetahui kinerja yang dicapai oleh perusahaan, terutamamenyangkut aspek teknis, manajemen usaha dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Sejalan dengan era otonomi daerah pada dasarnya pelaksanaan penilaian usaha dilakukan di tingkat kabupaten/kota untuk usaha perkebunan yang lokasi areal/bahan bakunya berada dalam satu wilayah kabupaten/kota dan oleh provinsi untuk usaha.
perkebunan yang lokasi areal/bahan bakunya berada pada lintas kabupaten/kota. Penilaian usaha perkebunan dilakukan tidak hanya mencakup perkebunanyang sudah operasional dalam pengertian memiliki
HGU tetapi juga mencakup kebun kebun yang masih dalam tahap pembangunan, seperti halnya di Kabupaten Barito Kuala terdapat 11 (sebelas) perusahaan yang telah mendapat IUP sehingga terhadap ke 11 perusahaan tersebut akan dilaksanakan penilaian Usaha Tahap Pembangunan sehingga termonitor perkembangannya.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud :untuk mengetahui kinerja yang dicapai oleh perusahaan, terutama menyangkut aspek teknis, manajemen usaha dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku terhadap perusahaan pemilik Izin Usaha Perkebunan (IUP).
Tujuan : Agar pelaksanaan Penilaian Usaha Perkebunan di Kabupaten Barito Kuala secara legal prosedural sehingga diperoleh hasil yang dapat menggambarkan tentang tingkat pencapaian sasaran dari hasil pengelolaan Perusahaan/kinerja Perusahaan selama tahun 2016 ini sesuai RKT dan LKUP (Laporan semester yang disampaikan ke Dinas/instansi terkait)serta dapat di tetapkan hasil penilaian sesuai dengan keadaan dan kondisi perusahaan pada saat dinilai dan hasil verifikasi dokumen/kuisioner yang disampaikan
D. Objek Kegiatan Penilaian Usaha Perkebunan Tahap Pembangunan Tahun 2016
Obyek penilaian adalah Perusahaan Besar Swasta di Kabupaten Barito Kuala yang telah memiliki IUP dengan rincian sebagai berikut :
No Nama
Peusahaan Izin Lokasi Izin lokasiLuas (ha) Izin Usaha Perkebunan
1 PT. Agri
Bumi Sentosa
Nomor : 73 tanggal 22 Pebruari 2007 dan perpanjangan izin
188.45/306/KUM/2 011
30 Nopember 2011
10.000 Ha IUP Nomor
188.45/146/KUM/2010 tanggal 27 April 2010 seluas 12.409,08 Ha Revisi IUP Nomor : 188.45/457/KUM/2014 Tanggal 15.172 Ha Nomor
188.45/133/KUM/2010 tanggal 15 April 2010
2.409,80 Ha Nomor
188.45/1200/KUM/2010 tanggal 08 Juni 2010
140 Ha Nomor
(7)
tanggal 15 April 2012 2 PT. PBB (Putra Bangun Bersama) Nomor 245 Tahun 2007
tanggal 13 Juni 2007 5.000 Ha IUP Nomor 188.45/452/KUM/2007
tanggal 08 Oktober 2007 Nomor 188.45/329/KUM/2010 tanggal 24 Nopember 2010 4.200 Ha IUP Nomor 188.45/256/KUM/2011 tanggal 15 September 2011 Revisi IUP Nomor 188.45/456.b/KUM/201 3 tentng Perubahan atas Kep Bupati Nomor 188.45/452/KUM/2007 dan Nomor 188.45/256/KUM/2011 tanggal 24 September 2013 luas 10.956 Ha 3 PT. TAL (Tasnida Agro Lestari Nomor 188.45/414/KUM/2007 tanggal 14 Agustus 2007 7.900 Ha IUP Nomor 188.45/33/KUM/2010 tanggal 27 Januari 2010 seluas 10.810 Ha Revisi IUP Nomor : 188.45/254/KUM/2012 tanggal 03 Agustus 2012 luas 10.810 Nomor 188.45/272/KUM/2009 tanggal 26 Oktober 2009 2.910 Ha 4 PT. TDK (Tiga Daun Kapuas) Izin Lokasi No. 188.45/128/KUM/2009 tanggal 22 Mei 2009 9.000 Ha IUP Nomor 188.45/255/KUM/2011 tanggal 15 September 2011 seluas 6.294 Ha 5 PT. Barito Putera Plantation Izin Lokasi No. 188.45/227/KUM/2009 tanggal 01 September 2009 15.017 Ha IUP Nomor 188.45/175/KUM/2010 tanggal 30 September 2010 seluas 15.017 Ha Revisi IUP Nomor : 188.45/507/KUM/2014 tanggal 08 September 2014 luas IUP 13.005,80 Ha
6 PT. ASA Izin Lokasi Nomor
188.45/71/KUM/2012 tanggal 09 Pebruari 2012 2.635 Ha IUP Nomor 188.45/289.a/KUM/2013 tanggal 11November 2013 seluas 2.437,97 Ha
7 PT. MAS Izin Lokasi Nomor
188.45/127.a/KUM/2011 tanggal 08 April 2011 1.891 Ha IUP Nomor 188.45/369/KUM/2013 tanggal 31 Desember 2013 seluas 1.000 Ha 8 PT. AW
Sawit Izin Lokasi dari Bupati Barito Kuala Nomor 188.45/204/KUM/2013 tanggal 29 Juli 2013
1.440,634
Ha IUP Nomor 188.45 / 40a /KUM/2014 tanggal 04 September 2014
(8)
Karet 188.45/336/KUM/2010 tanggal 06 Desember 2010 dan perpanjangan Izin Lokasi Nomor 188.45/282/KUM/2012 tanggal 21 September 2012 serta Izin Lokasi Nomor
188.45/277/KUM/2012
dan luasan
2.363,5 Ha 549.d /KUM/2014 tanggal 30 September 2014
10 PT.
Anugerah Sawit Andalan (ASIH)
Izin lokasi Nomor 188.45/300/KUM/2015 tanggal 05 Mei 2014
luas 2.031,733 Ha
IUP Nomor
188.45/485/KUM/2015 tanggal 11 September 2015 luas 1.786,93 Ha 11
. KUD. Manuntung Izin lokasi Nomor188.45/198/KUM/2015 tanggal 12 Mei 2015
Luas 2.150
Ha IUP Nomor 188.45/484/KUM/2015
tanggal 11 September 2015 luas 2.150 Ha Pelaksanaan Penilaian Usaha Perkebunan
1. Penilaian dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah memiliki sertifikat Penilai yang telah didapatkan melalui pelatihan petugas Penilai Usaha Perkebunan yang telah diselenggarakan oleh Dirjen Perkebunan bekerjasama dengan Balai/lembaga pendidikan Perkebunan (dengan masa berlaku sertifikat penilai selama 3 tahun).
2. Jadwal Penilaian seperti tabel dibawah ini :
No Uraian Jadwal Pelaksanaan
1. Penyampaian Surat
Pemberitahuan Bulan Oktober
2. Penyampaian Kuisioner/Format
Isian PUP Bulan Oktober
3. Pelaksanaan Penilaian Usaha
Perkebunan BulanDesember 2016 Oktober –
3. Penilaian Usaha oleh petugas penilai tersebut diatas dibantu oleh Petugas Pencacah berdasarkan kuisioner yang di sampaikan dan di isikan
4. Setelah dilakukan penilaian petugas melakukan pembobotan hasil penilaian sehingga diputuskan hasil penilaian Sementara dan kemudian disampaikan hasilnya kepada Tim Penilai Provinsi untuk di diskusikan dan dikoordinasikan baik kelengkapan dokumen maupun sesuai peraturan yang berlaku kemudian hasil tersebut diumumkan melalui surat pemberitahuan penilaian sementara kepada setiap Perusahaan yang dinilai, diberikan tenggang waktu apabila terdapat sanggahan atau adanya ketidaksetujuan dari yang bersangkutan (perusahaan) maka perlu klarifikasi dan verifikasi ulang terhadap dokumen yang disampaikan (perlu dilengkapi kembali terhadap dokumen yang kurang) kemudian ditetapkan hasil penilaian berdasarkan kelengkapan dokumen tadi dan hasil penilaian dilapangan (hasil wawancara/kuisioner dengan pihak Manajemen) dengan ketetapan Bupati Barito Kuala.
5. Hasil penilaian menyangkut 7 kompenan yang dinilai yaitu Legalitas, Manajemen, Penyelesaian Hak Atas Tanah, Realisasi Pembangunan Kebun
(9)
dan atau unit pengolahan, Kepemilikan Sarana Prasarana dan Sistem Pencegahan dan Pengedalian Kebakaran , Kepemilikan Sarana Prasarana dan Sistem Pencegahan dan Pengedalian OPT, Penerapan Amdal atau UKL dan UPL, Penumbuhan dan Pemberdayaan Masyarakat/Koperasi setempat dan Pelaporan selama Tahun 2015
6. Tahapan Pengolahan data Penilaian Usaha Perkebunan seperti Pedoman Pengolahan data berikut ini :
PEDOMAN PENGOLAHAN DATA UNTUK PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 07/Permentan/OT.140/2/2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan telah ditetapkan bahwa penilaian usaha dilakukan terhadap perusahaan perkebunan yang masih dalam tahap pembangunan maupun tahap operasional.
Pengertian tahap pembangunan menurut Peraturan Menteri tersebut adalah periode perusahaan perkebunan sejak mendapatkan izin usaha perkebunan (IUP), izin usaha perkebunan budidaya (IUPB), atau izin usaha perkebunan pengolahan (IUPP) sampai saat tanaman perkebunan yang diusahakan mulai menghasilkan dan/atau sampai unit pengolahan hasil perkebunan mulai beroperasi komersial.
Untuk pelaksanaan kegiatan penilaian usaha perkebunan di lapangan diperlukan adanya kuesioner untuk pengambilan data dan pedoman pengolahan datanya untuk menentukan keragaan usaha perkebunan.
Data untuk bahan penilaian usaha perkebunan ini merupakan data pembangunan perkebunan pada periode 3 tahun terakhir sebelum penilaian saat ini.
Pengolahan data merupakan tahap terakhir dari serangkaian tahapan didalam proses penilaian usaha perkebunan, sebagai tahap akhir maka hasilnya sangat dipengaruhi oleh hasil pelaksanaan tahap sebelumnya.
Seperti telah disebutkan diatas, tahap pengolahan data merupakan tahap kegiatan yang dilakukan terhadap hasil pencacahan di lapangan kemudian dibandingkan dengan standar yang ada untuk menentukan nilai keragaan usaha perkebunan. Nilai keragaan digali dari berbagai variabel yang terdapat didalam tabeltabel kuesioner. Tabeltabel yang sejenis disatukan ke dalam kelompok. Kelompok kelompok tersebut kemudian disatukan menjadi apa yang disebut Sub Sistem.
Sub Sistem untuk penilaian usaha perkebunan tahap pembangunan terdiri dari 9 sub sistem yaitu Sub sistem Legalitas (Leg), Manajemen (M), Penyelesaian Hak Atas Tanah (PHAT), Realisasi Pembangunan (Rbang), Kepemilikan Sarpras Kebakaran (KS K), Kepemilikan Sarpras OPT (KSOPT), Penerapan Hasil Amdal (Ling), Penumbuhan & pemberdayaan masyarakat (Sos), dan Pelaporan (Pl).
Didalam upaya mencapai peningkatan obyektivitas pada penetapan kelas usaha perkebunan, penilaian untuk setiap sub sistem mempunyai peran yang sama terhadap hasil penilaian.
Nilai total yang diperoleh masingmasing sub sistem selanjutnya dijadikan penentu dalam penetapan kelas usaha perkebunan.
(10)
PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHAP PEMBANGUNAN
Kegiatan diawali dengan mempertanyakan metoda pembukaan lahan yang digunakan.
- Apabila dilakukan dengan pembakaran dan ketika dilihat nyatanyata terbukti
secara sah yang dinyatakan dalam bentuk tertulis dari instansi yang berwenang, maka proses pengolahan data/penilaian dihentikan.
I. SUB SISTEM LEGALITAS
Penilaian dilakukan terhadap legalitas usaha perkebunan yang telah dimiliki mulai dari awal pelaksanaan kegiatan usaha perkebunan dimaksud, dengan uraian sebagai berikut :
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 4. b. Cara penilaian
Nilai kelompok legalitas ditentukan dengan melihat kepatuhan terhadap semua peraturan dan perizinan, seperti Izin Usaha Perkebunan, HGU, Izin Prinsip dan Izin Tetap BKPM (untuk yang mendapatkan fasilitas penanaman modal dari pemerintah), Izin Gangguan (HO), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Standar penilaian :
Perizinan lengkap Nilai 100
Memiliki IUP dan HGU, izin lainnya dalam proses Nilai 75
Memiliki IUP, izin lainnya dalam proses Nilai 50
Tidak memiliki izin Nilai 0
II. SUB SISTEM MANAJEMEN
Dalam penilaian sub sistem manajemen, nilai untuk tiaptiap kelompok ditentukan dari masingmasing sub kelompok sebagai berikut :
A. Kelompok Visi dan Misi Serta Struktur Organisasi
1. Sub Kelompok Visi dan Misi
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 5 b. Cara penilaian
Dilihat dari keberadaan visi dan misi, dengan penilaian sebagai berikut :
Memiliki visi dan misi tertulis Nilai .100
Memiliki visi dan misi tidak tertulis Nilai 50
Tidak memiliki visi dan misi Nilai 0
2. Sub Kelompok Struktur Organisasi
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 5. b. Cara penilaian
• Apabila perusahaan memiliki struktur organisasi yang diterapkan secara penuh (tidak ada perangkapan jabatan) diberi nilai 100
• Apabila perusahaan memiliki struktur organisasi yang tidak diterapkan secara penuh (ada perangkapan jabatan) diberi nilai 50
• Apabila perusahaan tidak memiliki struktur organisasi diberi nilai 0 3. Sub Kelompok Uraian tugas dan penerapannya pada setiap tingkatan jabatan
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 5. b. Cara penilaian
Nilai Keberadaan uraian tugas dan penerapannya pada setiap tingkatan jabatan baik tertulis maupun tidak tertulis adalah sebagai berikut :
- Ada uraian tugas secara tertulis dan diterapkan sepenuhnya Nilai 100
- Ada uraian tugas secara tertulis tapi tidak diterapkan sepenuhnya Nilai
50
(11)
Catatan :
Penilaian dilakukan bagi tiap tingkatan jabatan. Nilai akhir merupakan nilai ratarata dari tiap tingkatan jabatan.
Nilai Kelompok Visi dan Misi Serta Struktur Organisasi adalah ratarata dari nilai sub kelompok Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Uraian Tugas.
B. Kelompok Perencanaan dan Kontrol
Nilai perencanaan dan Kontrol perusahaan ditentukan dengan melihat ada tidaknya rencana kegiatan tahunan dan realisasinya serta keberadaan rencana 5 tahunan dari perusahaan, sebagai berikut :
1. Sub Kelompok Rencana tahunan dan realisasi a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 5. b. Cara penilaian
Memiliki rencana tahunan dan seluruhnya terealisasi sesuai dengan rencana tahunan diberi nilai 100
Memiliki rencana tahunan dan sebagian besar terealisasi tidak sesuai dengan rencana tahunan diberi nilai 75
Memiliki rencana tahunan dan sebagian kecil terealisasi tidak sesuai dengan rencana tahunan diberi nilai 50
Tidak memiliki rencana tahunan diberi nilai 0 2. Sub Kelompok Rencana lima tahunan
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
- Memiliki rencana lima tahunan secara rinci diberi nilai 100
- Memiliki rencana lima tahunan secara garis besar diberi nilai 50
- Tidak memiliki rencana lima tahunan diberi nilai 0
Nilai Kelompok Perencanaan dan Kontroladalah ratarata dari nilai sub kelompok Rencana tahunan dan rencana lima tahunan
C. Kelompok Manajemen Keuangan
Kelompok manajemen keuangan terdiri dari 2 sub kelompok, sebagai berikut : 1. Sub Kelompok Laporan Keuangan
Nilai sub kelompok Laporan Keuangan ditentukan oleh keberadaan neraca perusahaan & laporan rugi laba (3 tahun terakhir), dan pemeriksaan akuntan publik
a. Data berasal dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
- Memiliki neraca perusahaan dan laporan rugi laba (3 tahun terakhir) yang disusun dan disahkan oleh akuntan publik diberi nilai 100
- Memiliki neraca perusahaan dan laporan rugi laba (3 tahun terakhir) tetapi tidak disusun dan tidak disahkan oleh akuntan publik diberi nilai 50
- Tidak memiliki neraca perusahaan dan laporan rugi laba (3 tahun terakhir) yang disusun dan disahkan oleh akuntan publik diberi nilai 0 2. Sub Kelompok Kondisi Keuangan
Nilai sub kelompok Kondisi Keuangan ditentukan berdasarkan hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan oleh Akuntan Publik.
a. Data berasal dari kuesioner halaman 7. b. Cara penilaian
(12)
- Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan sehat sekali diberi nilai 100
- Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan sehat diberi nilai 75
- Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan Kurang sehat diberi nilai
50
- Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan Tidak sehat diberi nilai
25
- Tidak ada Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan diberi nilai 0
Nilai Kelompok Manajemen Keuanganadalah ratarata dari nilai sub kelompok Laporan Keuangan dan Kondisi Keuangan
D. Kelompok Manajemen Sumber Daya Manusia
Kelompok Manajemen SDM terdiri dari 7 sub kelompok, yaitu Perekrutan, Penggajian & Insentif, Jenjang karier, Pemutusan Hubungan Kerja Karyawan, Kapabilitas Pimpinan, Kursus dan Pelatihan.
1. Sub Kelompok Perekrutan
a. Data berasal dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
Dilihat dari kepemilikan sistem dan prosedur perekrutan serta penerapannya, dengan rincian sebagai berikut :
- Memiliki sistem dan prosedur perekrutan dan diterapkan sepenuhnya diberi nilai 100
- Memiliki sistem dan prosedur perekrutan tetapi tidak diterapkan
sepenuhnya diberi nilai 50
- Tidak memiliki sistem dan prosedur perekrutan diberi nilai 0
2. Sub Kelompok Penggajian & Insentif a. Data berasal dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
Dilihat dari kepemilikan sistem Penggajian & Insentif serta penerapannya, dengan rincian sebagai berikut :
- Memiliki sistem Penggajian & Insentif dan diterapkan sepenuhnya diberi
nilai 100
- Memiliki sistem Penggajian & Insentif tetapi tidak diterapkan sepenuhnya
diberi nilai 50
- Tidak memiliki sistem Penggajian & Insentif diberi nilai 0 3. Sub Kelompok Jenjang karier
a. Data berasal dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
Dilihat dari kepemilikan sistem Penjenjangan & Penilaian Karier serta penerapannya, dengan rincian sebagai berikut :
- Memiliki sistem Penjenjangan & Penilaian Karier dan diterapkan sepenuhnya diberi nilai 100
