KAWASAN PABEAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAWASAN PABEAN

Bagian Kesatu Persyaratan dan Tatacara Penetapan Sebagai Kawasan Pabean Pasal 2 Penetapan suatu kawasan sebagai Kawasan Pabean ditetapkan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan. Pasal 3 1 Untuk memperoleh penetapan sebagai Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pengelola Pelabuhan Laut, Bandar Udara, atau Tempat Lain mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya. 2 Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sekurang-kurangnya memuat data tentang identitas penanggung jawab, badan usaha, dan lokasi serta ukuran luas kawasan yang akan dimintakan penetapan sebagai Kawasan Pabean, dan dilampiri dengan : a. Salinan Akte Pendirian Perusahaan sebagai Badan Hukum; b. Surat Izin Usaha dari instansi terkait; c. Bukti penetapan sebagai Pelabuhan Laut atau Bandar Udara, kecuali untuk Tempat Lain; d. Bukti status kepemilikan danatau penguasaan tempat atau kawasan; e. Bukti Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP; f. Ukuran luas kawasan; g. Gambar denah lokasi; dan h. Berita Acara Pemeriksaan Lokasi. Pasal 4 1 Atas permohonan penetapan sebagai Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama 45 empat puluh lima hari sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. 2 Persetujuan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan menerbitkan Keputusan Penetapan sebagai Kawasan Pabean oleh Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3 Penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan dengan menerbitkan surat pemberitahuan penolakan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan yang disertai dengan alasan penolakan. 4 Keputusan penetapan sebagai Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan adanya pencabutan. Pasal 5 1 Untuk kepentingan pengawasan di bidang kepabeanan, Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan menetapkan batas-batas kawasan dan pintu masukkeluar atas suatu tempat atau kawasan yang diajukan permohonan untuk penetapan sebagai Kawasan Pabean. 2 Kawasan Pabean merupakan kawasan yang terbatas restricted area. Bagian Kedua Larangan Penimbunan di Kawasan Pabean Pasal 6 Barang selain untuk tujuan impor danatau ekspor dilarang untuk ditimbun, dimasukkan, danatau dikeluarkan ke danatau dari Kawasan Pabean, kecuali untuk tujuan pengangkutan selanjutnya. Bagian Ketiga Pencabutan Penetapan Sebagai Kawasan Pabean Pasal 7 1 Penetapan sebagai Kawasan Pabean dicabut dalam hal : a. Kawasan Pabean tidak menjalankan kegiatanusaha dalam jangka waktu 1 satu tahun secara terus-menerus; b. pengelola Kawasan Pabean terbukti bersalah telah melakukan pelanggaran tindak pidana di bidang kepabeanan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; c. pengelola Kawasan Pabean dinyatakan pailit; danatau d. Pengelola Kawasan Pabean mengajukan permohonan sendiri untuk dilakukan pencabutan. 2 Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA