PERJUANGAN KH. GHOLIB DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1949

(1)

ABSTRAK

PERJUANGAN KH. GHOLIB DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

TAHUN 1949 Oleh : Restra Hutama

(0813033046)

Pasca pendudukan Jepang pada tahun 1942 Pringsewu tidak banyak mengalami perubahan dalam hal pendidikan, banyak sekolah-sekolah yang ditutup dan dilarang untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat daerah pringsewu. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan apa yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan Indonesia dan tentunya setelah kemerdekaan Indonesia, bangsa Indonesia dituntut untuk membenahi kehidupan rakyat Indonesia baik dalam segi ekonomi, tenaga, dan pemikirannya dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia tentunya.

Di Pringsewu terdapat tokoh yang sangat berperan dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia beliau adalah K.H. Gholib. Beliau adalah orang pertama yang mendirikan masjid di Pringsewu yang sekarang bernama masjid “Jami’ K.H Ghalib”, masjid ini dipakai sebagai tempat beribadah sekaligus sebagai tempat beliau berdakwah menyebarkan agama Islam. Peranan K.H. Gholib dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia khususnya di daerah Pringsewu sangat tidak bisa dilupakan oleh masyarakat setempat. K.H. Gholib dengan bersusah payah mendirikan pondok pesantren yang tujuannya mencerdaskan masyarakat setempat. Usaha K.H. Gholib pada saat Agresi Militer Belanda II bagi masyarakat Pringsewu tidak dapat dilupakan hingga saat ini, K.H. Gholib membentuk dan memimpin Laskar Hizbullah untuk berjuang melawan Belanda. Berusaha merebut kembali Gedongtataan dari tangan Belanda. Beliau beserta TNI akhirnya berhasil menghalau Belanda agar tidak sampai kedaerah Pringsewu. Meskipun pada akhirnya beliau meninggal ditembak Belanda.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah usaha KH. Gholib dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Lampung tahun 1949. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Dengan teknik pengumpulan data melalui teknik kepustakaan, teknik dokumentasi dan teknik wawncara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Lampung.


(2)

PERJUANGAN K.H GHOLIB DALAM MEMPERTAHANKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1949

Oleh

Restra Hutama

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan di Desa Sukoharjo 2, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu pada tanggal 18 Desember 1990. Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Purwanto dan Ibu Katini. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah :

Penulis mengawali pendidikan dari Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Sukoharjo di Desa Sukoharjo 2 Kec. Sukoharjo, Kab. Pringsewu dan selesai pada tahun 2002, selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tinggi Pertama di SLTP Xaverius Pringsewu dan selesai pada tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Xaverius Pringsewu dan selesai pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada Tahun 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jawa Tengah dan Yogyakarta dan pada tahun 2011 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tiuh Baru, Kec. Negeri Besar, Kab.Way Kanan, dan Program Kegiatan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 di Desa Tiuh Baru, Kec. Negeri Besar, Kab.Way Kanan.


(7)

PERSEMBAHAN

Segala Puji, Syukur, Hormat, dan Kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan karya sederhana ini untuk :

 Kedua orang tuaku tercinta, yang selalu mensuport segala macam kebutuhan saya, baik moral maupun material, dan yang tidak henti-hentinya menasihati untuk segera menyeleseikan pendidikan. Rasa sayang, cinta, dan pengabdianku slalu untuk orang tuaku sebagai wakil Tuhan di dunia. I Love u my parents!!

 Kakak, dan adikku sekalian, terimakasih atas segala bentuk doa dan dukungannya;

 Kekasihku Rachel Octomarine Laia yang selalu memberikan cinta, kejutan, dan banyak motivasi

 Para pendidik, Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah mengajarkan ku banyak hal tentang ilmu pengetahuan selama ini

 Para sahabatku di Kampus, dan almamater tercinta Universitas Lampung yang selalu memberikan keceriaan, dan semangat.


(8)

MOTO

“Diberkatilah orang yang mengandalkan

Tuhan,

yang menaruh harapannya pada

Tuhan!”

(Yeremia 17 : 7)

“Bersukacitalah

Senantiasa. Tetaplah berdoa,

Mengucap syukurlah dalam segala hal.


(9)

SANWACANA

Shaloom..

“Menulis adalah jalan terbaik untuk berbicaradan menyampaikan protes kepada puluhan ribu orang, bahkan ratusan ribu orang” (Asma Nadia).Ketika kata-kata dan segala bentuk pemikiran tidak bisa lagi dibicarakan maka menulis bisa menjelaskan semuanya, dan menulis bahkan mampu menjelaskan lebih baik dari apa yang kita tidak bisa sampaikan lagi. Dengan segala bentuk keterbatasan dan rasa kerendahan hati penantian panjang selama ini dan perjuangan yang selalu dihiasi dengan pasang surutnya sebuah semangat demi tercapainya sebuah harapan dan tanggungjawab untuk mengemban amanah dari orang-orang yang selalu merindukan keberhasilanku. Segala Puji, Syukur, Hormat, dan Kemulaiaan hanya bagi Tuhan Yesus yang selalu memberi penguatan sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis sederhana ini, yang berjudul “Perjuangan K.H

Gholib Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1949”pada

program studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA). Tetesan keringat, pemikiran panjang dan melelahkan pada akhirnya sampai pada saat ini. Sungguh sebuah pencapaian yang sangat luar biasa demi keinginan melihat orang-orang yang tersayang tersenyum bahagia karena kesuksesanku, hal tersebut selalu menjadi motivasi untuk melanjutkan harapan yang terbungkus menjadi satu, indah, dan rapi dalam sukacita penulis. Hadirnya, sahabat-sahabat dan mengenal


(10)

banyak orang dengan segala kekurangan dan kelebihannya membuat cerita hidup ini semakin indah dan berwarna, dan ini adalah sebuah anugerah terindah dalam hidup penulis.

Penulis menyadari akan segala bentuk keterbatasan, kekurangan dan kemampuan yang dimiliki, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si. Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Abdurrahman, M.Si. Pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Drs. Buchori Asyik, M.Si Pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. Pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Drs. Zulkarnain, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila; 6. Drs. Maskun, M.H. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan

Pendidikan IPS FKIP Unila.