- Memiliki sistem Penjenjangan & Penilaian Karier tetapi tidak diterapkan
sepenuhnya diberi nilai 50
- Tidak memiliki sistem Penjenjangan & Penilaian Karier diberi nilai 0
4. Sub Kelompok Pemutusan Hubungan Kerja Karyawan a. Data berasal dari kuesioner halaman 6.
b. Cara penilaian
Dilihat dari besarnya pemutusan hubungan kerja karyawan yang terjadi dalam 3 tahun terakhir, tidak termasuk yang pensiun, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
(13)
- Terjadi pemutusan hubungan kerja karyawan 5% s/d < 10 % diberi nilai 75
- Terjadi pemutusan hubungan kerja karyawan > 10% diberi nilai 0
5. Sub Kelompok Kapabilitas Pimpinan
a. Data berasal dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
Dilihat dari kesesuaian pendidikan dengan persyaratan jabatan, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
- > 80% dari pimpinan mempunyai tingkat pendidikan yang sesuai dengan
persyaratan jabatan diberi nilai 100
- 60% s/d 80% dari pimpinan mempunyai tingkat pendidikan yang sesuai
dengan persyaratan jabatan diberi nilai 75
- Hanya < 60% dari pimpinan mempunyai tingkat pendidikan yang sesuai
dengan persyaratan jabatan diberi nilai 50
Catatan : Persyaratan pendidikan minimal untuk pimpinan perusahaan adalah S1
6. Sub Kelompok Kursus
a. Data berasal dari kuesioner halaman 7. b. Cara penilaian
Dilihat dari jumlah dan jenis kursus yang diikuti setiap tahunnya, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
- > 5 jenis kursus yang diikuti oleh petugas yang berbeda diberi nilai 100
- > 5 jenis kursus yang diikuti oleh petugas peserta ada yang sama diberi
nilai 75
- < 5 jenis kursus diberi nilai 50
- Tidak ada yang mengikuti kursus diberi nilai 0
7. Sub Kelompok Pelatihan.
a. Data berasal dari kuesioner halaman 7. b. Cara penilaian
Dilihat dari jumlah karyawan yang dilatih dan dipromosikan, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
- Apabila seluruh karyawan yang dilatih lalu dipromosikan diberi nilai 100
- Apabila >50 % karyawan yang dilatih dipromosikan diberi nilai 75
- Apabila < 50% karyawan yang dilatih dipromosikan diberi nilai 50
- Apabila karyawan yang dilatih tidak ada yang dipromosikan diberi nilai
25
- Tidak ada pelatihan karyawan diberi nilai 0
Nilai Kelompok Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ratarata dari nilai sub kelompok Perekrutan, Penggajian & Insentif, Jenjang karier, Pemutusan Hubungan Kerja Karyawan, Kapabilitas Pimpinan, Kursus dan Pelatihan.
E. Kelompok Kesejahteraan Karyawan
Kelompok Kesejahteraan Karyawan terdiri dari 6 sub kelompok, yaitu Upah dan Tunjangan, Tunjangan Kesehatan, Keselamatan Kerja, Jaminan Social, Perumahan, dan Bonus
1. Sub Kelompok Upah dan Tunjangan
a. Data berasal dari kuesioner halaman 7. b. Cara penilaian
Dilihat dari besarnya Upah dan Tunjangan karyawan paling rendah dibandingkan dengan UMR, dengan rincian sebagai berikut :
(14)
- Upah dan Tunjangan karyawan = UMR setempat diberi nilai 50
- Upah dan Tunjangan karyawan < UMR setempat diberi nilai 0
2. Sub Kelompok Tunjangan Kesehatan a. Data berasal dari kuesioner halaman 8. b. Cara penilaian
Dilihat dari besarnya biaya kesehatan / pengobatan karyawan yang ditanggung perusahaan, dengan rincian sebagai berikut :
- Biaya kesehatan/pengobatan karyawan tetap dan karyawan lepas 100%
ditanggung perusahaan diberi nilai 100
- Biaya kesehatan/pengobatan karyawan tetap 100% ditanggung
perusahaan diberi nilai 75
- Biaya kesehatan/pengobatan karyawan tetap dan karyawan lepas
sebagian ditanggung perusahaan diberi nilai 50
- Biaya kesehatan/pengobatan karyawan tetap sebagian ditanggung
perusahaan diberi nilai 25
- Biaya kesehatan/pengobatan karyawan tetap dan karyawan lepas tidak
ditanggung perusahaan diberi nilai 0 3. Sub Kelompok Keselamatan Kerja
a. Data berasal dari kuesioner halaman 8 b. Cara penilaian
Dilihat dari kepemilikan peraturan dan perlengkapan keselamatan kerja, dengan rincian sebagai berikut :
- Perusahaan memiliki peraturan dan perlengkapan keselamatan kerja
secara lengkap diberi nilai 100
- Perusahaan memiliki peraturan tetapi perlengkapan keselamatan kerja
tidak lengkap diberi nilai 75
- Perusahaan tidak memiliki peraturan keselamatan kerja tetapi memiliki
perlengkapannya diberi nilai 50
- Perusahaan tidak memiliki peraturan dan perlengkapan keselamatan
kerja diberi nilai 0
4. Sub Kelompok Jaminan Sosial
a. Data berasal dari kuesioner halaman 8. b. Cara penilaian
Dilihat dari keberadaan Program Jaminan Social Tenaga Kerja di
perusahaan dan jumlah karyawan yang diikutsertakan program jamsostek, dengan rincian sebagai berikut :
- Perusahaan memiliki Program Jaminan Social Tenaga Kerja untuk
seluruh karyawan diberi nilai 100
- Perusahaan memiliki Program Jaminan Social Tenaga Kerja untuk
sebagian karyawan diberi nilai 50
- Perusahaan tidak memiliki Program Jaminan Social Tenaga Kerja diberi
nilai 0
5. Sub Kelompok Perumahan
a. Data berasal dari kuesioner halaman 8 b. Cara penilaian
Dilihat dari penyediaan sarana perumahan atau jaminan perumahan untuk karyawan, dengan rincian sebagai berikut :
- Perusahaan menyediakan sarana perumahan atau jaminan perumahan
untuk seluruh karyawan diberi nilai 100
- Perusahaan menyediakan sarana perumahan atau jaminan perumahan
untuk > 75% karyawan diberi nilai 75
- Perusahaan menyediakan sarana perumahan atau jaminan perumahan
(15)
- Perusahaan menyediakan sarana perumahan atau jaminan perumahan untuk < 50% karyawan diberi nilai 25
- Perusahaan tidak menyediakan sarana perumahan atau jaminan
perumahan untuk karyawan diberi nilai 0 6. Sub Kelompok Bonus / THR
a. Data berasal dari kuesioner halaman 9. b. Cara penilaian
Dilihat dari pemberian bonus / THR per tahun dan jumlah karyawan yang menerima, dengan rincian sebagai berikut :
- Seluruh karyawan menerima bonus / THR minimal 1 kali per tahun diberi nilai 100
- > 75% karyawan menerima bonus / THR minimal 1 kali per tahun diberi
nilai 75
- 50% 75% karyawan menerima bonus / THR minimal 1 kali per tahun
diberi nilai 50
- < 50% karyawan menerima bonus / THR minimal 1 kali per tahun diberi
nilai 25
- Tidak ada bonus / THR yang diberikan per tahun diberi nilai 0
Nilai Kelompok Kesejahteraan Karyawan adalah ratarata dari nilai sub kelompok Upah dan Tunjangan, Tunjangan Kesehatan, Keselamatan Kerja, Jaminan Social, Perumahan, dan Bonus
F. Kelompok Koperasi Karyawan
Kelompok koperasi karyawan terdiri dari empat sub kelompok penilaian, yaitu Badan Hukum Koperasi, Jumlah karyawan yang menjadi anggota koperasi, Penjualan/hibah saham perusahaan untuk koperasi, dan Penggunaan asset perusahaan oleh koperasi, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
1. Badan Hukum Koperasi
a. Data berasal dari kuesioner halaman 9. b. Cara penilaian
Dilihat dari status badan hukum koperasi, dengan rincian sebagai berikut
- Koperasi karyawan sudah berbadan hukum diberi nilai 100
- Koperasi karyawan belum berbadan hukum diberi nilai 50
- Tidak memiliki Koperasi karyawan diberi nilai 0
2. Jumlah Karyawan yang menjadi anggota koperasi a. Data berasal dari kuesioner halaman 9.
b. Cara penilaian
Dilihat dari jumlah karyawan yang menjadi anggota koperasi, dengan rincian sebagai berikut :
- >30 % karyawan menjadi anggota koperasi diberi nilai 100
- <30 % karyawan menjadi anggota koperasi diberi nilai 50
- Tidak ada karyawan yang menjadi anggota koperasi diberi nilai 0
3. Penjualan/hibah saham perusahaan untuk koperasi a. Data berasal dari kuesioner halaman 9
b. Cara penilaian
Dilihat dari ada tidaknya penjualan/hibah saham perusahaan untuk koperasi, dengan rincian sebagai berikut :
- Ada penjualan atau hibah saham perusahaan untuk koperasi, diberi nilai 100
- Tidak ada penjualan atau hibah saham perusahaan untuk koperasi, diberi nilai 0
(16)
4. Penggunaan asset perusahaan oleh koperasi a. Data berasal dari kuesioner halaman 9. b. Cara penilaian
Dilihat dari ada tidaknya penggunaan asset perusahaan oleh koperasi, dengan rincian sebagai berikut :
- Ada penggunaan asset perusahaan oleh koperasi diberi nilai 100
- Tidak ada penggunaan asset perusahaan oleh koperasi diberi nilai 0
Nilai Kelompok Koperasi Karyawan merupakan ratarata dari nilai ke empat sub kelompok berikut : Badan Hukum Koperasi, Jumlah karyawan yang menjadi anggota koperasi, Penjualan/hibah saham perusahaan untuk koperasi, dan Penggunaan asset perusahaan oleh koperasi.
