KERJA SAMA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN KAWASAN PERKOTAAN

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM Pasal 193 1 Uang milik pemerintahan daerah yang sementara belum digunakan dapat didepositokan danatau diinvestasikan dalam investasi jangka pendek sepanjang tidak mengganggu likuiditas keuangan daerah. 2 Bunga deposito, bunga atas penempatan uang di bank, jasa giro, danatau bunga atas investasi jangka pendek merupakan pendapatan daerah. 3 Kepala daerah dengan persetujuan DPRD dapat menetapkan peraturan tentang : a. penghapusan tagihan daerah, sebagian atau seluruhnya; dan b. penyelesaian masalah Perdata. Pasal 194 Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah diatur lebih lanjut dengan Perda yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

BAB IX KERJA SAMA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 195 1 Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerja sama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan. 2 Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diwujudkan dalam bentuk badan kerjasama antar daerah yang diatur dengan keputusan bersama. 3 Dalam penyediaan pelayanan publik, daerah dapat bekerja sama dengan pihak ketiga. 4 Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 3 yang membebani masyarakat dan daerah harus mendapatkan persetujuan DPRD. Pasal 196 1 Pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dikelola bersama oleh daerah terkait. 2 Untuk menciptakan efisiensi, daerah wajib mengelola pelayanan publik secara bersama dengan daerah sekitarnya untuk kepentingan masyarakat. 3 Untuk pengelolaan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, daerah membentuk badan kerja sama. 4 Apabila daerah tidak melaksanakan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, pengelolaan pelayanan publik tersebut dapat dilaksanakan oleh Pemerintah. Pasal 197 Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195 dan Pasal 196 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 198 1 Apabila terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar kabupatenkota dalam satu provinsi, Gubernur menyelesaikan perselisihan dimaksud. 2 Apabila terjadi perselisihan antarprovinsi, antara provinsi dan kabupatenkota di wilayahnya, serta antara provinsi dan kabupatenkota di luar wilayahnya, Menteri Dalam Negeri menyelesaikan perselisihan dimaksud. 3 Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 bersifat final. PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM

BAB X KAWASAN PERKOTAAN

Pasal 199 1 Kawasan perkotaan dapat berbentuk : a. Kota sebagai daerah otonom; b. bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan; c. bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan langsung dan memiliki ciri perkotaan. 2 Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dikelola oleh pemerintah kota. 3 Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dikelola oleh daerah atau lembaga pengelola yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada pemerintah kabupaten. 4 Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dalam hal penataan ruang dan penyediaan fasilitas pelayanan umum tertentu dikelola bersama oleh daerah terkait. 5 Di kawasan perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan, pemerintah daerah yang bersangkutan dapat membentuk badan pengelola pembangunan. 6 Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. 7 Ketentuan, sebagaimana dimaksud pada ayat 2, ayat 3, ayat 4, ayat 5, dan ayat 6 ditetapkan dengan Perda dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

BAB XI DESA