7. Drs. Iskandar Syah, M.H. Doesen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Pembahas utama penulis. 8. Drs. Wakidi, M.Hum. Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Pembimbing Akademik (PA) penulis dan selaku Pembimbing pertama yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi ini;

9. Suparman Arif, S.Pd, M.Pd. Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekalius Pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik,


(11)

nasihat, dan saran yang bermanfaat bagi penulis sehigga skripsi ini dapat terselesaikan;

10. Drs. Ali Imron, M. Hum, M. Basri, S.Pd, M.Pd, Drs. Syaiful M, M.Si, Y. Sri Ekawandari, S.Pd, M. Hum. Dosen pada Program Setudi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila.

11. Teman-teman yang saya banggakan dan saya sayangi pendidikan Sejarah FKIP UNILA angkatan 2008. Sahabat-sahabat terdekat dan terbaik yang telah mengajarkan banyak hal tentang arti sebuah keluarga selama duduk di bangku perkuliahan: Ahmad Muntohar, Jainal Abidin, Syamsul Setiyawan, Rian Dwi Purnomo, Novan Kurniawan, Ketut Mahardika, Noviandi, Prihatanti, Edi Hartono, Esti Wulandini, Ginanjar Saputro, Anisah, Lilih Rahmawati, M Fani Ruktandi, Febri, Rahman Setiawan, dan rekan yang lain. Tanpa kalian selama ini mungkin tidak ada pelangi di langit mendung ku. Semoga kita kan jumpa disaat jaya, dengan cerita yang berbeda. Jangan pernah melupakan persaudaraan kita. Semoga ilmu yang kita dapatkan di bangku perkuliahan benar-benar bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara.

Penulis sadar akan segala bentuk keterbatasan, dan kekurangan yang ada, namun besar harapan penulis bahwa segala goresan-goresan tinta sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis

RestraHutama NPM. 0813033046


(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……….....

DAFTAR LAMPIRAN………

DAFTAR GAMBAR………

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Analisis Masalah ... .. 4

B. 1 Identifikasi Masalah ... 4

B. 2 Batasan Masalah ... 5

B. 3 Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ... 5

C. 1 Tujuan Penelitian ... 5

C. 2 Kegunaan Penelitian ... 5

C. 3 Ruang Lingkup Penelitian ... . 5

II. TINJAUAN PUSATAKA A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Konsep Tinjauan Historis ... 7

2. Konsep Perjuangan ... 9

3. Konsep Mempertahankan Kemerdekaan ... 10

B. Kerangka Pikir ... 11

C. Paradigma ... 13

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 14

A. 1 Metode yang digunakan ... 15

A. 2 Variabel Penelitian ... 17

A. 3 Teknik Pengumpulan Data ... 18

A. 3.1 Teknik Kepustakaan ... 18

A. 3.2 Teknik Dokumentasi ... 19

A. 3.3 Teknik Wawancara ... 20

A. 4 Teknik Analisis Data ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... . 22

1. Gambaran Umum ... 22

1.1 Letak Geografis Lampung ... 22

1.2 Letak Geografis Kab. Pringsewu ... 24


(13)

2. Biografi K.H Muhammad Gholib ... 28

3. K.H Gholib Pada Masa Kolonialisme di Pringsewu ... 33

3.1 Masa Klolonialisme Belanda ... 34

3.2 Masa Kolonialisme Jepang ... 37

4. Kedatangan Belanda di Pringsewu Pada Agresi Militer Belanda ke 2 ... 40

4.1 Perjuangan K.H Gholib Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Masa Agresi Militer Belanda ke 2 ... 44

4.2 Merebut Kembali Gedongtataan dari Belanda ... 45

4.3 Menghalau Pasukan Belanda di Gadingrejo ... 48

B. Pembahasan ... 52

1. Perjuangan K.H Gholib Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Masa Masa Agresi Militer Belanda ke 2 ... 52

1.1 Merebut Kembali Gedongtataan dari Belanda ... 53

1.2 Menghalau Pasukan Belanda di Gadingrejo ... 54

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 58

B. Saran ……….59 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN GAMBAR


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Pedoman Wawancara

2.

Wawancara Hasil Penelitian

3.

Dokumen Perjuangan K.H Gholib

4.

Foto

Foto Hasil Penelitian

5.

Surat Izin Penelitian


(15)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu (4 km dari pusat Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini). Selanjutnya, 187 tahun berikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa, melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, juga membuka areal permukiman baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.(http://www.pringsewukab.go.id/sejarah-pringsewu/).

Pada masa agresi militer ke II Belanda tahun 1949. Belanda mendaratkan pasukannya di Lampung dan berhasil menguasai beberapa wilayah di Lampung termasuk Pringsewu. Pada saat akan menguasai Pringsewu, Belanda mendapatkan banyak perlawanan dari TNI dan para ulama setempat yang menentang Belanda. Pihak Belanda sempat kewalahan dan dapat dipukul mundur oleh TNI dan khususnya para


(16)

2

ulama beserta laskarnya. Karena begitu gigihnya perjuangan para ulama ini maka Belanda mensiasati untuk menangkap para ulama yang dianggap berperan penting dalam perjuangan melawan pihak Belanda. Sejak masa lalu fenomena seorang tokoh agama menduduki posisi tersendiri bagi masyarakat. Hampir semua lapisan masyarakat mengakui hal itu. Ulama dianggap orang suci yang gerak geriknya harus diikuti dan sangat dihormati. Posisi para tokoh agama yang lahir pada awal sejarah Islam dianggap penting sebagai para penerjemah ajaran Islam. Meskipun telah terjadi beberapa perubahan dalam penekanan dan bidang garapannya, mereka tetap memiliki posisi penting sampai sekarang. Hasbi Amirudin mengatakan pemuka agama tetap merupakan suatu kelompok yang diakui eksistensinya. Secara sosial mereka sangat dekat dengan rakyat, sebab hubungan tersebut lebih bersifat personal dari pada birokratis. Masyarakat memerlukan tokoh agama untuk membimbing mereka ke jalan yang benar dalam segala persoalan yang berkaitan dengan agama. (Noer Huda,2007:114).