G. Kelompok Organisasi Karyawan
Kelompok organisasi karyawan terdiri dari dua sub kelompok penilaian, yaitu Keberadaan organisasi karyawan dan Pembuatan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB), dengan rincian penilaian sebagai berikut :
1. Keberadaan Organisasi Karyawan
a. Data berasal dari kuesioner halaman 9. b. Cara penilaian
Dilihat dari ada tidaknya organisasi karyawan dalam perusahaan dan aktifitasnya, dengan rincian sebagai berikut :
- Ada organisasi karyawan dan aktif diberi nilai 100
- Ada organisasi karyawan tetapi tidak aktif diberi nilai 50
- Belum ada organisasi karyawan diberi nilai 0
2. Pembuatan Kesepakatan kerja Bersama (KKB) a. Data berasal dari kuesioner halaman 10. b. Cara penilaian
Dilihat dari dibuat tidaknya KKB dan pelaksanaannya, dengan rincian sebagai berikut:
- Sudah dibuat KKB dan dilaksanakan diberi nilai 100
- Sudah dibuat KKB tetapi tidak dilaksanakan diberi nilai 50
- Belum ada KKB diberi nilai 0
Nilai Kelompok Organisasi Karyawan merupakan ratarata dari nilai ke dua sub kelompoknya, yaitu Keberadaan Organisasi Karyawan dan Pembuatan Kesepakatan kerja Bersama.
H. Kelompok Fasilitas Sosial untuk Karyawan
Kelompok Fasilitas Sosial untuk Karyawanterdiri dari 4 sub kelompok, yaitu Kesehatan, Sekolah, Rumah Ibadah, dan Olah Raga & Hiburan.
1. Sub Kelompok Kesehatan
Sub kelompok kesehatan terdiri dari dua variabel penilaian, yaitu ketersediaan sarana kesehatan dan ketersediaan tenaga medis, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
1.1. Ketersediaan sarana kesehatan
a. Data berasal dari kuesioner halaman 11. b. Cara penilaian
Dilihat dari tersedia tidaknya sarana Kesehatan, dengan rincian sebagai berikut :
- Perusahaan menyediakan sarana kesehatan diberi nilai 100
(17)
Catatan : Jika ada sarana kesehatan milik pemerintah yang terjangkau jaraknya atau perusahaan memberi penggantian biaya kesehatan, maka nilai sub kelompok kesehatan diberi maksimal atau 100
1.2. Ketersediaan Tenaga Medis
a. Data berasal dari kuesioner halaman 11. b. Cara penilaian
Dilihat dari tersedia tidaknya tenaga medis, dengan rincian sebagai berikut:
- Perusahaan menyediakan tenaga medis diberi nilai 100
- Perusahaan tidak menyediakan tenaga medis diberi nilai 0
Nilai Sub Kelompok Kesehatan merupakan ratarata dari nilai ke dua variable, yaitu variabel Ketersediaan sarana kesehatan dan variabel Ketersediaan Tenaga Medis.
2. Sub Kelompok Sekolah
a. Data berasal dari kuesioner halaman 10. b. Cara penilaian
Dilihat dari ketersediaan sekolah atau sarana pendidikan, dengan rincian sebagai berikut :
- Perusahaan menyediakan sekolah / sarana pendidikan diberi nilai 100
- Perusahaan tidak menyediakan sekolah/sarana pendidikan diberi
nilai 0
Catatan : Jika ada sarana pendidikan milik pemerintah yang terjangkau jaraknya atau perusahaan memberi tunjangan biaya pendidikan, maka nilai sub kelompok sekolah diberi maksimal atau 100.
3. Sub Kelompok rumah ibadah
a. Data berasal dari kuesioner halaman 10. b. Cara penilaian
Dilihat dari ketersediaan fasilitas sarana beribadah, dengan rincian sebagai berikut :
- Perusahaan menyediakan fasilitas sarana beribadah diberi nilai 100
- Perusahaan tidak menyediakan fasilitas sarana beribadah diberi nilai 0
4. Sub Kelompok olah raga dan hiburan
a. Data berasal dari kuesioner halaman 10. b. Cara penilaian
Dilihat dari ketersediaan fasilitas sarana olah raga dan hiburan, dengan rincian sebagai berikut :
- Perusahaan menyediakan fasilitas sarana olah raga dan sarana hiburan
diberi nilai 100
- Perusahaan hanya menyediakan fasilitas sarana olah raga diberi nilai
50
- Perusahaan hanya menyediakan fasilitas sarana kesenian diberi nilai 50
- Perusahaan tidak menyediakan fasilitas sarana olah raga maupun
sarana hiburan diberi nilai 0
Nilai Kelompok Fasilitas Sosial untuk Karyawanadalah ratarata dari nilai sub kelompok Kesehatan, Sekolah, Rumah Ibadah, dan Olah Raga & Hiburan.. I. Kelompok Tenaga Kerja Anak
a. Data berasal dari kuesioner halaman 10. b. Cara penilaian
(18)
- Perusahaan tidak mempekerjakan tenaga kerja anak, baik secara tetap maupun secara insidentil diberi nilai 100
- Perusahaan mempekerjakan tenaga kerja anak, baik secara tetap maupun
secara insidentil diberi nilai 0
J. Kelompok Pelaporan dan Transparansi Informasi
Kelompok Pelaporan dan Transparansi Informasiterdiri dari 2 sub kelompok, yaitu sub kelompok Pelaporan dan sub kelompok Transparansi Informasi.
1. Sub kelompok Pelaporan
a. Data berasal dari kuesioner halaman 10 b. Cara penilaian
Dilihat dari kepatuhan dalam pemberian laporan kepada instansi terkait, dengan rincian sebagai berikut :
- Mengirimkan laporan ke pemberi izin dan BPS secara lengkap dan tepat
waktu diberi nilai 100
- Mengirimkan laporan ke pemberi izin dan BPS secara lengkap tidak tepat waktu diberi nilai 75
- Mengirimkan laporan ke pemberi izin dan BPS tidak lengkap dan tidak
tepat waktu diberi nilai 50
- Tidak mengirimkan laporan diberi nilai 0
2. Sub kelompok Informasi Lingkungan, Sosial dan Hukum a. Data berasal dari kuesioner halaman 11
b. Cara penilaian
Dilihat dari ketersediaan informasi lingkungan, sosial dan hukum perusahaan, dengan rincian sebagai berikut :
- Informasi tersedia dalam bentuk tertulis yang mudah diperoleh atau
diakses oleh masyarakat diberi nilai 100
- Informasi tersedia dalam bentuk tertulis tetapi sulit diperoleh atau
diakses oleh masyarakat diberi nilai 50
- Informasi tidak tersedia dalam bentuk tertulis diberi nilai 0
Nilai Kelompok Pelaporan dan Transparansi Informasiadalah ratarata dari nilai sub kelompok Pelaporan dan nilai sub kelompok Transparansi Informasi.
Nilai sub system manajemen merupakan ratarata dari nilai seluruh kelompok, dengan nilai maksimal yang dapat dicapai adalah 100
III. SUB SISTEM PENYELESAIAN HAK ATAS TANAH
Penilaian subsistem penyelesaian hak atas tanah di dasarkan atas capaian dari proses penyelesaian hak atas tanah pada saat dilakukan pencacahan.
Penilaian didasarkan pada beberapa variabel dalam tahapan penyelesaian hak atas tanah, yaitu Pembebasan lahan, Pembahasan tingkat daerah (Panitia B), Pengiriman persetujuan dari Panitia B ke BPN Pusat dan Penerbitan SK HGU, serta Penerbitan sertifikat Hak Atas Tanah, dengan rincian sebagai berikut :
1. Pembebasan Lahan : a. Kawasan Hutan,
Proses penyelesaian pembebasan lahan kawasan hutan, ditargetkan selesai sampai dengan terbitnya SK Pelepasan dalam kurun waktu 12 bulan, sejak terbitnya IUP.
Nilai yang diperoleh adalah didasarkan pada angka prosentase realisasi pelaksanaan pembebasan
Penilaian diberikan berdasarkan capaian tahapan dalam waktu yang ditentukan (12 bulan sejak IUP Terbit) sebagai berikut :
- Persetujuan Prinsip 25 % ==> Nilai 25
(19)
- SK Pelepasan 100 % ==> Nilai 100 b. Areal Penggunaan Lain (Non kawasan hutan)
Proses penyelesaian pembebasan lahan APL (non kawasan hutan), ditargetkan selesai dalam kurun waktu 6 bulan, sejak terbitnya IUP.
Nilai yang diperoleh adalah didasarkan pada angka prosentase realisasi pelaksanaan pembebasan
Penilaian diberikan berdasarkan capaian tahapan dalam waktu yang ditentukan (6 bulan sejak IUP Terbit) sebagai berikut :
- Sosialisasi 20 % ==> Nilai 20
- Penyelesaian sebagian ganti rugi dilihat dari persentase luas areal yang dibebaskan terhadap luas izin lokasinya ditambah nilai sosialisasi
- Penyelesaian ganti rugi seluruh areal 100 % ==> Nilai 100
2. Pembahasan tingkat daerah (Panitia B),
Proses penyelesaian pembahasan tingkat daerah (Pan B), ditargetkan selesai dalam kurun waktu 12 bulan, sejak terbitnya IUP.
Penilaian diberikan berdasarkan capaian tahapan dalam waktu yang ditentukan (12 bulan sejak IUP Terbit) sebagai berikut :
- Dalam Proses 50 % ==> Nilai 50
- Selesai pembahasan 100 % ==> Nilai 100
3. Pengiriman persetujuan dari Panitia B ke BPN Pusat & Penerbitan SK HGU, Proses penyelesaian hak atas tanah sampai terbitnya SK HGU ditargetkan selesai dalam kurun waktu 18 bulan, sejak terbitnya IUP.
Penilaian diberikan berdasarkan capaian tahapan dalam waktu yang ditentukan (18 bulan sejak IUP Terbit) sebagai berikut :
- Pengiriman persetujuan dari Panitia B ke BPN Pusat 25 %==> Nilai 25
- Penelitian kelengkapan 60 % ==> Nilai 60
- Penerbitan SK HGU 100 % ==> Nilai 100
4. Penerbitan sertifikat Hak Atas Tanah
Proses penerbitan sertifikat hak atas tanah ditargetkan selesai dalam kurun waktu 24 bulan, sejak terbitnya IUP.
