Konflik Terjadi Berkelanjutan SEBAB-SEBAB DIGUNAKANNYA DIPLOMASI

21 seperti: Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, Padang, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil lain. Daerah-daerah tersebut tidak akan dikembalikan kepada Indonesia. Belanda menganggap kekuasaannya sudah tertanam lama di daerah tersebut. Keengganan Belanda menyerahkan daerah-daerah tersebut memicu terjadinya perlawaan di seluruh pelosok negeri. Rakyat menghendaki agar Belanda menyerahkan daerah-daerah dan pulau-pulau yang dikuasai dikembalikan ke Indonesia. Rakyat berpendapat bahwa daerah-daerah itu merupakan bagian wilayah Indonesia yang sah. Selama enam bulan setelah berdirinya Republik terjadilah pertempuran di mana-mana. Pertempuran sebagai bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah. Insiden pertama kali terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato di Tunjungan Surabaya. Pertempuran terjadi karena para pemuda Indonesia tidak bisa menerima pengibaran bendera Belanda yang dilakukan oleh sejumlah bekas interniran. Pertempuran bermula dari perobekan bendera Belanda oleh Arek-arek Suroboyo. Peristiwa ini kemudian disusul dengan perkelahian massal antara orang-orang Belanda yang dibantu orang Indo-Belanda melawan pemuda-pemuda Indonesia. 22 G. Moedjanto dalam karangannya yang berjudul Indonesia Abad ke-20 Jilid I Dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggarjati, mengatakan bahwa : Pemuda dan rakyat menganggap pelepasan Huyer ada hubungannya dengan penyebaran Pamplet oleh pihak Inggris. Karena itu kecurigaan terhadap Inggris sebagai kaki tangan NICA semakin menjadi- jadi. Keadaan menjadi tegang, ketegangan itu bertambah-tambah dengan adanya pelakat-pelakat yang isinya senada dengan selebaran. Pada tanggal 27 Oktober itu pula terjadi pendudukan gedung-gedung penting oleh Inggris. Lebih jelek lagi pada keesokan harinya tentara Inggris merampas mobil-mobil termasuk mobil-mobil pribadi. Pemuda dan rakyat Surabaya sudah bertekad mempertahankan diri : ”Sadu muk bathuk senyari bumi ditohi pati ”lebih baik mati terhormat daripada hidup menanggung malu. Arek-arek Suroboyo mengganggap kemerdekaan dalam bahaya karena itu mereka sesuai d engan nama asalnya harus “suro ing boyo”berani menghadapi bahaya pada tanggal 28 Oktober sore harinya pertempuran tidak dapat dihindarkan. 2 Pertempuran serupa yang terjadi di Surabaya juga terjadi di beberapa daerah seperti: Bandung dan Semarang. Pertempuran di Bandung mengenai persoalan persenjataan pada tanggal 6 Oktober 1945. Pemuda- pemuda mengadakan aksi boikot terhadap bekas internir Belanda. Pada tannggal 9 Oktober 1945 pemuda-pemuda menyerbu pabrik senjata di 2 Moedjanto, Indonesia Abad ke-20 dari Perang Dunia Kemerdekaan Pertama Sampai Pelita III. Yogyakarta : Kanisius.hlm.115 23 Kiaracondong Bandung. Sayang kemenangan belum berpihak kepada pemuda Indonesia. Di Jawa Tengah pertempuran terjadi karena adanya pengambil alihan kekuasaan. Perebutan bangunan pemerintahan di Surakarta, perusahaan-perusahaan gula di Sragen dan Klaten. Pertempuran yang terjadi di Semarang karena adanya aksi balas dendam terhadap pihak Jepang yang dengan semena-mena melakukan penangkapan dan pembunuhan sejumlah pemuda Indonesia. Jelaslah sudah bahwa pertempuran yang terjadi di berbagai kota besar di Jawa merupakan aksi perlawanan rakyat mengusir penjajah yang tidak mau angkat kaki dari Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Melihat terjadinya pertempuran diberbagai kota, pemerintah berpendapat bahwa pertempuran harus dihentikan. Jika dibiarkan akan menimbulkan akibat yang lebih besar lagi yang justru akan merugikan bangsa Indonesia. Untuk mengatasinya, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan baru dengan jalan perundingan. Berunding dengan Belanda agar tercipta perdamaian bagi bangsa Indonesia. Menurut Pemerintah Indonesia cara tersebut lebih elegan dan bermartabat.

B. Keadaan Politik Setelah Kemerdekaan

Setelah kemerdekaan diproklamasikan keadaan politik Indonesia tidak otomatis stabil. Ketidakstabilan politik karena adanya konflik yang 24 terjadi di berbagai daerah, hal inilah yang memengaruhi situasi politik Indonesia setelah kemerdekaan. Situasi politik memburuk akibat adanya konflik dengan Belanda. Konflik terjadi akibat adanya kesadaran rasa nasionalisme seluruh rakyat Indonesia. Rakyat bertekad bahwa kemerdekaan harus tetap dipertahankan apa pun akibatnya. Pada awal- awal pemerintahan Indonesia, keadaan Indonesia penuh dengan insiden pertempuran terutama terjadinya pertempuran di Surabaya dan Ambarawa. Pertempuran yang terjadi telah menyadarkan SEAC South East Asia Command. Komandan SEAC, Lord Mountbatten berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan bukan hanya cetusan dari segelintir orang yang dianggap berbau Jepang, tetapi merupakan dampak dari arus nasionalisme yang telah berkembang di Indonesia. 3 Nasionalisme yang didukung oleh rakyat dan pemuda Indonesia. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raga mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pemuda dianggap menjadi inti pendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pemuda sangat dibutuhkan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari kekuasaan penjajahan Belanda. Perjuangan yang dilakukan para pemuda merupakan bukti bahwa mereka bersedia membela tanah air Indonesia dengan ikhlas. Hal itu menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam panggung politik Republik Indonesia. Pada awalnya pemuda-pemuda Indonesia meyakini bahwa 3 Mani,PRS. 1989. Jejak Revolusi 1945 Sebuah Kesaksian Sejarah. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.hal 35