Eric Wolf menyebut ulama sebagai cultural broker (perantara kebudayaan). Sebutan ini didasarkan atas peran mereka yang menjadi “penjaga simpang sulit” yang menghubungkan sistem lokal dengan sistem yang lebih luas. (Noer Huda,2007:214). Menurut Nourouzzaman Shiddiqi dalam buku Nor huda “Islam Nusantara” di dunia politis, kyai juga kerap kali berperan sangat menonjol, para kyai mulai berperan dalam bidang politik pada awal abad ke-20. Perubahan peran ini bukanlah fenomena yang terisolasi, hal ini terkait dengan adanya perubahan masyarakat secara keseluruhan.


(17)

3

Karena mengingat peran kyai begitu besar dalam pengaruh kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya maka pada masa pemerintahan kolonial Belanda para kyai sering dijadikan sebagai target pencarian oleh para tentara Belanda untuk dibunuh. Pemerintah kolonial Belanda mencurigai para ulama, terutama ulama dari kalangan pesantren (ulama rakyat).

Kalangan ulama pesantren termasuk kelompok ulama yang ditakuti oleh pemerintah Belanda. Para ulama pesantren pada umumnya memiliki tingkat fanatisme Islam yang sangat tinggi. Mereka sangat mudah menumbuhkan kebencian dan rasa permusuhan yang mendalam terhadap orang-orang Belanda atau Eropa yang mereka ketahui sebagai kafir. Jalan yang ditempuh oleh penguasa kolonial untuk menurunkan mobilitas para pemimpin agama selanjutnya adalah dengan berusaha secara sistematis mempersempit ruang gerak ulama. Ruang gerak yang sangat sempit dan pengawasan yang cukup ketat terhadap para kyai atau ulama oleh pemerintah Hindia Belanda dan membawa kesulitan tersendiri bagi para kyai untuk mendakwahkan Islam secara bebas.

Kenyataan pahit pernah dialami oleh umat Islam di Indonesia dengan adanya kebijaksanaan perburuan guru agama, yang diterapkan oleh pemerintah colonial Belanda. Seorang pemimpin agama harus mendapat izin dari otoritas setempat dalam mengajarkan agama Islam. Kebijakan itu merupakan reaksi pemerintah Hindia Belanda atas pemberontakan Banten pada tahun 1888. Hal ini tentu saja sangat mempersempit ruang gerak para kyai atau ulama pesantren, guru mengaji, dan para mubaligh dalam mengembangkan Islam.Ulama dipandang paling efektif untuk


(18)

4

berkomunikasi dengan masyarakat pedesaan. Sedemikian pentingnya peran kyai dalam kehidupan masyarakat, karena kyai tidak hanya berperan pada bidang keagamaan saja, hampir semua aspek dalam kehidupan masyarakat, kerena kyai tidak hanya berperan pada bidang keagamaan saja, hampir semua aspek dalam kehidupan masyrakat kyai turut berperan. Karena itu, tidak heran jika kedudukan seorang kyai lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang lainnya. (Noer Huda,2007:114).

Seperti halnya dengan K.H. Muhamad Gholib, beliau sangat tersohor dan sangat dihormati di daerah Pringsewu. Di Pringsewu beliau mendirikan pondok pesantren dan mulai menyiarkan Islam, dari sinilah beliau mulai berhasil menarik simpatik rakyat Pringsewu untuk menjadi pengikutnya. Selain sebagai ulama K.H Gholib juga berperan penting dalam usaha melawan penjajah dengan membentuk laskar hisbullah. Perjuangan K.H Gholib untuk melawan penjajah mendapat sorotan keras dari pihak Belanda. Oleh karena itu Belanda menjadikan beliau sebagai target penangkapan karena usaha-usahanya dalam melawan penjajah sangat merepotkan Belanda. (K.H Syamsul Ma’arif,2003:2)

B.AnalisisMasalah

B.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalahnya adalah :

1. Perjuangan K.H. Gholib sebagai ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada agresi militer Belanda ke 2 tahun 1949


(19)

5

2. Perjuangan K.H. Gholib dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada agresi militer Belanda ke 2 tahun1949

B.2 Pembatasan Masalah

Perjuangan K.H. Gholib dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada agresi militer Belanda ke 2tahun 1949

B.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah perjuangan K.H. Gholib dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada agresi militer Belanda ke 2 tahun 1949

C.Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian

C.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah usaha K.H. Gholib dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1949.

C.2 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Lampung.


(20)

6

2. Menambah dan membuka wawasan pengetahuan tentang perjuangan di daerah-daerah Lampung.

C.3 Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup ilmu : Ruang lingkup ilmu dalam Penelitian ini adalah ilmu sejarah khususnya sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung.

Ruang Lingkup Objek : Objek penelitian ini adalah perjuangan K.H Gholib melawan pemerintah kolonial Belanda pada agresi militer ke 2 Belanda tahun 1949

Ruang Lingkup Subjek :Yang menjadi ruang lingkup subjek pada penelitian ini adalah Perjuangan rakyat di Lampung.

Ruang Lingkup Waktu : Waktu penelitian ini berlangsung tahun 2013. Lokasi Penelitian :Kabupaten Pringsewu


(21)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah :

1. Konsep Tinjauan Historis

Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus bahasa Indonesia ”tinjauan berarti menjenguk, melihat, memeriksa, dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan” (Dendy Sugono, 2008:1713). Pendapat lain menyatakan bahwa tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat tentang sesuatu hal sesudah menyelidiki atau dipelajari (Hasan Alwi, 2005:1198). Sedangkan ”kata Historis berasal dari bahasa Yunani ”istoria” yang berarti ilmu. Kata history dalam bahasa Jerman yaitu Geschichte yang berarti sesuatu yang telah terjadi. Menurut Nugroho Notosusanto definisi paling umum dari kata history berarti masa lampau umat manusia (Nugroho Notosusanto, 1964:27). Dalam bahasa Indonesia kata Historis lebih dikenal dengan Sejarah yang berasal dari bahasa Arab yakni ”syajarah” yang berarti pohon (H. Rustam E. Tamburaka,


(22)

8

1999:2). Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam.