Penilaian diberikan berdasarkan capaian tahapan dalam waktu yang ditentukan (24 bulan sejak IUP Terbit) sebagai berikut :
- Pengiriman SK HGU ke Kabupaten/Kantor Agraria 25 %==> Nilai 25
- Pengukuran ulang untuk kepastian luas areal 60 %==> Nilai 60
- Penerbitan Sertifikat HGU 100 % ==> Nilai 100
Penetapan Nilai Sub Sistem penyelesaian hak atas tanah :
Nilai Sub Sistem penyelesaian hak atas tanah merupakan ratarata dari nilai ke lima variabel yang ada.
IV. SUB SISTEM REALISASI PEMBANGUNAN KEBUN DAN / ATAU UNIT PENGOLAHAN
Penilaian didasarkan pada beberapa variabel dalam sub sistem ini, yaitu Bahan Tanam, Pembibitan, Pembangunan Kebun, Pembangunan Unit Pengolahan, dan Pembangunan sarana prasarana, dengan rincian sebagai berikut :
(20)
Informasi yang digunakan berasal dari kuesioner halaman 11 12 1. Bahan Tanam,
Penilaian di dasarkan pada realisasi pengadaan bahan tanam dan kualitasnya yang ditunjukkan dengan adanya sertifikat dari sumber benih resmi.
a. Realisasi:
- pengadaan bahan tanam sampai dengan saat ini ... % dari target
sampai dengan saat ini ==>(misal a %) b. Kualitas bahan tanam (misal b %):
- Jika bahan tanam bersertifikat diberi nilai 100%
- Jika bahan tidak tanam bersertifikat diberi nilai 0%
Nilai yang diperoleh = hasil pengalian realisasi dan kualitas (a %) x (b %) x 100 Daftar sumber benih resmi :
No Komoditi Nama Sumber Benih
1 Kelapa Sawit PPKS, PT. Socfindo, PT. Lonsum, PT.
Dami Mas, PT. Tunggal Yunus, PT. Bina Sawit Makmur, PT. Tania Selatan, PT. Bakti Tani Nusantara
2. Pembibitan,
Penilaian di dasarkan pada realisasi pembibitan dan kualitas bibitnya (kondisi bibit dan pembibitan secara umum).
a. Realisasi:
- pembibitan sampai dengan saat ini ... % dari target ==>(misal a %) b. Kualitas bibit (misal b %):
- Jika kondisi bibit & pembibitan baik, diberi nilai 100%
- Jika kondisi bibit & pembibitan sedang, diberi nilai 75%
- Jika kondisi bibit & pembibitan tidak baik, diberi nilai 50%
Nilai yang diperoleh = hasil pengalian realisasi dan kualitas (a %) x (b %) x 100 Catatan :
- Baik : Pertumbuhan subur dan seragam dengan kondisi pembibitan bersih
tidak terserang OPT
- Sedang : Sebagian besar (>60%) pertumbuhan subur dan seragam dengan kondisi pembibitan bersih terdapat terserang OPT ringan (< 25%)
- Tidak baik : diluar kondisi baik dan sedang
3. Pembangunan Kebun,
Penilaian di dasarkan pada realisasi pembangunan kebun dan kualitas tanamannya.
a. Realisasi:
pembangunan kebun sampai dengan saat ini ... % dari target (misal a %) b. Kualitas tanaman (misal b %):
- Jika kondisi kebun & tanaman baik, diberi nilai 100%
- Jika kondisi kebun & tanaman sedang, diberi nilai 75%
- Jika kondisi kebun & tanaman tidak baik, diberi nilai 50%
Nilai yang diperoleh = hasil pengalian realisasi dan kualitas (a %) x (b %) x 100 Catatan :
- Apabila dalam rencana kerja belum ada rencana penanaman maka nilai untuk
(21)
- Baik : Pertumbuhan subur dan seragam dengan kondisi kebun bersih tidak terserang OPT
- Sedang : Sebagian besar (>60%) pertumbuhan subur dan seragam dengan kondisi kebun bersih terdapat terserang OPT ringan (< 25%)
- Tidak baik : diluar kondisi baik dan sedang
4. Pembangunan Unit Pengolahan,
Penilaian di dasarkan pada realisasi pembangunan UPH dan kualitasnya. a. Realisasi:
pembangunan UPH sampai dengan saat ini ... % dari target (misal a %) b. Kualitas tanaman (misal b %):
- Jika kondisi UPH seluruhnya berfungsi, diberi nilai 100%
- Jika kondisi UPH sebagian berfungsi, diberi nilai 50%
- Jika kondisi UPH tidak berfungsi diberi nilai 0%
Nilai yang diperoleh = hasil pengalian realisasi dan kualitas (a %) x (b %) x 100 Catatan : Apabila dalam rencana kerja belum ada target pembangunan UPH maka
nilai untuk variabel ini adalah 100 5. Pembangunan sarana prasarana
Penilaian di dasarkan pada realisasi pembangunan Sarana prasarana dan kualitasnya.
a. Realisasi:
pembangunan Sarana prasarana sampai dengan saat ini ... % dari target (misal a %)
b. Kualitas tanaman (misal b %):
- Jika kondisi Sarana prasarana seluruhnya berfungsi, diberi nilai 100%
- Jika kondisi Sarana prasarana sebagian berfungsi, diberi nilai 50%
- Jika kondisi Sarana prasarana tidak berfungsi diberi nilai 0%
Nilai yang diperoleh = hasil pengalian realisasi dan kualitas (a %) x (b %) x 100
Penetapan Nilai Sub Sistem pembangunan kebun dan / UPH:
Nilai Sub Sistem pembangunan kebun dan / UPH merupakan ratarata dari nilai ke lima variabel yang ada.
V. SUB SISTEM KEPEMILIKAN SARANA PRASARANA, SISTEM CEGAH DAN
KENDALI KEBAKARAN
Penilaian didasarkan pada dua variabel dalam sub sistem ini, yaitu kepemilikan sarana & prasarana cegah dan kendali kebakaran, dan kepemilikan sistem cegah dan kendali kebakaran, dengan rincian sebagai berikut :
Informasi yang digunakan berasal dari kuesioner halaman 13
1. Kepemilikan sarana & prasarana cegah dan kendali kebakaran
Dilakukan penilaian terhadap :
- kelengkapan sarana dan prasarana cegah dan kendali kebakaran yang
dimiliki:
Lengkap (ada peralatan utama, deteksi dini dan pusdal) dan berfungsi, dinilai 100%
Tidak lengkap, namun berfungsi dinilai 50%
Tidak lengkap dan tidak berfungsi dinilai 0%
- kesesuaian sarana prasarana yang dimiliki dibandingkan dengan baku
teknis/spek
Jika sesuai dinilai 100%
(22)
Nilai variabel ini = hasil perkalian dari kelengkapan dan kesesuaian Sarana pencegahan dan pengendalian kebakaran
No Kelompok Peralatan Jenis Alat
1 Peralatan Utama Peralatan Tangan
Pompa air Transportasi Komunikasi Logistik
Kelengkapan Personil
2 Peralatan Deteksi Dini Menara Api
Patroli
3 Peralatan di Pusdal
2. Kepemilikan sistem cegah dan kendali kebakaran
Dilakukan penilaian terhadap :
- Memiliki sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) cegah dan kendali kebakaran =>
dinilai 100
- Tidak memiliki sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) cegah dan kendali kebakaran => dinilai 0
- Kondisi umum sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) cegah dan kendali kebakaran yang dimiliki dibandingkan dengan baku teknis/spek, jika sesuai dan berfungsi ==> dinilai 100
- Kondisi umum sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) cegah dan kendali kebakaran yang dimiliki dibandingkan dengan baku teknis/spek, jika sesuai tapi tidak berfungsi ==> dinilai 0
Nilai variabel ini = hasil perkalian dari keberadaan sistem dan kondisi umum Penetapan Nilai Sub Sistem kepemilikan sarana prasarana dan sistem cegah dan kendali kebakaran:
Nilai Sub Sistem kepemilikan sarana prasarana dan sistem cegah dan kendali kebakaran merupakan ratarata dari nilai ke dua variabel yang ada.
VI. SUB SISTEM KEPEMILIKAN SARANA PRASARANA, SISTEM CEGAH DAN KENDALI OPT
Penilaian didasarkan pada dua variabel dalam sub sistem ini, yaitu kepemilikan sarana & prasarana cegah dan kendali OPT, dan kepemilikan sistem cegah dan kendali OPT, dengan rincian sebagai berikut :
Informasi yang digunakan berasal dari kuesioner halaman 13 – 14 1. Kepemilikan sarana & prasarana cegah dan kendali OPT
Dilakukan penilaian terhadap :
- kelengkapan sarana dan prasarana cegah dan kendali OPT yang dimiliki:
Lengkap (ada ketiga peralatan) dan berfungsi, dinilai 100%
Tidak lengkap, namun berfungsi dinilai 50%
Tidak lengkap dan tidak berfungsi dinilai 0%
- kesesuaian sarana prasarana yang dimiliki dibandingkan dengan baku
teknis/spek
Jika sesuai dinilai 100%
Tidak sesuai dinilai 50%
Sarana pencegahan dan pengendalian OPT :
(23)
2. Peralatan Pengendalian
3. Peralatan Pelindung Diri
Nilai variabel ini = nilai kelengkapan x nilai kesesuaian : 75% x 80% x 100 2. Kepemilikan sistem cegah dan kendali OPT
Dilakukan penilaian terhadap :
- Memiliki sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) cegah dan kendali OPT=> dinilai
100
- Tidak memiliki sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) cegah dan kendali OPT=>
dinilai 0
- Kondisi umum sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) cegah dan kendali OPT
yang dimiliki dibandingkan dengan baku teknis/spek, jika sesuai dan berfungsi ==> dinilai 100
- Kondisi umum sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) cegah dan kendali OPT
yang dimiliki dibandingkan dengan baku teknis/spek, jika sesuai tapi tidak berfungsi ==> dinilai 0
Nilai variabel ini = hasil perkalian dari keberadaan sistem dan kondisi umum Penetapan Nilai Sub Sistem kepemilikan sarana prasarana dan sistem cegah dan kendali OPT:
Nilai Sub Sistem kepemilikan sarana prasarana dan sistem cegah dan kendali OPT merupakan ratarata dari nilai ke dua variabel yang ada.
