31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Bahan baku diuji dengan pengujian nilai kalor dan proksimat yang meliputi kadar air, kadar zat menguap, kadar abu, kadar karbon terikat. Pengujian
selanjutnya adalah menguji briket dengan pengujian stability, berat jenis serta drop test.
4.1.1 Pengujian Bahan Baku
Untuk mengetahui sifat dasar dari bahan baku yang akan digunakan untuk membuat briket terlebih dahulu diuji proksimat dan nilai kalor.
Tabel 4.1 Hasil uji proksimat bahan baku Sampel
Kadar Air Kadar Zat
Menguap
Kadar Abu Kadar Karbon
Terikat 1
8.525 89.111
1.861 0.503
2 8.031
90.284 1.502
0.183 3
7.916 90.624
1.415 0.045
Rata-rata 8.158
90.006 1.593
0.243 Sumber : Data hasil pengujian di Lab. Energi Biomass FKH UGM
Tabel 4.2 Hasil uji nilai kalor bahan baku Sampel
Nilai Kalor Kalgram
1 4202.57
2 4270.90
3 4278.43
Rata-rata 4250.63
Sumber : Data hasil pengujian di Lab. Thermofluida UNDIP
4.1.2 Pengujian Stability
Briket dibuat dengan variasi temperatur cetakan mulai dari 100°C, 120°C, 140°C kemudian pembriketan dilakukan dengan tekanan 7000 Psig dan lama
penahanan selama 60 detik. Tabel 4.3 Hasil pertambahan tinggi briket
Temperatur Pertambahan Tinggi pada Hari ke
Cetakan 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 100°C
0 5.8 9.3 11.1 12.0 13.7 14.6 14.9 15.0 15.0 15.0
120°C 0 4.9
6.2 8.2
9.9 11.4 12.6 13.5 13.9 14.0 14.0 140°C
0 7.4 12.0 21.2 25.2 26.6 27.8 29.0 29.7 29.7 29.7
Tabel 4.3 berisi tentang hubungan antara pertambahan tinggi dinyatakan dalam persentase pada briket kayu sengon dengan variasi temperatur cetakan.
Terlihat tinggi briket cenderung meningkat seiring dengan lamanya waktu, mengalami kondisi stabil pada hari ke 9. Jika pertambahan tinggi briket dibuat
grafik maka akan terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara temperatur cetakan dengan tinggi
Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat kestabilan tinggi briket terjadi mulai hari ke 9 sampai hari ke 10. Nilai pertambahan tertinggi dari tinggi briket diperoleh
5 10
15 20
25 30
35
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
P er
ta m
ba ha
n t
ing g
i
Hari ke-
100°C 120°C
140°C
pada temperatur 140°C sebesar 29.7 , sedangkan nilai pertambahan terendah pada pengujian stability diperoleh pada briket temperatur cetakan 120°C sebesar
14,09 . Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis statistik menggunakan
analisis varian ANAVA jenis F test dengan nilai persen tase simpangan α pada
taraf 5 . Tabel 4.4 Data statistik pengujian stability tinggi
Banyaknya pengulangan variasi n 11
Banyaknya variasi k 3
Rata-rata kuadrat antar sampel �
2 �
= � − �
2
− 1 0.04476
Rata-rata kuadrat dalam sampel �
2
= � − �
2
− 1 0.00511
F Hitung =
�
2 �
�
2
8.76 F Tabel =F
0.05 k – 1, kn-1
3.32
Nilai F hitung sebesar 8.76, lebih besar daripada F tabel didapat 3.32 untuk nilai simpangan 5 berarti H
A
diterima atau ada pengaruh secara nyata oleh variasi temperatur cetakan terhadap stability tinggi briket.
Untuk pengujian stability diameter pada briket kayu sengon dengan variasi temperatur cetakan mulai dari 100°C, 120°C, 140°C diperoleh hasil sebagai
berikut. Tabel 4.5. Hasil pertambahan diameter briket
Temperatur Pertambahan Diameter pada Hari ke
Cetakan 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 100°C
1.35 1.61
1.74 1.93
2.01 2.09
2.11 2.11
2.11 2.11
120°C
0.82 0.92
1.08 1.21
1.37 1.45
1.53 1.58
1.58 1.58
140°C
1.22 1.77
2.01 2.30
2.41 2.46
2.49 2.49
2.49 2.49
Tabel 4.5 berisi tentang hubungan antara pertambahan diameter dinyatakan dalam persentase pada briket kayu sengon dengan variasi temperatur
cetakan. Pada Tabel 4.5 terlihat diameter briket cenderung meningkat seiring dengan lamanya waktu. Diameter briket mengalami kondisi stabil pada hari ke 8,
jika pertambahan diameter briket dibuat grafik maka akan diperoleh grafik terlihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara temperatur cetakan dengan diameter
Pada Gambar 4.2 berisi hubungan antara pertambahan diameter setiap hari, dari hari pertama briket keluar dari cetakan sampai hari ke 10. Dari hasil
penelitian terlihat kestabilan diameter briket terjadi mulai hari ke 8 sampai 10. Nilai pertambahan tertinggi dari diameter briket diperoleh pada temperatur 140°C
sebesar 2.49 , sedangkan nilai pertambahan diameter terendah diperoleh pada temperatur cetakan 120°C sebesar 1.58 .
Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis statistik menggunakan analisis varian ANAVA jenis F test dengan nilai
persentase simpangan α pada taraf 5 .
0,5 1
1,5 2
2,5 3
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
P er
ta m
ba ha
n dia
m et
er
Hari ke-
100°C 120°C
140°C
Tabel 4.6 Data statistik pengujian stability diameter Banyaknya pengulangan variasi n
11 Banyaknya variasi k
3 Rata-rata kuadrat antar sampel
� 2
� =
� − �
2
− 1 0.00019
Rata-rata kuadrat dalam sampel �
2
= � − �
2
− 1 0.000041
F Hitung =
�
2 �
�
2
4.66 F Tabel =F
0.05 k – 1, kn-1
3.32
Berdasarkan Tabel 4.6 data statistik nilai F hitung sebesar 4.66, lebih besar daripada F tabel didapat 3.32 untuk nilai simpangan 5 berarti H
A
diterima, jadi ada pengaruh secara nyata oleh variasi temperatur cetakan terhadap stability
diameter dari briket serbuk gergajian kayu sengon.
4.1.3 Drop Test