Dalam Bahasa Indonesia kata historis lebih dikenal dengan istilah sejarah. Ada beberapa defenisi atau batasan mengenai sejarah. Hugiono dan P.K Poerwantana memberi pengertian bahwa sejarah adalah cerita perubahan-perubahan, peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau yang telah diberi tafsiran atau alasan dan dikaitkan sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap (Hugiono dan P.K Poerwantana, 1992:2). Menurut M. Nazir ”Adapun pengertian Historis atau sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran”. (M. Nazir.Beberapa Konsep Sejarah, dimuat dalam http://www.edukasi.net/diakses tanggal 26/3/2008/20.31WIB).

Pendapat lain mengatakan bahwa :

Sejarah adalah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arahan program masa depan. (Purwantana, Beberapa Konsep Sejarah, dimuat dalam http://www.edukasi.net/23/7/2013/20.31wib). Berdasarkan beberapa defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang dialami manusia dan disusun secara sistematis sehingga hasilnya


(23)

9

dijadikan sebagai pedoman hidup untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinjauan historis adalah suatu prosedur penelitian terhadap segala peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang terjadi pada manusia baik individu maupun kelompok beserta lingkungannya yang disusun secara ilmiah, kritis, logis, faktual, dan sistematis meliputi urutan fakta dan masa kejadian peristiwa yang telah berlalu itu (kronologis), dengan tafsiran dan penjelasan yang mendukung sehingga memiliki makna yang jelas terhadap fenomena peristiwa tersebut

2. Konsep Perjuangan

Kata Perjuangan berasal dari kata juang yang berarti berlaga memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga; berperang; berkelahi; berlanggaran (Hoetoma M.A, 2005:224).

Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. (Susanto Tirtoprojo, 1982:7).

Perjuangan adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai dorongan perintis yang mengantarkan bangsa kedepan suatu gerbang kemerdekaan dengan segala pengorbanan-pengorbanan (C.S.T Kansil dan Julianto, 1996: 182)

Dari pemaparan ahli di atas dapat disimpulkan perjuangan adalah segala usaha Yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk memperoleh atau mempertahankan kemerdekaan.


(24)

10

3. Konsep Mempertahankan Kemerdekaan

Bangsa Indonesia yang telah merdeka dan Negara Republik Indonesia yang telah berdaulat ini selalu mendapat ancaman-ancaman dari pihak luar oleh sebab itu untuk mempertahankan Negara kesatuan Republik Indonesia yang telah merdeka ini, seluruh rakyat Indonesia berusaha dan berjuang untuk mengusir setiap bangsa asing yang datang dengan tujuan menguasai wilayah Indonesia.

Menurut WJS.Poerdarminta mempertahankan adalah mengusahakan supaya tetap atau membiarkan pada keadaan semula. ”Sedangkan kemerdekaan adalah“ Suatu kebebasan dari penjajahan atau kebebasan untuk berdiri sendiri “(WJS Poerdarminta, 1985:647). Dalam hal ini A.H. Nasution mengemukakan bahwa :

Selama perjuangan perang kemerdekaan 1945-1950 pemimpin kita terus menyatakan, bahwa kita harus melakukan pertahanan rakyat semesta, karena kita kurang dalam hal peralatan dan keahlian karena keorganisasiannya lebih rendah nilainya. Bukanlah militer sajamelainkan juga yang politik psikologis dan sosial ekonomi. Di segala sektor berlaku pergolakan semua front haruslah ikut supaya tentarakita dapat mengalahkan tentara lawan.

Hal ini dipertegas menurut pendapat Tirtoprojo bahwa usaha mempertahankan kemerdekaan yang telah di proklamasikan itu melalui jalan diplomasi ,sedangkan perjuangan bersenjata ditempatkan pada taraf kedua (Tirtoprojo, 1966:29)

Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang dinyatakanoleh Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17


(25)

11

Agustus 1945 merupakan hal yang amat penting bagi seluruh rakyat Indonesia, karena dengan proklamasi tersebut maka lahirlah Negara Republik Indonesia yang merdeka, satu, dan berdaulat.

Seperti yang disebutkan Tirtoprojo, perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus dilakukan baik itu perjuangan secara diplomasi atau pun secara konfrontasi, hal ini dilakukan agar Negara Republik Indonesia yang telah merdeka ini tetap tegak dipertahankan.

(Tirtoprojo, 1966:32)

Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mempertahankan kemerdekaan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk dapat menjaga, melindungi, dan membela diri dari berbagai ancaman yang dapat membahayakan dalam alam kehidupan yang bebas dari sistem penjajahan baik dengan caradiplomasi maupun konfrontasi. Inti dari mempertahankan kemerdekaan negara adalah perlawanan rakyat, yang mencakup seluruh kemampuan bangsa dan negara yang disusun, disiapkan dan digerakan secara terpadu dan terpimpin dalam suatu perlawanan bersenjata maupun diplomasi untuk keperluan lain yang didasarkan pada keyakinan akan kekuatan sendiri dan tidak pernah menyerah.

B. Kerangka Pikir

Meskipun kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 akan tetapi Belanda tidak mau mengakui kedaulatan Negara Republik Indonesia, bahkan Pemerintah Belanda masih tetap ingin menguasai wilayah Indonesia. Sejak 1945 hingga tahun 1950 telah terjadi berbagai macam pertempuran antara pihak Indonesia


(26)

12

dengan pihak Belanda yang dibantu oleh pasukan sekutu-Inggris. Belanda beserta sekutunya melakukan serangan dan blockade hampir disemua wilayah di Indonesia termasuk Lampung. Hal itu mengakibatkan timbulnya perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah Belanda, salah satunya adalah perlawanan yang terjadi di Lampung yang dilakukan oleh K.H. Gholib.