VII. SUB SISTEM PENERAPAN AMDAL ATAU UKL/UPL
Penilaian didasarkan pada tiga variabel dalam sub sistem ini, yaitu kepemilikan sarana & prasarana penerapan AMDAL, UKL/UPL, kepemilikan sistem penerapan AMDAL, UKL/UPL, dan realisasi penerapan AMDAL, UKL/UPL, dengan rincian sebagai berikut :
Informasi yang digunakan berasal dari kuesioner halaman 15 1. Kepemilikan sarana & prasarana penerapan AMDAL, UKL/UPL
Dilakukan penilaian terhadap :
- kelengkapan sarana dan prasarana penerapan AMDAL, UKL/UPL yang dimiliki
yang diukur dengan persentase jumlah yang dimiliki dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya dimiliki, misalnya 75%
- kesesuaian sarana prasarana yang dimiliki dibandingkan dengan baku
teknis/spek yang dipersyaratkan di dalam dokumen AMDAL & UKL/UPL (dalam %), misalnya 80%
Nilai variabel ini = nilai kelengkapan x nilai kesesuaian : 75% x 80% x 100 2. Kepemilikan sistem penerapan AMDAL, UKL/UPL
Dilakukan penilaian terhadap :
- Keberadaan sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) penerapan AMDAL,
UKL/UPL yang dimiliki yang diukur dengan persentase jumlah yang dimiliki dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya dimiliki, misalnya 75%
- Kondisi umum sistem (organisasi, SDM, SOP teknis) penerapan AMDAL,
UKL/UPL yang dimiliki dibandingkan dengan baku teknis/spek, misalnya 75%
3. Realisasi penerapan AMDAL, UKL/UPL
Penilaian di dasarkan pada realisasi penerapan AMDAL, UKL/UPL dan kualitasnya.
(24)
penerapan AMDAL, UKL/UPL sampai dengan saat ini ... % dari target (misal a %)
b. Kualitas tanaman (misal b %):
- Jika kondisi umum penerapan AMDAL, UKL/UPL baik, diberi nilai 100%
- Jika kondisi umum penerapan AMDAL, UKL/UPL sedang, diberi nilai 75%
- Jika kondisi umum penerapan AMDAL, UKL/UPL Kurang baik, diberi nilai
50%
Nilai yang diperoleh = nilai realisasi x nilai kualitas (a %) x (b %) x 100 Penetapan Nilai Sub Sistem penerapan AMDAL, UKL/UPL:
Nilai Sub Sistem penerapan AMDAL, UKL/UPL merupakan ratarata dari nilai ke tiga variabel yang ada.
VIII. SUB SISTEM PENUMBUHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT / KOPERASI SETEMPAT
Penilaian didasarkan pada beberapa variabel dalam sub sistem ini, yaitu
Pembangunan kebun untuk masyarakat, Kemitraan, dan Pembangunan/pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat, dengan rincian sebagai berikut :
Informasi yang digunakan berasal dari kuesioner halaman 15 16 1. Pembangunan kebun untuk masyarakat (bobot 50%),
Penilaian di dasarkan pada realisasi Pembangunan kebun untuk masyarakat dan kualitasnya.
a. Realisasi:
- Pembangunan kebun untuk masyarakat sampai dengan saat ini ... %
dari target (misal a %) b. Kualitas kebun (misal b %):
- Jika kondisi kebun baik, diberi nilai 100%
- Jika kondisi kebun sedang, diberi nilai 75%
- Jika kondisi kebun tidak baik, diberi nilai 50%
Nilai yang diperoleh = nilai realisasi x nilai kualitas (a %) x (b %) x 100 Catatan :
- Baik : Pertumbuhan subur dan seragam dengan kondisi kebun bersih
tidak terserang OPT
- Sedang : Sebagian besar (>60%) pertumbuhan subur dan seragam dengan
kondisi kebun bersih terdapat terserang OPT ringan (< 25%)
- Tidak baik : diluar kondisi baik dan sedang
2. Kemitraan (bobot 25%),
Penilaian di dasarkan pada realisasi pelaksanaan kemitraan. a. Realisasi:
kemitraan sampai dengan saat ini ... % dari target (misal a %) b. Kualitas kemitraan (misal b %):
- Jika kondisi kemitraan berjalan baik, diberi nilai 100%
- Jika kondisi kemitraan berjalan sedang, diberi nilai 75%
- Jika kondisi kemitraan tidak baik, diberi nilai 50%
Nilai yang diperoleh = nilai realisasi x nilai kualitas (a %) x (b %) x 100
3. Pembangunan / pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat (bobot 25%), Penilaian di dasarkan pada realisasi pembangunan / pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat dan kualitas tanamannya.
(25)
- pembangunan / pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat sampai dengan saat ini ... % dari target (misal a %)
b. Kualitas tanaman (misal b %):
-Jika kondisi/pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat baik, dinilai 100%
-Jika kondisi/pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat sedang dinilai
75%
-Jika kondisi/pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat tidak baik
dinilai 50%
Nilai yang diperoleh = nilai realisasi x nilai kualitas (a %) x (b %) x 100 Penetapan Nilai Sub Sistem pembangunan/pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat:
Nilai Sub Sistem pembangunan / pengadaan sarana prasarana untuk masyarakat merupakan jumlah bobot tertimbang dari nilai ke tiga variabel yang ada.
IX. SUB SISTEM PELAPORAN
Penilaian didasarkan pada beberapa variabel dalam sub sistem ini, yaitu Hak atas tanah, Pembangunan kebun dan/ pabrik milik perusahaan, Pemilikan sarpras & sistem pengendalian kebakaran, Pemilikan sarpras & sistem pengendalian OPT, Penerapan AMDAL, UKL/UPL, dan Penumbuhan dan pemberdayaan masyarakat dengan rincian sebagai berikut :
Informasi yang digunakan berasal dari kuesioner halaman 17
Penilaian didasarkan pada realisasi pengiriman laporan dan kelengkapannya, sbb :
- Jika laporan lengkap dan tepat waktu diberi nilai 100%
- Jika laporan lengkap dan tidak tepat waktu diberi nilai 75%
- Jika laporan kurang lengkap tepat waktu diberi nilai 50%
- Jika laporan tidak lengkap dan tidak tepat waktu diberi nilai 25%
- Jika tidak mengirim laporan diberi nilai 0
Penilaian dilakukan terhadap variabel : 1. Hak atas tanah,
2. Pembangunan kebun dan/ pabrik milik perusahaan, 3. Pemilikan sarpras & sistem pengendalian kebakaran, 4. Pemilikan sarpras & sistem pengendalian OPT,
5. Penerapan AMDAL, UKL/UPL
6. Penumbuhan dan pemberdayaan masyarakat Penetapan Nilai Sub Sistem pelaporan
Nilai Sub Sistem pelaporan merupakan ratarata dari nilai ke enam variabel yang ada.
CARA MENETAPKAN KELAS KEBUN
Kelas kebun ditetapkan berdasarkan nilai terendah yang dicapai oleh salah satu dari sembilan sub sistem yang ada, dengan batasan sebagai berikut :
>80 s/d 100 termasuk kebun kelas A (baik sekali)
>60 s/d < 80 termasuk kebun kelas B (baik)
> 40 s/d < 60 termasuk kebun kelas C (sedang)
> 20 s/d < 40 termasuk kelas kebun D (kurang)
< 20 termasuk kelas kebun E (kurang sekali)
(26)
I. SUB SISTEM LEGALITAS
Penilaian dilakukan terhadap legalitas usaha perkebunan yang telah dimiliki mulai dari awal pelaksanaan kegiatan usaha perkebunan dimaksud, dengan uraian sebagai berikut :
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 2 3. b. Cara penilaian
Nilai kelompok legalitas ditentukan dengan melihat kepatuhan terhadap semua peraturan dan perizinan, seperti Izin Usaha Perkebunan, HGU, Izin Prinsip dan Izin Tetap BKPM (untuk yang mendapatkan fasilitas penanaman modal dari pemerintah), Izin Gangguan (HO), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Standar penilaian :
Perizinan lengkap Nilai 100
Memiliki IUP dan HGU, izin lainnya dalam proses Nilai 75
Memiliki IUP, izin lainnya dalam proses Nilai 50
Tidak memiliki izin Nilai 0
II. SUB SISTEM MANAJEMEN
Dalam penilaian sub sistem manajemen, nilai untuk tiaptiap kelompok ditentukan dari masingmasing sub kelompok sebagai berikut :
A. Kelompok Visi dan Misi Serta Struktur Organisasi
1. Sub Kelompok Visi dan Misi
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 5 b. Cara penilaian
Dilihat dari keberadaan visi dan misi, dengan penilaian sebagai berikut :
Memiliki visi dan misi tertulis Nilai .100
Memiliki visi dan misi tidak tertulis Nilai 50
Tidak memiliki visi dan misi Nilai 0
2. Sub Kelompok Struktur Organisasi
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 5. b. Cara penilaian
• Apabila perusahaan memiliki struktur organisasi yang diterapkan secara penuh (tidak ada perangkapan jabatan) diberi nilai 100
• Apabila perusahaan memiliki struktur organisasi yang tidak diterapkan secara penuh (ada perangkapan jabatan) diberi nilai 50
• Apabila perusahaan tidak memiliki struktur organisasi diberi nilai 0
3. Sub KelompokUraian tugas dan penerapannya pada setiap tingkatan jabatan
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 5. b. Cara penilaian
Nilai Keberadaan uraian tugas dan penerapannya pada setiap tingkatan jabatan baik tertulis maupun tidak tertulis adalah sebagai berikut :
- Ada uraian tugas secara tertulis dan diterapkan sepenuhnya Nilai 100
- Ada uraian tugas secara tertulis tapi tidak diterapkan sepenuhnya Nilai
50
- Tidak ada uraian tugas secara tertulis Nilai 0
Catatan :
Penilaian dilakukan bagi tiap tingkatan jabatan. Nilai akhir merupakan nilai ratarata dari tiap tingkatan jabatan.
