KUALITAS BATUBARA SG. MALAM DAN KEGUNAANYA.
sebarannya dapat ditelusuri sepanjang 5 km yang menempati sayap sruktur antiklin. Seam
ini dikarakteristikan oleh satu pita lempung pelethoid dan ketebalannya berkisar dari 1,55
m di lubang bor RH-03 sampai 3,50 m di lubang bor BH-02 di sinklin Betung.
Anggota M2 disusun oleh batupasir glaukonitan, batupasir halus dan batulumpur
coklat. Dari dasar sampai puncak anggota ini mengandung Seam IV dan Seam V. Ketebalan
anggota M2 di daerah Sungaimalam adalah 49,50 m dan hampir 70 dibentuk oleh
batubara. Seam V terdapat 3 sampai 5 meter di atas
Seam VI, ketebalannya berkisar dari 3,5 sampai 7,85 meter dan penyebarannya
menempati kedua struktur sinklin yang terdapat di daerah Sungaimalam. Lapisan
intrasedimen antara Seam V dan Seam VI terdiri dari batupasir dan batulempung putih
Lapisan ini pada lubang bor RH-03 dan RH- 08 serta pemboran sumur air di dekat bivak,
terdiri dari perselingan batulanau dan
batulumpur yang mempunyai ketebalan sapai 15 meter.
Seam IV Seam Pengadang di daerah Babat atau gabungan Seam Mangus dan Seam Suban
di daerah Bukit Asamberkembang sangat baik didaerah Sungaimalam Foto.2dan3.
Seam ini mempunyai ketebalan berkisar dari 18,50 meter di lubang bor RH-12 sampai
31,95 meter di lubang bor RH-22, rata-rata ketebalannya 28 meter dan mengandung 5-6
pita lempung. Pita lempung tufaan sangat membantu dalam korelasi pada seluruh daerah
eksplorasi dan sering kali horizon ini teramati oleh kandungan mineral biotit terpudarkan
yang mendukung penunjuk waktu dan dapat dipercaya bahwa pita ini diendapkan di daerah
yang luas selama periode singkat aktivitas vulkanik disekitar Cekungan Sumetera
Selatan. Anggota M3 umumnya ditembus oleh semua
lubang bor di daerah prospek Sungaimalam, terdiri dari batulumpur coklat kaya akan sisa
tumbuhan dan nodul batubesian, batupasir abu-abu kehijauan dan abu-abu, dan
batulempung hijau agak kebentonitan serta mengandung 2 lapisan batubara tipis yaitu
Seam II dan Seam III. Ketebalan anggota dari dasar sampai puncak
71 meter di lubang bor RH-13 dan 109 meter di lubang bor RH-19. Batupasir abu-abu
kehijauan mengandung nodul batubesian yang mempunyai lubang-lubang gas terdapar
antara 3 –35 meter di atas Seam IV dan menindih batulumpur coklat. Batupasir ini
berbutir halus sampai sedang, tersemen sangat buruk dan bersifat glaukonitan, tebalnya
berkisar 6 sapai 15 meter. Oleh karena terdapat di seluruh daerah maka batupasir
ini diperlakukan sebagai horizon penunjuk. Batulempung hijau umumnya dicirikan
oleh struktur lentikular dan miskin akan sisa tumbuhan, terdapat dibawah Seam III.
Seam III terdapat dalam batulempung hijau dan berada 29 meter sampai 60 meter
diatas Seam IV, ketebalannya berkisar dari 0,95 meter 1,85 meter, rata-rata 1,25
meter. Seam III ini mempunyai 1 satu lapisan pengotor lempung coklat dan
terdapat hampir disetiap lubang bor yang menembusnya. Anggota M4 ditembus
sebagian interval oleh beberapa lubang bor, umumnya kandungan batuapung yang
berdiameter sampai 2 cm dan membentuk perlapisan bersusun terbalik.
Seam I dicirikan oleh 2 atau 3 pita lempung pelethoid yang berwarna coklat,
dan kandungan mineral pirit sebagai pengisi rekahan cleat. Tebal Seam I
berkisar dari 2,80 meter sampai 4,0 meter, rata-rata 3,5 meter dan terdapat 25 meter
sampai 42 meter diatas Seam II terdiri dari perulangan batupasir abu-abu kehijauan,
batulempung atau batulumpur hijau sampai coklat dan 1 satu lapisan
batubara. Batas bawah anggota adalah lantai Seam I sedangkan batas atasnya
belum dapat ditentukan karena hanya sebagian interval yang ditembus oleh
pemboran. Batupasir pada anggota M4 dicirikan oleh Seam II ditembus oleh
lubang bor RH-13, RH-18, RH-19,RH-21 dan RH-22, ketebalannya berkisar dari
0,90 meter sampai 1,38 meter, rata-rata 1,10 meter, terletak 10 meter sampai 63
meter diatas Seam III. Seam ini kadangkala pada lubang bor tertentu
berubah menjadi lempung batubaraan.