K.H. Gholib merupakan ulama yang sangat terpandang di daerah Pringsewu, Selain itu beliau juga merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam perjuangan melawan Belanda pada agresi militer Belanda ke II. Dalam perjuangannya K.H. Gholib mencari dukungan dengan cara menarik simpatik para rakyat Pringsewu dans ekitarnya untuk berjuang bersama melawan Belanda.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan K.H. Gholib dalam usaha mempertahankan kemerdekaan di wilayah Lampung agar tidak jatuh ketangan Belanda yaitu dengan cara terlibat langsung dalam perjuangan bersenjata melawan Belanda, membentuk, serta memimpin laskar Hisbullah cabang pringsewu untuk ikut dalam berbagai peperangan di wilayah lampung bersama Tentara Indonesia, diantaranya yaitu berjuang merebut kembali Gedongtataan dari tangan Belanda, dan menghalau pasukan Belanda di Gadingrejo agar pasukan Belanda tidak bisa sampai ke Pringsewu. Selain itu beliau juga membantu para pejuang dan Tentara Indonesia dengan memberikan suplay bahan makanan kepada para pejuang.


(27)

13

C. Paradigma

Keterangan :

: Garis Usaha :GarisTujuan

Perjuangan K.H. Gholib dalam

mempertahankan kemerdekaan

Indonesia ahun 1949

Mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia

Merebut Kembali

Gedongtataan dari tangan Belanda

Menghalau Pasukan Belanda di Gadingrejo


(28)

14

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa “metode merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu penelitian. Metode yang berhubungan dengan ilmiah adalah menyangkut masalah kerja, yakni cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan” (Husin Sayuti, 1989 : 32).

Dalam suatu penelitian, metode adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah cara kerja yang ditempuh seseorang dalam melakukan suatu penelitian guna mendapatkan kebenaran dari tujuan yang diharapkan.

A.1 Metode yang Digunakan

Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. “Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat tertentu


(29)

15

(Winarno Surakhmad, 1982: 121).”Sedangkan menurut Husin Sayuti (1989:32) menegaskan bahwa “metode merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.”

Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa metode adalah cara kerja yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

“Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu (Louis Gottschalk, 1986: 32).”Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa:

Metode penelitian historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan, baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa lalu, selanjutnya kerap kali juga hasilnya dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang(Hadari Nawawi, 2001:79).

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, maka metode historis adalah suatu cara dalam proses mengumpulkan, menganalisa, dan memahami data-data historis, serta diinterprestasikan secara kritis untuk dijadikan bahan dalam penulisan sejarah kemudian merekontruksi fakta dan menarik kesimpulan secara tepat. Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan metode historis adalah:


(30)

16

1. Heuristik, yakni kegiatan menyusun jejak-jejak masa lampau.

2. Kritik sejarah, yakni menyelidiki apakah jejak-jejak itu sejati, baik bentuk maupun isi.

3. Intepretasi, yakni menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh.

4. Historiografi, menyimpulkan sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah (Nugroho,Notosusanto, 1984:84).

Berdasarkan langkah penelitian histories seperti di atas, maka langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah :

1. Heuristik

Peneliti mencoba mencari serta mengumpulkan data-data yang diperlukan dan berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Kegiatan heuristik akan difokuskan pada literatur-literatur yang berkaitan dengan usaha K.H Gholib dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesiatahun 1949

2. Kritik

Setelah data terkumpul, kegiatan penelitian selanjutnya adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang telah didapat untuk menguji apakah data tersebut valid atau tidak serta layak menunjang kegiatan penelitian yang dilakukkan. Jenis kritik yang dilakukan dengan kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern adalah mengkritik dengan melihat apakah data yang didapat itu asli atau palsu. Kritik intern adalah mengkritik yang bertujuan untuk meneliti kebenaran isi data dari sumber data yang sudah didapat.


(31)

17

3. Interpretasi

Peneliti melakukan penafsiran terhadap data-data yang telah didapatkannya dan selanjutnya berusaha untuk melakukan analisis data atau peneliti mulai melakukan pembentukan konsep dan generalisasi sejarah.

4. Historiografi

Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah melakukan penyusunan atau penulisan dalam bentuk laporan hingga menjadi sebuah konsep sejarah yang sistematis.

Bersadarkan pendapat kedua ahli diatas, maka metode historisa dalah suatu cara dalam mengumpulkan, menganalisa, dan memahami data-data historis, serta diinterpretasikan secarakritis untuk dijadikan bahan dalam penulisan sejarah untuk merekonstruksi fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.

A.2 Variabel penelitian

Dalam suatu penelitian variabel merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja karena dengan variabel kita lebih dapat memfokuskan apa yang menjadi objek penelitian kita sehingga akan lebih mempermudah cara kerja. Menurut Mohammad Nazir (1984 : 149) “variabel dalam arti sederhana adalah suatu konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai”, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1989 : 91) mendefinisikan variabel sebagai suatu objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah sebuah objek yang mempunyai nilai dan menjadi pusat perhatian dalam sebuah penelitian.Berdasarkan pengertian variabel di atas, maka


(32)

18

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal denganfokus penelitian pada orang-orang yang terlibat dalam perjuangan K.H Gholib serta ahli waris dari almarhum K.H Gholib.

A.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan. pengumpulan data selalu memiliki hubungan dengan dengan masalah yang hendak dipecahkan atau diteliti dan hasil-hasil pengumpulan data menjawab pertanyaan dari suatu masalah penelitian. Tekhnik pengumpulan data adalah suatu prosedur data yang diperlukan (Muhammad Nazir, 1993 : 211).Oleh sebab itu diharapkan dengan adanya penggunaan teknik-teknik tertentu yang sistematis dan standar akan dapat diperoleh data-data yang akan dapat menjawab dari apa yang menjadi permasalahan dari penelitian yang direncanakan.

A.3.1 Teknik Kepustakaan

“Teknik kepustakaan adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah (Joko Subagyo, 1997 : 109)”, sedangkan Kontjaraningrat (1983 : 133) menyatakan bahwa “Teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat diruang perpustakaan, misalnya dalam bentuk koran, naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian”. Sementara itu teknik kepustakaan juga dapat diartikan sebagai “studi penelitian yang dilaksanakan dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang


(33)

19

diperoleh diperpustakaan yaitu melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Hadari Nawawi, 1993 : 133).

