Aspek Sumber Daya Manusia

8 kesamaansinkronisasi antara hasil assesmen dengan yang dirasakan pihak IGD. Ketiga responden berpendapat bahwa IGD mampu dalam memberikan pelayanan gawat darurat, bahkan direktur mengungkapkan bahwa IGD telah memiliki respon time yang sudah cukup bagus, dan Kepala Instalasi berpendapat sudah mampu dan bisa melakukan tindakan sampai basic life support tetapi tindakan advance dan definitive tidak mampu karena keterbatasan sarana dan fasilitas. Kepala Ruang IGD juga berpendapat yang sama secara garis besar mampu dan mengakui adanya kelemahan dalam melakukan pelayanan gawat darurat karena keterbatasan fasilitas dan sarana. Tidak adanya fasilitas seperti DC shock diungkapkan oleh direktur karena hambatan yang secara umum adalah dana, menyediakan petugas yang terlatih untuk mengoperasikan alat DC shock, pemikiran masyarakat yang masih dangkal tentang alat DC shock meskipun sudah dilengkapi dengan inform consent yang jelas. Sedangkan Kepala Instalasi berpendapat bahwa selain dana, faktor yang menyebabkan hambatan tersebut karena budaya pemahaman manajemen yang kurang bahwa fasilitas tersebut benar-benar dibutuhkan. Akibatnya banyak pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi levelnya.

2. Aspek Sumber Daya Manusia

Persyaratan aspek sumber daya manusia sama baik level I dan level II belum memenuhi persyaratan, khususnya dalam hal pelatihan yang diwajibkan bagi petugas baik dokter maupun perawat. Sebagai contoh pelatihan GELS General Emergency Life Saving tidak ada yang memiliki pelatihan GELS yaitu 0, Pelatihan ACLS cukup bagus yaitu 90,90, Pelatihan ATLS yang hanya 9 18,18, pelatihan perawat yang terdiri dari pelatihan PPGD yang mencapai 46,46, Pelatihan BCLS 6,6, Pelatihan BTLS 0 atau tidak ada perawat yang pernah mengikuti pelatihan tersebut. Selain dari hasil checklist observasi menurut KEPMENKES RI NOMOR 856MenkesSKIX2009, ada hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak terkait yang dapat mendukung hasil tersebut. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruang IGD manajemen bawah, Kepala Instalasi manajemen menengah dan Direktur manajemen atas, dari hasil wawancara masih banyak sekali para petugas yang belum mengikuti dan memiliki sertifikat pelatihan yang diwajibkan. Dari hasil wawancara diatas ketiga responden mengaku memiliki permasalahan tersebut. Direktur berpendapat bahwa banyak dokter dan perawat yang belum memenuhi persyaratan tersebut karena tidak adanya aturan untuk rotasi petugas, seringkali untuk petugas yang sudah ikut pelatihan dipindah kebagian lain, bahkan untuk petugas yang sudah diikutkan pelatihan seringkali pindah ke rumah sakit lain. Kepala Instalasi mengungkapkan hal ini karena adanya hambatan alokasi dana, tidak ada aturan yang jelas tentang rotasi petugas selama ini, ada perawat yang sudah terlatih dengan berbagai pertimbangan misalnya supaya hidup lebih baik ada yang sekolah lagi, masuk PNSPegawai Negeri Sipil bahkan pindah ke rumah sakit lain. Kepala Ruang juga berpendapat yang sama bahwa banyak petugas yang belum memiliki pelatihan yang diwajibkan, akan tetapi sudah ada rencana pengembangan. Direktur mengatakan setiap tiga bulan akan diadakan pelatihan, untuk dokter mengikuti 10 pelatihan di rumah sakit lain dan perawat diadakan di RS PKU Muhammadyah Sruweng.

3. Aspek

Dokumen yang terkait

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG | Rimiyati | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1146 3274 1 PB

0 0 11

PENGARUH PROMOSI TERHADAP SIKAP PASIEN RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL | . | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1096 3141 1 PB

0 0 19

ANALISIS KINERJA DAN BUDAYA MUTU DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA II | Santosa | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1094 3130 1 PB

0 2 13

EVALUASI CITRA RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL | Albana | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1110 3182 1 PB

0 0 27

EVALUASI PASCA HUNI PERFORMANSI FISIK INSTALASI KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING | Adam | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 2672 7319 1 PB

0 0 8

ANALISIS PERSEPSI KEPUASAN PELANGGAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MUTU PELAYANAN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG | Fakhriani | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 824 6491 1 PB

0 0 15

Pengaruh Mutu Pelayanan Dokter Terhadap Loyalitas Pasien di RS PKU Muhammadiyah Bantul | Fatmawati | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1962 6952 1 PB

0 0 7

Pemahaman Implementasi Rencana Strategi Bisnis RS PKU Muhammadiyah Petanahan | Aji | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1956 6944 1 PB

0 0 14

Analisis Kebutuhan Tenaga di Instalasi Farmasi RS Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2016 | Susanto | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 2838 8153 2 PB

0 0 9

b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit Kelas B. c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit Kelas C. d. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar

0 0 12