Jurnal Administrasi Bisnis JAB | Vol. 28 No. 1 November 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
124
Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi,
pelancongan, dan turisme. Aktifitas pariwisata dapat diklasifikasikan sebagai sebuah industri,
karena pariwisata merupakan kumpulan dari beberapa usaha perusahaan yang bertujuan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
wisatawan selama
melakukan suatu
perjalanan. Perusahaan tersebut dapat dicontohkan seperti industri perhotelan, industri rumah makan,
industri kerajinancinderamata, dan sebagainya. Indrustri pariwisata tak luput dari dimensi
pariwisata yang terdiri dari atraksi, transportasi, keramahtamahan, dan fasilitas.
Sehubungan dengan
keempat dimensi
pariwisata, wisatawan yang akan melakukan perjalanan, harus mempertimbangkannya sebaik
mungkin dalam proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan suatu keputusan menurut
Syamsi
2000:37, dapat
dimulai dari
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, membuat beberapa alternatif
kebijakan dengan pertimbangan tertentu, kemudian dipilih satu alternatif yang terbaik, melaksanakan
keputusan, dan mengevaluasi hasil keputusan yang telah diambil. Proses pengambilan keputusan tidak
luput dari perilaku konsumen, yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internalnya. Lingkungan,
kelas sosial, kebudayaan, keluarga, teman referensi adalah pengaruh dari faktor eksternal, sedangkan
motivasi, pembelajaran, kepribadian, persepsi dan sikap adalah pengaruh dari faktor internal.
Dalam mengambil sebuah keputusan bagi setiap pribadi wisatawan merupakan hal yang tidak
mudah. Pemasar dari usaha jasa dan layanan harus dapat mengerti yang di inginkan oleh wisatawan,
terutama dalam pemilihan tempat menginap. Banyak jenis akomodasi penginapan yang sedang
berkembang, salah satunya adalah guesthouse. Terbukti dalam kutipan berita media informasi
online Republika Online
, “Guesthouse di Kota Malang pertum-buhannya juga sangat pesat,
terutama dengan cara mendesain rumah-rumah bangunan
kuno menjadi
guesthouse yang
representatif yang membidik para wisatawan mancanegara”. Per-kembangan guesthouse di Kota
Malang saat ini sedang menjamur. Dilihat dari room rate yang lebih bersahabat di kantong,
penyajian dan pelayanan yang diterima dengan harga murah sudah sama seperti di hotel
berbintang, pelayanan di guesthouse yang lebih hangat, menciptakan suasana layaknya di rumah
sendiri. Seperti Kertanegara Premium Guesthouse yang hadir dengan nuansa pelayanan Jawa Modern,
Pelayanan dan ciri khas dari Kertanegara yakni
kebersihan menjadi
peluang untuk
terpilihnya Kertanegara sebagai tempat menginap sementara bagi wisatawan. Pemilihannya pun
disesuaikan dengan faktor internal wisatawan, baik dari segi keuangan, kepribadian, motivasi utama,
dan sebagainya. Memang tidak mudah untuk mengerti faktor internal dari perilaku wisatawan
dalam menentukan pilihannya. Sehingga, peneliti ingin belajar dan mengamati mengenai faktor
internal wisatawan melalui penelitian yang berjudul
“Pengaruh Faktor Internal Psikologis Wisatawan terhadap Pengambilan Keputusan
Tempat Menginap”. Tujuan Penelitian
Peneliti mempunyai beberapa tujuan di dalam penelitian ini, yakni :
1. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh faktor
internal psikologis wisatawan secara simultan terhadap
pengambilan keputusan
tempat menginap.
2. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh faktor
internal psikologis wisatawan secara parsial terhadap
pengambilan keputusan
tempat menginap.
3. Mengetahui dan menjelaskan salah satu variabel
diantara faktor internal psikologis wisatawan yang berpengaruh secara dominan terhadap
pengambilan keputusan tempat menginap.
2. KAJIAN PUSTAKA Pariwisata.
Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yakni pari yang artinya banyak, dan wisata yang
artinya pergi. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan berlibur. Orang
yang melakukan perjalan wisata disebut dengan wisatawan. Dapat dicirikan menurut Suwena
2010:36 adalah melakukan kegiatan berlibur lebih dari 24 jam, berekreasi, liburan, kesehatan,
pendidikan, keagamaan, dan olah raga dipakainya saat waktu kosong.
Guesthouse .
Salah satu
contoh dari
akomodasi penginapan yang sedang berkembang adalah
guesthouse. Menurut
Suwena 2010:91,
guesthouse adalah “Jenis akomodasi yang
bangunannya seperti tempat tinggal. Umumnya guesthouse hanya memiliki fasilitas dasar yaitu
kamar, sarapan dan tanpa fasilitas tambahan
Jurnal Administrasi Bisnis JAB | Vol. 28 No. 1 November 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
125
Kehadiran Kertanegara Premium Guest- house smakin menambah
, persaingan akomodasi
penginapan yang ada. Kertanegara hadir dalam nuansa dan interior adat Jawa Modern, penawaran
room rate yang sesuai dengan kantong wisatawan, serta lokasi yang strategis di tengah kota,
menjadikan peluang bagi Kertanegara untuk dipilih sebagai tempat menginap.
Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen adalah tahapan dan proses yang ditempuh oleh seorang individu atau
kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Mempelajari perilaku konsumen
dapat digunakan untuk memahami perilaku manusia secara umum dan bermanfaat bagi
konsumen untuk menjadi konsumen yang cerdas. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
adalah budaya, keadaan sosial, kepribadian, dan psikologis.
Psikologis Konsumen.
Psikologis konsumen dipelajari dalam bidang psikologi. Psikologi diambil dari kata
“Psyche” jiwa dan “Logos” ilmu yang dapat diartikan sebagai ilmu jiwa. Sedangkan psikologis
diambil dari kata psychological yang artinya adalah psikologis, kejiwaan, lebih fokus pada pemahaman
keadaan jiwa manusia. Adapun psikologis konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal yang
terdiri dari keluarga, teman referensi, budaya dan status sosial, serta dipengaruhi oleh faktor internal
yang terdiri dari: 1.
Motivasi. Motivasi berasal dari bahasa Latin,
movere yang
berarti dorongan
atau menggerakkan. Motivasi berawal dari sebuah
dorongan, dengan motivasi dapat menjadikan seorang individu untuk berusaha memenuhi
kebutuhan atau keinginannya. Motivasi adalah hal yang penting, karena motivasi adalah hal
yang
menyebabkan, menyalurkan,
dan mendukung perilaku manusia. Individu akan
selalu berusaha
untuk memenuhi
dan memuaskan
kebutuhannya. Kemampuan
berusaha dalam hal ini sama dengan pendapat Neal yang dikutip Nitisusastro 2013:70, yakni
“Suatu kekuatan dari dalam individu seseorang yang menggerakan perilaku yang memberi arah
dan tujuan terhadap perilaku tersebut”. 2.
Persepsi menurut Ferrinadewi 2008:42, berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti
menerima atau
mengambil. Persepsi
mempunyai dua dasar, yakni basis fisiologis karena untuk menciptakan sebuah persepsi
timbul dari panca indra manusia indra peraba, indra
pembau, indra
penglihatan, indra
pendengaran, dan indra perasa dan basis budaya, ekonomi, sosial dan psikologi karena
melalui proses ini, organisir dan interpretasi stimuli ikut terlibat. Pemberian respon lebih
cepat terjadi pada basis fisiologi yang menggunakan panca indra manusia. Persepsi
seseorang
pada suatu
rangsangan yang
diterimanya, akan berbeda satu dengan lainnya. Pandangan individu atau
kelompok sebagai konsumen terhadap suatu produk atau layanan
jasa bisa beragam dan sangat luas. Melalui rangsangan fisik, keadaan individu, dan
rangsangan
yang berhubungan
dengan lingkungan sekitar dapat digunakan untuk
mengetahui persepsi dari seseorang. 3.
Pembelajaran. Pembelajaran
merupakan faktor
psikologis yang dapat memberikan pemahaman dan
pengertian bagi
manusia terhadap
lingkungan dan segala sesuatu di sekitarnya. Dimulai dari penerimaan stimuli hingga
terjadinya interpretasi makna, dirasa secara sadar maupun tidak oleh konsumen. Melalui
pembelajaran, wisatawan akan menganalisis keuntungan dan manfaat apabila memilih dan
menggunakan produk atau layanan jasa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran wisatawan dalam mengambil sebuah keputusan adalah motivasi, isyarat,
respon, dan penguatan. Pembelajaran antara konsumen satu dengan lainnya pasti berbeda.
4. Kepribadian.
Kepribadian setiap konsumen satu dengan lainnya
pasti berbeda,
dibawakan dan
ditunjukkannya secara unik dan khas dalam caranya bertingkah laku, kebiasaan berfikir,
sikap, minat, dan pandangan hidup. Perilaku dan kepribadian setiap individu dapat berubah-ubah,
karena manusia selalu belajar akan hal baru di sepanjang hidupnya. Penentuan tanggapan dan
cara individu untuk memberikan respon terhadap lingkungan, dapat diamati sebagai
bentuk perilaku.
5. Sikap.
Sikap adalah sebuah akhir dari penilaian secara umum terhadap orang, produk, dan
pelayanan jasa. Sikap adalah suatu keadaan
Jurnal Administrasi Bisnis JAB | Vol. 28 No. 1 November 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
126
diri, seseorang
akan menunjukkan perilaku suka atau tidaknya,
termasuk dalam mengambil sebuah keputusan. Pembentukan
sikap wisatawan
dalam mengambil sebuah keputusan dapat dipengaruhi
oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga dan teman referensi, dan media massa. Sikap
dapat mempengaruhi perilaku konsumen, melalui sikap akan ditunjukkannya rasa suka
atau tidak suka pada produk maupun layanan jasa.
Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan terdiri dari dua kata kerja,
yakni pengambilan
dan keputusan.
Pengambilan adalah proses memutuskan jalan keluar dari masalah yang ada, dengan cara
mengambil dan menyusun rancangan dalam suatu rencana.
Keputusan dapat
diartikan hasil
pemecahan dari suatu masalah yang di hadapi dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan hal yang
akan dilakukan, dipilih, menanggung segala resiko yang terjadi, dan rencana lainnya. Keputusan yang
diambil tidak selalu diambil, bisa diambil, tetapi menunggu waktu, bahkan keputusan bisa untuk
tidak diambil.
Pengambilan sebuah kputusan dapat ditentukan dari fungsi perkiraan, produk atau
layanan jasa mana yang lebih hemat dan bermanfaat
bagi konsumen,
seperti biaya,
preferensi pribadi, keadaan yang mendesak dan fasilitas penyimpanan. Komponen pengambilan
keputusan terdiri
dari tujuan,
identifikasi alternative, faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya, dan sarana untuk mengukur hasil yang dicapai.
Keputusan Memilih
Pengambilan keputusan konsumen menurut Peter-Olson yang dikutip oleh Nitisusastro
2013:195, adalah sebuah proses interaksi antara sikap afektif, kognitif dan behavioral terhadap
faktor
lingkungan. Sikap
afektif sebagai
keyakinan, sikap kognitif sebagai pemahaman, dan sikap behavioral sebagai sikap pada dunia yang
nyata. Membeli atau tidak, merupakan bagian dari individu yang disebut behavior, dimana individu
akan melihat pada dunia nyata. Ada tiga tahapan dalam proses pengambilan keputusan yakni
masuknya informasi, pertimbangan konsumen untuk membeli, dan berakhir dengan pengambilan
keputusan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung Kertanegara Premium Guesthouse.
Sampel
Mengingat populasi
dari pengunjung
wisatawan yang menginap di Kertanegara Premium Guesthouse Malang adalah banyak dan
sifat dari industri pariwisata high season, sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti jumlah
populasinya. Maka peneliti mengambil sampel secukupnya dari populasi yang tidak diketahui.
Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Machin Champbell 1987:89, yang pada
akhirnya diperoleh 113 responden. Teknik Sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive.
Tujuannya agar dapat mempermudah peneliti dalam menganalisis pribadi seorang wisatawan.
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam penarikan sampel ini, yakni:
- Merupakan pengunjung sekaligus dapat di
katakan sebagai wisatawan yang sedang me- nginap di Kertanegara Premium Guesthouse.
- Pengunjung merupakan warga negara asli
Indonesia. -
Pengunjung telah mempunyai Kartu Tanda Penduduk.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner dan observasi.
Melalui kuisioner, akan mempermudahkan peneliti dalam mendapatkan data dengan sejumlah
pertanyaan yang diajukan dan berbentuk tulisan. Melalui observasi, dapat mempermudah peneliti
untuk semakin mengenal dan mengerti perilaku konsumen.
Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif dan analisis
regresi linier
berganda. Peneliti
memilih menganalisis dengan statistik deskriptif, dengan
tujuan untuk menjelaskan gambaran umum responden
dalam penelitian
ini. Dengan
menganalisis deskriptif,
peniliti dapat
menyesuaikan dengan kepribadiannya dalam memecahkan
masalah yang
timbul dalam
keseharian. Analisis kedua, peneliti menggunakan
analisis regresi linier berganda, karena peneliti ingin mengetahui hubungan yang signifikan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel bebas yakni faktor internal
psikologis wisatawan yang terdiri dari motivasi,
Jurnal Administrasi Bisnis JAB | Vol. 28 No. 1 November 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
127
= + +
+ +
+ + �
Keterangan : Y = keputusan memilih tempat menginap
a = konstanta b
1
= koefisien regresi variabel Motivasi. b
2
= koefisien regresi variabel Persepsi. b
3
= koefisien regresi variabel Pembelajaran b
4
= koefisien regresi variabel Kepribadian. b
5
= koefisien regresi variabel Sikap. X
1
= Motivasi X
2
= Persepsi X
3
= Pembelajaran X
4
= Kepribadian X
5
= Sikap e
= variabel pengganggu Mengetahui sumbangan serentak variabel
independen terhadap variabel terikat, dapat diketahui dari koefisien determinasi. Besarnya
koefisien determinasi R
2
berkisar antara 0 hingga 1 0 R
2
1. Apabila nilai koefisien determinasi R
2
bernilai 0 maka tidak ada pengaruh sama sekali, dari variabel bebas terhadap variabel terikat,
dan sebaliknya. Mengetahui hasil dari uji hipotesis, apabila hipotesis simultan menggunakan Uji F, dan
hipotesis parsial menggunakan Uji t. Semua pengujian ini, peneliti mempermudahnya dengan
menggunakan software SPSS 16.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Data