Teknik kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mempelajari dan menelaah buku- buku untuk memperoleh data-data dan informasi berupa teori- teori atau argumen- argumen yang dikemukakan para ahli yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Manfaat dari penggunaaan teknik kepustakaan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah topik penelitian kita telah diteliti oleh orang lain sebelumnya, sehingga penenlitian kita bukan hasil duplikasi.

2. Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain yang ada kaitannya dengan penelitian kita, sehingga kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan referensi tambahan.

3. Untuk memperoleh data yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang masalah dalam penelitian kita.

4. Untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah diterapkan (Muhammad Nazir, 1989 : 97)

A.3.2 Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkrip, surat kabar, majalah, notulen,lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikuto, 1989 : 188). Sedangkan menurut Hadari Nawawi dokumentasi adalah cara atau pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku-buku lain dan berhubungan dengan masalah penelitian (Hadari Nawawi, 1991 : 133).


(34)

20

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa teknik dokumentasi dapat dipergunakan untuk mendapatkan data dan informasi secara tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku-buku lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dokumentasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dengan cara penelusuran literatur atau dokumen yang berkaitan dengan sejarah daearah Lampung di perpustakaan Universitas Lampung maupun perpustakaan daerah Lampung.

A.3.3 Teknik Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data, merupakan cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang responden dengan cara bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Koentjaraningrat, 1983 : 81).

Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan tujuan penyelidikan pada umumnya dua atau lebih orang yang hadir dalam proses tanya jawab itu secara fisik masing-masing pihak dapat menggunakan saluran komunikasi secara wajar dan lancar (Sutrisno Hadi, 1984 : 50).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh pihak penanya kepada pihak yang ditanya untuk mendapatkan jawaban atas permasalahn dalam


(35)

21

sebuah penelitian untuk mendapatkan jawaban berupa data atau fakta yang relevan untuk keperluan penelitian.

A.4 Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh maka langkah peneliti selanjutnya adalah mengolah dan mengananlisis data untuk diinterpresentasikan dalam menjawab permasalahan penelitian yang telah diajukan.Dengan demikian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif.hal ini dikarenakan data yang terkumpul bersifat data-data tertulis.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam Teknik analisis data kualitatif menurut Muhammad Ali (1985 : 151) yaitu :

1. Penyusunan data

Penyusunan data ini merupakan usaha dari peneliti dalam memilih data yang sesuai dengan data yang akan diteliti dari data yang diperoleh.

2. Klasifikasi Data

Merupakan usaha dari peneliti untuk menggolongkan data berdasarkan jenisnya.

3. Pengolahan Data

Setelah data digolong-golongkan berdasarkan jenisnya kemudian peneliti mengolahnya kedalam suasana kalimat secara kronologis sehingga mudah dipahami.

4. Penyimpulan

Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka langkah terakhir dari penelitian ini adalah menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga akan memperoleh suatu kesimpulanyang jelas kebenarannya.


(36)

58

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

K.H Gholib memang memiliki peran yang cukup mencolok dalam perjuangan melawan Belanda. Berdasarkan perjuangan itulah maka pihak Belanda terus berusaha untuk menangkap dan mencari beliau. Karena memang beliau merupakan salah satu target incaran Belanda. Berdasarkan seluruh uraian yang telah penulis jelaskan dapat disimpulkan bahwa usaha yang ditempuh oleh K.H Gholib dalam mempertahankan kemerdekaan pada masa agresi militer Belanda ke dua yaitu :

1. Merebut kembali Gedongtataan dari Belanda.

Dalam usaha merebut kembali kawedanan Gedongtataan, K.H Gholib terlibat langsung didalam pertempuran melawan Belanda di daerah Gedongtataan. K.H Gholib yang secara langsung memimpin laskar Hisbullah, beserta Tentara Indonesia berhasil merebut kembali Kerasidenan Gedongtataan dari tangan Belanda.

2. Menghalau pasukan Belanda di Gadingrejo.

Laskar Hisbullah dibawah pimpinan K.H Gholib beserta para Tentara Indonesia berhasil menghalau pasukan Belanda dari arah timur yang ingin menguasai Pringsewu. Sehingga Belanda kesulitan untuk masuk ke Pringsewu karena mendapat perlawanan dari para pejuang Indonesia.


(37)

59

Berdasarkan perjuangan itulah maka Belanda terus berusaha untuk menangkap K.H Gholib karena dianggap merepotkan, sampai pada akhirnya Belanda berhasil menangkap K.H Gholib dan dijatuhi hukuman mati.

B. SARAN

Penjajahan yang dialami bangsa Indonesia merupakan suatu pengalaman yang berat dan pahit bagi Rakyat Indonesia. Perampasan hak, penyiksaan, penggemblengan yang dilakukan oleh para penjajah menyulut semangat juang rakyat Indonesia untuk bebas dan merdeka. Tidak hanya itu pasca Indonesia merdekapun Bangsa Indonesia masih mengalami gangguan dari Belanda yang tidak mau mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebagai Negara merdeka bahkan Belanda ingin menjajah Indonesia kembali. Hal ini menyulut semangat rakyat Indonesia Khususnya yang berada di daerah Pringsewu Lampung untuk berjuang mengusir Belanda. Oleh sebab itu penulis memberikan saran-saran antara lain :

1. Sebagai Generasi Penerus Bangsa, kita sebaiknya menghargai jasa-jasa perjuangan mereka, dan mengisi kemerdekaan ini dengan cara melaksanakan tanggung jawab sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan taat pada peraturan perundang-undangan.

2. Memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi terhadap Negara, menjunjung tinggi nama baik Indoneia dan berusaha mengharumkan nama Indonesia dimanapun kita berada.

3. Mengamalkan isi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan atas asas Keagamaan.


(38)

60

4. Dan untuk para pelajar, mari belajarlah dngan giat supaya kita bisa mnjadi generasi yang cerdas dan membanggakan bagi bangsa, dan mari kita ubah wajah bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan bangsa lain.


(39)

REFERENSI

(http://www.pringsewukab.go.id/sejarah-pringsewu.html/2014/08/29/20:30WIB). Noer Huda. 2007. Islam Nusantara. Jakarta. Halaman 87

Ibid Halaman 95

Syamsul Ma’arif. Perjuangan K.H Muhammad Ghalib Dalam Berdirinya Pondok Pesantren di Pringsewu. Koleksi Pribadi. Halaman 2


(40)

REFERENSI

Dendi Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Kompas. Jakarta. Halaman 675

WJS Purwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Dinas penerbit Balai Pustaka. Jakarta. Halaman 647.

Susanto Tirtoprodjo. 1970. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. PT Pembangunan. Jakarta. Halaman 23.

A.H Nasution. 1991. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Gramedia. Jakarta. Halaman 157

WJS Purwadarminta. Op cit.

Purwanata.2008. Beberapa Konsep Sejarah. http://www.edukasi.ned. 2003-3- 2008.

( http://harissoekamti.blogspot.com/usaha-perjuangan-adalah-kerja-keras.html/diakses tanggal 30/08/2014, pukul 08.20WIB).)


(41)

REFERENSI

Husin Sayuti. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Fajar Agung. Jakarta. Halaman 32

Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito : Bandung. Halaman 121

Louis Gottschalk. 1986. Mengerti Sejarah : Pengantar Metode Sejarah. Terjemahan Nugroho NotosusantoYayasan

Penerbit UI : Jakarta. Halaman 32

Hadari Nawawi. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada Univercity Pers : Yogyakarta. Halaman78-79

Hadari Nawawi, dan Mimi Martini. 1993. Penelitian Terapan. Gajah Mada Pers : Yogyakarta. Halaman 133

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Citra : Jakarta. Halaman 96

Joko Subagyo. 1997. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Rineka : Jakarta. Halaman 109

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta. Halaman 133

Koentjaraningrat . 1883. Metode-Metode Penelitian Sejarah. PT Gramedia : Jakarta. Halaman 133

Muhammad Ali. 1992 . Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa : Bandung. Halaman 26


(42)

REFERENSI

Badan Statistik Bandar Lampung, 2012. Halaman 7 Badan Statistik Kabupaten Pringsewu, 2012. Halaman7.

(http://www.pringsewukab.go.id/sejarah-pringsewu.html/ diakses 29/08/2014 pukul 20.30WIB).

(http://www.pringsewukab.go.id/gambaran-umum/ diakses 29/08/2014 pukul 20.36WIB).

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten_pringsewu/ diakses 29/08/2014 pukul 20.38WIB).

Surya Darminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia. Jakarta. Halaman 426.

Moh Taufik, dkk.2009. Memburu jejak 10 Waliyullah di BumiSriwijaya. Palembang:portal berita sumsel news.

Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan 45 Propinsi Lampung. 1994. Untaian Bunga Rampai Perjuangan Di

Lampung. CV Mataram. Lampung. Halaman 147.

Farida Ariyanti. 2003. Riwayat K.H Muhammad Ghalib Pendiri Pesantren K.H Ghalib Pringsewu. Koleksi Pribadi. Halaman 1.

Ibid. Halaman 2 Ibid. Halaman 4

Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan 45 Propinsi Lampung. 1994. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Di

Lampung Buku I. CV Mataram. Lampung. Halaman 326.

Ibid. Halaman 326. Ibid. Halaman 357.


(43)

Ibid. Halaman 371 Ibid. Halaman 341 Ibid. Halaman 148. Ibid.Halaman 149.

Syamsul Ma’arif.2003. Perjuangan K.H Ghalib Dalam Berdirinya Pondok Pesantren Di Pringsewu. Koleksi Pribadi. Halaman 3.

M,C Riclefs. 1995.Sejarah Indonesia Modern.Universitas Gajah Mada. Jogjakarta. Halaman 340.

Sudiyodkk.1997. SejarahPergerakan Nasional Indonesia Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan Kedaulatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Halaman 98.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa : Bandung. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Citra : Jakarta.

Ariyanti, Farida. 2003. Riwayat K.H Muhammad Ghalib PendiriPesantren K.H Ghalib Pringsewu. KoleksiPribadi.

Darminta, Surya. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia. Jakarta. Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan

45 Propinsi Lampung.1994. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Di Lampung Buku I. CV Mataram :

Dewan Harian Daerah Angkatan 45 BadanPenggerak Pembina Potensi Angkatan 45 Propinsi Lampung. 1994. Untaian Bunga Rampai Perjuangan Di

Lampung. CV Mataram: Lampung.

Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah Pengantar Metode Sejarah. Yayasan Penerbit UI : Jakarta.

Huda,Noer. 2007. Islam Nusantara. Jakarta.

Koentjaraningrat . 1883. Metode-Metode Penelitian Sejarah. PT Gramedia : Jakarta.

Ma’arifSyamsul. 2003. Perjuangan K.H Ghalib Dalam Berdirinya Pondok Pesantren Di Pringsewu. Koleksi Pribadi.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta. Nasution, A.H. 1991. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Gramedia :

Jakarta.

Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. 1993. Penelitian Terapan. Gajah Mada Pers : Yogyakarta.

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada Univercity Pers : Yogyakarta.

Purwadarminta, WJS. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Dinas penerbit Balai Pustaka : Jakarta.


(45)

Riclefs, M,C. 1995.Sejarah Indonesia Modern.Universitas Gajah Mada : Jogjakarta.

Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Fajar Agung. Jakarta.

Sudiyodkk. 1997. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan Kedaulatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.

Sugono, Dendi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kompas : Jakarta. Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito :Bandung. Tirtoprodjo, Susanto. 1970. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. PT

Pembanguna : Jakarta.

Sumber-sumber lain

Lampung Post. 2008. K.H Ghalib Bangun 27 Masjid dan Pesantren. 15-6-2008. Taufik, Mohammad dkk. 2009. Memburu Jejak 10 Waliyullah di Bumi Sriwijaya.

Portal Berita Sumsel News. Palembang.

(http://www.bagianhukumpringsewu.com/LetakGeografisPringsewu/25/1/2014/22 :00 WIB)

(http://www.portallampung.com/Letak GeografisPropinsi Lampung/25/1/2014/22:00 WIB)

Wawancara dengan Bapak Mardasyim anggota Laskar Hisbullah cabang Pringsewu.