Nilai Kelompok Visi dan Misi Serta Struktur Organisasi adalah ratarata dari nilai sub kelompok Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Uraian Tugas.
(27)
B. Kelompok Perencanaan dan Kontrol
Nilai perencanaan dan Kontrol perusahaan ditentukan dengan melihat ada
tidaknya rencana kegiatan tahunan dan realisasinya serta keberadaan rencana 5 tahunan dari perusahaan, sebagai berikut :
1. Sub Kelompok Rencana tahunan dan realisasi a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 5. b. Cara penilaian
Memiliki rencana tahunan dan seluruhnya terealisasi sesuai dengan rencana tahunan diberi nilai 100
Memiliki rencana tahunan dan sebagian besar terealisasi tidak sesuai dengan rencana tahunan diberi nilai 75
Memiliki rencana tahunan dan sebagian kecil terealisasi tidak sesuai dengan rencana tahunan diberi nilai 50
Tidak memiliki rencana tahunan diberi nilai 0 2. Sub Kelompok Rencana lima tahunan
a. Data diperoleh dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
- Memiliki rencana lima tahunan secara rinci diberi nilai 100
- Memiliki rencana lima tahunan secara garis besar diberi nilai 50
- Tidak memiliki rencana lima tahunan diberi nilai 0
Nilai Kelompok Perencanaan dan Kontroladalah ratarata dari nilai sub kelompok Rencana tahunan dan rencana lima tahunan
C. Kelompok Manajemen Keuangan
Kelompok manajemen keuangan terdiri dari 2 sub kelompok, sebagai berikut : 1. Sub Kelompok Laporan Keuangan
Nilai sub kelompok Laporan Keuangan ditentukan oleh keberadaan neraca perusahaan & laporan rugi laba (3 tahun terakhir), dan pemeriksaan akuntan publik
a. Data berasal dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
- Memiliki neraca perusahaan dan laporan rugi laba (3 tahun terakhir) yang disusun dan disahkan oleh akuntan publik diberi nilai 100
- Memiliki neraca perusahaan dan laporan rugi laba (3 tahun terakhir) tetapi tidak disusun dan tidak disahkan oleh akuntan publik diberi nilai 50
- Tidak memiliki neraca perusahaan dan laporan rugi laba (3 tahun terakhir) yang disusun dan disahkan oleh akuntan publik diberi nilai 0 2. Sub Kelompok Kondisi Keuangan
Nilai sub kelompok Kondisi Keuangan ditentukan berdasarkan hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan oleh Akuntan Publik.
a. Data berasal dari kuesioner halaman 6. b. Cara penilaian
- Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan sehat sekali diberi nilai
100
- Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan sehat diberi nilai 75
- Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan Kurang sehat diberi nilai
50
- Hasil penilaian kesehatan keuangan perusahaan Tidak sehat diberi nilai
25
(28)
Nilai Kelompok Manajemen Keuanganadalah ratarata dari nilai sub kelompok Laporan Keuangan dan Kondisi Keuangan
D. Kelompok Manajemen Sumber Daya Manusia
Kelompok Manajemen SDM terdiri dari 7 sub kelompok, yaitu Perekrutan, Penggajian & Insentif, Jenjang karier, Pemutusan Hubungan Kerja Karyawan, Kapabilitas Pimpinan, Kursus dan Pelatihan. 1. Sub Kelompok Perekrutan a. Data berasal dari kuesioner halaman 8. b. Cara penilaian Dilihat dari kepemilikan sistem dan prosedur perekrutan serta penerapannya, dengan rincian sebagai berikut :
- Memiliki sistem dan prosedur perekrutan dan diterapkan sepenuhnya diberi nilai 100
- Memiliki sistem dan prosedur perekrutan tetapi tidak diterapkan
sepenuhnya diberi nilai 50 - Tidak memiliki sistem dan prosedur perekrutan diberi nilai 0 2. Sub Kelompok Penggajian & Insentif a. Data berasal dari kuesioner halaman 8. b. Cara penilaian Dilihat dari kepemilikan sistem Penggajian & Insentif serta penerapannya, dengan rincian sebagai berikut : Memiliki sistem Penggajian & Insentif dan diterapkan sepenuhnya diberi nilai Tabel 3.2 Standar Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit (ton TBS/jam/ha/th) menurut kelas kesesuaian lahan Umur Kelas kesesuaian lahan
(tahun) S1 S2 S3
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 9,0 15,0 18.0 21.1 26.0 30.0 31.0 31.0 31.0 31.0 31.0 30.0 27.9 27.1 26.0 24.9 24.1 23.1 21.9 7.3 13.5 16.0 18.5 23.0 25.5 28.0 28.0 28.0 28.0 28.0 27.0 26.0 25.5 24.5 23.5 22.5 21.5 21.0 6.2 12.0 14.5 17.0 22.0 24.5 26.0 26.0 26.0 26.0 26.0 25.0 24.5 23.5 22.0 21.0 20.0 19.0 18.0
(29)
22 23 24 25 19.8 18.9 18.1 17.1 19.0 18.0 17.0 16.0 17.0 16.0 15.0 14.0
Jumlah 553.0 505.3 461.2
Ratarata 24.0 22.0 20.0
Tabel 3.3. Standar Produktivitas Tanaman Karet (kg KK/ha/th) menurut kesesuaian lahan.
Umur Kelas Lahan
(tahun) S1 S2 S3
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 456 1.039 1.404 1.622 1.756 1.713 1.638 1.705 1.636 1.744 1.655 1.618 1.662 1.677 1.694 1.731 1.782 1.743 1.705 1.725 1.764 1.565 1.552 1.523 1.508 1.281 456 778 1.039 1.291 1.402 1.483 1.478 1.534 1.605 1.648 1.622 1.663 1.684 1.689 1.761 1.681 1.674 1.795 1.570 1.463 1.530 1.532 1.536 1.507 1.239 1.092 352 564 795 993 1.144 1.197 1.208 1.287 1.327 1.360 1.304 1.240 1.517 1.556 1.523 1.379 1.508 1.434 1.598 1.133 833 481 452 435
Rataan 1.573 1.452 1.109
Jumlah 40.898 37.752 26.620
Tabel 3.4 Faktor Pembatas Kesesuaian Lahan (mineral) untuk Kelapa Sawit
N
o Parameter Simbol Faktor Pembatas
(30)
1 Elevasi (m
dpl) l < 200 200 – 300 300 – 400 > 400
2 Curah
hujan (mm/th)
h 1750 – 3000 1450 –
1750 > 3000
1250
1450 < 1250
3 Bulan
kering (bl/th)
k < 1 1 – 2 2 – 3 > 3
4 Penyinaran
matahari (jam/hr)
m > 6 5,5 – 6,0 5,0 – 5,5 < 5,0
5 Kedalama
efektif tanah (cm)
S > 100 50 – 100 25 – 50 < 25
6 Batuan
dalam tanah (%)
B < 3 3 – 15 15 – 40 > 40
7 Tekstur T Silty loam,
sandy clay loam, clay loam
Clay, sandy loam, loam
Loamy
sand, silt Heavy clay, sand
8 Kemiringan
(%) W < 8 8 – 15 15 – 30 > 30
9 Kelas
Drainase D Good, medium Slightly slow,
slightly fast
Fast, slow Very fast,
Very slow, Always flooded 10 Kemasama
n (pH H2O) A 5,0 – 6,0 4,0 – 5,06,0 – 6,5 3,5 – 4,06,5 – 7,0 < 3,5> 7,0
Tabel 3.5 Faktor Pembatas Kesesuaian Lahan (gambut) untuk Kelapa Sawit
N
o Parameter Simbol Faktor Pembatas
bol Tidak ada
(0) Ringan (1) Sedang (2) Berat (3)
1 Elevasi (m dpl) l < 200 200 – 300 300 – 400 > 400
2 Curah hujan
(mm/th) h 1750 –3000 1450 – 1750> 3000 1250 1450 < 1250
3 Bulan kering
(bl/th) k < 1 1 – 2 2 – 3 > 3
4 Penyinaran
matahari (jam/hr)
m > 6 5,5 – 6,0 5,0 – 5,5 < 5,0
5 Ketebalan
(1)
Kebun tidak memiliki sarana dan prasarana,diberi 0.
8.1.3. Sub kelompok pelaksanaan pengelolaan lingkungan. a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 30 31. b. Cara penilaian
Penilaian didasarkan atas realisasi pelaksanaan pengelolaan lingkungan (konservasi tanah & air) dibandingkan dengan rencananya, dengan rincian sebagai berikut :
Realisasi sama dengan rencana dan dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis dan kaidah konservasi,diberi 100. Realisasi sama dengan rencana tetapi belum dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis dan kaidah konservasi,diberi 75. Realisasi tidak sama dengan rencana dan dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis dan kaidah konservasi, diberi nilai 50 Tidak melaksanakan konservasi tanah dan air,diberi 0. Nilai Kelompok AMDALmerupakan nilai ratarata dari nilai ketiga sub kelompok penilai yang ada. B. Kelompok Kawasan Lindung, sumber air, sungai dan rehabilitasi lahan kritis. Kelompok ini hanya memiliki satu sub kelompok penilaian yaitu pengawasan kawasan, dengan rincian penilaian sebagai berikut : Sub KelompokPengawasan Kawasan.
Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 31 a. Cara penilaian
Penilaian didasarkan atas dilaksanakan atau tidaknya Pengawasan terhadap kawasan lindung/kawasan sekitar sumber air/sungai/danau atau rehabilitasi lahan kritis/hutan, dengan rincian sebagai berikut :
- Tidak melaksanakan Pengawasan karena tidak terdapat kawasan lindung/kawasan sekitar sumber air/sungai/danau atau rehabilitasi lahan kritis/hutan, diberi nilai 100;
- Melaksanakan Pengawasan kawasan lindung/kawasan sekitar sumber air/sungai/danau atau rehabilitasi lahan kritis/hutan secara tetap, diberi nilai 100;
- Melaksanakan Pengawasan kawasan lindung/kawasan sekitar sumber air/sungai/danau atau rehabilitasi lahan kritis/hutan sdecara insidentil, diberi nilai 50;
- Tidak melaksanakan Pengawasan kawasan lindung/kawasan sekitar sumber air/sungai/danau atau rehabilitasi lahan kritis/hutan padahal terdapat kawasannya, diberi nilai 0. C. Kelompok Pembakaran dan kebakaran lahan dan kebun. Kelompok ini terdiri dari tiga sub kelompok penilaian yaitu pembukaan dan pembersihan lahan serta peremajaan tanaman, sub kelompok organisasi dan petugas, serta sub kelompok sistem peringatan dini kebakaran, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
1. Sub kelompok Pembukaan dan pembersihan Lahan, serta peremajaan tanaman.
a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 31. b. Cara penilaian
Penilaian didasarkan atas cara / tehnik pembukaan dan pembersihan lahan yang dilakukan, dengan rincian sebagai berikut :
- Melakukan pembukaan dan pembersihan lahan secara mekanik tanpa bakar, diberi nilai 100;
- Melakukan pembukaan dan pembersihan lahan secara kimia tanpa bakar, diberi nilai 50;
- Melakukan pembukaan lahan ada yang dengan pembakaran, diberi nilai 0
(2)
- Tidak ada pembukaan /pembersihan lahan serta peremajaan pada kurun waktu 3 tahun terakhir diberi nilai 100
2. Sub Kelompok Kepemilikan Organisasi dan Petugas Penanggulangan Kebakaran.
a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 32. b. Cara penilaian
Penilaian didasarkan atas kepemilikan petugas yang kompeten untuk penanggulangan kebakaran dan struktur organisasinya, dengan rincian sebagai berikut :
Kebun memiliki organisasi dan petugas yang kompeten untuk penanggulangan kebakaran,diberi 100.
Kebun memiliki petugas yang kompeten untuk penanggulangan kebakaran tetapi tidak memiliki struktur organisasinya,diberi 50. Kebun tidak memiliki petugas yang kompeten untuk penanggulangan kebakaran dan struktur organisasinya diberi nilai 0 3. Sub kelompok sistem peringatan dini kebakaran. a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 32. b. Cara penilaian
Penilaian didasarkan atas keberadaan sistem peringatan dini, dengan rincian sebagai berikut :
- Memiliki sistem peringatan dini dan berfungsi maksimal,diberi 100. - Memiliki sistem peringatan dini tetapi Tidak berfungsi maksimal, diberi
nilai 50
- Tidak memiliki sistem peringatan dini,diberi nilai 0.
Nilai Kelompok Pembakaran dan kebakaran lahan dan kebun merupakan rata rata dari nilai ketiga sub kelompok penilai yang ada. D. Kelompok Pemanfaatan Lahan. Penilaian kelompok pemanfaatan lahan dilakukan terhadap tehnik pengolahan dan pemanfaatan lahan yang diterapkan perusahaan di kebun. a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 32. b. Cara penilaian Kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
- Tehnik pengolahan dan pemanfaatan lahan dilakukan sesuai dengan baku teknis berdasarkan jenis lahan, diberi nilai 100
- Tehnik pengolahan dan pemanfaatan lahan sebagian besar dilakukan sesuai dengan baku teknis berdasarkan jenis lahan, diberi nilai 75
- Tehnik pengolahan dan pemanfaatan lahan sebagian besar dilakukan tidak sesuai dengan baku teknis berdasarkan jenis lahan, diberi nilai 25 - Tehnik pengolahan dan pemanfaatan lahan dilakukan tidak sesuai
dengan baku teknis berdasarkan jenis lahan, diberi nilai 0
- Penanaman dilakukan di lahan gambut dengan kedalaman lebih dari yang diizinkan, diberi nilai 0
E. Kelompok Pelaporan dan Pemantauan Lingkungan terdiri dari 2 sub kelompok penilai, yaitu :
1. PemantauanLingkungan.
a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 32. b. Cara penilaian
Penilaian didasarkan atas pelaksanaan pemantauan, dengan rincian sebagai berikut :
- Pemantauan dilakukan secara periodik,diberi 100. - Pemantauan dilakukan secara insidentil,diberi 50. - Tidak melaksanakan pemantauan,diberi 0.
(3)
2. Sub kelompok Pelaporan.
a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 32. b. Cara penilaian
Penilaian didasarkan atas ketepatan waktu pelaporan, dengan rincian sebagai berikut :
- Pelaporan dilaksanakan kepada instansi berwenang tepat waktu,diberi 100,
- Pelaporan dilaksanakan kepada instansi berwenang tidak tepat waktu,diberi 50,
- Tidak melaksanakan pelaporan,diberi 0.
Nilai Kelompok Pemantauan dan Pelaporan Lingkungan merupakan nilai rata rata dari kedua sub kelompok penilai yang ada.
F. Kelompok Penerapan ISO 14000 / Manajemen Lingkungan
Penilaian didasarkan pada kepemilikan sertifikat ISO 14000, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 32. b. Cara penilaian
- Apabila kebun memiliki sertifikat ISO 14000 dan melaksanakan manajemen lingkungan, diberi nilai 100.
- Apabila kebun belum memiliki sertifikat ISO 14000 tetapi melaksanakan manajemen lingkungan, diberi nilai 50
- Apabila kebun memiliki sertifikat ISO 14000 tetapi tidak melaksanakan manajemen lingkungan, diberi nilai 0.
- Apabila kebun tidak melaksanakan manajemen lingkungan, diberi nilai 0. G. Kelompok Pengolahan Limbah. Kelompok pengolahan limbah terdiri atas dua sub kelompok, yaitu sub kelompok pengolahan limbah padat dan sub kelompok pengolahan limbah cari, dengan rincian penilaian sebagai berikut : 1. Sub Kelompok Pengolahan Limbah padat
Penilaian didasarkan pada pelaksanaan pengolahan limbah padat dan pemanfaatannya, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 33. b. Cara penilaian
- Apabila kebun melakukan pengolahan limbah padat dan hasilnya dimanfaatkan sendiri, diberi nilai 100.
- Apabila kebun melakukan pengolahan limbah padat dan hasilnya dijual, diberi nilai 80.
- Apabila kebun tidak melakukan pengolahan limbah padat namun menggunakannya sendiri, diberi nilai 50.
- Apabila kebun tidak melakukan pengolahan limbah padat namun langsung dijual, diberi nilai 20.
- Apabila limbah padat tidak dimanfaatkan , diberi nilai 0 - Apabila limbah padat dibakar, diberi nilai 0
- Khusus untuk komoditas yang tidak menghasilkan limbah padat, maka nilai untuk sub kelompok ini adalah 100.
2. Sub Kelompok Pengolahan Limbah Cair
Penilaian didasarkan pada pelaksanaan pengolahan limbah cair, dengan rincian penilaian sebagai berikut :
a. Data yang dipergunakan bersumber dari kuesioner halaman 33. b. Cara penilaian
- Apabila kebun melakukan pengolahan limbah cair dengan menggunakan reaktor (hitech), diberi nilai 100.
- Apabila kebun melakukan pengolahan limbah cair dengan menggunakan kolam standar, diberi nilai 80.
(4)
- Apabila kebun melakukan pengolahan limbah cair dengan menggunakan kolam yang tidak standar, diberi nilai 60.
- Apabila kebun tidak melakukan pengolahan limbah cair, diberi nilai 20.
- Khusus untuk kebun yang mengusahakan komoditas yang tidak menghasilkan limbah, diberi nilai 100.
Nilai Kelompok Pengolahan Limbah merupakan nilai ratarata dari kedua sub kelompok penilai yang ada.
Nilai Sub sistem Lingkunganmerupakan nilai ratarata dari ke tujuh kelompoknya (bobot masingmasing kelompok sama).
VII. SUB SISTEM PELAPORAN
Sub sistem Pelaporan merupakan sub sistem terakhir dalam penilaian usaha perkebunan. Variabel penilai dalam sub sistem pelaporan ini adalah kelengkapan dari pelaporan seluruh sub sistem yang ada, yaitu dimulai dari legalitas, manajemen, kebun, pengolahan hasil, sosial, ekonomi wilayah dan lingkungan, dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
- Isi laporan lengkap, dan disampaikan tepat waktu (Juni dan Desember), diberi nilai 100
- Isi laporan lengkap, dan disampaikan tidak tepat waktu, diberi nilai 75
- Isi laporan tidak lengkap, diberi nilai 40 - Tidak membuat laporan, diberi nilai 0 CARA MENETAPKAN KELAS KEBUN
Kelas kebun ditetapkan berdasarkan nilai terendah yang dicapai oleh salah satu dari delapan sub sistem yang ada, dengan batasan sebagai berikut :
>80 s/d 100 termasuk kebun kelas I (baik sekali) >60 s/d <80 termasuk kebun kelas II (baik)
>40 s/d <60 termasuk kebun kelas III (sedang) >20 s/d <40 termasuk kelas kebun IV (kurang)
<20 termasuk kelas kebun V (kurang sekali) Contoh.
Nilai masingmasing sub sistem adalah sebagai berikut :
- Legalitas : 65
- Manajemen : 75
- Kebun : 80
- Pengolahan : 75
- Sosial : 50
- Ekonomi : 65
- Lingkungan : 55
- Pelaporan : 75
Maka kelas kebunnya adalah III, dengan catatan apabila ingin meningkatkan kelasnya menjadi II maka harus diperbaiki kenirja dari sub sistem Sosial sehingga dapat mencapai nilai minimal 60.
BUPATI BARITO KUALA,
(5)
(6)