Laba per Saham Earnings per Share Segmen Operasi Operating Segments
are in the Indonesian language.
PT BISI INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Tanggal 30 Juni 2017 dan Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada
Tanggal Tersebut Tidak Diaudit Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT BISI INTERNATIONAL TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS continued As of June 30, 2017 and For the
Six Months Period Then Ended Unaudited Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
27
Tujuan penerbitan standar ini adalah untuk menjelaskan perlakuan pencatatan spesifik
atas penerapan aturan Pengampunan Pajak. of the issuance of the standards is to provide
specific accounting treatment related to the application of the Tax Amnesty law.
PSAK ini
memberikan opsi
kebijakan akuntansi bagi entitas untuk menerapkan
perlakuan akuntansi atas asset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Undang
Undang Pengampunan
Pajak. Pilihan
kebijakan akuntansi tersebut adalah: • Menggunakan
standar akuntansi
yang relevan pada Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia. • Menggunakan ketentuan spesifik dalam
PSAK 70. This SFAS provides accounting policy choice
for the entity to account the asset and liabilities in accordance with the provision of Tax
Amnesty Law. The alternative accounting options are:
• To use the existing applicable standard under IFAS.
• To use the specific provision in SFAS 70. Manajemen memutuskan untuk menggunakan
ketentuan spesifik
dalam PSAK
70. Berdasarkan ketentuan spesifik PSAK 70, aset
pengampunan pajak diukur berdasarkan nilai yang dilaporkan pada Surat Keterangan
Pengampunan Pajak “SKPP”, sementara liabilitas
pengampunan pajak
diukur berdasarkan nilai kas atau setara kas yang
digunakan untuk menyelesaikan kewajiban kontraktual sehubungan dengan pembelian
aset pengampunan pajak. Uang tebusan jumlah pajak yang harus dibayarkan sesuai
dengan
aturan Pengampunan
Pajak dibebankan pada laporan laba rugi pada
periode saat SKPP diterima. Management decided to use the specific
provision in SFAS 70. According to specific provision of SFAS 70, tax amnesty assets are
measured at the amount reported in the Tax Amnesty Approval Letter “SKPP”, while tax
amnesty liabilities are measuredat the amount of cash or cash equivalents that will settle the
contractual
obligation related
to the
acquisition of the tax amnesty assets. The redemption money the amount of tax paid in
accordance with Tax Amnesty law shall be charged directly to profit or loss in the period
when the SKPP was received.
Selisih antara nilai yang diakui sebagai asetdan liabilitas pengampunan pajak dicatat
pada ekuitas sebagai Tambahan Modal Disetor dan tidak bisa direklasifikasi sebagai
saldo laba atau komponen laba atau rugi tahun berjalan. Pada tahun 2016, Perusahaan
mencatat “Tambahan Modal Disetor” sejumlah Rp6.215 sedangkan entitas anaknya dicatat
pada
“Komponen lainnya
dari ekuitas”
sejumlah Rp4.672 karena dampak dari penerapan aturan Pengampunan Pajak.
Any difference between amounts initially recognised for the tax amnesty assets and the
related tax amnesty liabilities shall be recorded in equity as Additional Paid-In
Capital “APIC” and shall not be reclassified to retained earnings or recycled to profit or
loss subsequently. In 2016, the Company recorded APIC totalling Rp6,215 and its
entities recorded on “Other Components of Equity” totalling Rp4,672 as the impact of the
application of the TaxAmnesty Law.