Wawancara dengan Bapak Sayat anggota Laskar Rakyat Sukoharjo


(1)

REFERENSI

Dendi Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Kompas. Jakarta. Halaman 675

WJS Purwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Dinas penerbit Balai Pustaka. Jakarta. Halaman 647.

Susanto Tirtoprodjo. 1970. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. PT Pembangunan. Jakarta. Halaman 23.

A.H Nasution. 1991. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Gramedia. Jakarta. Halaman 157

WJS Purwadarminta. Op cit.

Purwanata.2008. Beberapa Konsep Sejarah. http://www.edukasi.ned. 2003-3- 2008.

(http://harissoekamti.blogspot.com/usaha-perjuangan-adalah-kerja-keras.html/diakses tanggal 30/08/2014, pukul 08.20WIB).)


(2)

REFERENSI

Husin Sayuti. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Fajar Agung. Jakarta. Halaman 32

Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito : Bandung. Halaman 121

Louis Gottschalk. 1986. Mengerti Sejarah : Pengantar Metode Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto Yayasan

Penerbit UI : Jakarta. Halaman 32

Hadari Nawawi. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada Univercity Pers : Yogyakarta. Halaman78-79

Hadari Nawawi, dan Mimi Martini. 1993. Penelitian Terapan. Gajah Mada Pers : Yogyakarta. Halaman 133

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Citra : Jakarta. Halaman 96

Joko Subagyo. 1997. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Rineka : Jakarta. Halaman 109

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta. Halaman 133

Koentjaraningrat . 1883. Metode-Metode Penelitian Sejarah. PT Gramedia : Jakarta. Halaman 133

Muhammad Ali. 1992 . Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa : Bandung. Halaman 26


(3)

REFERENSI

Badan Statistik Bandar Lampung, 2012. Halaman 7 Badan Statistik Kabupaten Pringsewu, 2012. Halaman7.

(http://www.pringsewukab.go.id/sejarah-pringsewu.html/ diakses 29/08/2014 pukul 20.30WIB).

(http://www.pringsewukab.go.id/gambaran-umum/ diakses 29/08/2014 pukul 20.36WIB).

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten_pringsewu/ diakses 29/08/2014 pukul 20.38WIB).

Surya Darminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia. Jakarta. Halaman 426.

Moh Taufik, dkk.2009. Memburu jejak 10 Waliyullah di BumiSriwijaya. Palembang:portal berita sumsel news.

Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan 45 Propinsi Lampung. 1994. Untaian Bunga Rampai Perjuangan Di Lampung. CV Mataram. Lampung. Halaman 147.

Farida Ariyanti. 2003. Riwayat K.H Muhammad Ghalib Pendiri Pesantren K.H Ghalib Pringsewu. Koleksi Pribadi. Halaman 1.

Ibid. Halaman 2 Ibid. Halaman 4

Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan 45 Propinsi Lampung. 1994. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Di

Lampung Buku I. CV Mataram. Lampung. Halaman 326. Ibid. Halaman 326.


(4)

Ibid. Halaman 371 Ibid. Halaman 341 Ibid. Halaman 148. Ibid.Halaman 149.

Syamsul Ma’arif.2003. Perjuangan K.H Ghalib Dalam Berdirinya Pondok Pesantren Di Pringsewu. Koleksi Pribadi. Halaman 3.

M,C Riclefs. 1995.Sejarah Indonesia Modern.Universitas Gajah Mada. Jogjakarta. Halaman 340.

Sudiyodkk.1997. SejarahPergerakan Nasional Indonesia Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan Kedaulatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Halaman 98.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa : Bandung. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Citra : Jakarta.

Ariyanti, Farida. 2003. Riwayat K.H Muhammad Ghalib PendiriPesantren K.H Ghalib Pringsewu. KoleksiPribadi.

Darminta, Surya. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia. Jakarta. Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan

45 Propinsi Lampung.1994. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Di Lampung Buku I. CV Mataram :

Dewan Harian Daerah Angkatan 45 BadanPenggerak Pembina Potensi Angkatan 45 Propinsi Lampung. 1994. Untaian Bunga Rampai Perjuangan Di Lampung. CV Mataram: Lampung.

Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah Pengantar Metode Sejarah. Yayasan Penerbit UI : Jakarta.

Huda,Noer. 2007. Islam Nusantara. Jakarta.

Koentjaraningrat . 1883. Metode-Metode Penelitian Sejarah. PT Gramedia : Jakarta.

Ma’arifSyamsul. 2003. Perjuangan K.H Ghalib Dalam Berdirinya Pondok

Pesantren Di Pringsewu. Koleksi Pribadi.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta. Nasution, A.H. 1991. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Gramedia :

Jakarta.

Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. 1993. Penelitian Terapan. Gajah Mada Pers : Yogyakarta.

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada Univercity Pers : Yogyakarta.

Purwadarminta, WJS. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Dinas penerbit Balai Pustaka : Jakarta.


(6)

Riclefs, M,C. 1995.Sejarah Indonesia Modern.Universitas Gajah Mada : Jogjakarta.

Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Fajar Agung. Jakarta.

Sudiyodkk. 1997. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan Kedaulatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.

Sugono, Dendi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kompas : Jakarta. Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito :Bandung. Tirtoprodjo, Susanto. 1970. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. PT

Pembanguna : Jakarta.

Sumber-sumber lain

Lampung Post. 2008. K.H Ghalib Bangun 27 Masjid dan Pesantren. 15-6-2008. Taufik, Mohammad dkk. 2009. Memburu Jejak 10 Waliyullah di Bumi Sriwijaya.

Portal Berita Sumsel News. Palembang.

(http://www.bagianhukumpringsewu.com/LetakGeografisPringsewu/25/1/2014/22 :00 WIB)

(http://www.portallampung.com/Letak GeografisPropinsi Lampung/25/1/2014/22:00 WIB)

Wawancara dengan Bapak Mardasyim anggota Laskar Hisbullah cabang Pringsewu.

Wawancara dengan Bapak Sayat anggota Laskar Rakyat Sukoharjo